Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

STUDI NUMERIK DAN EKSPERIMENTAL PERBANDINGAN BENTUK VORTEX GENERATOR DENGAN POSISI STRAIGHT PADA WING AIRFOIL NACA 43018 Setyo Hariyadi S.P.; Wawan Aries Widodo; Bambang Junipitoyo; Wiwid Suryono; Supriadi Supriadi
Approach : Jurnal Teknologi Penerbangan Vol. 2 No. 2 (2018): Oktober 2018
Publisher : Politeknik Penerbangan Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (627.763 KB)

Abstract

Pesawat terbang merupakan aplikasi ilmu mekanika fluida yang sangat memperhatikan aspek aerodinamika karena berkaitan dengan performa pada penerbangan. Satu hal penting yang harus diperhatikan dalam pendesainan suatu pesawat yaitu pemilihan airfoil dan modifikasinya. Modifikasi airfoil dilakukan untuk menunda separasi aliran dan meningkatkan performa airfoil, salah satunya dengan vortex generator. Hal ini dapat diindikasikan dengan tertundanya separasi aliran yang melintasi permukaan atas dari airfoil. Dengan tertundanya separasi ini maka gaya lift akan semakin besar dan gaya drag akan semakin kecil. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa penambahan vortex generator pada permukaan atas airfoil dapat menunda terjadinya separasi aliran. Hal ini disebabkan aliran lebih tahan melawan gaya gesek dan adverse pressure gradient. Topik yang dikaji dalam penelitian ini adalah aliran melintasi airfoil NACA 43018 dengan penambahan vortex generator. Profil vortex generator yang digunakan adalah flat plate vortex generator dengan konfigurasi straight dan ditempatkan pada x/c = 10% dan 20% arah chord line dari leading edge. Variasi yang digunakan adalah bilangan Reynolds (Re) dan sudut serang (α) pada airfoil. Kecepatan freestream yang digunakan yaitu kecepatan 12 m/s atau Re = 7,65 x 105 dan kecepatan 17 m/s atau Re = 9 x 105, dan pada sudut serang (α) 0o, 3o, 6o, 9o, 12o, 15o, 19o, dan 20o. Parameter yang dievaluasi meliputi koefisien tekanan (Cp), profil kecepatan, koefisien lift, koefisien drag, dan rasio CL/CD. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan performansi dari airfoil NACA 43018 dengan penambahan vortex generator dibandingkan dengan tanpa vortex generator. Adanya vortex generator, dapat menunda terjadinya separasi. Dengan penambahan vortex generator terjadi peningkatan koefisien lift sekitar 5% dan menaikkan koefisien drag sekitar 1,5%. Rasio CL/CD meningkat sekitar 5 %.
KARAKTERISTIK ALIRAN FLUIDA UNTUK PENGGUNAAN VORTEX GENERATOR DENGAN POSISI STRAIGHT PADA WING AIRFOIL NACA 0012 Wawan Aries Widodo; Setyo Hariyadi; Bambang Junipitoyo; Gunawan Sakti; Supriadi Supriadi
Approach : Jurnal Teknologi Penerbangan Vol. 3 No. 1 (2019): April 2019
Publisher : Politeknik Penerbangan Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Wings on an airplane have a very large effect on the formation of lift in all parts. From the wingtip area to the wingroot section, everything that happens between these parts will have an effect on the amount of lift produced. The use of vortex generators has a big influence with a small form of modification in the upper surface. The separation delay is an indication of the important things that are produced in its use. With this separation delay, the lift force will be greater and the drag force will be smaller. This is because the flow is better able to withstand friction and adverse pressure gradients. This study examines the flow across the NACA 0012 airfoil with the addition of a vortex generator. The vortex generator profile used is a flat plate vortex generator with a straight configuration and placed at x / c = 10% chord line direction from the leading edge. The variations used are the Reynolds (Re) number and the attack angle (α) on the airfoil. The freestream speed used is the speed of 12 m / s, and at the angle of attack (α) 0o, 3o, 6o, 9o, 12o, 15o, 17o, 19o, and 20o. The parameters evaluated included pressure coefficient (Cp), speed profile, lift coefficient, drag coefficient, and CL/CD ratio. The results of this study indicate that there was an increase in performance of the NACA 0012 airfoil with the addition of a vortex generator compared to without the use of a vortex generator. With the vortex generator more separation can be delayed. In this study also shows that the shape and arrangement of vortex generators play an important role in delaying separation.
PERENCANAAN KONSTRUKSI RIGID PAVEMENT PADA APRON DI BANDAR UDARA DEWADARU KARIMUNJAWA Faiz Ardysyahputra; Supriadi Supriadi; Fahrur Rozi
Approach : Jurnal Teknologi Penerbangan Vol. 4 No. 1 (2020): April 2020
Publisher : Politeknik Penerbangan Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bandar Udara Dewadaru (IATA: KWB, ICAO: WAHU) terletak di Kepulauan Karimunjawa, tepatnya di Pulau Kemujan, Kecamatan Karimunjawa, Kabupaten Jepara,Jawa Tengah. Pulau Kemujan adalah salah satu pulau dari 27 pulau yang berada di gugusankepulauan Karimunjawa. Pulau ini bisa dikatakan telah menyatu dengan Pulau Karimunjawadan hanya dipisahkan oleh sungai kecil saja. Jarak Bandar Udara Dewadaru dari pusat kotasekitar 22.Apron sebagai unsur yang paling penting untuk tempat pemarkiran pesawat. Kondisi aprondi Bandar Udara Dewadaru Karimunjawa sangat rusak banyak butiran-butiran pada lapisanyang keluar. Kerusakan yang terjadi di apron ini adalah pelapukan dan butiran lepas(weathering and raveling) dari agregat serta material yang ada di apron. Kerusakan initerjadi merata hingga seluruh apron, dan jika dihitung dengan tingkat kerusakan, apron initergolong dalam tingkat kerusakan yang berat. Dari hasil survey dan observasi telahdilakukan untuk perencanaan pergantian lapisan perkerasan pada apron yang semula flexibleakan dirubah menjadi rigid.Oleh karena itu tugas akhir ini disusun guna menyampaikan bagaimana merencanakan tebalperkerasan apron yang standar dengan mengacu pada Federal Aviation Administration(FAA). Dan sesuai dari Rencana Induk Bandar Udara maka pengembangan dimensi apronyang direncanakan adalah 60 m x 50 m, dengan sebelumnya luas apron eksisting pada masterplan lama yaitu 90 m x 50, jadi terdapat pelebaran sekitar 60 m. Untuk hasil strukturperkerasan menggunakan software FAARFIELD yang terdiri dari tebal slab beton 18 cmdan tebal base 16 cm untuk subgrade dengan CBR 11,17 %. Berdasarkan perhitungan RAB,maka anggaran yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi rigid pada aprondengan luas 7.500 m2 yaitu Rp 8.282.356.000,00.
Separasi dan Reattachment Aliran di Belakang Gundukan (Bump) Setengah Lingkaran, Segitiga dan Persegi Panjang Setyo Hariyadi S.P.; Setiyo Setiyo; Supriadi Supriadi
Jurnal Penelitian 254-260
Publisher : Politeknik Penerbangan Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (658.45 KB) | DOI: 10.46491/jp.v2i4.60

