Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

PERENCANAAN PENAMBANGAN BATUBARA PADA PIT B SELAMA TRIWULAN I TAHUN 2019 DI PT KALIMANTAN LINTAS KHATULISTIWA Misradin Misradin; Eko Santoso; Sari Melati
Jurnal Himasapta Vol 5, No 1 (2020): Jurnal Himasapta Volume 5 Nomor 1 April 2020
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (916.29 KB) | DOI: 10.20527/jhs.v5i1.2048

Abstract

PT Kalimantan Lintas Khatulistiwa telah membuka pit di bagian selatan wilayah Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi. Awal tahun 2019 pit ini direncanakan dilanjutkan operasi produksinya dengan target seam B sehingga disebut Pit B. Selama triwulan I 2019, ekspansi pit dibatasi hanya menambah elevasi tanpa memperluas pit dan stripping ratio (SR) baik per bulan tidak lebih dari 2 BCM overburden per 1 ton batubara. Melalui penelitian ini disediakan rancangan pit, ramp, disposal, pushback, alat gali muat dan alat angkut untuk mencapai target produksi 150.000 ton batubara selama triwulan I tahun 2019.Perancangan pit dan pushback serta perhitungan volume overburden dan batubara dikerjakan dengan bantuan perangkat lunak Minescape menggunakan metode perhitungan blok strip dengan ukuran 25 x 20 x 5 meter. Jenjang kerja dimana alat gali muat dan angkut yang bekerja berupa Excavator Backhoe Hitachi EX350 dan Dumptruck Nissan CWB atau Hino FM260, dirancang 25 x 10 x 2,5 meter sehingga satu blok-strip dapat diselesaikan dengan 4 front. Disediakan akses jalan utama menuju pushback yang berpindah pindah setiap bulan. Kapasitas disposal disediakan lebih dari 10% dari volume overburden yang akan dibongkar selama triwulan I. Overburden dihamparkan dalam 1 lift karena lift kedua akan digunakan untuk menampung overburden pada triwulan berikutnya.Selama triwulan 1 akan ditambang 154.390,54 ton batubara dengan SR 1,35 sehingga volume overburden 209.035,57 bcm. Disposal dirancang di luar pit (outpit dump) yang terletak di sebelah barat laut Pit B dengan kapasitas 282.480,89 lcm. Bulan Januari akan ditambang 50.403,12 ton batubara dan digali 75.439,98 bcm overburden dengan SR 1,5 di bagian tenggara Pit B. Batubara disimpan di stock-ROM yang berjarak  dari 750 m, 900 m, sampai 1 Km dari front Pit B. Bulan Februari akan ditambang 51.459,62 ton batubara dan digali 42.887,64 bcm overburden dengan SR 0,83 di bagian utara Pit B. Bulan Maret akan ditambang 52.801,10 ton batubara dan digali 90.775,50 bcm overburden dengan SR 1,72 di bagian barat Pit B. Alat gali muat untuk penambangan batubara diperlukan 1 unit dan dilayani oleh 4 alat angkut. Penimbunan overburden dibagi menjadi 3 tahap, berurutan dari bagian selatan ke utara, dengan jarak angkut dari front berturut-turut dari Januari sampai Maret ±865 m, ±1013 m, dan ±1110 m. Alat gali muat untuk pembongkaran overburden diperlukan 1 unit berpasangan dengan 6 unit alat angkut yang ditambah menjadi 7 unit pada bulan Maret 2019. Desain pushback dan alat mekanis dari hasil penelitian ini realistis diterapkan untuk mencapai target penambangan Pit B selama triwulan I tahun 2019. Kata kunci: Disposal, penambangan batubara, pushback, short-term mine planning
KAJIAN GEOTEKNIK TAMBANG KAOLIN PADA PT GARDA BUMI ANUGRAH, KECAMATAN ASTAMBUL, KABUPATEN BANJAR, PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Muhammad Mustakim; Marselinus Untung Dwiatmoko; Sari Melati
Jurnal Himasapta Vol 5, No 3 (2020): Jurnal Himasapta Volume 5 Nomor 03 Desember 2020
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jhs.v5i3.2896

