Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat

PENGUATAN KAPASITAS KARANG TARUNA DALAM MENGHADAPI BENCANA DI KECAMATAN SUKAMAKMUR Muhammad Zid; Asma Irma; Ode Sofyan Hardi; Sony Nugratama Hijrawadi; Wahid Hasyim Asyari; Zainul Arif; Rifni Aulia; Rachmadiena Aulia; Sarah Apriani
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2 (2021): PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT - SNPPM2021
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (197.598 KB)

Abstract

Abstract Varied physical conditions make Bogor Regency have a high disaster potential. Its hilly morphology makes it an area prone to landslides. Indonesia's Disaster Data and Information in the last 10 years (2008-2018) recorded that there had been 189 landslides in Bogor Regency. The local BPBD has mapped areas prone to landslides and found that areas on the east side of Bogor Regency are more vulnerable than those on the west side. Sukamakmur District, which is located on the east side of Bogor Regency, is also a landslide-prone area. Sukamakmur, Pabuaran and Wargajaya villages are the most prone to landslides in Sukamakmur District. Meanwhile, Sukawangi Village is the area with the most frequent landslide records in the last 4 years. The activity of strengthening the capacity of youth organizations in dealing with disasters is considered a pioneer in disaster-prone areas designed to become disaster-resistant areas. The results of the data collection state that most youth organizations in Sukamakmur Regency have not focused on disasters. This is caused by several obstacles, considering that the area is an area with a high level of disaster vulnerability, a strategy for strengthening the capacity of youth organizations is needed in dealing with disasters. Abstract Kondisi alam fisik yang bervariasi menjadikan Kabupaten Bogor memiliki potensi kebencanaan yang tinggi. Morfologinya yang merupakan perbukitan membuatnya menjadi daerah rawan longsor. Data dan Informasi Bencana Indonesia dalam 10 tahun terakhir (2008-2018) mencatat telah terjadi 189 kejadian bencana tanah longsor di Kabupaten Bogor. BPBD setempat telah melakukan pemetaan daerah-daerah yang rawan akan bencana longsor dan menemukan bahwa wilayah yang berada di sisi timur Kabupaten Bogor lebih luas kerentanannya dibandingkan yang berada di sisi barat. Kecamatan Sukamakmur yang letaknya di sisi timur Kabupaten Bogor tidak luput menjadi daerah rentan longsor. Desa Sukamakmur, Pabuaran dan Wargajaya merupakan yang paling rawan longsor di Kecamatan Sukamakmur. Sementara itu Desa Sukawangi merupakan daerah dengan catatan bencana longsor tersering selama 4 tahun terakhir. Kegiatan penguatan kapasitas karang taruna dalam menghadapi bencana dinilai bisa menjadi pioner untuk sebuah wilayah yang rawan bencana di design menjadi daerah tangguh bencana. Hasil perolehan data menyebutkan bahwa mayoritas karang taruna di Kecamatan Sukamakmur belum terfokus pada kebencanaan. Hal ini disebabkan oleh beberapa kendala, mengingat wilayah tersebut merupakan daerah dengan tingkat rawan bencana yang tinggi maka diperlukan sedangkan strategi terhadap penguatan kapasitas karang taruna dalam menghadapi bencana
PENINGKATAN KAPASITAS KELOMPOK SADAR WISATA TERHADAP RISIKO BENCANA DI DESA WISATA CISAAT, KECAMATAN CIATER KABUPATEN SUBANG Sony Nugratama Hijrawadi; Asma Irma Setinaningsih; Ilham B. Mataburu; Fauzi Ramadhoan A’Rachman; Rachel Natasya; Dian Fitriani
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3 (2022): PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT - SNPPM2022
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract Cisaat Village is one of the villages located in Ciater District, Subang Regency. Located at an altitude of 0-1,500 meters above sea level northeast of Mount Tangkuban Parahu with an area of 2,051.76 km2. Cisaat Village has a lot of natural beauty that has the potential to be used as a tourism object. Not only suitable for the development of natural tourism, the location of Cisaat Village is also suitable to be used as a place for artificial tourism development and also cultural tourism based on local wisdom as one of the livelihoods of the population which of course this not only benefits the population but is also very interesting to invite tourists to visit the region as one of the references to the area rich in tourism objects. However, with a location located in the highlands, of course, Cisaat Village has a potential disaster that must be considered and anticipated by both locals and tourists who want to visit Cisaat Village. The problems obtained based on the results of interviews with the Tourism Awareness Group and Cisaat Village government officials, they do not yet have an understanding of the potential disasters contained in Cisaat Village. In addition, they also do not have a coordination flow in the form of a Disaster Risk Reduction Forum formed by the Village government. Therefore, this activity is carried out to increase the capacity of the Tourism