Pandemi COVID-19 mengharuskan mahasiswa, termasuk mahasiswa pendidikan dokter preklinik untuk beradaptasi dengan sistem pembelajaran daring. Terjadi perubahan aktivitas akademik, sepertiĀ perkuliahan daring, penelitian, dan konsultasi dengan dosen Penasihat Akademik (PA), serta melakukan protokol kesehatan selama pandemi. Lama pendidikan menentukan pola aktivitas mahasiswa, hal ini terkait dengan beratnya beban belajar yang harus ditempuh, terutama bagi mahasiswa tingkat akhir sehingga mempengaruhi aktivitas kesehariannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan aktivitas mahasiswa pendidikan dokter preklinik berdasarkan lama pendidikan dalam menjalankan pendidikan, penelitian, dan pelaksanaan protokol kesehatan selama pandemi COVID-19. Penelitian analitik cross-sectional ini dilakukan pada 255 mahasiswa tahun kedua hingga keempat melalui purposive sampling di Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya. Mahasiswa yang memenuhi kriteria inklusi mengisi kuesioner yang sudah tervalidasi melalui Google form. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang bermakna proporsi mahasiswa berdasarkan lama pendidikan yang menjalani perkuliahan dengan beban yang lebih berat (p = 0,020), sulit fokus (p = 0,034), tetap di rumah saja (p = 0,042), tidak melakukan perjalanan jarak jauh (p = 0,039), tidak melakukan konsultasi PA minimal 4 kali (p = 0,002), menemukan literatur penelitian (p = 0,004), serta tidak mampu memperoleh data penelitian dengan mudah (p = 0,044) yang didominasi oleh mahasiswa tahun keempat. Hal ini dapat terjadi akibat tingkat stres psikologis maupun beban kuliah yang lebih berat, serta kurangnya waktu luang mahasiswa. Mayoritas penelitian dipilih oleh mahasiswa tahun keempat sebelum pandemi sehingga mengubah rencana penelitian akibat penutupan universitas. Kesimpulan, didapatkan perbedaan aktivitas mahasiswa pendidikan dokter preklinik dalam menjalankan pendidikan, penelitian, dan pelaksanaan protokol kesehatan selama pandemi COVID-19 berdasarkan lama pendidikan.