Abstract

Sebelum melakukan perencanaan penambangan, diperlukan kajian geoteknik untuk menentukan geometri lereng yang aman dan stabil. Lokasi penelitian merupakan daerah rawa dengan formasi geologi aluvium. Tujuan dari peneltian ini adalah untuk mendapatkan geometri lereng tunggal yang aman dan stabil.Jumalah sampel yang diambil sebanyak tiga sampel di lokasi yang berbeda. Metode yang digunakan dalam pengambilan dan pengujian sampel pada laboratorium adalah menggunakan standar ASTM (American Society for Testing and Material). Material properties sampel 1 bobot isi (γ) 17,14 KN/   kohesi (C) 18,62 KN/  dan sudut gesek dalam (ϕ) 34,28º, sampel 2 γ 16,58  KN/ , C 33,32 KN/  ϕ 28,14º dan sampel 3 γ 19,12 KN/ , C 13,72 KN/  ϕ 45,28. Analis kestabilan lereng menggunakan software slide dengan metode kesetimbangan batas dan metode grafik Hoek-Bray. Tinggi muka air tanah mengacu pada analisis Hoek-Bray.Berdasarkan dari analisis yang telah dilakukan, rekomendasi desain lereng bisa dibuat dengan dua opsi. Opsi pertama yaitu desain lereng dibuat berbeda-beda di setiap zona sesuai dengan properties (kohesi dan sudut gesek dalam) masing-masing setiap sampel. Akan tetpai jika ingin menerapkan desain yang sama diseluruh bukaan tambang maka dapat mengacu pada sampel yang memiliki properties paling lemah yaitu pada sampel 3. Rekomendasi geometri lereng yang dihasilkan yaitu dengan analisis kesetimbangan batas pada software slide kondisi lereng jenuh dengan tinggi lereng 5 m dan kemiringan lereng 42º. Kata kunci : Bobot isi, kohesi, sudut gesek dalam, kesetimbangan batas, Hoek-Bray
PERBAIKAN JALAN ANGKUT TAMBANG : PENGARUH PERUBAHAN STRUKTUR LAPIS JALAN TERHADAP PRODUKTIVITAS ALAT ANGKUT Adip Mustofa; Jaka Guruh Wicaksono; Nurhakim Nurhakim; Afriko Afriko; Sari Melati
Jurnal Himasapta Vol 1, No 01 (2016): Jurnal Himasapta Volume 01 Nomor 01 April 2016
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jhs.v1i01.906

Abstract

Jalan angkut memiliki peranan yang sangat penting dalam siklus operasi produksi penambangan.  Kualitas jalan angkut akan menjadi faktor penentu dalam pencapaian target produksi suatu perusahaan. Pencapaian target produksi antara lain dipengaruhi oleh produktivitas alat. Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana pengaruh perbaikan jalan angkut terhadap produktivitas alat angkut.Perbaikan yang diterapkan berupa perubahan struktur lapis jalan berdasarkan daya dukung material jalan yang diperoleh melalui uji lab serta beban maksimum yang diterima jalan. Penentuan rancangan ketebalan struktur lapis jalan mengacu pada nilai California Bearing Ratio (CBR). Sedangkan beban maksimum dihitung dari alat angkut terbesar dalam keadaan bermuatan penuh yang melewati jalan. Geometri jalan angkut yang meliputi panjang segmen, lebar jalan, dan kemiringannya merupakan perpaduan hasil pengukuran langsung dan pengolahan data dari peta jalan angkut. Data waktu edar alat diambil langsung di lapangan sebelum dan sesudah jalan diperbaiki untuk mengetahui dampaknya terhadap perubahan produktivitas.Alat angkut terbesar yang melewati jalan berupa Komatsu HD465-7 dengan berat bermuatan 97,875 kg dan distribusi beban maksimum terletak pada bagian belakang alat angkut sebesar 36,682.5 lbs. Tebal perkerasan di atas subgrade yang sesuai untuk menahan beban ini adalah setebal 28 inch, dengan minimal lapisan base coarse 8 inch, dan lapisan surface coarse 9 inch.  Hasil uji lab material yang tersedia di lapangan yaitu batulempung dan batulempung pasiran memiliki nilai CBR maksimum masing-masing 43% dan 48%. Batulempung digunakan sebagai material surface coarse dengan tebal 7 inch. Batulempung pasiran digunakan sebagai material base coarse dengan tebal 21 inch. Kecepatan rata-rata alat angkut yang sebelumnya 20.65 km/jam naik menjadi 22.19 km/jam setelah jalan diperbaiki sehingga terjadi peningkatan produktivitas alat angkut yaitu sebesar 2.1 BCM/ jam untuk setiap alat angkut. Kata-kata kunci: Jalan angkut tambang, perbaikan jalan, produktivitas alat angkut, struktur lapis jalan
Analisis coal losses pada kegiatan penambangan di Pit Inul Middle Panel 3 PT Kaltim Prima Coal Afif Irfandy; Agus Triantoro; Sari Melati
Jurnal Himasapta Vol 6, No 2 (2021): Jurnal Himasapta Volume 6 Nomor 2 Agustus 2021
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jhs.v6i2.3960