Abstract

Characteristic of viscous flow through a contour always become the interesting topic to be studied. This research studied characteristic of turbulent viscous flow through a flat plate mounted by bump. Target of this research is to know the flow characteristic through the semicircle, triangle and quadrangular bump, and also to get distribution coefficient of pressure (Cp), separation point, coefficient of pressure drag (CDp) and coefficient of total drag (CD). Beside that, in this research also conduct smoke visualization to know visualization of turbulent viscous flow through a flat plate mounted by bump. This experiment is conducted in subsonic wind tunnel. Form of the bump that is used are semicircle, triangle and quadrangular, and free stream velocity equal to 9.75 m/s and 15.5 m/s. Pressure coefficient got from static pressure measurement over flat plate and bump by using wall pressure tap. Coefficient of pressure drag (CDp) got from calculation based pressure. The measurement of velocity profile over flat plate and bump by using pitot tube. Measurement conducted at 6 point before side of upstream bump, 1 point at top bump and 13 point after side of downstream bump where distance between the points are 20 mm. While for the direction of vertical, the measurement taken at 80 point started from height 80 mm from surface until near the surface. Existence of bump on flat plate result the flow becomes separation so that generate the total drag force addition over flat plate. The highest total drag force occured on flat plate with triangle bump, then on flat plate with quadrangular bump and the smallest occur on flat plate with semicircle bump.
Rancangan Sistem Kontrol dan Monitoring Panel LVSDP Menggunakan Mikrokontroler Berbasis Personal Computer di Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan Kustori Kustori; Supriadi Supriadi
Jurnal Penelitian 295-301
Publisher : Politeknik Penerbangan Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (705.442 KB) | DOI: 10.46491/jp.v2i4.69

