Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search
Journal : Prosiding SNITP (Seminar Nasional Inovasi Teknologi Penerbangan)

ANALISA LAJU KOROSI PADA ALLUMINIUM 2024 TERHADAP LARUTAN HNO3 DAN NaCl DENGAN PERLAKUAN PANAS Nidzomuddin Auliya; Bambang Junipitoyo; Wasito Utomo
Prosiding SNITP (Seminar Nasional Inovasi Teknologi Penerbangan)
Publisher : Politeknik Penerbangan Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Korosi adalah proses alami di mana logam yang secara bertahap berubah atau diubah oleh reaksi Korosi 0adalah 0proses 0alami 0di 0mana 0logam 0yang 0secara 0bertahap 0berubah 0atau 0diubah 0oleh 0reaksi 0kimia 0antara 0logam 0dengan 0lingkungannya 0menjadi 0karat 0yang 0memiliki 0peluang 0yang 0besar 0terhadap 0korosi 0karena 0pesawat 0sebagian 0besar 0terbuat 0dari 0logam 0yang 0kontak 0langsung/tidak 0langsung 0dengan 0cairan 0yang 0bersifat 0asam 0dan 0korosi 0tinggi. 0korosi 0pada 0struktur 0pesawat 0adalah 0hal 0yang 0fatal 0jika 0diabaikan 0dan 0bisa 0menjadi 0salah 0satu 0faktor 0yang 0menyebabkan 0kecelakaan 0pesawat 0terbang. 0Dalam 0penelitian 0ini 0material 0yang 0digunakan 0adalah 0Alumunium 0Alloy 02024 0pada 0media 0korosi 0larutan 0HNO3 0dan 0larutan 0NaCl 0mendapatkan 0perlakuan 0heat 0treatment 0serta 0perlakuan 0quenching. 0Metode 0yang 0digunakan 0adalah 0metode 0weight 0loss. 0Tujuan 0dari 0penelitian 0ini 0adalah 0untuk 0mengetahui 0pengaruh 0larutan 0HNO3 0dan 0larutan 0NaCl 0yang 0mendapat 0heat 0treatment 0terhadap 0laju 0korosi 0Alumunium 0Alloy 02024 0dan 0mengetahui 0perbedaan 0laju 0korosi 0material 0tersebut. 0Hasil 0pengujian 0laju 0korosi 0yang 0dilakukan 0dengan 0waktu 048, 072, 096, 0dan 0168 0jam 0yang 0sebelumnya 0telah 0dipanaskan 0pada 0suhu 0200⁰C 0dalam 0waktu 01,2,3 0jam. Berdasarkan hasil perhitungan laju korosi untuk material HNO3 tanpa menggunakan perlakuan panas selama 168 jam sebesar 605,78 mpy. Dan untuk material HNO3 menggunakan perlakuan panas selama 168 jam pada suhu 200°C selama 3 jam sebesar 374,30 mpy terjadii perurunan laju korosi sebesar 38,21%. Sedangkan pada larutan NaCl tanpa menggunakan perlakuan panas selama 168 jam sebesar 566,38 mpy. Dan untuk material NaCl menggunakan perlakuan panas selama 168 jam pada suhu 200°C selama 3 jam sebesar 325,05 mpy terjadii perurunan laju korosi sebesar 42,60%. Didapatkan hasil bahwa semakin lama waktu perendaman semakin cepat laju korosi spesimen dan spesimen yang mendapatkan perlakuan panas hasil laju korosi lebih rendah dibandingkan dengan spesimen yang tidak mendapatkan perlakuan panas..
