Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search
Journal : Reaktor

Elektroplating Tembaga pada Baja Menggunakan Elektrolit Asam Lemah Purwanto Purwanto; Sri Rukiyawati; Aprilina Purbasari
Reaktor Volume 3 No.1 Desember 1999
Publisher : Dept. of Chemical Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3132.302 KB) | DOI: 10.14710/reaktor.3.1.22-25

Abstract

Elektroplanting tembaga pada besi baja  telah dilakukan dengan menggunakan larutan elektrolit tak beracun asam asetat sebagai pengganti larutan beracun sianida. Variable proses yang dipelajari yaitu perbandingan konsentrasi asam asetat terhadap tembaga sulfat (X1), suhu elektrolit (X2), kerapatan arus katoda (X3), kerapatan arus anoda (X4),  dan jarak anoda-katoda (X5). Percobaan menunjukkan bahwa pemakaian asam asetat  sebagai elektrolit asam lemah menghasilkan endapan yang cemerlangdengan efisiensi arus cukup tinggi berkisar 95%. Variable yang mempunyai efek positif berturut-turut yaitu perbandingan konsentrasi, kerapatan arus katoda, dan kerapatan arus anoda. Sedangkan efek negatif berasal dari pengaruh jarak anoda-katoda dan suhu elektrolit. Pengaruh variabel proses terhadap logam berat yang melapisi katoda (Yd) dan efisiensi arus (η) didekati dengan persamaan linier, dengan kesalahan pendekatan relatif sebesar 20%. Kondisi terbaik ditunjukkan oleh efisiensi arus sebesar 94,5% dan hasil plating yang sangat cemerlang pada X1 = 50 (gr/l) / 100 (gr/l), X2 = 50 0C, X3 = 300 Ampere/m2, X4 = 200 Ampere/m2, dan X5 = 3 cm.
STUDI AWAL DETERPENISASI MINYAK NILAM DENGAN TEKNOLOGI REDISTILASI VAKUM Silviana Silviana; Aprilina Purbasari
Reaktor Volume 10, Nomor 2, Desember 2006
Publisher : Dept. of Chemical Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (211.65 KB) | DOI: 10.14710/reaktor.10.2.71-74

Abstract

Minyak nilam merupakan komoditi ekspor penting dari Indonesia. Persyaratan kandungan patchouli alcohol (PA) dalam minyak nilam berdasarkan SNI minimal 31%. Minyak nilam hasil distilasi UKM seringkali kadar PA-nya kurang dari 31% sehingga perlu dicari cara untuk meningkatkan kadar PA dalam minyak nilam. Salah satu cara adalah dengan redistilasi vakum atau distilasi fraksionasi produk UKM sebagai upaya penghilangan terpen dalam minyak nilam (deterpenisasi). Kondisi vakum akan dapat menurunkan temperatur operasi sehingga kemungkinan terjadinya destruksi oleh panas dapat dihindarkan. Alat redistilasi vakum yang digunakan berkapasitas 500 ml untuk memisahkan komponen terpen yang memiliki titik didih rendah dan komponen PA yang memiliki titik didih tinggi. Penelitian dilakukan dengan variabel berubah temperatur, tekanan, dan waktu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa temperatur, waktu, serta interaksi temperatur dan waktu merupakan variabel paling berpengaruh pada proses redistilasi vakum dengan kenaikan kadar PA mencapai 23,06 - 28,97% dari kadar awal sebesar 17,95%. Adapun model regresi  yang diperoleh adalah Kadar PA =  24,80 + 0,93A + 1,33C + 0,97AC dengan A adalah temperatur dan C adalah waktu redistilasi vakum. 
AKUMULASI LISTRIK STATIS PADA GELAS PLASTIK PRODUKSI MESIN INJECTION MOLDING: PENGARUH KELEMBABAN UDARA, TEMPERATUR, DAN BAHAN ADITIF Ratnawati Ratnawati; Aprilina Purbasari; Yustina Linasari
Reaktor Volume 14, No. 4, OKTOBER 2013
Publisher : Dept. of Chemical Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (534.207 KB) | DOI: 10.14710/reaktor.14.4.305-313

