Purwo Adi Nugroho
Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI BERBASIS GUIDED INQUIRY UNTUK MEMBERDAYAKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS X PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN SMA NEGERI 1 NGEMPLAK BOYOLALI Nugroho, Purwo Adi; Sunarno, Widha -; -, Sugiyarto -
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains FKIP UNS Vol 1, No 1 (2014): Seminar Nasional Pendidikan Sains IV (SNPS IV 2014)
Publisher : Universitas Sebelas Maret Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (33.496 KB)

Abstract

Tujuan penelitian yaitu untuk: 1) Mengetahui karakteristik produk Modul Biologi Berbasis Guided Inquiry untuk memberdayakan keterampilan proses sains siswa kelas X pada materi pencemaran lingkungan SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali, 2) Mengetahui kelayakan produk Modul Biologi Berbasis Guided Inquiry untuk memberdayakan keterampilan proses sains siswa kelas X pada materi pencemaran lingkungan SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali, dan 3) Mengetahui efektivitas produk Modul Biologi Berbasis Guided Inquiry untuk memberdayakan keterampilan proses sains siswa kelas X pada materi pencemaran lingkungan SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali. Jenis penelitian merupakan penelitian pengembangan (Research and Development) yang termodifikasi dari Gall, Borg and Gall (2003) melalui tahapan-tahapan: penelitian dan pengumpulan informasi, perencanaan, pengembangan produk awal, uji coba produk awal, revisi produk I, uji coba lapangan terbatas, revisi produksi II, uji lapangan operasional, revisi produk akhir, diseminasi dan implementasi produk. Hasil penelitian, yaitu: 1) Modul Biologi Berbasis Guided Inquiry dikembangkan menggunakan model Gall, Borg and Gall termodifikasi melalui 10 tahap dan prosedur pengembangan modul biologi, yaitu integrasi antara basis guided inquiry yang mewarnai modul dengan keterampilan proses sains. Sintaks guided inquiry dapat menguatkan keterampilan proses sains yang dirancang pada matrik sebagai dasar dan warna modul yang dikembangkan, 2) Kelayakan Modul Biologi Berbasis Guided Inquiry setelah dilakukannya uji coba produk awal, uji coba lapangan terbatas, dan uji lapangan operasional didapatkan rata-rata sebesar 3,58 dengan persentase sebesar 89,5% dikategorikan ˝Baik˝, dan 3) Efektivitas Modul Biologi Berbasis Guided Inquiry didapatkan nilai N-gain dari keterampilan proses sains siswa sebesar 0,62 yang dikategorikan ˝Sedang˝, dan hasil belajar kognitif siswa yaitu sebesar 0,71 dikategorikan ˝Tinggi˝ dengan hasil signifikansi sebesar p=0,000.  
PENERAPAN GUIDED INQUIRY DISERTAI MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SMA NEGERI 1 NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Nugroho, Purwo Adi; -, Suciati -; Probosari, Riezky Maya
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains FKIP UNS Vol 1, No 1 (2014): Seminar Nasional Pendidikan Sains IV (SNPS IV 2014)
Publisher : Universitas Sebelas Maret Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (33.496 KB)

Abstract

Penelitian bertujuan untuk meningkatkan: 1) motivasi belajar siswa melalui penerapan Guided Inquiry disertai Mind Mapping, dan 2) hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA III SMA Negeri 1 Ngemplak Bololali. Penelitian merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian yaitu siswa kelas XI IPA III SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012. Data-data penelitian diperoleh melalui angket, observasi, wawancara, dan tes. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif. Validasi data menggunakan triangulasi metode. Hasil penelitian membuktikan bahwa dengan pelaksanaan tindakan kelas melalui penerapan Guided Inquiry disertai Mind Mapping dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA III SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali. Hasil yang didapatkan didasarkan pada hasil angket, observasi, tes, dan wawancara. Rata-rata persentase motivasi belajar siswa berdasarkan angket meningkat dari 69,91%, 72,92%, dan 77,93%. Rata-rata persentase ranah afektif berdasarkan lembar observasi meningkat dari 64,17%, 71,25%, dan 80,83%. Rata-rata persentase ranah psikomotor berdasarkan lembar observasi meningkat dari 58,19%, 72,08%, dan 78,61%. Rata-rata persentase ranah kognitif berdasarkan hasil ulangan harian siswa meningkat dari 69,83%, 77,17%, dan 79,83%, dan ketuntasan hasil belajar siswa meningkat dari 56,67%, 70,00%, dan 83,33%. Rata-rata persentase ranah kognitif berdasarkan hasil mind mapping meningkat dari 76,20%, 79,40%, dan 80,20%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan Guided Inquiry disertai Mind Mapping dapat meningkatkan: 1) motivasi belajar siswa, dan 2) hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA III SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012.  
Revitalisasi Jakaba (Jamur Keberuntungan Abadi) pada Tanaman Bawang Merah sebagai Peningkatan Green Economy Puspitasari, Yulia Dewi; Cahyanti, Triana Wuri; Nugroho, Purwo Adi
AJAD : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 3 No. 3 (2023): DECEMBER 2023
Publisher : Lembaga Mitra Solusi Teknologi Informasi (L-MSTI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59431/ajad.v3i3.205

