Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

PENUNDAAN PENJEPITAN TALI PUSAT TERHADAP KADAR BILIRUBIN BAYI BARU LAHIR Astuti, Dyah Puji; Indriyastuti, Hastin Ika; Novyriana, Eka
Jurnal Ilmiah Kesehatan (Journal of Health Sciences) Vol 11 No 2 (2018): August 2018
Publisher : Unusa Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (170.536 KB) | DOI: 10.33086/jhs.v11i2.110

Abstract

Delayed cord clamping can have an effect on the hematological value of the newborn. The advantages of cord clamping delays include preventing anemia, increasing hematocrit levels, reducing postpartum incidence, optimizing oxygen transfusion to the baby, improving maternal and infant closeness and promoting infant brain growth. The disadvantage of cord clamping delays is the occurrence of hyperbilirubin and policitemia in newborns. The purpose of this study was to identify the levels of bilirubin newborns. The research method used True Experimental Design in 3 (three) treatment groups; treatment of umbilical delayed cord clamping (DCC) for 2 minutes after birth; delay cord clamping (DCC) for 3-7 minutes /until stop pulsating; and delayed cord clamping (DCC) up to 2 hours. The results showed that the highest average bilirubin levels were found in the 2 minute DCC treatment group with mean value (4.04)
HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS DENGAN KEJADIAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DI PUSKESMAS GOMBONG I Novyriana, Eka; Rahmadhani, Wulan; Zuhroh, Sofiyah
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan Vol 12, No 2 (2016): JURNAL ILMIAH KESEHATAN KEPERAWATAN
Publisher : LPPM STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.523 KB) | DOI: 10.26753/jikk.v12i2.157

Abstract

Lingkar Lengan Atas (LILA) merupakan salah satu indikator untuk memeriksa status gizi ibu hamil. Status gizi yang kurang dan perhatian yang kurang terhadap ibu hamil merupakan predisposisi anemia ibu hamil di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah Mengetahui Hubungan Lingkar Lengan Atas Dengan Kejadian Anemia Dalam Kehamilan di Puskesmas GombongPenelitian yang digunakan yaitu jenis penelitian non eksperimen dengan pendekatan waktu cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang memeriksakan diri ke Puskesmas Gombong I pada periode bulan Agustus-Desember 2015 sejumlah 783. Sampel yang diambil sebanyak 79 responden. Prinsip yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah purposive sampling yaitu dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti. Data yang diperoleh dalam penelitian ini diolah dengan menggunakan uji statistik chi square. Penelitian ini menunjukkan jumlah ibu hamil dengan LILA dengan kriteria kurang dan mengalami anemia sebanyak 9 responden (11,3%), sedangkan responden dengan LILA dengan kriteria baik dan mengalami anemia sebanyak 5 responden (6,3%).Dari hasil output pengolahan dengan komputer diperoleh X2 hitung lebih besar dari X2 tabel (8,380 > 3,84) dengan p=0,006 yang berarti ada hubungan antara Lingkar Lengan Atas dengan Kejadian Anemia Dalam Kehamilan di Puskesmas Gombong I.Terdapat hubungan yang signifikan antara lingkar lengan atas dengan kejadian anemia dalam kehamilan di puskesmas Gombong I.  Kata kunci: Lingkar Lengan Atas, Kejadian Anemia, Puskesmas
GAMBARAN PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADURESO KABUPATEN KEBUMEN Kusumastuti, K; Novyriana, Eka; Utami, Dwi
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan Vol 11, No 3 (2015): JURNAL ILMIAH KESEHATAN KEPERAWATAN
Publisher : LPPM STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (67.642 KB) | DOI: 10.26753/jikk.v11i3.110