Abstract

Coal Losses merupakan proses hilangnya batubara yang terjadi pada saat proses penambangan berlangsung sampai pada saat pengiriman batubara ke tujuan. Proses penambangan batubara seperti clean up roof batubara, proses pemuatan batubara, serta saat pengangkutan batubara menuju stockpile berpotensi menimbulkan coal losses. PT Kalimantan Prima Coal menetapkan coal recovery criteria sebesar 98,5%, lebih ketat dari yang ditetapkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebesar 90%. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung coal losses pada proses clean up batubara, pemuatan batubara di loading point, dan pengangkutan batubara; mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya coal losses; dan memberi rekomendasi upaya penanganan coal losses.Penelitian dilakukan di Pit Inul Middle Panel 3 pada PT KPC bulan Mei dan Juni 2019. Ada lima seam batubara yang diamati, yaitu seam  K17LR, K13, K12, K9 dan K4. PT KPC menggunakan survey yang dibandingkan dengan truck count untuk menghitung coal recovery. Total coal losses yang didapat dari setiap seam dibagi menjadi tiga proses penambangan batubara, yaitu coal losses pada saat clean up roof batubara, di loading point, dan saat hauling.Coal Losses yang didapatkan pada seam K17LR bulan Mei dan Juni 2019 sebesar 4,49% dan 3,93%; seam K13 bulan Mei dan Juni 2019 sebesar 2,83% dan 1,47%; seam K12 bulan Mei dan Juni 2019 sebesar 3,57% dan 2,71%; seam K9 bulan Mei dan Juni 2019 sebesar 4,24% dan 4,15%; seam K4 bulan Mei dan Juni 2019 sebesar 4,3% dan 1,11%. Coal losses yang terjadi masih di atas dari kriteria yang diberikan oleh ESDM sehingga masih memenuhi batas kriteria. Persentase coal losses terbesar terjadi di loading point sehingga dilakukan simulasi pengurangan coal losses di loading point. Total losses 19.43% pada Bulan Mei and dan 13.38% pada Bulan Juni berhasil diturunkan menjadi 9,44% and 6,98%. Kata-kata kunci : batubara, recovery, clean up, loading point, hauling
PEMODELAN ENDAPAN BATUBARA DAN PERANCANGAN LIFE OF MINE PIT F PADA PT BORNEO INDOBARA (BIB) KECAMATAN ANGSANA Gerry Alfrits Yizreel Kawalo; Uyu Saismana; Sari Melati
Jurnal Himasapta Vol 4, No 2 (2019): Jurnal Himasapta Volume 04 Nomor 02 Agustus 2019
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jhs.v4i2.1082

