Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

USAHATANI TANAMAN HIAS DALAM MENDUKUNG UPAYA KONSERVASI DAN KEANEKARAGAMAN HAYATI DI KAKASKASEN TOMOHON Butarbutar, Regina Rosita; Kandou, Febby Ester Fany
JURNAL LPPM BIDANG SAINS DAN TEKNOLOGI Vol 4, No 2 (2017)
Publisher : JURNAL LPPM BIDANG SAINS DAN TEKNOLOGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Usahatani tanaman hias yang memanfaatkan lahan pekarangan rumah perlu digalakkan sebagai destinasi wisata khusus agar keanekaragaman hayati pada lahan pemukiman di dataran tinggi tetap berkelanjutan dan produksi tanaman hias meningkat sehingga memberikan keuntungan secara ekonomi. Dalam pertemuan Tim Iptek Unsrat dengan Kelompok Tani Tanaman Hias Makasiow (Kakaskasen) dan Kiberta (Kakaskasen Satu) telah diuraikan tentang permasalahan yang dihadapi oleh petani dalam mengusahakan tanaman hias endemik tersebut yakni kurangnya pengetahuan dan minat petani dalam melakukan teknik konservasi secara exsitu khususnya tanaman hias endemik guna mempertahankan keanekaragam hayati yang ada di Sulawesi Utara. Harapan kami sebagai Tim Iptek Unsrat agar penerapan teknik konservasi ini dapat menunjukkan dampak positif secara ekonomi pada petani dan memberikan peluang pasar yang lebih besar jika dilakukan secara konsisten dan intensif.Hasil kegiatan yang dilakukan pada kelompok tani tanaman hias berupa penyuluhan dan pelatihan teknologi konservasi (secara simulasi) tanaman hias yang bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga petani. Penerapan teknologi dalam hal ini adalah untuk menghasilkan model konservasi yang tepat sasaran guna keberlanjutan keanekaragaman hayati di kawasan pasifik. Berdasarkan permasalahan dan solusinya maka luaran yang dihasilkan secara nyata dan terukur adalah peningkatan pemahaman kelompok tani dalam melakukan teknik konservasi tanaman hias yang ada di pekarangan, perlindungan terhadap jenis tanaman hias endemik yang ada di wilayah Tomohon sebagai salah satu asset yang perlu dilestarikan guna keberlanjutan keanekaragaman hayati dan publikasi jurnal ilmiah.
Aktivitas Diurnal Kuskus Beruang Betina (Ailurops ursinus) di Pusat Penyelamatan Satwa Tasikoki Minahasa Utara (Diurnal Activity Of Female Bear Cuscus (Ailurops Ursinus) In The North Minahasa Tasikoki Rescue Center) Darenoh, Chelsy; de Queljoe, Edwin; Butarbutar, Regina
JURNAL BIOS LOGOS Vol 9, No 1 (2019): JURNAL BIOSLOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.9.1.2019.23365

Abstract

Aktivitas Diurnal Kuskus Beruang Betina (Ailurops ursinus) di Pusat Penyelamatan Satwa Tasikoki Minahasa Utara(Diurnal Activity Of Female Bear Cuscus (Ailurops Ursinus) In The North Minahasa Tasikoki Rescue Center) Chelsy Darenoh1)*, Edwin de Queljoe1), Regina Rosita Butarbutar1)1)Program Studi Biologi, FMIPA Universitas Sam Ratulangi  Manado, 95115*Email korespondensi: chelsydarenoh@yahoo.com Diterima 10 Januari 2019, diterima untuk publikasi 28 Februari 2019 Abstrak Kuskus Beruang (Ailurops ursinus) merupakan salah satu satwa liar yang tergolong mamalia berkantung dan endemik Sulawesi. Berdasarkan status konservasi kuskus beruang ini termasuk dalam status rentan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa persentase aktivitas diurnal dari Kuskus Beruang (Ailurops ursinus) di Pusat Penyelamatan Satwa Tasikoki Sulawesi Utara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Focal Animal Sampling dengan cara mencatat aktivitas satu individu selama periode waktu tertentu dengan catatan individu selalu terlihat. Penelitian ini dilakukakn untuk membantu  usaha konsevasi ex-situ kuskus beruang (Ailurops ursinus) agar tetap terjaga kelestarian populasinya. Hasil penelitian didapatkan bahwa persentase aktivitas diurnal dari kuskus beruang (Ailurops ursinus) untuk aktivitas berpindah tempat sebesar 42.93%, aktivitas istirahat 23.19%, aktivitas mencari makan 9.67%, akitivitas merawat diri 9.36%, aktivitas makan 9.32%, aktivitas bergelantungan 5.44%, dan aktivitas minum 0.08%.Kata kunci: Kuskus beruang, aktivitas diurnal, konservasi, berpindah tempat Abstract Bear Cuscus (Ailurops ursinus) is one of the wild animals belonging to marsupial mammals and endemic to Sulawesi. Based on the Conservation status of this Bear Cuscus included in the vulnerable status. This study aiming to analyze the percentage of diurnal activity of Bear Cuscus (Ailurops ursinus) in North Sulawesi PPST. The method used in this research is Focal Animal Sampling, by recording and recording the activities of one individual for a certain period of time with individual records always visible. This research was conducted to help ex-situ conservation efforts of Bear Cuscus (Ailurops ursinus) to maintain the sustainability of the population. From the results it was concluded that the percentage of diurnal activity of Bear Cuscus was as follows: moving activity 42.93%, resting activity 23.19%, foraging activity 9.67%, self-care activity 9.36%, eating activity 9.32%, hanging activity 5.44%, and drinking activity 0.08%.Keywords: Bear Cuscus, diurnal activity, conservation, moving activity
Keanekaragaman Capung (Odonata) Di Tepi Sungai Kali Desa Kali Kabupaten Minahasa Sulawesi Utara Lino, Juniati; Koneri, Roni; Butarbutar, Regina Rosita
Jurnal MIPA Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jmuo.8.2.2019.23767