Abstract

Mortality and morbidity is a big problem in a developing  country such as Indonesia. Minister of Health in 2007 planned a program of labor Planning and Complications Prevention (Indonesian=P4K) by using stickers as efforts to accelerate the decline in infant mortality rate (IMR) and maternal mortality rate (MMR). By implementation of this Program, there should be a good role of midwives, kader, religious leaders, community leaders, husbands, pregnant women and families.This study is to find out the overview of kader’s role in labor planning program and complication Prevention in Padureso Kebumen.This is a descriptive research using observasional design. There are 37 respondents as the samples research by using simple random sampling. The instruments are questioner and interview.The  overview of kader’s role in labor planning program and complication Prevention in Padureso Kebumen is categorized good (43.2%), kader’s role in filling sticker format is categorized bad (27.0%), kader’s role in facilitating the family is categorized good (32.4%), kader’s role in gaining agreement is categorized (54.1%), monitoring result is categorized bad (62.2%), kader’s role in evaluating result is categorized bad (67.6%), and kader’s role in performing report is categorized bad (59%). Keywords:    kader’s role, labor planning program and complication Prevention implementation
HUBUNGAN FREKUENSI KUNJUNGAN POLIKLINIK KESEHATAN DESA (PKD) DENGAN SIKAP IBU TERHADAP PELAYANAN PKD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BUAYAN 2010 lestari, dinar binugraheni; -, marsito; novyriana, eka
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan Vol 6, No 3 (2010): JURNAL ILMIAH KESEHATAN KEPERAWATAN
Publisher : LPPM STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mortality and morbidity is major problems in developing countries like Indonesia. Based on Indonesian demographic survey, the Maternal Mortality Rate (MMR) reaches 228/100.000 live births, Infant Mortality Rate (IMR) reaches 34/10.000 live births and MMR in Central Java province reaches 121/100.000 live births. IMR and MMR reduction target is expected to be succeed by establishing Making Pregnancy Safer (MPS) that initiated by the World Health Organization (WHO) and Health Departments of Indonesia. The Indonesian government issued Presidential Decree No. 32 in 1994 that states an appointment to midwives as temporary employees which will be utilized in rural areas which will occupy the village health clinic as the facilities and health service place in order to improve the quality and approach to maternal and child health including family planning as well as emergency cases to the community. The Objective of this study is to find out correlation between village polyclinic visit frequencies with mothers’ attitudes to polyclinic’s services in the Buayan Community Health Center work area. It is a descriptive analytical research that used cross sectional approach. There were 96 respondents taken as the samples by using cluster random sampling technique. The primary data were obtained through questionnaires. This study  Showed that there was a significant relationship between frequency of visits with mothers attitude towards the health services in the Buayan Community Health Center work area (p = 0.000 <0.005). The majority of respondents who did frequency visits in Buayan Community Health Center was classified in adequate category (56 respondents or 58.3%). Mother's attitude toward the health service in the working area in Buayan community health center was classified in is good less category (­73 respondents or 76%).   Keywords: Visits Frequency, Maternal attitudes in Village polyclinic’s services
Efektivitas Pendidikan Kesehatan Kanker Servik Melalui Whatsapp Group Terhadap Pengetahuan Dan Motivasi Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat Pada Masa Pandemi Herniyatun; Anggita Yuli Wijiastuti; Eka Novyriana
Jurnal Ilmu Keperawatan Maternitas Vol. 5 No. 1 (2022): Mei 2022
Publisher : Indonesian National Nurses Association (INNA) of Central Java