Abstract

PT Borneo Indobara, sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan batubara, berniat meningkatkan produksi tahun 2019 dengan membuka pit baru yang bernama Pit F, yang berlokasi pada blok timur di sebelah barat dari Pit Kusan atas. Sebelum kegiatan penambangan dilakukan, terlebih dahulu perlu diketahui bagaimana model endapan batubara dan sebaran kualitas di lokasi tersebut. Kemudian baru dapat disusun rencana penambangan yang setidaknya terdiri atas rancangan akhir pit, jumlah cadangan batubara, volume overburden, luas dan kedalaman pit, serta umur tambangnya. Ketidakpastian kondisi ekonomi, terutama karena harga batubara yang cenderung turun akhir-akhir ini, menyebabkan perencanaan tambang yang dibuat harus fleksibel. Pada penelitian ini dianalisis pengaruh empat skenario alternatif rencana dengan kriteria stripping ratio (SR) terhadap rencana penambangan Pit F. Hasil penelitian diharapkan dapat dimanfaatkan PT Borneo Indobara untuk menghadapi ketidakpastian ekonomi yang berdampak pada pengambilan keputusan mana rancangan yang akan pilih.Pemboran eksplorasi detil dilakukan sebanyak 142 titik bor dengan spasi 200 m dan pola pengeboran staggered, rata-rata kedalaman sekitar 100 meter. Sedangkan untuk mendapatkan kualitas batubara diambil 5 titik bor quality. Survey pemetaan topografi awal wilayah juga dilaksanakan untuk memperoleh model permukaan tanah. Model endapan batubara dikonstruksi melalui korelasi data seam-seam dan lithologi yang terdapat dalam titik-titik bor menggunakan perangkat stratmodel. Geometri lereng di batas akhir penambangan yang dirancang yaitu kemiringan lereng keseluruhan di low wall mengikuti kemiringan batubara. Lereng higwall dan side wall kemiringan lereng tunggal pada overburden 35-45°, ketinggian lereng 10 meter, kemiringan lereng pada batubara 70°, dan lebar jenjang 5 m. Batas penambangan ekonomis ditentukan dari resgraphic, yaitu perangkat informasi distribusi volume overburden dan tonase batubara dalam model solid batter block berukuran 100 x 100 m. Skenario stripping ratio untuk kriteria analisis sensitivitas penentu batas penambangan yang dipakai adalah 3; 3,5; 4; dan 4,5.Kontur struktur roof dan floor batubara hasil pemodelan endapan menunjukan strike/dip Seam F N 176° E/ 3,41°. Dari kontur iso-thickness diketahui ketebalan seam F £ 5 meter. Berdasarkan model resgraphic diperoleh untuk SR 3 terdapat 65 blok ekonomis, SR 3,5 78 blok ekonomis, SR 4 94 blok ekonomis, dan SR 4,5 terdapat 115 blok ekonomis. Rancangan batas akhir penambangan didapatkan kemiringan lereng keseluruhan 32° dengan kedalaman pit berturut-turut 36,78 meter;  40,82 meter; 44,14 meter; dan 48,26 meter. Pit F dengan kriteria SR 3 seluas 21,96 Ha akan menghasilkan 0,72 juta ton batubara dan selesai ditambang dalam jangka waktu 1,19 tahun. Pit F dengan kriteria SR 3,5 seluas 25,72 Ha akan menghasilkan 0,85 juta ton batubara dan selesai ditambang selama 1,42 tahun. Pit F dengan kriteria SR 4 seluas 30,38 Ha akan menghasilkan 1,03 juta ton batubara dan selesai ditambang dalam jangka waktu 1,71 tahun. Pit F dengan kriteria SR 4,5 seluas 35,73 Ha akan menghasilkan 0,72 juta ton batubara dan selesai ditambang selama 2 tahun. Perusahaan dapat menerapkan rancangan life of mine Pit F sesuai dengan nilai SR ekonomis yang berlaku saat kegiatan penambangan mulai berlangsung.
ANALISIS KORELASI STRIPPING RATIO DAN OVERBURDEN RATIO BERDASARKAN KEMIRINGAN LERENG TUNGGAL PADA PERANCANGAN TAMBANG BATUBARA Lofty Rinaldi Sirnipson; Agus Triantoro; Sari Melati
Jurnal Himasapta Vol 5, No 2 (2020): Jurnal Himasapta Volume 5 Nomor 02 Agustus 2020
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jhs.v5i2.2340

