Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Makna Ayat-ayat Perumpamaan Di Dalam Surat Ali Imran Ferki Ahmad Marlion; Tri Yuliana Wijayanti
An-Nida' Vol 43, No 2 (2019): July - December
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyrakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/an-nida.v43i2.12320

Abstract

Al-Qur’an merupakan kitab suci yang sempurna yang diturunkan melalui Nabi Muhammad saw. Kitab ini dipenuhi dengan kemu’jizatan dan salah satu kemukjizatan Al-Qur’an terletak pada susunan ayat-ayat perumpamaan yang merupakan salah satu kerangka yang menampilkan kalimat dalam bentuk perumpamaan yang indah, sehingga menancap kuat pada jiwa dan memudahkan manusia dalam memahami, menerima, sehingga mudah dalam mengaplikasikan maksud ayat dalam hidup keseharian. Salah satu surat yang terkandung didalamnya ayat-ayat perumpamaan ialah surat Ali Imran. Dengan menggunakan metode telah pustaka dari berbagai sumber referensi peneliti mencoba untuk meneliti makna ayat-ayat perumpamaan di dalam Surat Ali Imran. Berdasarkan hasil analisis deduktif yang dilakukan peneliti, dapat dideskripsikan bahwa terdapat tiga ayat perumpamaan dalam surat Ali Imran, yakni ayat 59, 117, dan 103. Dari ketiga ayat tersebut, dua ayat diungkapkan dengan perumpamaan yang jelas (ayat 59 dan ayat 117) dan satu ayat lagi diungkapkan dengan perumpamaan yang tersembunyi (ayat 103). Ketiga ayat tersebut mengungkapkan fakta tentang penciptaan Nabi Adam as (diciptakan tanpa ayah dan ibu) yang sebenarnya lebih menakjubkan dari penciptaan Nabi Isa as (diciptakan tanpa ibu). Melalui ketiga ayat tersebut dapat diambil hikmah tentang pentingnya berpegang teguh kepada tali Allah dan ketidakbermanfaatan harta yang dinfakkan untuk memerangi Allah dan RasulNya.
NORMA KEBEBASAN BERAGAMA DALAM PANDANGAN ISLAM DAN KRISTEN Tri Yuliana Wijayanti
Majalah Ilmu Pengetahuan dan Pemikiran Keagamaan Tajdid Vol 22, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15548/tajdid.v22i2.1164

Abstract

Kebebasan beragama merupakan hak yang melekat pada diri setiap manusia sejak ia lahir. setiap manusia bebas memilih agama sesuai dengan apa yang ia yakini tanpa ada hambatan maupun paksaan oleh pihak manapun. Penelitian ini akan mengupas tentang norma-norma dalam perwujudan kebebasan beragama dalam pandangan agama Islam dan Kristen. Adapun agama Kristen yang dimaksud dalam tulisan ini adalah agama Katolik dan Protestan. Religious freedom is a right inherent in every human being since he was born. Every human being is free to choose religion according to what he believes without any obstacles or coercion by any party. This research will explore the norms in the realization of religious freedom in the view of Islam and Christianity. The Christian religion referred to in this paper is Catholic and Protestan.
PANDANGAN ISLAM TERHADAP PENGENTASAN PELACUR MELALUI METODE BERPIKIR OPTIMIS Tri Yuliana Wijayanti
Majalah Ilmu Pengetahuan dan Pemikiran Keagamaan Tajdid Vol 23, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15548/tajdid.v23i2.1607

Abstract

Islam views prostitution as dirty acts and adultery whose perpetrators must return the consideration of whipping or stoning. Prostitution is a very destructive classic problem, but in its response it is often hampered by indifference, despair, and depression in prostitutes. Therefore the Ministry of Social Affairs through the rehabilitation system in addition to providing skills also emphasizes an optimistic mindset. This article in the literature study discusses why Islam views the eradication of prostitutes through the method of optimistic thinking. The conclusion that can be drawn from Islam is the religion of Grace which denounces the attitude of despair and asks for optimism in order to always receive guidance, help, and thank God.
Al-Qur’an in View of Theology Kalam Maturidiah and Shi'ah Tri Yuliana Wijayanti; Ferki Ahmad Marlion; Irwandi Irwandi; Farid Ahmad Marlion
Islam Transformatif : Journal of Islamic Studies Vol 6, No 1 (2022): January - June 2022
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30983/it.v6i1.5231

