The increasing population in Sungai Penuh City has triggered changes in land use, impacting the Building Coverage Ratio (BCR) and leading to a reduction in Green Open Spaces (GOS). This contributes to the rise in land surface temperature. The BCR serves as a regulatory tool in the Detailed Spatial Planning (RDTRK), but suboptimal implementation of its provisions can disrupt environmental balance. This study aims to determine the level of compliance between the BCR and RDTRK, as well as to examine its impact on land surface temperature in the region. The research employs a quantitative method with an associative experimental approach, utilizing spatial data analysis acquired from various geoportals. The analysis results indicate that the lower the BCR compliance value, the higher the land surface temperature. This highlights the importance of proper spatial management to maintain ecosystem balance and mitigate the Urban Heat Island (UHI) effect in urban areas. This study recommends spatial policies focused on controlling BCR and developing green infrastructure to create more comfortable and sustainable urban environments. The findings are expected to serve as a reference for local governments and related stakeholders in designing policies that support environmental sustainability in urban areas. Furthermore, this research has the potential to develop a new analytical model integrating BCR, RDTRK, and land surface temperature variables, which can be used as a reference for further studies in the fields of spatial planning and environmental management. Keywords: Keywords: Land Use Change, Urban Environmental Balance, Impact of Urbanization on the Environment, Influence of BCR on Surface Temperature, Urban Heat Island (UHI) Mitigation Strategies. INTISARI Peningkatan jumlah penduduk di Kota Sungai Penuh memicu perubahan penggunaan lahan yang berdampak pada Koefisien Dasar Bangunan (KDB) dan menyebabkan berkurangnya Ruang Terbuka Hijau (RTH). Hal ini berkontribusi pada kenaikan suhu permukaan tanah. KDB berperan sebagai pengatur dalam Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK), tetapi pelaksanaan ketentuan yang kurang optimal dapat mengganggu keseimbangan lingkungan. Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat kesesuaian KDB terhadap RDTRK serta melihat pengaruhnya terhadap suhu permukaan tanah di wilayah tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan eksperimen asosiatif melalui analisis data spasial yang diakuisisi dari berbagai geoportal. Hasil analisis menunjukkan bahwa semakin rendah nilai kesesuaian KDB, suhu permukaan tanah semakin tinggi. Hal ini menunjukkan pentingnya pengelolaan tata ruang yang baik untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan mengurangi efek Urban Heat Island (UHI) di perkotaan. Studi ini merekomendasikan kebijakan tata ruang yang berfokus pada pengendalian KDB dan pengembangan infrastruktur hijau agar lingkungan perkotaan menjadi lebih nyaman dan berkelanjutan. Temuan ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi Pemerintah Daerah dan pihak terkait dalam merancang kebijakan yang mendukung keberlanjutan lingkungan di kawasan perkotaan. Selain itu, penelitian ini berpotensi mengembangkan model analisis baru yang menggabungkan variabel KDB, RDTRK, dan suhu permukaan tanah, sehingga dapat dijadikan rujukan untuk penelitian lebih lanjut di bidang tata ruang dan lingkungan. Kata Kunci: Perubahan Penggunaan Lahan, Keseimbangan Lingkungan Perkotaan, Dampak Urbanisasi terhadap Lingkungan, Pengaruh KDB terhadap Suhu Permukaan, Strategi Pengendalian Urban Heat Island (UHI).