Pengoptimalan jumlah alat angkut dan alat muat menjadi penting dalam pencapaian produktivitas alat mekanis pada aktivitas pemuatan batubara, baik dengan kondisi fleet yang homogen maupun dengan kondisi fleet yang heterogen. Penggunaan match factor dalam penentuan rasio tingkat kedatangan alat angkut dengan waktu pelayanan alat muat suatu fleet biasa diterapkan namun dengan asumsi kondisi fleet yang homogen dimana alat angkut dengan tipe yang sama dilayani oleh alat muat dengan tipe yang sama pula. Namun realisasi fleet yang heterogen pada aktivitas pemuatan batubara sering terjadi akibat penambahan alat mekanis dengan tipe yang berbeda baik pada alat muat maupun pada alat angkutnya. Perhitungan match factor  yang digunakan dalam paper ini mengacu pada dua kondisi fleet yang heterogen yaitu pada Fleet 1 dimana satu tipe alat angkut (Hino 500 FM 260 JD) dilayani dua tipe alat muat (Excavator JCB JS305 LC dan Wheel Loader Komatsu WA500) dan pada Fleet 2 dimana dua tipe alat angkut (Hino 500 FM 260 JD dan Hino 700 FY 3248) dilayani dua tipe alat muat (Excavator JCB JS305 LC dan Wheel Loader Komatsu WA500). Nilai match factor yang dihasilkan pada Fleet 1 adalah 1,17 sehingga rekomendasi yang diberikan yaitu mengurangi alat angkut sebanyak 10 unit. Sedangkan nilai match factor yang dihasilkan untuk Fleet 2 adalah 1,34 sehingga rekomendasi yang diberikan yaitu mengurangi alat angkut Hino 500 FM 260 JD sebanyak 21 unit atau Hino 700 FY 3248 sebanyak 16 unit.