Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Kandungan Air Daun Padi Lokal Sulawesi Utara terhadap Kekeringan yang Diinduksi dengan Polietilen Glikol 8000 (Leaf Water Content of North Sulawesi Local Rice under Polyethylene-Glycol-8000 -Induced Drought) Pirade, Monalisa; Nio, Song Ai; Siahaan, Parluhutan
JURNAL BIOS LOGOS Vol 8, No 1 (2018): JURNAL BIOSLOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.8.1.2018.20591

Abstract

Abstrak Perubahan iklim menjadi salah satu penyebab terjadinya kekeringan dan kondisi ini dapat menurunkan produksi padi. Polietilen glikol (PEG) mampu menurunkan potensial air dalam larutan, sehingga dapat digunakan untuk menginduksi kekeringan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji ada tidaknya perbedaan respons fisiologis berdasarkan kandungan air daun pada tanaman padi lokal Sulawesi Utara yang mengalami kekeringan dengan induksi PEG 8000. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor varietas (Superwin, Burungan, Ombong, dan Temo), faktor konsentrasi PEG 8000 (potensial air medium 0, –0,25 dan –0,5 MPa), faktor waktu perlakuan (0, 6 dan 12 jam), interaksi antara faktor varietas dan konsentrasi PEG, interaksi antara faktor varietas dan waktu perlakuan, interaksi antara faktor konsentrasi dan waktu perlakuan, interaksi antara faktor varietas, konsentrasi PEG, dan waktu perlakuan dalam cekaman kekeringan tidak menyebabkan perbedaan kandungan air daun yang nyata. Dalam penelitian ini  kandungan air daun tidak dapat dijadikan sebagai indikator respons fisiologis pada keempat varietas padi lokal Sulawesi Utara terhadap cekaman kekeringan. Kata kunci: cekaman kekeringan, PEG, kandungan air daun, padi lokal Sulawesi Utara  AbstractClimate change can result in drought and this condition can reduce rice production. Polyethylene glycol (PEG) decreases the water potential in the nutrient solution, therefore, it can be used to induce drought. The purpose of this research was to evaluate physiological response of North Sulawesi local rice under PEG 8000-induced drought based on the leaf water content.  The results of this study  indicated that varieties factor (Superwin, Ombong, Burungan and Temo), the factor of PEG 8000 concentration (medium water potential -0.25 and -0.5 MPa),  the treatment period factor (0, 6 and 12 hours), the interaction between varieties and PEG 8000 concentration, interaction between varieties and treatment period, the interaction between PEG 8000 concentration and treatment period, interaction among varieties, PEG 8000 concentration and treatment period under drought did not result in significant differences in leaf water content. This study showed that leaf water content was not able to be the physiological indicator in these four North Sulawesi local rice varieties under drought.Keywords: Drought, PEG, leaf water content, North Sulawesi local rice
Kajian ethylene triple response terhadap kecambah tiga varietas kedelai (Study of ethylene triple response on the seedlings of three varieties of soybean) Wardani, Kartika Eka; Mantiri, Feky Reky; Nio, Song Ai; Rumondor, Marhaenus
JURNAL BIOS LOGOS Vol 4, No 2 (2014): JURNAL BIOSLOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.4.2.2014.6152