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32584/jikm.v5i1.1335

Abstract

Efektivitas Pendidikan Kesehatan Kanker Servik Melalui Whatsapp Group Terhadap Pengetahuan Dan Motivasi Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat Pada Masa Pandemi Herniyatun1*, Anggita Yuli Wijiastuti 2 , Eka Novyriana 3 123 Universitas Muhammadiyah Gombong, Jalan Yos Sudarso 461 Gombong Kebumen Jawa Tengah E-mail: 1 herni_yatun76@yahoo.com Abstrak Latar Belakang: Kasus kanker serviks hanya sekitar 5% dari total keseluruhan yang bisa dideteksi pada stadium awal. Kesadaran melakukan deteksi dini kanker serviks masih rendah, padahal deteksi sedini mungkin sangat penting dilakukan untuk mendeteksi adanya kanker serviks pada wanita. Keterlambatan diagnosa inilah yang menyebabkan angka kematian penderita kanker serviks ini semakin tinggi. Tujuan: Mengetahui efektivitas pendidikan kesehatan kanker serviks melalui whatsapp group terhadap pengetahuan dan motivasi pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) pada masa pandemi di Desa Giwangretno. Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen dengan pre-test and post-test with control grup desaign. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 86 responden yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Sampel yang diambil menggunakan cluster sampling kemudian purposive sampling. Analisa data meliputi analisa univariat dan analisa bivariat dengan uji wilcoxon dan mann whitney. Hasil penelitian: Hasil uji wilcoxon pengetahuan pada kelompok intervensi didapatkan nilai (p=0,000) dan kontrol nilai (p=0,000). Sedangkan hasil uji wilcoxon motivasi pada kelompok intervensi didapatkan nilai (p=0,000) dan kontrol (p=0,000). Hasil uji mann whitney pengetahuan diperoleh nilai (p=0,000) dan motivasi (p=0,007). Kesimpulan: Ada pengaruh pendidikan kesehatan kanker serviks melalui whatsapp group terhadap pengetahuan dan motivasi pemeriksaan IVA di Desa Giwangretno. Rekomendasi: Pihak tenaga kesehatan dan kader mampu meningkatkan promosi kesehatan deteksi dini kanker serviks dengan pemeriksaan IVA menggunakan media sosial. Kata kunci: Pendidikan Kesehatan,Pengetahuan, Motivasi
PELATIHAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN DDST KEPADA GURU PAUD Eni Indrayani; Eka Novyriana
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 8th University Research Colloquium 2018: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.814 KB)

