Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

STRUKTUR DASAR KLAUSA VERBAL BAHASA LAMAHOLOT DIALEK LEWOKLUOK (SEBUAH KAJIAN AWAL) adeline lelo Lein; Desta Gloria Siahaan
Jubindo: Jurnal Ilmu Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 5 No 2 (2020): Jubindo: Jurnal Ilmu Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Timor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32938/jbi.v5i2.573

Abstract

Abstrak Penelitian ini merupakan sebuah kajian awal yang secara sederhana membahas tentang struktur dasar klausa Bahasa Lamaholot pada dialek Lewokluok. Penelitian ini merupakan sebuah penelitian kualitatif. Oleh karena itu data yang diperoleh berupa data tertulis yang diperoleh dari naskah-naskah teks cerita rakyat dalam BLDL, dan data lisan yang diperoleh dari hasil rekaman yang dilakukan terhadap narasumber yang dijadikan sebagai sumber data. Pengumpulan data menggunakan teknik pancing, rekam dan catat. Kemudian dilanjutkan tahap menganalisis data yang menggunakan teknik padan dan teknik agih. Berdasarkan hasil kajian terhadap struktur dasar klausa verbal BLDL, ditemukan bahwa secara struktural BLDL juga memiliki pola dasar klausa verbal berupa klausa verbal intransitif, klausa verbal transitif dan klausa verbal ditransitif. Secara struktural, verba pada klausa intransitif BLDL cenderung menempati posisi di sebelah kanan argumen inti. Dengan demikian, posisi argumen inti adalah praverbal atau berada sebelum predikat verba. Sehingga dapat dikatakan bahwa, pola klausa intransitif BLDL adalah bertipe SV. Secara struktural posisi predikat verba pada klausa transitif BLDL selalu berada di antara kedua argumen inti yang diikat, dimana posisi argumen I selalu menepati posisi subjek sedangkan argumen II selalu menempati fungsi objek. Berdasarkan posisi predikat verba dalam klausa verbal transitif BLDL, dapat dikatakan bahwa pola dasar klausa verbal BLDL bertipe SVO. Secara struktural posisi predikat verba pada klausa dwitransitif BLDL selalu berada di antara argumen inti I dan argumen inti II, dimana posisi argumen I selalu menepati posisi subjek sedangkan argumen II selalu menempati fungsi objek pertama. Berdasarkan posisi predikat verba dalam klausa verbal ditransitif BLDL, dapat dikatakan bahwa pola dasar klausa verbal BLDL memiliki pola SVOO.
PEMANFAATAN INFOGRAFIS DALAM GERAKAN LITERASI SEKOLAH DI SMK Maria Rosalinda Talan; Adeline Lelo Lein; Kristofel Bere Nahak
Bakti Cendana Vol 3 No 2 (2020): Bakti Cendana: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Timor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32938/bc.3.2.2020.85-91

Abstract

Berdasarkan observasi awal, pelaksanaan gerakan literasi sekolah (GLS) belum melibatkan media teknologi informasi. Padahal, era revolusi industri 4.0 menuntut masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan segala pekembangan, salah satunya melalui penggunaan media digital. Oleh karena itu, tim pengabdi bertujuan melakukan pengabdian pendampingan pemanfaatan infografis dalam kegiatan literasi membaca sebagai jawaban tuntutan zaman tersebut. Pengabdian ini dilaksanakan di SMK Katolik Kefamenanu. Kegiatan ini meliputi tiga tahapan besar yakni 1) memperkenalkan, menjelaskan, dan mempraktikan desain infografis; 2) meminta peserta didik untuk membaca keunggulan objek Indonesia di Wikipedia, dan 3) melaporkan hasil baca melalui desain infografis. Hasil pengabdian ini menunjukkan bahwa pemanfaatan infografis dapat meningkatkan motivasi dan kreativitas peserta didik dalam kegiatan literasi membaca. Motivasi dan kreativitas peserta didik dapat diidentifikasi dari tingkat aktivitas peserta didik yang tinggi dan kemampuan berkreasi memilih fitur-fitur menarik dalam templat infografis yang sesuai keinginan peserta didik. Dengan demikian infografis ini dapat direkomendasikan untuk diterapkan dalam literasi membaca sebagai bagian dari GLS.
VERBA BERKLITIK DALAM BAHASA LAMAHOLOT DIALEK LEWOKLUOK (Clitic Verb on Lamholot Language Lewokluok Dialect) Adeline Lelo Lein; Faizal Arvianto; Kristofel Bere Nahak
Kandai Vol 18, No 2 (2022): KANDAI
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/jk.v18i2.3506

