Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PEMANFAATAN TANDAN KOSONG SAWIT UNTUK PUPUK ORGANIK PADA INTERCROPPING KELAPA SAWIT DAN JAGUNG Hatta, Muhammad; , Jafri; Permana, Dadan
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 17, No 1 (2014): Maret 2014
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Utilization of Oil Palm Empty Fruits Bunches for Organic Fertilizer on Intercropping of Oil Palm and Maize. Processing of crude palm oil resulted a waste of empty fruit bunches that have not been optimally utilized by most of oil palm factories in West Kalimantan. Its waste was processed to be compost using bio activator, which made the process faster. This compost consists of high macronutrients (N, P, K, Mg, Ca), thus could be used for organic fertilizer. This organic fertilizer was utilized to optimize the land of oil palm plantation with intercropping pattern of immature oil palm and maize. The purpose of this study was to determine the response of application of compost from oil palm empty fruit bunches towards growth of oil palm and yield of maize on intercropping pattern. The research was conducted by composting of oil palm empty fruit bunches with the commercial bio activator then implemented them to the intercropping pattern of immature oil palm plantation and maize. The experimental design used was a randomized block design with four fertilizer treatment and was repeated five times. Results of the study showed that the use of oil palm empty fruit bunches with a dose of 150 kg per plant for palm and 6 t/ha for maize with intercropping patterns to increase of 20 cm height plant for palm during 10 month and provide maize yields of 6.8 t/ha. Results of the financial analysis of maize crop showed profit of IDR 14.278.000/ha/season. Key words: Waste, oil palm empty fruit bunches, composting, intercropping, maize, added valuePengolahan Crude Palm Oil selalu menghasilkan limbah tandan kosong kelapa sawit dan belum dimanfaatkan secara optimal oleh sebagian besar Pabrik Kelapa Sawit di Kalimantan Barat. Limbah tersebut dapat diproses menjadi kompos dengan menggunakan bioaktivator dalam waktu yang lebih cepat. Kandungan unsur hara makro (N, P, K, Mg, Ca) pada limbah tandan kosong sawit cukup tinggi dan dapat digunakan sebagai pupuk organik. Pupuk organik ini dapat dimanfaatkan untuk optimalisasi lahan perkebunan kelapa sawit dengan pola intercropping antara tanaman kelapa sawit yang masih muda dengan tanaman jagung. Tujuan pengkajian ini adalah untuk mengetahui respon aplikasi kompos tandan kosong sawit hasil dekomposisi bioaktivator  komersial terhadap pertumbuhan tanaman kelapa sawit dan hasil jagung dengan pola tanam intercropping. Pengkajian dilakukan dengan pembuatan kompos tandan kosong sawit menggunakan bioaktivator komersial yang diaplikasikan terhadap pola tanam intercropping tanaman kelapa sawit belum menghasilkan dengan tanaman jagung. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok dengan 4 perlakuan pemupukan kompos tandan kosong sawit diulang 5 kali. Hasil kajian menunjukkan pemberian kompos tandan kosong sawit  dengan dosis 150 kg/tanaman untuk kelapa sawit dan 6 t/ha untuk tanaman jagung dengan pola intercropping dapat meningkatkan tinggi tanaman kelapa sawit 20 cm selama 10 bulan dan memberikan hasil jagung sebanyak 6,8 t/ ha, menghasilkan keuntungan sebesar Rp14.278.000,-/ha/musim. Kata kunci : Limbah, tandan kosong sawit, kompos, intercropping, jagung, nilai tambah
PEMANFAATAN TANDAN KOSONG SAWIT UNTUK PUPUK ORGANIK PADA INTERCROPPING KELAPA SAWIT DAN JAGUNG Muhammad Hatta; Jafri ;; Dadan Permana
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 17, No 1 (2014): Maret 2014
Publisher : Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpptp.v17n1.2014.p%p