Abstract

Latar Belakang : Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia diatas satu tahun atau lebih sering dikenal dengan pengertian usia anak dibawah lima tahun (Muarsih, 2006). Istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-5 tahun) (sutomo & anggraeni, 2010). Masa tumbuh kembang di usia ini merupakan masa yang berlangsung cepat dan tidak akan pernah terulang karena itu sering disebut golden age atau masa kecemasan. Perkembangan (development) menurut Depkes RI (2010) adalah bertambahnya struktur tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian. Pemantauan perkembangan perlu dilakukan untuk menentukan apakah normal atau tidak baik dari segi medis maupun statistic (Depkes RI, 2005). Salah satu metode yang dapat digunakan untuk memantau dan mengukur perkembangan anak adalah DDST, yaitu skrining terhadap kelainan perkembangan anak. PAUD menampung anak usia 3-5 tahun, sehingga guru PAUD perlu mendapatkan pengetahuan tentang deteksi dini tumbuh kembang anak. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah untuk memberikan pelayanan kebidanan berupa pelatihan kepada guru PAUD sehingga guru PAUD dapat melakukan deteksi dini tumbuh kembang anak terhadap anak didiknya dengan menggunakan formulir DDST. Metode : Metode pengabdian masyarakat yang digunakan adalah pre-test, ceramah, diskusi, demonstrasi dan post test. Materi yang diberikan meliputi pengertian tumbuh kembang, faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang, tahap perkembangan pada balita dan DDST. Jumlah peserta sebanyak 72 orang guru PAUD yang ada di Kecamatan Adimulyo di mana mereka belum mengetahui tentang deteksi dini tumbuh kembang anak. Media yang digunakan berupa power point, leaflet dan form DDST. Peserta mengalami peningkatan pengetahuan dan pemahaman tentang teknik deteksi dini tumbuh kembang anak. Kesimpulan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah adanya peningkatan pengetahuan tentang teknik deteksi dini tumbuh kembang anak dengan menggunakan DDST. Latar Belakang : Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia diatas satu tahun atau lebih sering dikenal dengan pengertian usia anak dibawah lima tahun (Muarsih, 2006). Istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-5 tahun) (sutomo & anggraeni, 2010). Masa tumbuh kembang di usia ini merupakan masa yang berlangsung cepat dan tidak akan pernah terulang karena itu sering disebut golden age atau masa kecemasan. Perkembangan (development) menurut Depkes RI (2010) adalah bertambahnya struktur tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian. Pemantauan perkembangan perlu dilakukan untuk menentukan apakah normal atau tidak baik dari segi medis maupun statistic (Depkes RI, 2005). Salah satu metode yang dapat digunakan untuk memantau dan mengukur perkembangan anak adalah DDST, yaitu skrining terhadap kelainan perkembangan anak. PAUD menampung anak usia 3-5 tahun, sehingga guru PAUD perlu mendapatkan pengetahuan tentang deteksi dini tumbuh kembang anak. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah untuk memberikan pelayanan kebidanan berupa pelatihan kepada guru PAUD sehingga guru PAUD dapat melakukan deteksi dini tumbuh kembang anak terhadap anak didiknya dengan menggunakan formulir DDST. Metode : Metode pengabdian masyarakat yang digunakan adalah pre-test, ceramah, diskusi, demonstrasi dan post test. Materi yang diberikan meliputi pengertian tumbuh kembang, faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang, tahap perkembangan pada balita dan DDST. Jumlah peserta sebanyak 72 orang guru PAUD yang ada di Kecamatan Adimulyo di mana mereka belum mengetahui tentang deteksi dini tumbuh kembang anak. Media yang digunakan berupa power point, leaflet dan form DDST. Peserta mengalami peningkatan pengetahuan dan pemahaman tentang teknik deteksi dini tumbuh kembang anak. Kesimpulan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah adanya peningkatan pengetahuan tentang teknik deteksi dini tumbuh kembang anak dengan menggunakan DDST. Latar Belakang : Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia diatas satu tahun atau lebih sering dikenal dengan pengertian usia anak dibawah lima tahun (Muarsih, 2006). Istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-5 tahun) (sutomo & anggraeni, 2010). Masa tumbuh kembang di usia ini merupakan masa yang berlangsung cepat dan tidak akan pernah terulang karena itu sering disebut golden age atau masa kecemasan. Perkembangan (development) menurut Depkes RI (2010) adalah bertambahnya struktur tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian. Pemantauan perkembangan perlu dilakukan untuk menentukan apakah normal atau tidak baik dari segi medis maupun statistic (Depkes RI, 2005). Salah satu metode yang dapat digunakan untuk memantau dan mengukur perkembangan anak adalah DDST, yaitu skrining terhadap kelainan perkembangan anak. PAUD menampung anak usia 3-5 tahun, sehingga guru PAUD perlu mendapatkan pengetahuan tentang deteksi dini tumbuh kembang anak. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah untuk memberikan pelayanan kebidanan berupa pelatihan kepada guru PAUD sehingga guru PAUD dapat melakukan deteksi dini tumbuh kembang anak terhadap anak didiknya dengan menggunakan formulir DDST. Metode : Metode pengabdian masyarakat yang digunakan adalah pre-test, ceramah, diskusi, demonstrasi dan post test. Materi yang diberikan meliputi pengertian tumbuh kembang, faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang, tahap perkembangan pada balita dan DDST. Jumlah peserta sebanyak 72 orang guru PAUD yang ada di Kecamatan Adimulyo di mana mereka belum mengetahui tentang deteksi dini tumbuh kembang anak. Media yang digunakan berupa power point, leaflet dan form DDST. Peserta mengalami peningkatan pengetahuan dan pemahaman tentang teknik deteksi dini tumbuh kembang anak. Kesimpulan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah adanya peningkatan pengetahuan tentang teknik deteksi dini tumbuh kembang anak dengan menggunakan DDST.
TEKNIK AROMATERAPI LAVENDER UNTUK MENGURANGI KECEMASAN IBU HAMIL MENGHADAPI PERSALINAN Chondrosuro Miarso; Eka Novyriana; Siti Muthoharoh
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 8th University Research Colloquium 2018: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (364.704 KB)