Abstract

Akumulasi listrik statis pada gelas polipropilena hasil produksi mesin injection molding dapat menyebabkan gelas memiliki gaya elektrostatik dan tidak dapat turun secara gravitasi. Masalah ini menghambat aplikasi gelas pada mesin pengisian air minum dalam kemasan (AMDK). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kelembaban udara, temperatur, dan penambahan bahan aditif TiO2 terhadap potensial listrik permukaan gelas polipropilena. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensial listrik permukaan dipengaruhi oleh kelembaban udara ruang produksi, temperatur, dan penambahan TiO2. Potensial listrik permukaan semakin kecil dengan naiknya kelembaban udara. Setelah kelembaban mencapai 68% potensial listrik permukaan cenderung konstan. Ditinjau dari beda potensial (DV) antara permukaan dua gelas, kelembaban optimum adalah 67-68%, yang ditandai dengan beda potensial yang paling rendah. Beda potensial ≤ 5,2 kV menyebabkan gelas cepat turun, beda potensial 5,2 kV < DV ≤ 6,7 kV menyebabkan gelas turun dengan lambat, dan DV ≥ 6,7 kV menyebabkan gelas sangat lambat turun atau menempel. Potensial listrik turun dengan naiknya temperatur. Potensial listrik statis permukaan hanya sedikit turun akibat penambahan 0,75% berat TiO2. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa penggunaan gelas dengan potensial listrik permukaan rendah dapat menaikkan kecepatan mesin pengisian AMDK menjadi 220-250 rpm dan 140-160 rpm, masing-masing untuk mesin pengisian gelas 180 ml dan 225 ml.
PENGAMBILAN AIR DARI SISTEM ISOPROPIL ALKOHOL – AIR DENGAN DISTILASI ADSORPTIF MENGGUNAKAN ZEOLIT ALAM DAN SILIKA GEL Silviana Silviana; Aprilina Purbasari
Reaktor Volume 12, Nomor 1, Juni 2008
Publisher : Dept. of Chemical Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (157.523 KB) | DOI: 10.14710/reaktor.12.1.29-32

Abstract

Isopropil alkohol (IPA) merupakan pelarut umum yang digunakan di industri. Secara ekonomi, dalam penggunaan pelarut perlu diupayakan proses pengambilan kembali pelarut tersebut. Kendala pengambilan kembali pelarut IPA dalam sistem IPA–air adalah sistem tersebut membentuk azeotrop. Untuk itu, penelitian ini mengkaji proses pengambilan air dalam sistem IPA–air melalui proses distilasi adsorptif menggunakan adsorben zeolit alam dan silika gel sebagai adsorbennya. Percobaan dilakukan dengan variabel tetap volume umpan sebesar 200 ml, dan variabel berubah jenis adsorben (zeolit alam dan silika gel) dan komposisi umpan IPA (70, 73, 75, 80 %-b). Proses distilasi adsoprsi dijalankan selama 30 menit sampai keluar produk, selanjutunya pengambilan produk untuk dianalisa tiap 5 menit dengan analisa gravimetri. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan adsorben silika gel lebih efektif dan selektif menyerap air daripada zeolit alam. Dan didapat kondisi optimum penggunaan silika gel komposisi umpan adalah 75% berat IPA dalam larutan hingga kemurnian IPA hingga 91,6% pada menit ke dua puluh.
THE OPTIMIZATION OF PRODUCTION ZEOLITE Y CATALYST FROM RHA BY RESPONSE SURFACE METHODOLOGY Didi Dwi Anggoro; Aprilina Purbasari
Reaktor Volume 12, Nomor 3, Juni 2009
Publisher : Dept. of Chemical Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (604.908 KB) | DOI: 10.14710/reaktor.12.3.189 – 194

Abstract

Rice husk is the milling byproduct of rice and is a major waste product of the agriculture industry. Amorphous silica, commonly referred to as rice husk ash, was extracted from rice husk by acid leaching, pyrolysis, and carbon-removing processes. These properties make the ash a valuable raw material for many industries.  This paper is study of synthesized of zeolite Y from rice husk ash. Zeolite Y synthesis is used for petroleum industry as expensive catalyst. Rice husk was calcined at temperature 700oC for two hours using furnace to produce pure silica. The composition of synthesized of zeolite Y from rice husk was 2.24 Na2O:Al2O3:8SiO2:112 H2O. The gel solution was mixed at room temperature for 24 hours using autoclave. Then, the gel solution was heated with variable temperature and time crystallization. The product zeolite synthesis Y was filtered and washed with distilled water until pH lower than ten, than dried at oven. This product was analyzed with X-Ray Diffraction (XRD). From XRD analyze result indicated that from rice husk ash can produced zeolite synthesis Y which high crystallization degree. The optimum conditions for synthesis of zeolite Y from rice husk ash are temperature at 100oC for 48 hours, silicate at 20%, and aluminate at 10%.
AKTIVASI ZEOLIT ALAM SEBAGAI ADSORBEN PADA ALAT PENGERING BERSUHU RENDAH Laeli Kurniasari; Mohammad Djaeni; Aprilina Purbasari
Reaktor Volume 13, Nomor 3, Juni 2011
Publisher : Dept. of Chemical Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (588.321 KB) | DOI: 10.14710/reaktor.13.3.178-184