PENGARUH PENAMBAHAN ZAT MAGNESIUM TERHADAP SIFAT MEKANIS ALUMUNIUM ALLOY 1100 PADA TEMPERATUR 150℃, 200℃, dan 250℃ Nuruddin Arroniri Ritonga; Bambang Junipitoyo; Linda Winiasri
Prosiding SNITP (Seminar Nasional Inovasi Teknologi Penerbangan)
Publisher : Politeknik Penerbangan Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebutuhan terhadap aluminium alloy pada dunia perindustrian meningkat, terutama pada pembuatan pesawat terbang. Alumunium digunakan karena sifat yang ringan, kuat dengan pencampuran dengan zat lain. Untuk meningkatkan nilai kekerasan alumunium dengan cara penambahan unsur magnesium dengan variasi temperatur yang ditetapkan selama proses pembuatan paduan aluminium yang dihasilkan. Hasil perbandingan nilai uji vickers tertinggi yaitu 32,99 HV pada material campuran magnesium 4% pada suhu heat treatment 250℃ dengan waktu 150 menit. Hasil nilai ketangguhan impact tertinggi yaitu 0,0177 J/mm²pada campuran magnesium 3% pada suhu heat treatment 250℃ dengan waktu 120 menit. Hasil uji tarik menghasilkan nilai modulus elastisitas tertinggi yaitu 211,90 Mpa pada campuran magnesium 3% pada suhu heat treatment 200℃ dengan waktu 120 menit.
CAMPURAN BAHAN BAKAR PERTALITE 25% ETHANOL MESIN PISTON 1 SILINDER TERHADAP PERFORMA DENGAN VARIASI WAKTU PENGAPIAN Rafi Raihannur Rachman; Bambang Junipitoyo; Linda Winiasri
Prosiding SNITP (Seminar Nasional Inovasi Teknologi Penerbangan)
Publisher : Politeknik Penerbangan Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ketergantungan dengan energi bahan bakar seperti batu bara, minyak bumi dan gas alam akan semakin meningkat pada beberapa waktu mendatang. Sedangkan cadangan energi bahan bakar semakin berkurang. Hal ini juga disebabkan oleh tingginnya angka transportasi yang menggunakan bahan bakar. Pada saat ini sudah banyak dikembangkan bahan bakar alternatif dengan tujuan untuk pengganti ataupun bahkan pencampur bahan bakar. Salah satunya adalah etanol yang asalnya bisa didapat pada tumbuhan jagung, gandum, dan lainnya. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui pengaruh penggunaan etanol terhadap daya, torsi, waktu pengapian, performa mesin dan konsumsi bahan bakar. Dalam melaksakan penelitian ini langkah awal yang diperlukan merupakan bahan bakar, etanol, dan alat untuk memperoleh data menggunakan dynotest. Mesin akan diamati perubahannya pada aspek daya, torsi, dan konsumsi bahan bakar dengan meggunakan penambahan etanol pada pertalite. Persentase yang digunakan adalah 25%. Pada pengujian variasi waktu pengapian yang dimajukan 1°, 2°, 3°, dan 4° untuk mendapatkan pembakaran yang lebih sempurna pada campuran bahan bakar 25% etanol 75% pertalite dan dapat disimpulkan pada pengujian ini pengaruh penambahan etanol hanya berefek pada peningkatan daya dan torsi.
PENGARUH CAMPURAN BAHAN BAKAR PERTALITE DAN 50% ETHANOL DENGAN VARIASI IGNITION TIMING PADA PISTON ENGINE 1 CYLINDER Muhammad Rafi Putra Andika; Bambang Junipitoyo; Linda Winiasri
Prosiding SNITP (Seminar Nasional Inovasi Teknologi Penerbangan)
Publisher : Politeknik Penerbangan Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kelangkaan energi masih menjadi masalah global dekade ini karena pasokan bahan bakar fosil dan minyak mentah semakin langka atau habis karena tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi dan meningkatnya penggunaan kendaraan bermotor. Etanol dari jagung, gandum dan tanaman lainnya merupakan bahan bakar alternatif beroktan tinggi yang dapat mendongkrak nilai oktan bahan bakar fosil lainnya. Etanol memaksimalkan kinerja mesin, dan waktu pengapian juga dapat mempengaruhi kinerja mesin secara positif. Penelitian ini membutuhkan alat dinamometer untuk mendapatkan data berupa daya, torsi dan konsumsi bahan bakar pertalite dengan menggunakan campuran etanol 50% beserta perubahan waktu pengapian. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahan bakar campuran pertalite dan ethanol serta mengubah waktu pengapian dapat menaikkan performa mesin dan meningkatkan efisiensi bahan bakar. Hal ini dibuktikan dari variable terbaik yang di dapat ialah Pertalite 50% : Ethanol 50% +2º BTDC dari waktu standard (25º BTDC) yang menghasilkan torsi sebesar 13,96 N.m, mengalami peningkatan torsi dari ignition timing standard sebesar 0,27 N.m dan menghasilkan daya 9,2 HP dan mengalami peningkatan daya dari ignition timing standard sebesar 8 HP serta memiliki konsumsi bahan bakar terendah yaitu sebesar 0,42 ml/s.