Abstract

This reseacrh contains: (1) morphosyntax and semantic-syntax classification of clitic verb and (2) shape of clitic verb in Lamaholot language Lewokluok dialect (BLDL). In morphosyntax clitic verb on BLDL only consist of action verbs and process-action verb and  syntactically is a transitive verb (V. trans+action). In addition, proclitic verbs on BLDL also have a semantic features action but syntactically is an intransitive verb (V. intrans+action). BLDL does not have proclitic verb which is syntactically ditranstive category.  While the enclitic verbs on BLDL consists of action verbs, motion verbs), and cognition verbs, and semantic-syntactically is a verb that has semantic features action and process, but generally enclitic verb on BLDL is syntactically intransitive category.  Based on its form, BLDL’s verb consist of (1) verbs that cannot stand alone (bound root morpheme) that must be attached to proclitic; and (2) verbs that can stand alone (free root morpheme) and can attach themselves to clitic. In addition, BLDL verb forms also can appear as (3) verbs that can stand alone, without experiencing any process-called simple verb; (4) The verb that has serialization structure or serial verbs.  Tulisan ini berisi tentang (1) klasifikasi verba berklitik secara morfosintaksis dan  semantis-sintaksis dalam bahasa Lamaholot dialek Lewokluok (BLDL); (2) bentuk verba berklitik dalam BLDL. Secara morfosintaksis verba berproklitik pada BLDL hanya terdiri atas verba aksi (actions) dan verba aksi-proses (action-process) dan secara sintaksis merupakan verba transitif (V. trans+aksi). Selain itu, verba berproklitik pada BLDL juga memiliki ciri semantis tindakan namun secara sintaksis merupakan verba intransitif (V. intrans+aksi). BLDL tidak memiliki verba berproklitik yang secara sintaksis berupa dwitransitif.  Sedangkan pada verba berenklitik pada BLDL terdiri atas verba aksi (actions), verba gerakan (motion), dan verba kognisi, dan secara semantis-sintaksis merupakan verba yang  memiliki ciri semantis tindakan (actions) dan proses. Namun, umumnya secara sintaksis verba berenklitik pada BLDL berkategori verba intransitif. Verba BLDL ditinjau dari segi bentuk terdiri atas (1) verba yang tidak dapat berdiri sendiri (bound root morpheme)  sehingga wajib mendapat bentuk klitik, dan dalam penelitian ini peneliti menyebutnya sebagai verba berprolitik; dan (2) verba yang dapat berdiri sendiri (free root morpheme) dan bisa melekatkan diri pada klitik. Selain itu, bentuk verba BLDL juga dapat tampil menjadi (3) verba yang dapat berdiri sendiri, tanpa mengalami proses apapun atau disebut dengan verba sederhana; (4) verba yang memiliki struktur serialisasi atau verba serial.
KEKERABATAN BAHASA TETUN DAN BAHASA DAWAN (LINGUISTIK HISTORIS KOMPARATIF) Detantri Bere; Kristofel Bere Nahak; Adeline Lelo Lein
Literasi: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Vol. 13 No. 2 (2023): Literasi: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah
Publisher : Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/literasi.v13i2.7664

Abstract

This research aims to describe the relationship between the Tetun and Dawan languages which is entitled “The kinship relationship between the Tetun and Dawan languages” using the theory of comparative historical linguistics. The method used qualitative and quantitative approaches using a lexicostatistic technique. The data collection methodology and technique used are effective methods of observation, interviewing, and recording. This research was conducted at the village of Rafae, Raimanuk District, Belu Regency. The research instrument used in the interview was a list of questions containing 200 basics (Swadesh) vocabulary. The results showed that there was a relationship between the Tetun and Dawan languages, attempts through 33 pairs of related words, with 5 pairs of identical words category, phonetic match 10, phonetically similar 6, and a different phonemic 12. The level of kinship Bahasa Tetun and Bahasa Dawan has a kinship at the level of rock (stock) with a percentage of 16,5 %.
Persuasive Techniques Used in the 2020 North Central Timor District Head Election Campaign Posters Arvianto, Faizal; Lein, Adeline Lelo
Jurnal Sastra Indonesia Vol 11 No 2 (2022): July
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jsi.v11i2.57007