Abstract

Capung merupakan komponen keanekaragaman hayati yang memiliki peran sebagai bioindikator pencemaran lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi spesies dan menganalisis keanekaragaman capung di Sungai Kali Desa Kali, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. Pengambilan sampel dilakukan dengan mengunakan metode purposive random sampiling. Penelitian ini dilaksanakan pada tepi sungai kali  yang terletak pada tiga  tipe habitat yaitu di tepi sungai hutan sekunder, tepi sungai perkebunan dan tepi sungai permukiman. Masing-masing habitat dibuat tiga garis transek dengan panjang 300 Meter. Komposisi capung yang diperoleh terdiri dari 6 famili, 19 spesies dan 1.785 individu. Famili yang paling banyak ditemukan jumlah spesiesnya adalah Libellulidae. Spesies yang memiliki kelimpahan yang tertinggi Neurothemis ramburii dan Ortetrum pruinosum. Indeks kekayaan spesies di Sungai Desa Kali di kategorikan rendah, indeks keanekargaman di kategorikan sedang dan indeks kemerataan spesies tergolong dalam ketegori tinggiDragonfly is a biodiversity component that has a role as a bioindicator of environmental pollution. This study aims to identify species and analyze the diversity of dragonflies in Kali River Kali Village, Minahasa Regency, North Sulawesi. Sampling is done by using purposive random sampling method. This research was carried out on the river banks which are located in three habitat types, namely on the banks of secondary forest rivers, plantation banks, and residential riverbanks. Three transect lines were made on each habitat with a length of 300 meters. The dragonfly composition obtained consisted of 6 families, 19 species and 1,785 individuals. Most of the species are from family Libellulidae. Species with the highest abundance are Neurothemis ramburii and Ortetrum pruinosum. The species richness index in the Kali River River was categorized as low, the economic index was categorized as moderate, and the species evenness index was classified as high
Isolasi dan Identifikasi Bakteri Rizosfir Arachis pintoi setelah Inokulasi Mikoriza Arbuskular dan Penambahan Pupuk Organik (Isolation and Identification of Rhizosphere Bacteria in Arachis pintoi after the Inoculation of Arbuscular Mycorrhiza and The Addition of Organic Fertilizer) Pelealu, Johan Bhayangkara; Butarbutar, Regina Rosita; Tallei, Trina E
JURNAL BIOS LOGOS Vol 7, No 2 (2017): JURNAL BIOSLOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.7.2.2017.18575