UJI TARIK DAN UJI IMPACT PADA KOMPOSIT SERAT SABUT KELAPA DENGAN VARIASI ARAH SERAT Muhammad Ramdhan; Bambang Junipitoyo; Wasito Utomo
Prosiding SNITP (Seminar Nasional Inovasi Teknologi Penerbangan)
Publisher : Politeknik Penerbangan Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Serat sabut kelapa merupakan salah satu serat alami yang bisa di manfaatkan sebagai bahan komposit karena tidak menghantarkan arus listrik, tidak menghantarkan panas, kuat, bobot nya yang ringan, ramah lingkungan, dan biaya pembuatannya yang terjangkau. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dan membandingkan seberapa kuat komposit serat sabut kelapa yang menggunakan serat searah, arah serat anyam, dan serat acak melalui uji tarik dan uji impact. Penelitian dimulai dari bulan November 2021 hingga bulan juli 2022. Pada bulan Agustus 2022 merupakan persiapan dan pelaksanaan ujian tugas akhir. Tempat penelitian ini dilakukan di engine shop prodi Teknik Pesawat Udara AMTO 147D Politeknik Penerbangan Surabaya. Pembuatan spesimen. Pembuatan spesimen komposit dengan serat sabut kelapa, dengan menggunakan resin polyester 157 dan katalis, menggunakan perbandingan serat 10% dan matriks 90% dengan menggunakan standar benda uji komposit ASTM D638-1 dan ASTM A370. Berdasarkan hasil pengujian tarik yang telah dilakukan pada ketiga variasi arah serat komposit tersebut dapat diketahui bahwa komposit dengan nilai tegangan tarik tertinggi di dapat oleh arah serat anyam dengan nilai rata rata tegangan 25,54 N/MM2 dan komposit dengan nilai rata rata regangan tertinggi di dapatkan oleh arah serat searah dengan nilai rata rata regangan 2,91% lalu pada pengujian impact komposit nilai tenaga patah dengan hasil tertinggi di dapatkan oleh komposit yang menggunakan arah serat acak dengan nilai rata rata tenaga patah 0,29 Joule/MM2.
PENGARUH PENAMBAHAN MAGNESIUM PADA SIFAT MEKANIS ALLUMUNIUM ALLOY 1100 MENGGUNAKAN VARIASI TEMPERATUR DAN WAKTU 120 MENIT AGING Ridwan Rifki Riyadi; Bambang Junipitoyo; Linda Winiasri
Prosiding SNITP (Seminar Nasional Inovasi Teknologi Penerbangan)
Publisher : Politeknik Penerbangan Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Material dasar allumunium alloy sering dimanfaatkan pada industri penerbangan sebagai bahan struktur pesawat terbang karena mempunyai sifat ringan dan kekuatannya mudah dibentuk, untuk memperoleh sifat mekanis yang baik pada alumunium, perlu ditambahkan beberapa paduan. Dengan variasi aging dan temperatur dapat meningkatkan sifat mekanis dari alumunium alloy 1100. Pengujian dilakukan dengan cara melebur alumunium alloy 1100 kemudian dengan pencampuran kandungan kimia untuk kandungan magnesium setelah itu dilakukan variasi aging dan temperatur. Setelah dilakukan aging dan variasi temperatur dilakukan uji Tarik, uji kekerasan Vickers, dan uji Impact dari alumunium alloy 1100.  Hasil akhir yang dicapai dari penelitian ini yaitu pada pengujian Tarik didapat hasil tertinggi pada campuran zat magnesium (Mg) 5% dengan suhu 350℃ serta 120 menit aging dengan nilai 345,69 MPa. Penambahan zat magnesium juga meningkatkan sifat mekanis dari segi ketangguhan dan kekerasan material, terlebih dilakukannya proses aging pada material. Pada pengujian Vickers didapat nilai kekerasan rata-rata tertinggi pada campuran magnesium 5% suhu 350℃ dengan nilai 34,01 HVN. Lalu pada uji impact diperoleh nilai ketangguhan tertinggi pada campuran magnesium 4% dengan suhu 350℃ dengan nilai 0,0131 J/mm².