Abstract

AbstrakKeterbatasan lahan tanam di Indonesia merupakan salah satu faktor pembatas dalam pembudidayaan tanaman kedelai. Oleh sebab itu kedelai di tumpangsarikan dengan tanaman lain, sehingga ternaungi. Naungan pada tanaman menyebabkan tingginya produksi etilen sehingga tanaman akan memunculkan triple response yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Oleh sebab itu, penelitian ini dilakukan untuk menyeleksi varietas kedelai yang tahan dengan adanya peningkatan etilen pada tiga varietas kedelai (Edamamik, Anjasmoro, Wilis). Setelah dikecambahkan selama 5 hari, panjang kedelai varietas Wilis yang diberi etilen (karbid) adalah yang tertinggi dan Anjasmoro adalah yang terendah. Bengkokan kedelai dengan derajat terendah diamati pada varietas Wilis dibandingkan dengan dua varietas lain. Diameter ketiga varietas tidak berbeda antara yang normal dan diperlakukan dengan karbid. Pengamatan ketiga parameter ini menunjukkan varietas Wilis adalah tanaman yang tahan terhadap peningkatan etilen, sehingga varietas ini berpotensi untuk ditanam di naungan.Kata kunci: etilen, triple response, kedelaiAbstractLimitation of arable land in Indonesia is one of the limiting factors in soybean cultivation. Consequently, soybean is sometimes cultivated as an intercropping crop. One of the major problems of intercropped plants is shading. Shading triggers increased production of ethylene, which in turn affects germinating seeds to exhibit ethylene triple response. The study aimed to screen different varieties of soybean (i.e., Edamamik, Anjasmoro, Wilis) for resistance to increased consentrationof ethylene. Results showed that five days after germination, the height of Wilis was the highest, while the height of Anjasmoro was the lowest. Similarly, the degree of hook on Wilis was the lowest compared with the other varieties. Meanwhile, the diameter of the seedlings was not significantly different among the three varieties. Based on these findings it was concluded that Wilis variety was the most resistant to increased concentration of ethylene and therefore was most suited for intercropping (shade environment).Keywords: ethylene, triple response, soybean
Kandungan Klorofil Total Daun Pada Padi Lokal Sulawesi Utara Yang Mengalami Cekaman Banjir Tjolleng, Fitria; Siahaan, Parluhutan; Ai, Nio Song
Jurnal MIPA Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jm.8.2.2019.23516

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji respon fisiologi tanaman padi lokal Sulawesi Utara (varietas Ombong, Temo, TB, dan Sultan) terhadap cekaman banjir pada fase vegetatif berdasarkan kandungan klorofil total pada daun. Pot dan tanaman padi dimasukkan ke dalam ember sehingga terendam setinggi 27 cm di atas permukaan media. Perlakuan cekaman kebanjiran berlangsung selama 20 hari. Pengambilan data dilakukan pada hari ke-0 (sebelum perlakuan), 10, 15 dan 20 setelah perlakuan. Daun diambil sebanyak 1 g kemudian dihaluskan dan diekstraksi menggunakan alkohol 95% dan kandungan klorofil diukur dengan spektrofotometer. Data kandungan klorofil total dalam percobaan faktorial dianalisis dengan analisis sidik ragam dalam rancangan acak lengkap pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor varietas, faktor waktu dan interaksi antara keduanya tidak menunjukkan perbedaan yang nyata pada kandungan klorofil total pada daun tanaman padi (varietas Ombong, Temo, TB, dan Sultan) selama 20 hari perlakuan cekaman banjirThis study examined the physiological responses of North Sulawesi local rice plants in (Ombong, Temo, TB, and Sultan varieties) to partial submergence at the vegetative phase based on the content of total chlorophyll in the rice leaves. The pot and plants were submerged under water in a bucket about 27 cm above the surface of the media. The submergence treatment was lasted for 20 days. Data collection was carried out at day 0 (before treatment), 10, 15 and 20 after treatment. The leaves (about 1 g for ach sample) were collected, then refined and extracted using 95% ethanol. The total chlorophyll content was measured using spectrophotometer. Data of total chlorophyll content in the factorial experiment were analyzed using analysis of variance under completely randomized design at a 95% confidence level. The results of this study indicated that variety and time factors as well as their interactions showed no significant differences in the content of total chlorophyll in the leaves of rice plant varieties (Ombong, Temo, TB, and Sultan) during 20 days of partial submergence
Penggulungan Daun Pada Padi Lokal Sulut Saat Kekurangan Air Lenak, Audry Agatha; Nio, Song Ai; Mantiri, Feky R.; Mambu, Susan
Jurnal MIPA Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jm.3.2.2014.5318