Abstract

Abstrak Arachis pintoi (kacang pinto) sering digunakan sebagai pakan ternak, memiliki kemampuan hidup pada lahan marginal, dan mampu mengembalikan indeks kualitas tanah dari sangat rendah menjadi sedang tinggi, karena adanya bakteri dan fungi yang berperan di lingkungan rizosfir. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bakteri rizosfir A. pintoi setelah inokulasi mikoriza arbuskular dan penambahan pupuk organik. Kacang pinto ditanam pada tanah yang diberi 20 g mikoriza arbuskular dan 500 g pupuk organik untuk setiap 3 kg tanah di dalam polibag. Setelah tanaman berusia 6 minggu, sebanyak 10 g tanah diambil dari lingkungan rizosfir kemudian dimasukan ke dalam gelas Erlenmeyer dan ditambahkan dengan 90 ml air suling steril. Sebanyak 1 ml suspensi hasil pengenceran 10-5 ditebar di atas media Nutrient Agar. Setiap koloni yang tumbuh dimurnikan dan diidentifikasi secara biokimiawi. Dari hasil identifikasi diperoleh 7 jenis bakteri rizosfir yaitu Azotobacter sp., Enterobacter sp., Rhizobium sp., Enterebocter sp., Azospirillum sp., Pseudomonas sp., dan Bacillus sp.Kata kunci: rizosfir, mikoriza arbuskular, Arachis pintoi, kacang pinto           Abstract Arachis pintoi (pinto bean) is often used as animal feed, has the ability to live on marginal land, and is able to provide soil quality from very low to high, due to the presence of bacteria and fungi that play a role in the rhizosphere. This study aims to identify the rhizosphere bacteria of A. pintoi after inoculation of arbuscular mycorrhizae and the addition of organic fertilizer. The pinto beans are grown on soil that has been given 20 g of arbuscular mycorrhizal and 500 g organic fertilizer for every 3 kg of soil in polybags. After the plants were 6 weeks old, 10 g of soil was taken from the rhizosphere environment then placed into the Erlenmeyer glass and added with 90 ml of sterile distilled water. A total of 1 ml 10-5 dilution, the suspension was spread over onto Nutrient Agar medium. Each growing colony is purified and identified biochemically. From this, 7 types of rhizosphere bacteria was identified, namely Azotobacter sp., Enterobacter sp., Rhizobium sp., Enterebocter sp., Azospirillum sp., Pseudomonas sp., and Bacillus sp.Keywords: rhizosphere, arbuscular mycorrhizae, Arachis pintoi, pinto bean
Edukasi Konservasi Tanaman Berkhasiat Obat Pada Pekarangan Minimalis Masa Pandemi Covid-19 di Kelompok PKK Desa Mapanget Regina Rosita Butarbutar; Eva Lienneke Baideng
Jurnal KARINOV Vol 5, No 1 (2022): Januari
Publisher : Institute for Research and Community Service (LP2M), Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um045v5i1p53-57

Abstract

Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah memanfaatkan lahan pekarangan minimalis dalam memenuhi kebutuhan hidup terutama tanaman berkhasiat obat yang berfungsi memelihara dan meningkatkan daya tahan tubuh guna mendukung program pemerintah mengatasi Pandemi Covid-19. Permasalahan yang dihadapi masyarakat (kelompok PKK Desa Mapanget Kecamatan Talawaan Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara) adalah masih rendahnya pengetahuan, wawasan dan keterampilan masyarakat khususnya ibu-ibu rumah tangga dalam melakukan konservasi tanaman berkhasiat obat di lahan pekarangan minimalis dan masih banyaknya lahan tidur yang terdapat di pekarangan rumah masyarakat. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian ini dilakukan melalui lima tahapan yaitu penyuluhan, pelatihan, pendampingan, evaluasi dan monitoring. Hasil kegiatan ini adalah 92 % masyarakat (ibu-ibu PKK sebanyak 40 orang) yang mengikuti kegiatan ini menunjukkan peningkatan pengetahuan dan wawasan, serta perbaikan tata nilai masyarakat melalui edukasi konservasi tanaman berkhasiat obat di lahan pekarangan minimalis masa Pandemi Covid-19. Konservasi tanaman berkhasiat obat di lahan pekarangan minimalis dapat membantu keluarga untuk memperoleh obat tradisional dengan sangat mudah, praktis dan terjangkau secara ekonomi. Kata Kunci—Edukasi, Konservasi, Kelompok PKK, Mapanget, Minahasa Utara, Sulawesi Utara. AbstractThis community service activity aims to utilize minimalist yards to supply their living needs, especially medicinal plants that function to maintain and increase body resistance to support government programs to overcome the Covid-19 Pandemic. The priority problems of the community (PKK group in Mapanget Village, Talawaan District, North Minahasa Regency, North Sulawesi) are the lack of knowledge, insight, and skills of the community, especially housewives in conserving medicinal plants in minimalist gardens, and there are still many unused lands in the community minimalist yard. The method of implementing this community service activity are carried out through five stages, namely counseling, training, mentoring, evaluation, and monitoring. The result of this activity is that 92% of the community (40 women members) who participated in this activity showed increased knowledge and insight, as well as improving community values through education on the conservation of medicinal plants in minimalist yards during the Covid-19 pandemic. Conservation of medicinal plants in minimalist gardens can help families to obtain traditional medicines very easily, practically, and economically. Keywords—Education, Conservation, PKK Group, Mapanget, North Minahasa, North Sulawesi.
Community Empowerment Efforts In Sustainable Ecotourism Management In North Sulawesi, Indonesia Regina Rosita Butarbutar; Soemarno Soemarno
Indonesian Journal of Environment and Sustainable Development Vol 3, No 1 (2012)
Publisher : Graduate Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1118.499 KB)