Abstract

Al-Qur'an is the holy book from Allah to the Prophet Muhammad and as proof of his prophethood. In Islam, the science that discusses the problem of divinity is studied in the science of kalam, which in its development emerged several theologies with different understandings, including Maturidiyah and Shi'ism. This study tries to find Maturidiyah and Shia views on the Qur'an. By using theological and textual approaches, the researcher explores the views of the two schools of thought on the Qur'an. Based on the results of the deductive analysis, it is concluded that Maturidiyah Samarkand distinguishes the kalam lafdzi and nafsiy of the Qur'an. This is because the Qur'an is an arrangement of letters and sounds, so it is lafdzi while nafsiy is an abstract word and cannot be detected through the human senses. Maturidiyah Bukhara views the Qur'an as not kalamullah (the nature of God), but kalamullah in the majazi sense. The Shia have a different view, namely the belief that the Qur'an in today's era is fake and not mutawatir. It is hoped that through this paper, it can increase people's faith in Allah swt and expand knowledge related to currents in the science of kalam.  Al-Qur'an adalah kitab suci dari Allah kepada Nabi Muhammad saw sekaligus sebagai bukti kenabiannya. Dalam Islam, ilmu yang membahas masalah ketuhanan dipelajari dalam ilmu kalam, yang dalam perkembangannya muncul beberapa teologi dengan pemahaman yang berbeda-beda, di antaranya Maturidiyah dan Syi'ah. Kajian ini mencoba menemukan pandangan Maturidiyah dan Syiah terhadap Al-Qur'an. Dengan menggunakan pendekatan teologis dan tekstual, peneliti menggali pandangan kedua mazhab tersebut terhadap al-Qur'an. Berdasarkan hasil analisis deduktif, disimpulkan bahwa Maturidiyah Samarkand membedakan kalam lafdzi dan nafsiy al-Qur'an. Hal ini karena Al-Qur'an merupakan susunan huruf dan bunyi, sehingga bersifat lafdzi sedangkan nafsiy merupakan kata yang abstrak dan tidak dapat dideteksi melalui indera manusia. Maturidiyah Bukhara memandang al-Qur'an bukan kalamullah (sifat Tuhan), melainkan kalamullah dalam pengertian majazi. Syi'ah memiliki pandangan yang berbeda, yaitu keyakinan bahwa Al-Qur'an di era sekarang ini palsu dan tidak mutawatir. Diharapkan melalui makalah ini dapat meningkatkan keimanan masyarakat kepada Allah swt dan memperluas pengetahuan terkait arus dalam ilmu kalam.
SENI TARI DALAM PANDANGAN ISLAM Tri Yuliana Wijayanti
Alfuad: Jurnal Sosial Keagamaan Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : IAIN Batusangkar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (375.67 KB) | DOI: 10.31958/jsk.v2i2.1440

Abstract

Humans in their daily lives cannot be separated from art. Art is a form of aesthetic expression towards human existence as a servant. Expressions of beauty that are expressed through beautiful movements, will give birth to exotic dance. Speaking of dance, in general, the negative prejudices of both dancers and dances are generally generated. This is interesting to study when drawn with the flexibility of Islamic teachings and the core of Islamic teachings themselves, namely tauhid.
Al-Qur’an in View of Theology Kalam Maturidiah and Shi'ah Tri Yuliana Wijayanti; Ferki Ahmad Marlion; Irwandi Irwandi; Farid Ahmad Marlion
Islam Transformatif : Journal of Islamic Studies Vol 6, No 1 (2022): January - June 2022
Publisher : Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (845.368 KB) | DOI: 10.30983/it.v6i1.5231