Abstract

Pada jam operasional Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan sering dijumpai komplain pihak terminal bandara dan pihak tenant yang memberitahu teknisi listrik tentang masalah tidak adanya power listrik menyuplai beban di suatu titik terminal bandara. Untuk menanggapi hal tersebut, seorang teknisi harus menuju ke lokasi untuk melakukan pengecekan. Hal yang dilakukan teknisi ini dipandang kurang efisien karena belum adanya kontrol dan monitoring jarak jauh secara otomatis menggunakan PC. Untuk mengatasi hal tersebut, penulis bermaksud untuk merancang sebuah alat kontrol dan monitoring panel LVSDP secara otomatis menggunakan mikrokontroller dengan bantuan sensor arus ACS-712 dan sensor tegangan H11AA1. Setelah diketahui nilai arus dan tegangan yang menuju ke beban selanjutnya akan ditampilkan pada PC menggunakan software Visual Basic sebagai Human Machine Interface.
PERENCANAAN PERKERASAN PARALEL TAXIWAY SELATAN DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL I GUSTI NGURAH RAI - BALI supriadi supriadi; abrian amirullah; nurani hartatik
Jurnal Penelitian 18-26
Publisher : Politeknik Penerbangan Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46491/jp.v4i4.472

Abstract

I Gusti Ngurah Rai International Airport, as it is known, is taken from the name of national hero I Gusti Ngurah Rai who is a very influential figure for the people of Bali Island. I Gusti Ngurah Rai International Airport currently has 11 taxiways which are divided into 9 taxiways on the North runway / North (2 parallel taxiways, 2 rapid exit taxiways, and 5 exit taxiways) and 2 taxiways on the South runway. This writing uses primary and secondary data which will be analyzed by descriptive analysis method. Descriptive analysis method is research that is intended to collect information about the status - the status of a symptom that exists, namely the state of symptoms according to what they were when the study was conducted. The author also uses the pavement design application in the form of FAARFIELD and COMFAA to support the research method used. Therefore, to be able to receive loads from aircraft passing through taxiways, it is necessary to calculate the planing of the pavement on the taxiways that will be built so that they are able to withstand the loads that will be received for flight safety and fulfill the age of the plan itself. The new taxiway parallel to the south of the runway needs to be built to support the operational activities of the annual IMF (International Monetary Fund) activities and taxiway overlaying in all North taxiways. In addition, it is expected to reduce the number of aircraft carrying out cross runways from the southern apron to the northern apron or to the northern taxiway parallel.
PERENCANAAN REKONSTRUKSI SALURAN INDUK DENGAN MENGGUNAKAN BETON PRECAST DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL LOMBOK fitradi pahala; supriadi supriadi
Jurnal Penelitian 36-44
Publisher : Politeknik Penerbangan Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46491/jp.v4i4.474

Abstract

Lombok International Airport is the premier second-class airport located in Tanak Awu, Pujut, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat which functions to serve transportation services. Lombok International Airport has runway, apron, and two taxiways along with its drainage. The drainage system is needed to prevent puddles of rainwater in the runway, taxiway and apron that can obstruct the aircraft movement. However, looking at the existing condition of the Lombok International Airport’s trunk, it is necessary to conduct research about trunk reconstruction for the next ten years’ time.The research is begun by collecting data such as existing elevation, existing dimension, slope of existing trunk and rainfall data for the last five years. From these data, an analysis of the rainfall plan is carried out using gumbel distribution method. Furthermore, from the results of the analysis, it is obtained the daily maximum rainfall which is used to know the rainwater runoff debit. Re-planning the dimensions of Lombok International Airport’s trunk is carried out to accommodate rainwater runoff debit for the next ten years since the existing dimensions of the existing trunk cannot accommodate rainwater runoff debit for the next ten years. Therefore, it was obtained the design plan for the reconstruction of each segment with a length of 1,2 meters, width of 1,84 meters and height of 1,77 meters. Re-planning the dimensions of the trunk is in precast concrete.
Rancangan Switching Frequency di Politeknik Penerbangan Surabaya Rizki Febriyanto; Nyaris Pambudiyatno; Supriadi Supriadi
Prosiding SNITP (Seminar Nasional Inovasi Teknologi Penerbangan)
Publisher : Politeknik Penerbangan Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Setiap peralatan memerlukan perangkat yang dapat mengefisiensikan kinerja perangkat tersebut. Di mana jika terjadikegagalan peralatan tersebut masih dapat beroperasi dengan sistem backupnya. Sehingga dibutuhkan dua buah perangkatyang dapat saling bekerja secara bergantian. Apabila salah satu alat tidak berfungsi, alat lainnya akan beroperasimenggantikan alat yang rusak. Dengan menggunakan push button yang di program oleh mikrokontroler untuk memindahpenggunaan perangkat yang diaktifkan. Kemudian di arahkan oleh relay sebagai switch otomatis untuk mengarahkantegangan suplai menuju perangkat dan output sinyal menuju antena.Oleh karena itu, untuk dapat membuat peralatan tersebut dapat bekerja saling bergantian, dibutuhkan komponen yangdapat beroperasi sebagai sistem switching peralatan tersebut.
STUDI NUMERIK DAN EKSPERIMENTAL PERBANDINGAN BENTUK VORTEX GENERATOR DENGAN POSISI STRAIGHT PADA WING AIRFOIL NACA 43018 Setyo Hariyadi SP; Wawan Aries Widodo; Bambang Junipitoyo; Wiwid Suryono; Supriadi Supriadi
Prosiding SNITP (Seminar Nasional Inovasi Teknologi Penerbangan)
Publisher : Politeknik Penerbangan Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (431.923 KB)