Awareness Group to disaster risks in Cisaat Village , which is expected as a partner to increase the capacity of Cisaat Village Residents and Cisaat Village Tourists to disaster risks in the region as a whole. The increase in the capacity of tourism awareness groups to disaster risks is shown by increasing their knowledge in understanding the potential disasters contained in Cisaat Village. Abstrak Desa Cisaat merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang. Terletak di ketinggian 0-1.500 mdpl di sebelah timur laut Gunung Tangkuban Parahu dengan luas sebesar 2.051,76 km2. Desa Cisaat menyimpan banyak sekali keindahan alam yang potensial untuk dijadikan objek pariwisata. Tidak hanya sesuai untuk pengembangan wisata alam, lokasi Desa Cisaat juga sesuai untuk dijadikan tempat pengembangan wisata buatan dan juga wisata budaya berbasis kearifan lokal sebagai salah satu mata pencaharian penduduk yang tentunya hal ini tidak hanya menguntungkan penduduk namun juga sangat menarik untuk mengundang wisatawan berkunjung ke wilayah tersebut sebagai salah satu referensi wilayah yang kaya akan objek pariwisata. Namun dengan lokasi yang terletak di dataran tinggi, tentunya Desa Cisaat menyimpan potensi bencana yang harus diperhatikan dan diantisipasi baik oleh penduduk setempat maupun wisatawan yang hendak berkunjung ke Desa Cisaat. Permasalahan yang diperoleh berdasarkan hasil wawancara kepada Kelompok Sadar Wisata dan aparat pemerintah Desa Cisaat, mereka belum memiliki pemahaman terhadap potensi bencana yang terdapat di Desa Cisaat. Selain itu, mereka juga belum memiliki alur koordinasi berupa Forum Pengurangan Resiko Bencana yang dibentuk oleh pemerintah Desa. Oleh sebab itu dilaksanakanlah kegiatan ini untuk meningkatkan kapasitas Kelompok Sadar Wisata terhadap resiko bencana di Desa Cisaat yang diharapkan sebagai kelompok ini dapat menjadi mitra untuk meningkatkan kapasitas Penduduk Desa Cisaat dan Wisatawan Desa Cisaat terhadap resiko bencana di wilayah tersebut secara keseluruhan. Peningkatan kapasitas kelompok sadar wisata terhadap resiko bencana ditunjukkan dengan bertambahnya pengetahuan mereka dalam memahami potensi bencana yang terdapat di Desa Cisaat.
PELATIHAN PENANGGULANGAN LONGSOR LAHAN DAN PENGELOLAAN MENUJU EKOWISATA BERKELANJUTAN TAMAN LENTENG AGUNG PINGKAL JAGAKARSA, JAKARTA SELATAN Sucahyanto; Sony Nugratama Hijrawadi; Salwaa Aulia; Lyzia Nabilla
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3 (2022): PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT - SNPPM2022
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract Jakarta is one of Southeast Asia's largest metropolitan areas. The population density will affect spatial planning, particularly settlements and open areas. Good environmental quality can bring social and psychological benefits to the city's officers and administrators, as well as contribute to the city's long-term viability. The Lenteng Agung Pingkal Park is one of tourist destinations in Jakarta. It lies on the riparian zone—a transitional area between rivers and land. Taman Lenteng Agung Pingkal, which is directly next to settlements, has dangerous landslide-prone areas if the employee and management teams lack the knowledge and skills to manage landslides. In addition to the problem of landslides, tourism activities in this region are not sustainable and have negative impacts. Therefore, the purpose of this activity is to empower the employee and management teams of Lenteng Agung Pingkal Park in the development of ecotourism towards sustainability, so that the park's sustainability may be maintained. The implementation technique consists of giving park employee and management teams with training in landslide management and ecotourism management. Abstrak Jakarta merupakan salah satu kota metropolitan terbesar di Asia Tenggara. Jumlah penduduk yang padat akan mempengaruhi perubahan tata ruang, khususnya permukiman dan ruang terbuka. Kualitas lingkungan yang baik dapat memberikan manfaat sosial dan psikologis kepada petugas dan pengelolanya, serta keberlanjutan dari kota itu sendiri. Salah satu tempat wisata yang ada di Jakarta adalah Taman Lenteng Agung Pingkal, taman ini berada di zona riparian—daerah transisi antara sungai dan daratan. Taman Lenteng Agung Pingkal yang berbatasan langsung dengan permukiman ternyata memiliki titik-titik rawan longsor lahan yang membahayakan jika masyarakat dan pengelola tidak memiliki pengetahuan dan kemampuan penanganan longsor lahan. Selain permasalahan longsor lahan, kegiatan pariwisata yang dilakukan di wilayah ini belum berkelanjutan dan berdampak negatif. Maka dari itu, tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberdayakan pengelola dan petugas Taman Lenteng Agung Pingkal dalam pengembangan wisata alam menuju ekowisata yang berkelanjutan, sehingga kelestariannya terjaga. Metode pelaksanaan dilakukan dengan memberikan pelatihan kepada petugas dan pengelola taman mengenai penanggulangan longsor lahan dan pelatihan pengelolaan ekowisata.