PENGARUH ELEMEN MAGNESIUM TERHADAP SIFAT MEKANIK ALUMINIUM 1100 DENGAN PERUBAHAN SUHU DAN WAKTU AGING Roy Pratama Suwanto; Bambang Junipitoyo; Linda Winiasri
Prosiding SNITP (Seminar Nasional Inovasi Teknologi Penerbangan)
Publisher : Politeknik Penerbangan Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Paduan aluminium banyak digunakan sebagai bahan utama struktur pesawat karena ringan dan mudah dibentuk, tetapi paduan aluminium 1100 juga mudah rapuh. Oleh karena itu, perlu dilakukan penambahan beberapa paduan untuk mendapatkan sifat mekanik aluminium yang baik. Paduan aluminium yang tepat diharapkan dapat meningkatkan sifat mekanik aluminium alloy 1100. Percobaan dilakukan dengan cara melebur paduan aluminium 1100 dan menambahkan campuran bahan kimia berupa unsur magnesium dan waktu penuaan atau aging serta perubahan suhu. Penambahan unsur magnesium dapat mengoptimalkan sifat mekanik paduan aluminium 1100. Sifat mekanik aluminium kemudian dianalisis salah satunya dengan menguji kekerasan vickers, kekuatan impak dan kekuatan tarik material. Hasil akhir dari penelitian ini adalah uji vickers dengan rata-rata kekerasan tertinggi sebesar 32.467 HVN pada paduan magnesium 5% dengan temperatur 200℃ dan waktu aging 120 menit. Pada pengujian impak yang bersangkutan diperoleh durabilitas tertinggi yaitu 0,0180 HI dalam 0% magnesium atau paduan aluminium murni. Hasil tertinggi diperoleh pada uji tarik sebesar 35,55 Mpa pada paduan magnesium 3% dalam temperatur 200℃ dengan waktu aging 60 menit.
RANCANGAN PEMBUATAN SPECIAL TOOL GRINDING VALVE SEATS UNTUK PISTON ENGINE LYCOMING IO-360 Achmad Sholehhudin; Suseno; Bambang Junipitoyo
Prosiding SNITP (Seminar Nasional Inovasi Teknologi Penerbangan)
Publisher : Politeknik Penerbangan Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Politeknik Penerbangan Surabaya menyediakan piston engine pesawat sebagai alat penunjang pembelajaran. Maka dari itu diperlukan beberapa special tool yang efisien sehingga alat lebih mudah digunakan dan dipahami oleh para taruna untuk pelaksanaan praktek salah satunya yaitu grinding valve seats, di hangar Politeknik Penerbangan Surabaya masih belum ada alat yang dapat digunakan untuk pelaksanaan grinding valve seatsnya. Tujuan dalam experiment ini adalah merancang special tool yang digunakan untuk melakukan grinding valve atau biasa disebut dengan skir klep pada intake valve dan exhaust valve. Metode penelitian ini menggunakan metode eksperimental untuk penelitiannya karena menjelaskan tentang beberapa tahapan mengenai rancangan pembuatan dan juga pengujian alat. Penelitian ini bertujuan untuk membuat sebuah special tool grinding valve seat satu arah putaran yang disertai tumbukan. Untuk membandingkan hasil grinding valve yang baik dan lamanya waktu penyekiran, maka variasi putaran motor yang digunakan adalah 500 RPM, 750 RPM, dan juga 1000 RPM. Dari experiment ini menghasilkan special tool grinding valve seats. Untuk hasil pengujian yang didapat dari penelitian ini adalah semakin besar kecepatan putar motor maka semakin besar pula hasil pemakanan atau pengikisan valve seat nya. Hasil penyekiran terbaik yaitu tidak terjadinya kebocoran dan pengikisan paling sedikit yang terdapat pada kecepatan putaran motor 500 RPM.