Abstract

ACTIVATION OF NATURAL ZEOLITE AS AN ADSORBENT FOR LOW TEMPERATURE DRYING SYSTEM. Drying is one process which is used in many industries, especially in food product. The process usually still has low energy efficiency and can make food deterioration because of the usage of high temperature. One alternative in drying technology is the use of zeolite as a water vapor adsorbent. This kind of drying method make it possible to operate in lower temperature, hence it will be suitable for heat sensitive product. Natural zeolit can be one promising adsorbent since it is spreadly abundant in Indonesia. Natural zeolite must be activated first before used, in order to get zeolite with high adsorption capacity. Activation process in natural zeolite will change the Si/Al ratio, polarity, and affinity of zeolite toward water vapor and also increase the porosity. Activation of natural zeolite can be done with two methods, chemical activation use NaOH and physical activation use heat. In the activation using NaOH, natural zeolite is immersed with NaOH solution 0.5-2N in 2 hour with temperature range 60-900C. The process is continued with the drying of zeolite in oven with 1100C for 4 hours. While in heat treatment, zeolit is heated into 200-5000C in furnace for 2-5 hours. SEM analysis is used to compare the change in zeolite morphology before and after each treatment, while to know the adsorption capacity of zeolite, the analyses were done in many temperature and relative humidity. Result gives the best condition in NaOH activation is NaOH 1N and temperature 700C, with water vapor loading is 0.171 gr/gr adsorbent. In heat treatment, the best condition is 3000C and 3 hours with loading 0.137 gr water vapor/gr adsorbent.  Pengeringan merupakan salah satu proses yang banyak digunakan pada produk pangan. Proses ini umumnya menyebabkan kerusakan pada bahan pangan, disamping masih rendahnya efisiensi energi. Salah satu alternatif pada proses pengeringan yaitu penggunaan zeolit sebagai adsorben uap air. Proses pengeringan dengan menggunakan zeolit sebagai adsorben ini memungkinkan operasi pengeringan dilakukan pada suhu rendah sehingga sesuai untuk bahan yang tidak tahan panas. Zeolit alam merupakan salah satu alternatif bahan adsorben. Akan tetapi zeolit ini harus diaktivasi terlebih dahulu untuk mendapatkan zeolit dengan kemampuan adsorpsi yang tinggi. Proses aktivasi pada zeolit akan merubah rasio Si/Al zeolit, polaritas serta afinitas zeolit terhadap air dan meningkatkan pori-pori zeolit Adsorpsi zeolit alam dilakukan dengan dua cara yaitu dengan NaOH dan dengan panas. Pada aktivasi dengan NaOH, zeolit dicampur dengan NaOH 0,5-2N selama 2 jam pada suhu 60-900C. Sementara pada aktivasi fisis, zeolit dipanaskan pada 200-5000C selama 2-5 jam. Untuk mengetahui perubahan struktur pori zeolit maka dilakukan analisa SEM dan untuk mengetahui kemampuan adsorpsi zeolit maka dilakukan analisa daya adsorpsi zeolit terhadap uap air pada berbagai suhu dan berbagai kelembaban relatif. Hasil menujukkan bahwa pada aktivasi dengan NaOH diperoleh kondisi aktivasi terbaik adalah NaOH 1N pada pemanasan 700C dengan daya adsorpsi 0,171 gr uap air/gr adsorben. Sementara untuk aktivasi dengan panas, kondisi aktivasi terbaik adalah pemanasan 3000C selama 3 jam dengan daya adsorpsi 0,137 gr uap air/gr adsorben.
Valorisation of Shrimp Waste into Chitosan/Montmorillonite-Sulfosuccinic Acid Composite Membrane for DMFC Application Shalahudin Nur Ayyubi; Lukman Atmaja; Aprilina Purbasari
Reaktor Volume 21 No.4 December 2021
Publisher : Dept. of Chemical Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (484.509 KB) | DOI: 10.14710/reaktor.1.1.146-154