Abstract

Eksplorasi merupakan kegiatan penyelidikan suatu daerah yang diperkirakan atau yang diketahui mengandung endapan batubara sekaligus membuktikan kuantitas dan kualitas dari endapan batubara tersebut. Tahap eksplorasi berikutnya sampai pada menentukan ukuran, bentuk, letak sebaran kuantitas dan kualitas untuk kemudian dapat dilakukan kajian kemungkinan dilakukannya penambangan. Pada umumnya penetapan batas penambangan didasarkan pada kriteria stripping ratio. Tetapi pada perangkat lunak perencanaan dan perancangan minescape misalnya, untuk menggambarkan distribusi stripping ratio diperlukan expression. Sedangkan minescape sendiri menyediakan penggambaran otomatis distribusi overburden ratio untuk menentukan batas penambangan. Dengan penelitian ini saya mencoba menghubungkan keduanya.Penelitian dilakukan di CV Rizki Bintang Pit 1 blok tengah IUP Rizki Bintang yang belum dilakukan kegiatan penambangan. Permodelan batubara, pembuatan tiga variasi sudut lereng tunggal pada tiga variasi kedalaman desain Pityang menggunakan perangkat lunak komputer minescape 5.7 dan perhitungan volume (overburden dan batubara) menggunakan metode triangulasi. Hasil penelitian yang telah dilakukan yaitu analisis hubungan nilai overburden ratio terhadap nilai stripping ratiodengan nilai koefisien determinasi secara linear > 0,9 dan nilai koefisien determinasi secara polynomial sama dengan 1. Keyword : Eksplorasi, Perhitungan, Triangulasi, Stripping Ratio, Overburden Ratio
ANALISIS PEMINDAHAN LUMPUR PADA SUMP RAJA AMPAT BULAN SEPTEMBER 2019 DI PIT SOUTH TUTUPAN PT ADARO INDONESIA Muhammad Effendy Saputra; Annisa Annisa; Sari Melati
Prosiding Temu Profesi Tahunan PERHAPI 2020: PROSIDING TEMU PROFESI TAHUNAN PERHAPI
Publisher : PERHAPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36986/ptptp.v0i0.224

Abstract

PT Adaro Indonesia merupakan tambang batubara yang menggunakan metode open pit dalam pengambilan batubara yang mana semua aktivitas dilakukan di atas permukaan bumi, salah satu masalah dalam metode open pit  ini adalah air, karena semua dilakukan di atas permukaan bumi maka ketika terjadi hujan air akan masuk ke area penambangan dan air tersebut tercampur dengan material padatan yang dilaluinya dan tergenang dalam lokasi penambangan tepatnya di kolam penampungan air sementara atau sump yang didalamnya terdapat air dan lumpur yang terendapkan diakibatkan hujan. Pada penelitian yang di amati ini terdapat 2 metode pemindahan lumpur yang berbeda untuk memindahkan lumpur pada Sump Raja Ampat, pertama menggunakan metode Shovel and Truck dengan alat Gali Muat Komatsu PC2000 dan Alat Angkut HD785 Type X-Pro Vessel, dan kedua menggunakan metode Slurry Pump dengan Alat Muat Dragflow Komatsu PC300 dan Alat Angkut HD785 Type Tailgate.Hasil yang didapatkan dalam penelitian kali ini dengan 2 metode yang berbeda adalah, metode shovel and truck mampu memindahkan lumpur pada bulan September 2019 sebesar 153.114M3 dengan Plan dari perusahaan 161.145M3 jadi masih ada selisih sebesar 8.031 M3 lumpur yang belum terpindahkan. Sedangkan metode slurry pump berhasil memindahkan lumpur sebesar 48.420M3 dengan Plan dari perusahaan 80.210 M3 jadi masih terdapat selisih sebesar 31.790 M3 lumpur yang belum terpindahkan. Total lumpur yang dapat terpindahkan dengan kedua metode tersebut adalah 201.534 M3 dengan Plan 241.355 M3jadi masih ada selisih sebesar 39.821 M3 antara Plan dan Actual pada bulan september 2019. 
Review Kemajuan Tambang Bulan November 2019 dan Perencanaan Tambang Bulan Desember 2019 di Tambang Terbuka Batubara Abdul Hakim; Marselinus Untung Dwiatmoko; Sari Melati
Jurnal Geomine Vol 8, No 3 (2020): Edisi Desember 2020
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33536/jg.v8i3.599