Abstract

Ketersediaan air merupakan salah satu faktor pembatas produksi padi di Indonesia. Kajian sifat tahan kering pada padi lokal Sulawesi Utara (Sulut) perlu dilakukan, dalam upaya mendukung tercapainya tujuan strategis meningkatkan kemampuan wilayah Sulawesi untuk menjadi pilar ketahanan pangan nasional. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi sifat tahan kering pada empat varietas padi local Sulut (Burungan, Superwin, Temo dan Ombong) pada saat kekurangan air berdasarkan karakter penggulungan daun. Setelah 14 hari perlakuan, skor penggulungan daun pada tanaman yang diairi berkisar 3-4, sedangkan pada tanaman yang tidak diairi rata-rata 9. Pada perlakuan tidak diairi skor penggulungan daun terendah pada Superwin (7,26) dibandingkan pada Burungan (8,86), Temo (8,57) dan Ombong (8,85). Berdasarkan karakter skor penggulungan daun, sifat tahan kering Superwin lebih besar dibandingkan dengan ketiga padi lokal Sulut lainnya, sehingga varietas ini potensial untuk ditanam di daerah kekurangan air.Water availability is one factor limiting rice production in Indonesia. The evaluation of drought resistance in North Sulawesi local rice is important to elevate Sulawesi capability as food security supporter. This study was conducted to evaluate drought resistance in four local rice cultivars (Burungan, Superwin, Temo and Ombong) under water deficit condition based on the leaf rolling score. After 14 days of treatment, mean of leaf rolling score in well-watered plants was 3-4, whereas in water deficit plants was 9. Under water deficit, Superwin had the lowest score (7.26) compared with Burungan (8.86), Temo (8.57), and Ombong (8.85). Based on the leaf rolling score character, drought resistance in Superwin was larger than the other 3 local rice cultivars, so that Superwin was potential to be cultivated in the water limited area.
Konsentrasi Klorofil pada Beberapa Varietas Tanaman Puring (Codiaeum varigatum L.) Gogahu, Yelni; Nio, Song Ai; Siahaan, Parluhutan
Jurnal MIPA Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jm.5.2.2016.12964

Abstract

Tanaman puring memiliki varietas yang sangat banyak dan terdapat sekitar 260 varietas puring yang ada di Indonesia. Puring merupakan tanaman yang memiliki warna dan bentuk daun yang beragam seperti kuning, hijau, merah dan coklat sehingga tanaman puring dimanfaatkan sebagai tanaman hias warna-warni tersebut disebabkan karena adanya bermacam-macam pigmen warna didalam daun. Dalam proses fotosintesis klorofil atau pigmen hijau daun sangat diperlukan sehingga setiap daun sangat membutuhkan klorofil. Belum ada data yang menunjukkan apakah perbedaan dominansi warna pigmen daun juga mengandung perbedaan kandungan klorofilnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji pengaruh perbedaan warna daun pada 9 varietas dan perbedaan umur tanaman terhadap kandungan klorofil tanaman puring (puring cobra, puring spageti lokal, puring bor merah, puring jengkol, puring jempol, puring jet merah, puring kura-kura moncolor, puring bor cristata, puring lele) dan perbedaan umur daun tanaman terhadap kandungan klorofilnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daun pada umur 3 bulan kandungan klorofilnya sama pada semua varietas baik kandungan konsentrasi klorofil total, klorofil a maupun  klorofil b. Pada 3 varietas (puring cobra, puring spageti lokal dan puring bor merah) daun yang telah berumur 8 bulan mengandung konsentrasi klorofil total dan klorofil a  yang berbeda antara daun muda dan daun tua sedangkan konsentrasi korofil b tidak berbeda pada semua varietas.Croton plants has so many varieties. Around 260 varieties of Croton plants are found in Indonesia. Croton plant is a plant with various color leaves such as yellow, green, red and brown which make Croton plant is used to be a house-plant. Those colors exist because of many color pigment in leaf. Every leaf needs chlorophyll or green pigment in photosynthesis process. There is no data that shows different color leaves contain different amount of chlorophyll. This research is done in order to find out the effects of difference in color leaves and plants age towards chlorophyll contents in Croton plants (puring cobra, puring spageti lokal, puring bor merah, puring jengkol, puring jempol, puring jet merah, puring kura-kura moncolor, puring bor cristata, puring lele) and different leaves age towards chlorophyll contents. The results showed that the leaf at the age of 3 months has the same chlorophyll contents whether in total chlorophyll, a chlorophyll ad b chlorophyll with the other varieties. The leaf in the age of 8 months in 3 varieties (puring cobra, puring spageti lokal dan puring bor merah) contains different consentration of total chlorophyll and a chlorophyll between young leaves and older leaves while the concentration of b chlorophyll does not differ at all varieties.
Pelayuan Daun pada Padi Lokal Sulut Saat Kekeringan Palit, Evan Jordan; Nio, Song Ai; Mantiri, Feky R.
Jurnal MIPA Vol 4, No 2 (2015)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jm.4.2.2015.9035