Abstract

Composite membranes have been synthesized from biopolymer chitosan (CS) and nanosized montmorillonite (MMT) filler crosslinked with sulfosuccinic acid (SSA) as an alternative membrane electrolyte for direct methanol fuel cell (DMFC) application. All prepared membranes were obtained by solution casting technique. Prepared membranes were systematically characterized in terms of water uptake, methanol uptake, and methanol permeability as membrane performance parameter for DMFC applications. Fourier transform infrared spectroscopy was used to confirm the structures of the CS/MMT-SSA composite electrolyte membranes. The addition of sulfosuccinic acid evidently decreased the value of methanol permeability with the lowest value of 2.9973 × 10-7 cm2/s was obtained from CS/MMT-SSA 16% membrane. The addition of sulfosuccinic acid also decreased the absorption of methanol with the lowest value of 45.9459% while the water absorption of 53.6424% occurred in the membrane with the addition of 16% sulfosuccinic acid. As a result, the CS/MMT-SSA composite membrane appears to be a potential candidate for the DMFC applications.Keywords: direct methanol fuel cell; proton exchange membrane; methanol permeability; chitosan
KAJIAN AWAL PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK DEDAK PADI DENGAN PROSES ESTERIFIKASI Aprilina Purbasari; Silviana Silviana
Reaktor Volume 12, Nomor 1, Juni 2008
Publisher : Dept. of Chemical Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (181.367 KB) | DOI: 10.14710/reaktor.12.1.19-21

Abstract

Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif yang dapat dibuat dari minyak nabati melalui proses transesterifikasi, esterifikasi, atau esterifikasi-transesterifikasi dengan alkohol. Minyak dedak padi merupakan salah satu minyak nabati yang mengandung asam lemak bebas tinggi. Pada penelitian ini minyak dedak padi diesterifikasi dengan pelarut methanol. Minyak kemudian diekstraksi dengan menggunakan etanol sebagai solven. Variabel operasi proses esterifikasi adalah suhu reaksi (40; 50; 60°C) dan konsentrasi HCl sebagai katalis (0,5; 1; 1,5; 2; 2,5%-v) Hasil penelitian menunjukkan bahwa konversi asam lemak bebas menjadi ester meningkat seiring meningkatnya suhu dan katalis. Kondisi optimum adalah 50°C dengan 1,5%-v katalis dimana konversi asam lemak bebas yang diperoleh sebesar 78,33% dan konsentrasi metil ester pada produk sebesar76,89%.
Fortifikasi Seng (Zn) pada Beras Analog Berbahan Dasar Tepung dan Pati Ubi Ungu Noer Abyor Handayani; herry santosa; aprilina purbasari; heny kusumayanti; dessy ariyanti
Reaktor Volume 16 No.4 Desember 2016
Publisher : Dept. of Chemical Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (536.366 KB) | DOI: 10.14710/reaktor.16.4.183-188

Abstract

ZINC FORTIFICATION OF ARTIFICIAL RICE FROM PURPLE SWEET POTATO FLOUR AND STARCH. Zinc deficiency is believed to be as common as that of iron, with equally negatives consequences. Fortification of artificial rice with zinc is a cost-effective method that can be used to solve this problem. In the present study, artificial rice made from purple sweet potatoes flour and starchwere evaluated as food vehicles for fortification with zinc. This study consists of four main stages, preparation of flour and starch of purple sweet potatoes, zinc fortification, and artificial rice production. Zinc sulphate and zin acetate were used as the fortificant, and added at a level 50, 75, 100, and 125 ppm. Artificial rice fortified with zinc has been successfully carried out. Zinc concentrations in fortified artificial rice are higher than unfortified rice. Artificial rice has a porous structure, in order to improve the rehydration capacity.      Keywords : Artificial rice, Zinc (Zn) fortification , Purple weet potato flour, Purple sweet potato starch,  Defisiensi seng dipercaya telah meluas dan memiliki pengaruh negatif yang sama dengan defisiensi besi. Fortifikasi seng pada beras analog dipercaya dapat mengatasi permasalahan tersebut. Berdasarkan penelitian dengan variasi penambahan konsentrasi Zn pada beras analog ubi ungu. Penelitian ini menggunakan beras analog yang terbuat dari tepung dan pati ubi ungu sebagai food vehicle. Penelitian ini terdiri dari 4 tahapan utama, pembuatan tepung dan pati ubi ungu, tahap fortifikasi seng, dan proses pembuatan beras analog. Seng sulfat dan seng asetat ditambahkan pada konsentrasi 50, 75, 100, dan 125 ppm. Beras analog terfortifikasi seng memiliki konsentrasi seng yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan beras analog tanpa fortifikan. Beras analog terfortifikasi seng juga memiliki struktur berpori sehingg dapat meningkatkan kemampuan rehidrasi.   Kata Kunci : Beras analog, Fortifikasi Seng (Zn), Pati ubi ungu, Tepung ubi ungu
Sedimentation Process of TiO2 Nanoparticles in Aqueous Solution Ariyanti, Dessy; Purbasari, Aprilina; Lesdantina, Dina; Saputro, Erwan Adi; Gao, Wei
Reaktor Volume 22 No.2 August 2022
Publisher : Department of Chemical Engineering, Faculty of Engineering, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/reaktor.22.2.70-76