Abstract

Kecemasan adalah kondisi dimana seseorang mengalami ketidaknyamanan karena ketidakpastian tentang sesuatu yang akan terjadi. Ini menjadi respon yang tidak menyenangkan dan menantang, pemikiran yang tidak jelas tentang apa yang akan terjadi di masa depan. Prevalensi kecemasan ibu hamil di Indonesia adalah 28,7%. Terapi non-farmakologis dapat dilakukan untuk mengurangi kecemasan dengan memberikan aromaterapi lavender. Lavender adalah bunga yang memiliki bau khas dan lembut dengan unsur senyawa utama linalil acetat dan linalool yang berfungsi untuk mengurangi kecemasan. Ini juga dapat mengembalikan mood sehingga membuat seseorang rileks sambil menghirup aroma lavender. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian aromaterapi lavender terhadap kecemasan ibu hamil dalam menghadapi proses persalinan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan studi kasus pada5 ibu hamil trimester III yang mengalami kecemasan dalam menghadapi persalinan. Data diperoleh melalui wawancara, observasi, studi literatur dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah dilakukan pemberian aromaterapi lavender, terjadi penurunan tingkat kecemasan pada seluruh partisipan, 4 partisipan mengalami penurunan skor dan kriteria kecemasan dari kriteria kecemasan ringan sedang menjadi tidak ada kecemasan dan 1 orang partisipan mengalami penurunan skor kecemasan meskipun masih berada pada kriteria yang sama yaitu tingkat kecemasan ringan sedang. Hal ini menunjukkan bahwa aromaterapi lavender terbukti efektif dan dapat dilakukan untuk menurunkan kecemasan ibu hamil dalam menghadapi persalinan.
PELATIHAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN DDST KEPADA GURU PAUD Eni Indrayani; Eka Novyriana
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 8th University Research Colloquium 2018: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang : Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia diatas satu tahun atau lebih sering dikenal dengan pengertian usia anak dibawah lima tahun (Muarsih, 2006). Istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-5 tahun) (sutomo & anggraeni, 2010). Masa tumbuh kembang di usia ini merupakan masa yang berlangsung cepat dan tidak akan pernah terulang karena itu sering disebut golden age atau masa kecemasan. Perkembangan (development) menurut Depkes RI (2010) adalah bertambahnya struktur tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian. Pemantauan perkembangan perlu dilakukan untuk menentukan apakah normal atau tidak baik dari segi medis maupun statistic (Depkes RI, 2005). Salah satu metode yang dapat digunakan untuk memantau dan mengukur perkembangan anak adalah DDST, yaitu skrining terhadap kelainan perkembangan anak. PAUD menampung anak usia 3-5 tahun, sehingga guru PAUD perlu mendapatkan pengetahuan tentang deteksi dini tumbuh kembang anak. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah untuk memberikan pelayanan kebidanan berupa pelatihan kepada guru PAUD sehingga guru PAUD dapat melakukan deteksi dini tumbuh kembang anak terhadap anak didiknya dengan menggunakan formulir DDST. Metode : Metode pengabdian masyarakat yang digunakan adalah pre-test, ceramah, diskusi, demonstrasi dan post test. Materi yang diberikan meliputi pengertian tumbuh kembang, faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang, tahap perkembangan pada balita dan DDST. Jumlah peserta sebanyak 72 orang guru PAUD yang ada di Kecamatan Adimulyo di mana mereka belum mengetahui tentang deteksi dini tumbuh kembang anak. Media yang digunakan berupa power point, leaflet dan form DDST. Peserta mengalami peningkatan pengetahuan dan pemahaman tentang teknik deteksi dini tumbuh kembang anak. Kesimpulan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah adanya peningkatan pengetahuan tentang teknik deteksi dini tumbuh kembang anak dengan menggunakan DDST. Latar Belakang : Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia diatas satu tahun atau lebih sering dikenal dengan pengertian usia anak dibawah lima tahun (Muarsih, 2006). Istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-5 tahun) (sutomo & anggraeni, 2010). Masa tumbuh kembang di usia ini merupakan masa yang berlangsung cepat dan tidak akan pernah terulang karena itu sering disebut golden age atau masa kecemasan. Perkembangan (development) menurut Depkes RI (2010) adalah bertambahnya struktur tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian. Pemantauan perkembangan perlu dilakukan untuk menentukan apakah normal atau tidak baik dari segi medis maupun statistic (Depkes RI, 2005). Salah satu metode yang dapat digunakan untuk memantau dan mengukur perkembangan anak adalah DDST, yaitu skrining terhadap kelainan perkembangan anak. PAUD menampung anak usia 3-5 tahun, sehingga guru PAUD perlu mendapatkan pengetahuan tentang deteksi dini tumbuh kembang anak. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah untuk memberikan pelayanan kebidanan berupa pelatihan kepada guru PAUD sehingga guru PAUD dapat melakukan deteksi dini tumbuh kembang anak terhadap anak didiknya dengan menggunakan formulir DDST. Metode : Metode pengabdian masyarakat yang digunakan adalah pre-test, ceramah, diskusi, demonstrasi dan post test. Materi yang diberikan meliputi pengertian tumbuh kembang, faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang, tahap perkembangan pada balita dan DDST. Jumlah peserta sebanyak 72 orang guru PAUD yang ada di Kecamatan Adimulyo di mana mereka belum mengetahui tentang deteksi dini tumbuh kembang anak. Media yang digunakan berupa power point, leaflet dan form DDST. Peserta mengalami peningkatan pengetahuan dan pemahaman tentang teknik deteksi dini tumbuh kembang anak. Kesimpulan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah adanya peningkatan pengetahuan tentang teknik deteksi dini tumbuh kembang anak dengan menggunakan DDST. Latar Belakang : Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia diatas satu tahun atau lebih sering dikenal dengan pengertian usia anak dibawah lima tahun (Muarsih, 2006). Istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-5 tahun) (sutomo & anggraeni, 2010). Masa tumbuh kembang di usia ini merupakan masa yang berlangsung cepat dan tidak akan pernah terulang karena itu sering disebut golden age atau masa kecemasan. Perkembangan (development) menurut Depkes RI (2010) adalah bertambahnya struktur tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian. Pemantauan perkembangan perlu dilakukan untuk menentukan apakah normal atau tidak baik dari segi medis maupun statistic (Depkes RI, 2005). Salah satu metode yang dapat digunakan untuk memantau dan mengukur perkembangan anak adalah DDST, yaitu skrining terhadap kelainan perkembangan anak. PAUD menampung anak usia 3-5 tahun, sehingga guru PAUD perlu mendapatkan pengetahuan tentang deteksi dini tumbuh kembang anak. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah untuk memberikan pelayanan kebidanan berupa pelatihan kepada guru PAUD sehingga guru PAUD dapat melakukan deteksi dini tumbuh kembang anak terhadap anak didiknya dengan menggunakan formulir DDST. Metode : Metode pengabdian masyarakat yang digunakan adalah pre-test, ceramah, diskusi, demonstrasi dan post test. Materi yang diberikan meliputi pengertian tumbuh kembang, faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang, tahap perkembangan pada balita dan DDST. Jumlah peserta sebanyak 72 orang guru PAUD yang ada di Kecamatan Adimulyo di mana mereka belum mengetahui tentang deteksi dini tumbuh kembang anak. Media yang digunakan berupa power point, leaflet dan form DDST. Peserta mengalami peningkatan pengetahuan dan pemahaman tentang teknik deteksi dini tumbuh kembang anak. Kesimpulan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah adanya peningkatan pengetahuan tentang teknik deteksi dini tumbuh kembang anak dengan menggunakan DDST.
TEKNIK AROMATERAPI LAVENDER UNTUK MENGURANGI KECEMASAN IBU HAMIL MENGHADAPI PERSALINAN Chondrosuro Miarso; Eka Novyriana; Siti Muthoharoh