Abstract

Tourism is one of the main economic sector of the North Sulawesi province. One of the highly developed tourism activities are ecotourism. Type of these tourist activities suggest the concept that was more concerned about the value of nature conservation and its environmental services in the destination sites to serve as tourist attractions. The number of foreign tourists visiting in North Sulawesi in 2006 reached 15.902 people and in 2007 reached 20,000 people while in 2008 reached 19.576 people. The number of foreign tourists every year increase  6.46% in 2007, and 13% in 2008. Globally the growth of ecotourism in 2004 reached three times faster than other tourism industries. Ecotourism is an integrated activity, prioritizes a balance between enjoying the nature beauties and maintain the sustainability of ecosystem services by involving participation of local people and tourists. This paper analyzes the environmental conservation efforts of nature and culture with an emphasis on empowering local communities, community participation in the ecotourism development, and an increase of local community welfare. Keywords: Natural resources, community empowerment, sustainable ecotourism.  
EVALUASI INDIKATOR TOLERANSI CEKAMAN KEKERINGAN PADA FASE PERKECAMBAHAN PADI (ORYZA SATIVA L.) NIO SONG; SRI MARIYATI TONDAIS; REGINA BUTARBUTAR
Jurnal Biologi Udayana Vol 14 No 2 (2010): Jurnal Biologi
Publisher : Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.798 KB)

Abstract

A study was conducted to evaluate morphological characters that were able to be used as indicators of water-deficit tolerance in rice at the germination phase in the Laboratory of Conservation Biology and Biodiversity, Department of Biology, FMIPA, Sam Ratulangi University. The method that was used in this study was germination in the osmoticum solution. Rice cultivars Mira 1 and IR 64 were used and the osmoticum solution was polyethylene glycol (PEG) 8000. Among the morphological characters (i.e. length of seminal root, shoot length, root-to-shoot length ratio, coleoptile length, germination percentage and seed vigour index) that were evaluated, root-to-shoot length ratio was able to be used as the indicator of water-deficit tolerance in rice at the germination phase.
RESPON PERTUMBUHAN VEGETATIF PADI SULUTAN DAN RINDANG 2 DI BAWAH NAUNGAN POHON KELAPA Grace E.Y Lumban Raja; Yulianus R. Matana; Regina R. Butarbutar; Nio Song Ai
Buletin Palma Vol 22, No 2 (2021): December 2021
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bp.v22n2.2021.85-94