Abstract

TiO2 nanoparticles, a semiconductor photocatalyst is widely used in various applications especially for water treatment. The common problems for the application are separating the nanoparticles from the water body and recovering it to be reused. This research was conducted to investigate the aggregation and sedimentation properties of TiO2 nanoparticles via chemical addition. The experiment was carried out for 5 hours by varying the pH, ionic strength, and the addition of organic matter such as rhodamine B, methylene orange, and humic acid. The results indicate that pH and ionic strength greatly affect the TiO2 sedimentation process. Sedimentation can be formed properly when the solution is at pH 1 and 14, this happens because pH is close to the isoelectric point. Meanwhile, ionic strength with a concentration of 0.1 M gave the most optimal results in TiO2 sedimentation. In the presence of ionic strength with the appropriate concentration, the thickness of the electrical double layer particles can be reduced so the attractive force increases and sedimentation occur. Meanwhile, in the presence of organic matter, rhodamine B, methylene orange, and humic acid did not significantly affect the formation of TiO2 sedimentation.Keywords: titanium dioxide, sedimentation, ionic strength, isoelectric point, water treatment
Co-Authors . Suherman Afiatin Afiatin Afri Yenni Agnesia Permatasari Alice Pramashinta Andri Cahyo Kumoro Anissa Ardanti Wulandari Ariestya Meta Devi Arif Fajar Utomo Aulia Beta Safira Ayyubi, Shalahudin Nur Budi Ismadi Budiyono Budiyono Darmaji, Timothius Adrian Christantyo Dessy Ariyanti Dessy Ariyanti Didi Dwi Anggoro Ekky Febri Ariani Erwan Adi Saputro Faleh Setia Budi Fikri Mudzakir Marasabessy Hafsah Fajrin Aprilianti Hamzah, Fazlena Hapsari, Farida Diyah Hargono Hargono Heny Kusumayanti Heny Kusumayanti Herry Santosa Heru Susanto Kristinah Haryani Laeli Kurniasari Lesdantina, Dina Lukman Atmaja Lulluil Mahsunnah Luqman Buchori M. Djaeni Machmud Lutfi H Margaretha Praba Aulia Mira Amalia Hapsari Muhammad Adi Irawan Muslim, Aristianto Nita Aryanti Nita Aryanti Noer Abyor Handayani Noer Abyor Handayani Nungki Primastuti Pratama, Pambudi Pajar Pratiwi, Wahyu Zuli Purwanto Purwanto Purwanto Purwanto Pury Diana Shintawati Raizka Kharisma Mediani Ratnawati Ratnawati Restu Kusumawardani Rini Kusumawati Samadhi, T Walmiki Saputra, Erwan Adi Sary, Cindy Nella Setia Budi Sasongko Shalahudin Nur Ayyubi Silviana Silviana Silviana Silviana Siswo Sumardiono Slamet Priyanto Sri Rukiyawati Suherman Suherman Titik Istirokhatun Tjokorde Walmiki Samadhi Tjokorde Walmiki Samadhi Tjokorde Walmiki Samadhi Tkokorde Walmiki Samadhi Tutuk Djoko Kusworo Vitus Dwi Yunianto Vitus Dwi Yunianto Budi Ismadi Wei Gao Wisnu Jati N Wulandari Dharsono Y. Saptiana Oktari Yazid Bindar Yazid Bindar Yustina Linasari