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 8th University Research Colloquium 2018: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kecemasan adalah kondisi dimana seseorang mengalami ketidaknyamanan karena ketidakpastian tentang sesuatu yang akan terjadi. Ini menjadi respon yang tidak menyenangkan dan menantang, pemikiran yang tidak jelas tentang apa yang akan terjadi di masa depan. Prevalensi kecemasan ibu hamil di Indonesia adalah 28,7%. Terapi non-farmakologis dapat dilakukan untuk mengurangi kecemasan dengan memberikan aromaterapi lavender. Lavender adalah bunga yang memiliki bau khas dan lembut dengan unsur senyawa utama linalil acetat dan linalool yang berfungsi untuk mengurangi kecemasan. Ini juga dapat mengembalikan mood sehingga membuat seseorang rileks sambil menghirup aroma lavender. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian aromaterapi lavender terhadap kecemasan ibu hamil dalam menghadapi proses persalinan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan studi kasus pada5 ibu hamil trimester III yang mengalami kecemasan dalam menghadapi persalinan. Data diperoleh melalui wawancara, observasi, studi literatur dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah dilakukan pemberian aromaterapi lavender, terjadi penurunan tingkat kecemasan pada seluruh partisipan, 4 partisipan mengalami penurunan skor dan kriteria kecemasan dari kriteria kecemasan ringan sedang menjadi tidak ada kecemasan dan 1 orang partisipan mengalami penurunan skor kecemasan meskipun masih berada pada kriteria yang sama yaitu tingkat kecemasan ringan sedang. Hal ini menunjukkan bahwa aromaterapi lavender terbukti efektif dan dapat dilakukan untuk menurunkan kecemasan ibu hamil dalam menghadapi persalinan.
HUBUNGAN FREKUENSI KUNJUNGAN POLIKLINIK KESEHATAN DESA (PKD) DENGAN SIKAP IBU TERHADAP PELAYANAN PKD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BUAYAN 2010 dinar binugraheni lestari; marsito -; eka novyriana
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan Vol 6, No 3 (2010): JURNAL ILMIAH KESEHATAN KEPERAWATAN
Publisher : LPPM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mortality and morbidity is major problems in developing countries like Indonesia. Based on Indonesian demographic survey, the Maternal Mortality Rate (MMR) reaches 228/100.000 live births, Infant Mortality Rate (IMR) reaches 34/10.000 live births and MMR in Central Java province reaches 121/100.000 live births. IMR and MMR reduction target is expected to be succeed by establishing Making Pregnancy Safer (MPS) that initiated by the World Health Organization (WHO) and Health Departments of Indonesia. The Indonesian government issued Presidential Decree No. 32 in 1994 that states an appointment to midwives as temporary employees which will be utilized in rural areas which will occupy the village health clinic as the facilities and health service place in order to improve the quality and approach to maternal and child health including family planning as well as emergency cases to the community. The Objective of this study is to find out correlation between village polyclinic visit frequencies with mothers’ attitudes to polyclinic’s services in the Buayan Community Health Center work area. It is a descriptive analytical research that used cross sectional approach. There were 96 respondents taken as the samples by using cluster random sampling technique. The primary data were obtained through questionnaires. This study  Showed that there was a significant relationship between frequency of visits with mothers attitude towards the health services in the Buayan Community Health Center work area (p = 0.000 <0.005). The majority of respondents who did frequency visits in Buayan Community Health Center was classified in adequate category (56 respondents or 58.3%). Mother's attitude toward the health service in the working area in Buayan community health center was classified in is good less category (­73 respondents or 76%).   Keywords: Visits Frequency, Maternal attitudes in Village polyclinic’s services