Abstract

Utilization of Oil Palm Empty Fruits Bunches for Organic Fertilizer on Intercropping of Oil Palm and Maize. Processing of crude palm oil resulted a waste of empty fruit bunches that have not been optimally utilized by most of oil palm factories in West Kalimantan. Its waste was processed to be compost using bio activator, which made the process faster. This compost consists of high macronutrients (N, P, K, Mg, Ca), thus could be used for organic fertilizer. This organic fertilizer was utilized to optimize the land of oil palm plantation with intercropping pattern of immature oil palm and maize. The purpose of this study was to determine the response of application of compost from oil palm empty fruit bunches towards growth of oil palm and yield of maize on intercropping pattern. The research was conducted by composting of oil palm empty fruit bunches with the commercial bio activator then implemented them to the intercropping pattern of immature oil palm plantation and maize. The experimental design used was a randomized block design with four fertilizer treatment and was repeated five times. Results of the study showed that the use of oil palm empty fruit bunches with a dose of 150 kg per plant for palm and 6 t/ha for maize with intercropping patterns to increase of 20 cm height plant for palm during 10 month and provide maize yields of 6.8 t/ha. Results of the financial analysis of maize crop showed profit of IDR 14.278.000/ha/season. Key words: Waste, oil palm empty fruit bunches, composting, intercropping, maize, added valuePengolahan Crude Palm Oil selalu menghasilkan limbah tandan kosong kelapa sawit dan belum dimanfaatkan secara optimal oleh sebagian besar Pabrik Kelapa Sawit di Kalimantan Barat. Limbah tersebut dapat diproses menjadi kompos dengan menggunakan bioaktivator dalam waktu yang lebih cepat. Kandungan unsur hara makro (N, P, K, Mg, Ca) pada limbah tandan kosong sawit cukup tinggi dan dapat digunakan sebagai pupuk organik. Pupuk organik ini dapat dimanfaatkan untuk optimalisasi lahan perkebunan kelapa sawit dengan pola intercropping antara tanaman kelapa sawit yang masih muda dengan tanaman jagung. Tujuan pengkajian ini adalah untuk mengetahui respon aplikasi kompos tandan kosong sawit hasil dekomposisi bioaktivator  komersial terhadap pertumbuhan tanaman kelapa sawit dan hasil jagung dengan pola tanam intercropping. Pengkajian dilakukan dengan pembuatan kompos tandan kosong sawit menggunakan bioaktivator komersial yang diaplikasikan terhadap pola tanam intercropping tanaman kelapa sawit belum menghasilkan dengan tanaman jagung. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok dengan 4 perlakuan pemupukan kompos tandan kosong sawit diulang 5 kali. Hasil kajian menunjukkan pemberian kompos tandan kosong sawit  dengan dosis 150 kg/tanaman untuk kelapa sawit dan 6 t/ha untuk tanaman jagung dengan pola intercropping dapat meningkatkan tinggi tanaman kelapa sawit 20 cm selama 10 bulan dan memberikan hasil jagung sebanyak 6,8 t/ ha, menghasilkan keuntungan sebesar Rp14.278.000,-/ha/musim. Kata kunci : Limbah, tandan kosong sawit, kompos, intercropping, jagung, nilai tambah
ANALISIS PERAKITAN DAN DISEMINASI TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN DAERAH Moehar Daniel; Dadan Permana; Riki Warman; Eka Miftakhul Jannah
Agros Journal of Agriculture Science Vol 24, No 3 (2022): Edisi Oktober
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v24i3.2256

Abstract

Teknologi merupakan salah satu alat utama yang sangat menentukan dalam proses pembangunan pertanian. Efektifitas teknologi selama ini belum nyata karena pemberlakuan generalisasi dalam penerapannya di lapang. Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan pengalaman telah mengantarkan para ahli untuk menciptakan teknologi yang lebih efektif dan efisien, yaitu harus digunakan secara apesifik pada lokasi, di sini teknologi tersebut diteliti, dikaji dan diadaptasikan. Teknologi ini lebih dikenal dengan “Teknologi Spesifik Lokasi”, yang diciptakan oleh para peneliti dan penyuluh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Proses penelitian dan perakitan serta adaptasi ini harus dilakukan secara intensif, baik teknologi yang berasal dari daerah tempatan maupun teknologi yang berasal dari daerah lain. Ada tiga proses rekayasa yang harus diterapkan dalam proses penciptaannya. Bila rekayasa social, teknis dan ekonomi tersebut dijalankan dengan baik maka teknologi spesifik lokasi yang diciptakan dan diadaptasikan akan memberikan hasil yang maksimal. Kata kunci keberhasilan pengembangan teknologi spesifik lokasi dalam pengembangan Kawasan pertanian adalah  partisipasi petani dan pendampingan.
ANALISIS PERAN KORPORASI PETANI DALAM PEMBANGUNAN KAWASAN PERTANIAN Eka Miftakhul Jannah; Dadan Permana; Riki Warman; Moehar Daniel
Agros Journal of Agriculture Science Vol 24, No 3 (2022): Edisi Oktober
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v24i3.2257