Abstract

Kekeringan merupakan faktor pembatas utama pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati skor kelayuan pada padi lokal Sulawesi Utara yang diberi cekaman kekeringan. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca di Kelurahan Tingkulu, Manadao, Sulawesi Utara dari bulan April sampai Mei 2015. Penelitian ini menggunakan desain Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 varietas (Superwin, Ombong, Temo dan Burungan) yang diberikan 2 perlakuan pengairan dan 7 ulangan. Kedua perlakuan pengairan adalah diairi sampai kapasitas lapang dan tidak diairi selama 20 hari pada fase vegetatif tanaman. Skor kelayuan daun (1-9) dapat diamati dan ditentukan berdasarkan System of Standar Evaluation, IRRI. Penelitian ini menunjukkan bahwa kekeringan akan memicu pelayuan daun karena menurunnya potensial air di daun.Drought is a major limiting factor for plant growth and development. Leaf wilting in plant could indicate the drought stress. The objective of this experiment was to identify the leaf wilting score of North Sulawesi local rice cultivars as response to drought. The experiment was conducted  in the glasshouse in April to May 2015 at Tingkulu, Manado, North Sulawesi. The experiment was a completely randomized design (CRD) of 4 cultivars (Superwin, Temo, Ombong and Burungan) grown in 2 water regimes, with 1 sampling times and 7 replicates. The two water regimes were well-watered (WW) and water deficit (WD) obtained by withholding water for 20 days at the vegetative phase.  Leaf wilting score (1-9) could be visually determined based on the System of Standar Evaluation in rice by IRRI. The experiment showed that drought periode correlated with the increase of wilting score causes by low water potential.
Kandungan Klorofil Total Daun Puring (Codiaeum variegatum L.) Yang Mengalami Cekaman Kekeringan Sonke, Natasya Gloria; Siahaan, Parluhutan; Ai, Nio Song
Jurnal MIPA Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jm.8.2.2019.23517

Abstract

elah dilakukan penelitian untuk mengevaluasi kandungan klorofil total pada daun tanaman puring (Codiaeum variegatum L.) yang mengalami cekaman kekeringan. Tanaman puring varietas gelatik diberi perlakuan kekeringan selama 14 hari dengan tiga kali ulangan pada tanaman puring yang daunnya telah berkembang penuh (fully expanded leaf). Pengambilan sampel daun diambil pada hari ke-0 (sebelum perlakuan kekeringan dimulai), ke-7 dan ke-14 (setelah perlakuan kekeringan) yaitu pada daun tua dan daun muda pada tanaman control/diairi (DA) dan tidak diairi (TA). Kandungan klorofil daun diukur dengan menggunakan alat spektrofotometer pada panjang gelombang 649 dan 665 nm. Data yang diperoleh dianalisis dengan ANAVA dalam Rancangan Acak Lengkap pada tingkat kepercayaan 95% dan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor umur daun serta interaksi antara umur daun dan waktu menyebabkan terjadinya perbedaan kandungan klorofil total pada daun tanaman puring varietas gelatikA study was carried out to evaluate the total chlorophyll content of croton (Codiaeum variegatum L. var. Belvalen) leaves under drought stress. The drought stress was applied for 14 days with three replications on leaf. The fully expanded leaves (old and young leaves) were collected at day 0, 7 and 14 from control (DA) and unirrigated (TA) plants. Leaf chlorophyll content measured using a spectrophotometer at 649 and 665 nm wavelengths. The data were analysed by ANOVA in Completely Randomized Design at 95% confidence level and followed by Least Significant Difference (LSD) test. The results showed that leaf age factor and the interaction between leaf age and time caused differences in total chlorophyll content in the leaves of croton cv. Gelatik plants
Potensi Metode Sonic Bloom untuk Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman Nio, Song Ai; Rumbay, Julia Angel; Anggini, Putri Sri; Supit, Patrycia Saskia Laurita; Ludong, Daniel Peter Mantilen
Jurnal MIPA Vol 10, No 2 (2021)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jmuo.10.2.2021.34345