Abstract

Al-Qur'an is the holy book from Allah to the Prophet Muhammad and as proof of his prophethood. In Islam, the science that discusses the problem of divinity is studied in the science of kalam, which in its development emerged several theologies with different understandings, including Maturidiyah and Shi'ism. This study tries to find Maturidiyah and Shia views on the Qur'an. By using theological and textual approaches, the researcher explores the views of the two schools of thought on the Qur'an. Based on the results of the deductive analysis, it is concluded that Maturidiyah Samarkand distinguishes the kalam lafdzi and nafsiy of the Qur'an. This is because the Qur'an is an arrangement of letters and sounds, so it is lafdzi while nafsiy is an abstract word and cannot be detected through the human senses. Maturidiyah Bukhara views the Qur'an as not kalamullah (the nature of God), but kalamullah in the majazi sense. The Shia have a different view, namely the belief that the Qur'an in today's era is fake and not mutawatir. It is hoped that through this paper, it can increase people's faith in Allah swt and expand knowledge related to currents in the science of kalam.  Al-Qur'an adalah kitab suci dari Allah kepada Nabi Muhammad saw sekaligus sebagai bukti kenabiannya. Dalam Islam, ilmu yang membahas masalah ketuhanan dipelajari dalam ilmu kalam, yang dalam perkembangannya muncul beberapa teologi dengan pemahaman yang berbeda-beda, di antaranya Maturidiyah dan Syi'ah. Kajian ini mencoba menemukan pandangan Maturidiyah dan Syiah terhadap Al-Qur'an. Dengan menggunakan pendekatan teologis dan tekstual, peneliti menggali pandangan kedua mazhab tersebut terhadap al-Qur'an. Berdasarkan hasil analisis deduktif, disimpulkan bahwa Maturidiyah Samarkand membedakan kalam lafdzi dan nafsiy al-Qur'an. Hal ini karena Al-Qur'an merupakan susunan huruf dan bunyi, sehingga bersifat lafdzi sedangkan nafsiy merupakan kata yang abstrak dan tidak dapat dideteksi melalui indera manusia. Maturidiyah Bukhara memandang al-Qur'an bukan kalamullah (sifat Tuhan), melainkan kalamullah dalam pengertian majazi. Syi'ah memiliki pandangan yang berbeda, yaitu keyakinan bahwa Al-Qur'an di era sekarang ini palsu dan tidak mutawatir. Diharapkan melalui makalah ini dapat meningkatkan keimanan masyarakat kepada Allah swt dan memperluas pengetahuan terkait arus dalam ilmu kalam.
The Concept Of Inter-religious Life In The Medina Charter And Nostra Aetate Tri Yuliana Wijayanti
Majalah Ilmu Pengetahuan dan Pemikiran Keagamaan Tajdid Vol 25, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15548/tajdid.v25i1.4144

Abstract

The diversity of society gives rise to the diversity of beliefs and religions held by the community. However, unfortunately the progress of people's lives is not followed by the progress of inter-religious relations which cannot be separated from the protracted conflict. Followers of a religion often doubt the purpose of realizing inter-religious harmony initiated by a religion, even though there are two major world religions that both have religious documents that contain the concept of inter-religious life, namely Nostra Aetate (Catholic) and Medina Charter (Islam).This study was structured to answer academic problems, including (1) knowing the concept of inter-religious life in the Medina Charter, (2) knowing the concept of inter-religious life in Nostra Aetate, and (3) comparing the concept of inter-religious life in the two documents. This research, which is classified as comparative religious research and uses a deductive analysis knife. Based on the results of the analysis, it was found that the concept of inter-religious life in the Medina Charter is understood that every individual has the right to freedom of religion and emphasis on inter-religious unity. The concept of inter-religious life in Nostra Aetate contains several points of meaning. As for after the two documents were compared, it was found that the difference lies in the content of the text and the views of other people. The parallel side lies in the goal of the concept of inter-religious life. Further research in historical and linguistic studies will be able to further complement this study.
PENGABDIAN KOLABORATIF DI PANTI ASUHAN KOTO XI TARUSAN, PAINAN Tri Yuliana Wijayanti; Syukri Al Fauzi Harlis Yurnalis; Ferki Ahmad Marlion
Menara Pengabdian Vol. 2 No. 2 (2022): Vol. 2 No. 2 Desember 2022
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/jmp.v2i2.3885