Abstract

Pengembangan Kawasan pertanian berbasis korporasi petani merupakan keputusan pemrintah Indonesia yang ditetapkan melalui Kepmentan No.18 Tahun 2018. Korporasi petani diharapkan akan menjadi penggerak peningkatan produktivitas usaha pertanian dan mampu mewujudkan kesejahteraan petani. Dengan merujuk hasil penelitian dan beberapa referensi terkait dilakukan analisis manfaat dan peran dari korporasi tersebut dalam proses pembangunan Kawasan pertanian. Kata kunci keberhasilan dalam pembangunan dan pemberdayaan korporasi petani terletak di tangan para Pembina dan tenaga ahli sebagai pendamping, minimal sampai korporasi bisa menjalankan usaha dan roda organisasi secara professional dan mandiri. Korporasi petani tidak bisa dilepas begitu saja setelah dibentuk seperti halnya pembentukan kelompok tani dan Lembaga petani lainnya. Pendampingan dan pemberdayaan harus dilakukan intensif sehingga korporasi menemukan wujudnya yang sesuai dan mandiri. Pada saat korporasi sudah stabil dan bisa menjadi sebuah perusahaan milik petani dengan banyak cabang usaha sesuai potensi kawasannya maka petani akan berubah status dari binaan pemerintah menjadi mitra pemerintah.
PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR KECAMATAN TELUKNAGA KABUPATEN TANGERANG Sazly, Syukron; Permana, Dadan
Perspektif : Jurnal Ekonomi dan Manajemen Akademi Bina Sarana Informatika Vol 18, No 2 (2020): September 2020
Publisher : www.bsi.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31294/jp.v18i2.8789

Abstract

Abstract - Teluknaga District Office Tangerang is an administrative area under the regency and city. Employees are important indicators for measuring agency performance. A comfortable working environment is one of the important factors to measure employee performance, because a comfortable and conducive working environment can provoke employees to work productively. Provision of a comfortable working environment will be able to give satisfaction to employees on the work done and give a deep impression for employees who ultimately employees will have good performance. Data collection method of preparation of Final Project is observation and questionnaire with quantitative research method that is data processing by using statistical test. Data obtained based on the results of questionnaires distributed to employees of the District Office Teluknaga Tangerang District as many as 30 pieces of questionnaires. Instrument validity test using grain analysis and calculated using product moment formula processed using IBM SPSS 21 software. The result of correlation coefficient test of work environment on employee performance showed strong relationship. The result of determination coefficient test shows work environment influence to employee performance equal to 37,7% and rest 62,3% influenced by other factor. From result of research of regression coefficient which is formed is Y = 17,986 + 0,303 Key Word: Work Environment, Performance Abstrak - Kantor Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang merupakan wilayah administratif dibawah kabupaten dan kota. Pegawai merupakan indikator penting untuk mengukur kinerja instansi. Lingkungan kerja yang nyaman merupakan salah satu faktor penting untuk mengukur kinerja Pegawai merupakan indikator penting untuk mengukur kinerja instansi. Lingkungan kerja yang nyaman merupakan salah satu faktor penting untuk mengukur kinerja pegawai, karena lingkungan kerja yang nyaman dan kondusif mampu memancing para pegawai untuk bekerja dengan produktif. Penyediaan lingkungan kerja secara nyaman akan mampu memberikan kepuasan pada pegawai terhadap pekerjaan yang dilakukan dan memberikan kesan yang mendalam bagi pegawai yang pada akhirnya pegawai akan mempunyai kinerja yang baik. Metode pengumpulan data penyusunan Tugas Akhir adalah observasi dan kuesioner dengan metode penelitian kuantitatif yaitu pengolahan data dengan menggunakan uji statistik. Data yang diperoleh berdasarkan hasil kuesioner yang disebar kepada pegawai Kantor Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang sebanyak 30 buah kuesioner. Uji validitas instrumen menggunakan analisis butir dan dihitung dengan menggunakan rumus product moment yang diolah menggunakna software IBM SPSS 21. Hasil uji koefisien korelasi lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai menunjukan hubungan yang kuat. Hasil uji koefisien determinasi menunjukan lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai sebesar 37,7% dan sisanya 62,3% dipengaruhi faktor lain. Dari hasil penelitian koefisien regresi yang terbentuk adalah Y = 17,986+0,303   Kata Kunci: Lingkungan Kerja, Kinerja