Abstract

Pesawat terbang merupakan aplikasi ilmu mekanika fluida yang sangat memperhatikan aspek aerodinamika karena berkaitan dengan performa pada penerbangan. Satu hal penting yang harus diperhatikan dalam pendesainan suatu pesawat yaitu pemilihan airfoil dan modifikasinya. Modifikasi airfoil dilakukan untuk menunda separasi aliran dan meningkatkan performa airfoil, salah satunya dengan vortex generator. Hal ini dapat diindikasikan dengan tertundanya separasi aliran yang melintasi permukaan atas dari airfoil. Dengan tertundanya separasi ini maka gaya lift akan semakin besar dan gaya drag akan semakin kecil. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa penambahan vortex generator pada permukaan atas airfoil dapat menunda terjadinya separasi aliran. Hal ini disebabkan aliran lebih tahan melawan gaya gesek dan adverse pressure gradient. Topik yang dikaji dalam penelitian ini adalah aliran melintasi airfoil NACA 43018 dengan penambahan vortex generator. Profil vortex generator yang digunakan adalah flat plate vortex generator dengan konfigurasi straight dan ditempatkan pada x/c = 10% dan 20% arah chord line dari leading edge. Variasi yang digunakan adalah bilangan Reynolds (Re) dan sudut serang (α) pada airfoil. Kecepatan freestream yang digunakan yaitu kecepatan 12 m/s atau Re 7,65 x 105 dan kecepatan 17 m/s atau Re = 9 x 105, dan pada sudut serang (α) 0o, 3o, 6o, 9o, 12o, 15o, 19o, dan 20o. Parameter yang dievaluasi meliputi koefisien tekanan (Cp), profil kecepatan, koefisien lift, koefisien drag, dan rasio CL/CD. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan performansi dari airfoil NACA 43018 dengan penambahan vortex generator dibandingkan dengan tanpa vortex generator. Adanya vortex generator, dapat menunda terjadinya separasi. Dengan penambahan vortex generator terjadi peningkatan koefisien lift sekitar 5% dan menaikkan koefisien drag sekitar 1,5%. Rasio CL/CD meningkat sekitar 5 %.
RANCANG BANGUN PROTOTYPE KONTROL DAN MONITORING PENERANGAN UNDERPASS VIA WEB BERBASIS MIKROKONTROLER DI TERMINAL BANDAR UDARA INTERNASIONAL ADISUTJIPTO YOGYAKARTA Akhmad Nu’man Kafi; Suhanto Suhanto; Supriadi Supriadi
Prosiding SNITP (Seminar Nasional Inovasi Teknologi Penerbangan)
Publisher : Politeknik Penerbangan Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (424.734 KB)

Abstract

Bahwa diketahui perangkat listrik yang berbasis analog masih dilakukan secara manual untuk mengaktifkan dan mematikannya. Di bandar Udara Adisutcipto Yogyakarta untuk kelseluruhan masih dilakukan secara analog atau masih manual jadi kegiatan teknisi menghidupkan dan mematikan peralatan tersebut khususnya lampu. Sistem lampu penerangan suatu Bandar Udara diharapkan tidak hanya untuk pengontrolan saja tetapi juga dilengkapi dengan system monitoring. Disini peneliti merancang sistem kontrol dan monitoring penerangan khususnya di Terminal Underpas Bandar Udara Adistcipto Yogyakarta menggunakan WEB karena sekarang ini internet bukanlah hal yang aneh lagi ataupun sulit ditemukan. Dengan system ini bisa teknisi bisa control dan monitoring lampu tersebut dengan jarak jauh. Di tampilan web akan memunculkan berapa besar arus dan tegangan yang masuk ke lampu. Dari hasil monitoring arus Lampu A diukur menggunakan Avo Meter 0,75A tetapi tampilan di web tidak selalu 0,75A, peneliti menganalisa dari beberapa pengujian yaitu paling rendah 0,75A dan paling besar 0,85A. untuk di Lampu B diukur menggunakan Avo Meter 0,30A di tampilan web paling rendah 0,30A dan paling besar 0,44A. Dan untuk monitoring tegangan di Lampu A dan B diukur mengggunakan Avo Meter hasilnya sama yaitu 222V di tampilan WEB hasil pembacaan tidak selalu sama, dari beberapa percobaan paling rendah 225V dan paling besar 238V. Dengan adanya sistem kontrol dan monitoring secara jarak jauh mengunakan via web akan lebih efisien dan efektif.