Abstract

By providing instruction on shallot processing, this PKM hopes to raise the selling price of shallots. The strategies that are employed are monitoring, planning, and execution. This activity culminates in training on processed shallots. Together, collaborators and resource persons use the supplied tools and materials to manufacture processed shallots. 76 percent of partners now understand and intend to try manufacturing processed shallots because of this engagement. Resource people supply information about packaging, including ordering, pricing, choosing, labeling, and figuring out profit and loss, through partner packaging training. Sixty-eight percent of partners know what packaging is. Online marketing training: Resource people provided partners with information about using the Shopee marketplace for online marketing and setting up accounts for online sales.
Pembelajaran Kimia Organik dengan Kombinasi Project Based Learning dengan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar Pratama, Hendrik; Puspitasari, Yulia Dewi; Nugroho, Purwo Adi
Journal of Education Action Reseach Vol 7 No 3 (2023): August 2023
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jear.v7i3.67336

Abstract

Mata kuliah kimia organik merupakan cabang ilmu kimia yang mempelajari senyawa organik. Bidang keilmuan ini memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia karena sebagian besar produk disekitar memiliki kandungan senyawa organik yang dibutuhkan makhluk hidup. Materi kimia organik masih dianggap sulit bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan IPA. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keefektifan penerapan kombinasi pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dan Jelajah Alam Sekitar (JAS), serta menganalisis dampaknya terhadap hasil belajar, serta pada kemampuan berpikir kritis mahasiswa. Jenis penelitian merupakan quasi eksperimen dengan desain one shot case study. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive random sampling. Data yang diambil adalah nilai ujian tulis, nilai laporan, nilai presentasi, kemampuan berpikir kritis, serta tanggapan keterlaksanaan PjBL dengan pendekatan JAS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi 2 model pembelajaran PjBL dan JAS efektif diterapkan dalam perkuliahan. Berbagai kemampuan yang meningkat seperti hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis mahasiswa. Kemampuan lain seperti kerjasama, keaktifan belajar, komunikasi, toleransi, hingga tanggungjawab mahasiswa dapat terbentuk dengan baik. Pembelajaran mata kuliah kimia organik yang dikaitkan dengan kehidupan nyata berdampak pada kemampuan berpikir kritis mahasiswa.
PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN GAME EDUCATION WORDWALL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPA SMP NEGERI 2 REJOSO Yuni, Andini Tri; Nugroho, Purwo Adi
EDUPROXIMA : Jurnal Ilmiah Pendidikan IPA Vol 7, No 3 (2025)
Publisher : Universitas Bhinneka PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29100/.v7i3.6991

Abstract

Pemerintah Indonesia mulai menerapkan kurikulum merdeka yang diharapkan siswa dapat aktif terlibat langsung pada setiap proses pembelajaran dan guru mampu mentransfer pengetahuan dengan berbagai strategi maupun variasi media pembelajaran agar tercapainya tujuan pembelajaran. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai adalah motivasi belajar. Dalam pembelajaran IPA sering ditemukan siswa dengan motivasi belajarnya kurang yang disebabkan karena pembelajarannya yang membosankan dan monoton. Selain itu, sering dijumpai siswa yang bermain gadget dan tidur ketika pembelajaran dikarenakan kurang adanya variatif metode dan media dalam pembelajaran sehingga motivasi belajar siswa menjadi rendah. Tujuan dalam penelitian yaitu untuk meningkatkan motivasi belajar IPA melalui penerapan model Problem Based Learning (PBL) berbantuan Game Education Wordwall. Metode penelitian yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang terdiri dari dua siklus yang tiap siklusnya terdiri dari empat tahapan diantaranya yaitu perencanaan, pelaksaanaan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian dilakukan di kelas VIII D SMPN 2 Rejoso yang berjumlah 30 siswa. Hasil penelitian menjukkan adanya peningkatan persentase motivasi belajar siswa pada kategori sangat baik di siklus I sebesar 63,33%, kemudian di siklus II meningkat menjadi 93,33%. Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan ketercapaian hasil penelitian, maka penelitian dihentikan sehingga penerapan model Problem Based Learning berbantuan Game Education Wordwall dapat meningkatkan motivasi belajar IPA.
Implementation of The Project Based Learning Model in Science Learning To Improve Scientific Literacy on The Issue of Global Climate Change Nugroho, Purwo Adi; Dewi, Naomi Dias Laksita
Scientica Education Journal Vol. 2 No. 4 (2025): SEJ-SEPTEMBER
Publisher : PT. Anagata Sembagi Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62872/d8wcmf60

Abstract

Global climate change is a pressing issue that demands scientific literacy among young people to enable them to understand, analyze, and formulate scientifically based solutions. However, the low scientific literacy achievement of Indonesian students based on the PISA results indicates the need for pedagogical innovation in science learning. This study aims to examine the relevance of Project Based Learning (PjBL) in improving scientific literacy through the integration of climate change issues. The method used is a qualitative literature review approach of scientific articles, books, and research reports from the last ten years. Data analysis was carried out through reduction, presentation, and synthesis of findings to confirm the connection between PjBL, scientific literacy, and climate change issues. The results of the study indicate that PjBL effectively encourages active, collaborative, and experience-based learning that is relevant to global challenges. This model develops critical thinking skills, scientific communication, and ecological awareness through real-life projects such as waste management, reforestation, and experiments on the greenhouse effect. The theoretical implications are aligned with constructivism and the inquiry approach, while the practical implications include the transformation of teacher roles, authentic assessment, and applicable curriculum design. Despite constraints on facilities and teacher competencies, collaborative strategies and the use of technology can be a solution. In conclusion, PjBL is a strategic approach to strengthening scientific literacy while forming a critical, creative, and environmentally conscious generation.