Abstract

Perencanaan bulanan, berdasarkan jangka waktunya, termasuk ke dalam perencanaan jangka pendek (short-term planning). Tahap pekerjaan yang berperan penting untuk operasi tambang yang efektif dan efisien pada perencanaan bulanan yaitu mengevaluasi kemajuan tambang bulan sebelumnya dan merencanakan tahapan penambangan bulan berikutnya. Penelitian ini dilakukan di tambang terbuka batubara dengan tujuan mendeskripsikan review kemajuan tambang pada bulan November 2019 dan merencanakan penambangan bulan Desember 2019. Rencana penambangan mencakup penetapan batas penambangan, perancangan kemajuan pit, perubahan disposal, jalan angkut tambang, tahapan penambangan, jadwal produksi, serta jumlah alat gali muat, angkut dan support. Perangkat lunak Minescape 5.7 digunakan pada proses desain tambang dan perhitungan volume overburden dan coal. Penentuan batas penambangan (pit limit) ditentukan dari target bulanan dan perancangan tambang tidak melebihi dari rancangan tahunan. Rencana jumlah alat mempertimbangkan produktivitas alat mekanis yang tersedia agar dapat mencapai target bulanan. Hasil review pada bulan November 2019,  overburden dan coal aktual yang tergali lebih 10% dari target. Topografi pit pada akhir bulan elevasinya kurang dari request level (undercut). Aktual horizontal distance dan vertical distance pada coal getting sesuai dengan plan. Sedangkan pada pemindahan overburden, horizontal distance 11% lebih dari plan dan vertical distance 7% kurang dari plan. Rencana kemajuan tambang pada bulan Desember 2019 menggunakan angka stripping ratio 3, luasan area bottom pit 21.48 Ha dengan RL -64 dan -48, luasan area Low Wall 16.72 Ha dengan RL -16. Produksi batubara pada bulan Desember 2019 direncanakan  400,000 ton, dengan pemindahan overburden sebesar 1,200,000 bcm. Target akan dicapai dengan 4 alat gali muat dan 96 alat angkut untuk pemindahan overburden dan 1 alat gali muat dan 17 alat angkut untuk coal getting, 3 dozer di pit dan 2 dozer di disposal.
ANALISIS KESTABILAN LERENG BEKAS TAMBANG TANAH URUG DI GUNUNG KUPANG KOTA BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN Marselinus Untung Dwiatmoko; Sari Melati; Andreas Sibarani
Geosapta Vol 6, No 1 (2020): Januari 2020
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (378.415 KB) | DOI: 10.20527/jg.v6i1.7880