Abstract

Tanaman padi dapat diintegrasikan dengan tanaman lain dalam rangka mengatasi permasalahan kurangnya ketersediaan beras serta mengoptimalkan produktivitas lahan kosong di perkebunan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji respon pertumbuhan tanaman padi lokal Sulawesi Utara pada fase vegetatif terhadap naungan kelapa berdasarkan tinggi tanaman, luas daun, biomassa tanaman (berat basah dan berat kering daun, berat basah dan berat kering akar, serta volume akar), dan konsentrasi klorofil. Percobaan faktorial dalam Rancangan Acak Kelompok dilakukan dengan menggunakan dua varietas padi (Sulutan dan Rindang 2), dua perlakuan (ditanam di bawah naungan pohon kelapa dengan jarak tanam pohon kelapa 16 (5 x 3) m (sistem gergaji) dan di area terbuka sebagai kontrol) dengan tiga ulangan. Tinggi tanaman diukur pada hari ke-0 (sebelum perlakuan), 2, 4, 6, 8, 10, dan 14 setelah perlakuan. Luas daun dan biomassa diukur pada hari ke-0 (sebelum perlakuan), 7, dan 14. Konsentrasi klorofil diukur pada hari ke-14 setelah perlakuan. Hasil analisis sidik ragam (ANAVA) pada tingkat kepercayaan 95% menunjukkan adanya perbedaan nyata antara varietas Sulutan dan Rindang 2 untuk tinggi tanaman dan biomassa. Tinggi tanaman varietas Rindang 2 pada hari ke-0, 2, 4, 6, 8, 10, 12 dan 14 lebih besar daripada Sulutan. Berat basah daun, berat kering daun dan berat kering akar varietas Sulutan pada hari ke-0 dan 7 lebih besar daripada Rindang 2. Berat basah akar Sulutan pada hari ke-0 lebih besar daripada Rindang 2. Volume akar varietas Sulutan pada hari ke-7 lebih besar daripada Rindang 2. Pada hari ke-7 dan 14 luas daun varietas Rindang 2 lebih besar daripada Sulutan serta luas daun pada perlakuan naungan lebih besar daripada tanpa naungan. Konsentrasi klorofil daun tidak menunjukkan adanya perbedaan nyata. Di antara respons pertumbuhan yang dievaluasi, luas daun merupakan indikator yang potensial untuk toleransi padi terhadap naungan.
IDENTIFIKASI KEANEKARAGAMAN TANAMAN HORTIKULTURA DI KECAMATAN MODOINDING KABUPATEN MINAHASA SELATAN PROVINSI SULAWESI UTARA Anatje Lihiang; Metilistina Sasinggala; Regina R. Butarbutar
BIOMA : JURNAL BIOLOGI MAKASSAR Vol. 7 No. 2 (2022): Bioma : Juli - Desember 2022
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanaman hortikultura merupakan tanaman yang memiliki prospek pengembangan yang baik karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan potensi pasar yang terbuka lebar. Tanaman hortikultura memiliki beberapa fungsi yakni: sebagai sumber bahan makanan, hiasan/keindahan, obat-obatan, dan juga sebagai pekerjaan. Kabupaten Minahasa Selatan dengan ibu Kota Amurang mempunyai potensi yang besar dan kualitas yang baik untuk budidaya tanaman hortikultura. Kecamatan Modoinding adalah salah satu kecamatan yang terdapat di Kabupaten Minahasa Selatan. Tanaman hortikultura yang terdapat di Kecamatan Modoinding masih banyak yang belum teridentifikasi, sehingga menarik untuk diteliti. Karena jumlah areal yang cukup luas sehingga keanekaragaman tanaman hortikultura di daerah tersebutpun cukup tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi keanekaragaman tanaman hortikultura yang terdapat di Kecamatan Modoinding Kabupaten Minahasa Selatan, Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey eksploratif dan deskriptif, dengan mengamati morfologi dan deskripsi tumbuhan, didata dan dicatat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman hortikultura yang ada di kecamatan Modoinding Kabupaten Minahasa Selatan Provinsi Sulawesi Utara, terdapat berbagai jenis keanekaragaman yang telah teridentifikasi diperoleh sebanyak 48 spesies tanaman hortikultura, yang terdiri dari 16 jenis buah-buahan, 6 jenis tanaman obat, 8 jenis tanaman hias dan 18 jenis tanaman sayuran. Yang terdiri dari 12 ordo dan 14 famili untuk buah-buahan, 8 ordo dan 8 famili untuk tanaman hias, 12 ordo dan 13 famili untuk tanaman sayuran dan 2 ordo 2 famili untuk tanaman obat-obatan.
Environmental Effects Of Ecotourism In Indonesia Regina Butarbutar; Soemarno Soemarno
Journal of Indonesian Tourism and Development Studies Vol. 1 No. 3 (2013)
Publisher : Program Pascasarjana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The ecotourism is global issues who most talked lately in Indonesia, it is one of the activities special tourist interest which low impacts on natural tourism.The presence of ecotourism in the era of sustainable and tourism development mission should be minimum negative impacts, both on the environment resources and on socio-cultural local values.  Ecotourism activities were more oriented on the utilization of natural resources, the natural ecosystems and have not been polluted yet.  However, when all of tourism development can not be separated from the negative impacts, such as ecosystem distress in ecotourism object when visited by large number of tourists, there are many conflicts of interest between the ecotourism management with local communities, especially regarding the benefits sharing and its accessibilities.  The purpose of this paper is to identify the environmental impacts arising as a result of ecotourism activities and to find out alternative efforts in mitigating the environmental impact of ecotourism activities. Carrying capacity of ecotourism is not just limited to the number of visits, but also covers other aspects, such as: (1 ) ecological capacity that is ability of natural environment in providing the needs of tourists, (2) physical capacity, that is ability of facilities and infrastructure in providing the needs of tourists,  (3) social capacity, that is ability to absorb tourism activities without the negative impacts on the local communities, (4) the economic capacity, that is ability to absorb destination commercial efforts and accommodateany interests of the local economy. Keywords: Ecotourism, environmental impacts, carrying capacity.