Abstract

Metode sonic bloom merupakan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pertanian yang memanfaatkan gelombang suara dengan frekuensi tinggi tanpa merusak lingkungan. Aplikasi sonic bloom berpotensi untuk meningkatkan pertumbuhan pada tanaman yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan pembukaan stomata, perkecambahan, pertumbuhan (tinggi tanaman, tinggi dan diameter batang, panjang dan lebar daun, dan panjang akar) serta produktivitas. Metode sonic bloom yang efektif menggunakan bunyi dengan rata-rata intensitas bunyi 65-75 dB, frekuensi bunyi 3-5 kHz dan lama pemaparan 3 jam per hari serta variasi jenis musik.  Gelombang bunyi ini menginduksi pembukaan stomata yang berdampak pada peningkatan penyerapan CO2, H2O dan unsur-unsur hara oleh tanamanThe sonic bloom method is the development of science and technology in agriculture that utilizes high-frequency sound waves without damaging the environment. Sonic bloom application was potential to increase plant growth as indicated by an increase in stomata opening, germination, growth (plant height, height and diameter of stem, length and width of leaf, and root length) and productivity. An effective sonic bloom method used sound with an average sound intensity of 65-75 dB, a sound frequency of 3-5 kHz and an exposure time of 3 hours per day as well as a variety of types of music. This sound wave induced the opening of stomata which had an impact on increasing the absorption of CO2, H2O and nutrients by plants.
Panjang Dan Volume Akar Tanaman Padi Lokal Sulawesi Utara Saat Kekeringan Yang Diinduksi Dengan Polietilen Glikol 8000 Mangansige, Crestie T.; Ai, Nio Song; Siahaan, Parluhutan
Jurnal MIPA Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jm.7.2.2018.20618

Abstract

Kekeringan berdampak buruk terhadap produktivitas dan produksi pangan di dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji ada tidaknya perbedaan respons morfologis berdasarkan panjang dan volume akar pada tanaman padi lokal Sulawesi Utara (varietas Superwin, Ombong, Temo, dan Burungan) yang mengalami kekeringan dengan induksi PEG 8000. Tanaman padi dengan empat daun yang telah berkembang penuh pada fase vegetatif diberi perlakuan kekeringan yang diinduksi dengan PEG 8000 (potensial air/PA medium 0; -0,25; -0,5 MPa) selama 6 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor varietas, faktor konsentrasi PEG 8000, faktor waktu perlakuan, interaksi antara faktor varietas dan konsentrasi PEG, interaksi antar faktor varietas dan waktu perlakuan, interaksi antara faktor konsentrasi dan waktu perlakuan, interaksi antara faktor varietas, konsentrasi PEG dan waktu perlakuan tidak menyebabkan perbedaan panjang dan volume akar. Dalam penelitian ini  panjang dan volume akar tidak dapat dijadikan sebagai indikator cekaman kekeringan pada keempat varietas padi lokal Sulawesi Utara.Drought decreases the productivity and production of food in the world. This study aimed to evaluate the differences of morphological responses based on root length and volume in North Sulawesi local rice (cv. Superwin, Ombong, Temo, dan Burungan) under PEG-8000-induced drought. The 4-fully-expanded-leaf plants at the vegetative phase were treated by growing the plants in the PEG 8000 solution with water potential/PA 0; -0.25; -0.5 MPa or 6 hours. The results showed that factors of variety, PEG 8000 concentration, treatment period, interaction between variety and PEG 8000 concentration, interaction between variety and treatment period, interaction between PEG 8000 concentration and treatment period, interaction among variety, PEG 8000 concentration and treatment period did not result in any differences in root length and volume. Root length and volume were not able to be used as drought indicators of in these four North Sulawesi local rice
Respons Morfologi dan Anatomi Kecambah Kacang Kedelai (Glycine max (L.) Merill) terhadap Intensitas Cahaya yang Berbeda (Morphological and Anatomical Responses of The Soybean (Glycine max (L.) Merill) Sprouts to The Different Light Intensity) Pantilu, Lisa Indried; Mantiri, Feky R; Nio, Song Ai; Pandiangan, Dingse
JURNAL BIOS LOGOS Vol 2, No 2 (2012): JURNAL BIOSLOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.2.2.2012.1044