Abstract

Salah satu unsur dari Tri Dharma Perguruan Tinggi adalah pengabdian kepada masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kepedulian sosial kepada sesama. Salah satu bentuk pengabdian masyarakat itu sendiri ialah pelayanan masyarakat yang dapat berupa bakti sosial kepada panti asuhan. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa kepedulian dan tanggung jawab sosial kepada masyarakat, khususnya kepada penghuni panti asuhan. Kegiatan pengabdian yang dilakukan di Panti Asuhan Koto XI Tarusan, Painan ini terselenggara dari adanya bentuk kalaborasi dan kerjasama antara tiga perguruan tinggi di Sumatera Barat (Universitas Fort De Kock Bukitinggi, UIN Imam Bonjol Padang dan UIN Mahmud Yunus Batusangkar) dengan Yayasan Mubashir Al’Awwabin (YMAA) Padang. Kegiatan pengabdian yang dilakukan sebanyak dua tahap ini merealisasikan beberapa kebutuhan panti asuhan. Rangkaian kegiatan pengabdian pada tahap pertama berupa buka puasa bersama yang dilanjutkan shalat tarawih berjamaah, penyaluran bantuan kebutuhan kesehatan, sandang, papan, dan pendidikan yang berupa buku saku. Adapun pada pengabdian tahap kedua difokuskan pada penyaluran bantuan pendidikan studi lanjut bagi penghuni panti asuhan dari Universitas Fort De Kock Bukitinggi sampai batas waktu yang belum ditentukan. Pengabdian di Panti Asuhan Koto XI Tarusan, Painan ini telah dilaksanakan dengan lancar, yang ditandai dengan partisipasi aktif dari semua pihak yang terlibat yaitu pihak tim pengabdian dan pihak panti asuhan. Melalui kegiatan pengabdian ini diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan penghuni Panti Asuhan Koto XI Tarusan, Painan serta mempererat rasa persatuan dan persaudaraaan. Kata Kunci: Panti Asuhan, Pengabdian Kalaboratif
MISS QUEEN DALAM PANDANGAN TEOLOGI AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH Tri Yuliana Wijayanti; Ferki Ahmad Marlion
JURNAL AL-AQIDAH Vol 14, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15548/ja.v14i2.4818

Abstract

The development of LGBT in Indonesia is getting more and more prominent. LGBT people began to dare to use various ways to show the existence of their group by continuing to exist by organizing various activities, one of which was through organizing a very lively beauty contest specifically for transgender people (waria) both at national and international levels under the name Miss queen. The existence of positive appreciation and praise for the implementation of the contest shows that Indonesian citizens, who are majority adherents of Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Islam, are starting to accept this deviant phenomenon. Through a sociological approach, the researcher tries to reveal how Miss queen is from the theological view of Ahlus Sunnah wal Jama'ah. The researcher found that in the theology of Ahlus Sunnah wal Jamaah, it is firmly stated that LGBT is categorized as a despicable act and it is forbidden for its adherents to promote, support, and campaign for LGBT activities, including Miss queen.
Peningkatan Literasi Beragama Kaum Ibu Di Wirid Majelis Taklim Masjid Takwa Jorong Guguak Nagari Pariangan Tri Yuliana Wijayanti; Zafirah Quroatun ‘Uyun
Journal of Social Outreach Vol 2, No 1 (2023): Journal of Social Outreach
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15548/jso.v2i1.4807

Abstract

Wirid merupakan salah satu ritual keagamaan dalam Islam yang menginternalisasikan nilai-nilai Islam dan budaya lokal. Nama wirid sendiri biasanya dimaknai berbeda diberbagai tempat namun esensinya tetap sama yaitu untuk mendekatkan diri kepada Allah. Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini yakni untuk meningkatkan literasi beragama kaum ibu Majelis Taklim Masjid Takwa Jorong Guguak Nagari Pariangan, Tanah Datar melalui wirid. Penulis melakukan pengabdian melalui penjelasan agama tentang apa yang menjadi permasalahan di nagari tersebut. Berawal dari observasi awal kemudian menggunakan metode PAR (Participatory Action Research), peneliti menemukan permasalahan utama ada pada keunikan nagari ini yaitu dari segi ritme kerja masyarakat khususnya kaum ibu. Kaum perempuan di daerah tersebut merupakan penopang keluarga dalam hal kesejahteraan ekonomi dan spiritual. Kaum ibu di daerah tersebut sudah terbiasa dengan wirid sebagai upaya mencari kepuasan spiritual, namun materi wirid yang selama ini mereka dapatkan hanya membahas hal-hal yang sifatnya umum. Kesibukan yang dijalani kaum ibu dan rendahnya tingkat pendidikan yang dienyam, membuat mereka miskin terhadap ilmu agama terutama literasi-literasi keagamaan. Hal inilah yang ditangkap oleh penulis untuk melakukan upaya peningkatan literasi keagamaan kepada kaum ibu. Dengan metode PAR diperoleh pendekatan emosional sebagai sesama wanita bahwa untuk mencapai tingkat kebahagiaan dalam keluarga adalah dengan menyelesaikan masalah individu melalui wirid khusus wanita yang bertema khusus menyentuh masalah (isu) wanita. Melalui peningkatan literasi beragama, kaum ibu yang mengikuti wirid mendapatkan literasi-literasi agama yang khusus mengangkat isu wanita secara lebih jelas dan detail. Selain itu, penyaji dari wirid itu sendiri adalah seorang wanita yang menguasai kasus-kasus kaum wanita. Kata Kunci: Ibu, Literasi Beragama, Wirid