Abstract

Lereng bekas tambang tanah urug kurang mendapatkan perhatian oleh pihak pengelolah sehingga memiliki potensi yang membahayakan bagi aktivitas di wilayah lereng. Lokasi penelitian merupakan wilayah perbukitan Gunung Kupang yang dilakukan kegiatan  penambangan tanah urug. Tujuan penelitian analisis kestabilan lereng tanah urug adalah lereng pada lokasi penelitian dapat menjadi daerah yang aman untuk pemukiman berdasarkan standar yang telah ditetapkan oleh departemen pekerjaan umum.                Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel dan pengujian pada laboratorium adalah menggunakan standar ASTM (American Society for Testing and Material). Analisis kestabilan lereng dilakukan menggunakan software Slide v.6.0 dengan material propertis kohesi (C) 53,94 KN/m3 dan Sudut geser dalam (ø) 26◦. Metode yang digunakan dalam analisis kestabilan lereng adalah metode Bishop, Janbu dan Hoek dan Bray.Pengujian kadar air 15.09%, berat volume 19.89 KN/m3, berat jenis 2.41, sieve analysis memiliki Cu 3.22 dan Cc 1.2. Klasifikasi tanah menurut metode USCS (% lolos ≥ 50%) dan metode AASTHO (% lolos ≥ 35%) tanah termasuk berbutir kasar. Pengujian Atterberg limit test diketahui nilai batas cair 43.14% dan batas plastis 21.61%. Faktor keamanan lereng dengan metode Bishop 1.97 dan metode Janbu 1.76. Faktor keamanan < 2 sehingga dilakukan perbaikan lereng. Volume yang dibongkar 474,419.14 m3. Waktu pembongkaran lima bulan. Hasil penjualan tanah IDR 2,715,175,382.84. Kata-kata kunci: Tambang Tanah Urug, Faktor Keamanan, Kestabilan Lereng, Gunung Kupang 
KAJIAN AMBANG BATAS GETARAN PELEDAKAN DI AREAL DESA SEKITAR TAMBANG BATUBARA DENGAN METODE SCALE DISTANCE ANALYSIS Eko Santoso; Sari Melati; Muhammad Fiqri Ramadhan
Geosapta Vol 7, No 1 (2021): Januari 2021
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jg.v7i1.9323

Abstract

Getaran tanah merupakan bagian dari output operasi peledakan pada lingkungan. Ketika getaran tanah berada pada level yang tinggi, dapat menyebabkan gangguan pada manusia, ketidaknyamanan dan bahkan menyebabkan pada struktur bangunan di sekitarnya. Mengingat dekatnya jarak dari lokasi peledakan ke daerah pemukiman warga (zona crissis) yang berjarak sekitar ±1000 m. Berdasarkan kondisi lapangan yang terjadi pada bulan Agustus 2019 - Desember 2019 dimana tercatat ground vibration terbesar 3,06 mm/s. Kepmen LH No. 49 Tahun 1996 dan SNI 7571:2010 tentang Baku Tingkat Getaran Kejut menyebutkan batasan kecepatan getaran terhadap lingkungan sekitar yang berpengaruh terhadap keutuhan bangunan. Rekomendasi tersebut sebagai acuan penelitian untuk mengevaluasi nilai getaran tanah yang dihasilkan kegiatan peledakan tambang terbuka. Penulis melakukan evaluasi dari data hasil pengukuran ground vibration aktual berdasarkan pendekatan Teori Peak Particle Velocity yang dihubungkan dengan regresi power untuk memperoleh rumusan prediksi ground vibration, yang kedepannya bisa dijadikan acuan untuk menetukan jumlah isian bahan peledak agar ground vibration yang terjadi tidak melebihi batas aman. Hasil prediksi rumusan ground vibration pada jarak 900 m sampai 1500 m yang diperoleh nilai Peak Particle Velocity ≤ 1,5 mm/s menurut U.S Bureau Of Mines dengan isian bahan peledak maksimum 244,14 kg dimana nilai k = 698.54 dan β = -1.47, menurut Ambraseys-Hendorn dimana nilai k = 5787.19 dan β = -1.609 denagn isian bahan peledak maskimum 207,17 kg , sedangkan menurut Langefors Kihlstrom nilai k dan β yang dieproleh 101.46 dan 1.75 dengan isian bahan peledak maksimum 221.28 kg. Rumusan prediksi ini cukup baik dan dapat digunakan sebagai acuan prediksi getaran tanah agar dampak dari kegiatan peledakan terhadap lingkungan sekitar aman. Kata Kunci: Peledakan, Getaran Tanah, Peak Particle Velocity, Regresi Power