Abstract

Abstrak Pengembangan tanaman kedelai sebagai tanaman sela di bawah tegakan karet, hutan tanaman industri (HTI), atau tumpangsari dengan tanaman pangan semusim lain merupakan alternatif andalan untuk meningkatkan produksi kedelai. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati respons morfologi dan anatomi kecambah kacang kedelai pada stadium vegetatif 3 terhadap perbedaan intensitas cahaya. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor tunggal yaitu  intensitas cahaya, dengan tiga taraf perlakuan yaitu P0 (tanpa naungan), P1 (naungan paranet 1 lapis untuk naungan ±50%) dan P2 (naungan paranet 2 lapis untuk naungan ±90%) dalam tiga kali ulangan. Penelitian ini menggunakan satu varietas kacang kedelai. Morfologi tanaman kedelai pada stadium vegetatif 3 dipengaruhi oleh intensitas cahaya. Hasil uji ANOVA yang dilanjutkan dengan BNT (5%) menunjukkan  tinggi tanaman  pada P2 dua kali lebih besar dibandingkan dengan tinggi tanaman pada P0; jumlah daun tidak berbeda antara perlakuan P0 dengan P1 dan antara P1 dan P2, tetapi jumlah daun pada P2 lebih banyak dibandingkan dengan jumlah daun pada P0 dan luas daun pada P0 lebih besar dibandingkan dengan luas daun P1 dan P2. Anatomi tanaman kedelai (jumlah, panjang, dan diameter stomata) pada stadium vegetatif 3 tidak dipengaruhi oleh intensitas cahaya. Kata kunci: anatomi, cahaya, kedelai, morfologi, naungan   Abstract Development of soybean plants as a plant stand waiting at the bottom of the rubber, plantation forests (HTI), or intercropped with other annual scropsis an alternative pledge to increase soybean production. This study aimed to observe the morphological and anatomical responses of soybean sprouts at the vegetative stage 3 of the difference in light intensity. The research was conducted using Completely Randomized Design(CRD) with one single factor is the influence of light, with a three-stage treatment of P0(without shade), P1(1 layer paranet shade to shade ± 50%) and P2(2 layers for shading paranet auspices of± 90%) in three replications.This study uses one variety of soybeans. Morphology of soybean plants at the vegetative stage 3 is influenced by light intensity. ANOVA test followed by LSD(5%) plant height at P2 showed two times greater than the height of plants at P0; number of leaves did not differ between treatments P0 with P1 and between P1 and P2, but the number of leaves on P2 more than with the number of leaves on leaf area at P0 and P0 is greater leaf area compared with P1 and P2. Anatomy of soybean plants (number, length and diameter of the stomata) in the vegetative stage 3 is not affected by light intensity. Keywords: anatomy, light, morphology, shade, soybean   Â