Abstract

Penelitian ini membahas tentang teknik-teknik persuasif yang digunakan dalam poster kampanye pemilihan kepala daerah Kabupaten Timor Tengah Utara tahun 2020. Poster dipilih karena hampir semua partai atau pasangan calon bupati dan calon wakil bupati menggunakan poster sebagai alat untuk berkampanye. Terdapat tiga pasangan calon bupati dan calon wakil bupati yang berkompetisi dalam pemilihan umum tahun 2020. Teknik persuasif yang dapat digunakan dalam bahasa poster adalah rasionalisasi, identifikasi, sugesti, konformitas, kompensasi, dan penggantian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini bertumpu pada metode deskriptif kualitatif dengan cara mendeskripsikan penggunaan teknik persuasif dalam poster kampanye pemilihan kepala daerah kabupaten Timor Tengah Utara. Subjek penelitian ini adalah kalimat yang terdapat dalam poster kampanye pemilihan kepala daerah di Kabupaten Timor Tengah Utara tahun 2020. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa, teknik persuasif yang digunakan dalam poster ketiga pasangan calon sangat bervariasi. Masing-masing pasangan calon menggunakan teknik persuasif yang berbeda-beda. Pada poster paslon 01 ditemukan penggunaan teknik persuasif bertipe sugesti paling dominan digunakan dengan perolehan persentase 75%. Pada paslon 02 ditemukan penggunaan teknik persuasif bertipe rasionalisasi paling dominan dengan perolehan persentase 75%. Selanjutnya pada paslon 03 penggunaan teknik persuasif bertipe identifikasi paling dominan dengan perolehan persentase 50%. Selanjutnya, berdasarkan perhitungan dari keseluruhan data penggunaan teknik persuasif pada poster kampanye ketiga pasangan calon disimpulkan bahwa penggunaan teknik rasionalisasi dan teknik sugesti paling dominan digunakan, yaitu dengan perolehan persentase sebanyak 33%, diikuti teknik identifikasi dengan perolehan persentase 25% dan teknik kompensasi dengan perolehan persentase sebanyak 8%. Sedangkan penggunaan teknik persuasif bertipe konformitas, teknik substitusi dan teknik proyeksi hampir tidak pernah digunakan pada poster kampanye masing-masing paslon.
IMBUHAN DALAM BAHASA DAWAN (KAJIAN MORFOLOGI) Emanti Liunokas; Lenny N. Adam; Adeline Lelo Lein
Jubindo: Jurnal Ilmu Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 8 No 1 (2023): Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Timor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32938/jbi.v8i1.4298

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk kata yang berimbuhan dalam Alkitab Bahasa Dawan. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode deskripstif. Objek dalam penelitian ini adalah bentuk imbuhan bahasa dawan dalam Alkitab bahasa Dawan. Sumber data dalam penelitian ini adalah Alkitab bahasa dawan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah studi pustaka, dan teknik catat. Hasil penelitian terdapat 48 imbuhan bahasa dawan dengan rincian sebagai berikut yang terdiri dari 32 bentuk prefiks, 15 bentuk konfiks, dan 1 bentuk sufiks.
KONSTRUKSI NEGASI BAHASA DAWAN Adeline Lelo Lein; Kristofel Bere Nahak
Jubindo: Jurnal Ilmu Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 8 No 03 (2023): Jubindo: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Timor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32938/jbi.v8i03.6041

Abstract

Penelitian ini berisi tentang bentuk negasi dan konstruksi kalimat negasi dalam bahasa Dawan. Negasi atau pengingkaran, yakni proses atau konstruksi yang mengungkapkan pertentangan isi makna suatu kalimat, dilakukan dengan penambahan kata ingkar pada kalimat. Metode utama yang digunakan dalam penelitian ini bertumpu pada metode deskriptif kualitatif. Metode ini dilakukan dengan cara mendeskripsikan tentang bentuk kata negasi yang kemudian dilanjutkan dengan deskripsi kontruksi kalimat negasi pada bahasa Dawan. Dalam BD terdapat 3 (tiga) bentuk pemarkah negasi, yaitu: kais ‘jangan’; kan-fa ‘tidak’ dan kan-fe ‘belum’ yang secara leksikal dan gramatikal memiliki makna dan fungsi yang berbeda. Dalam konstruksi kalimat negasi pada BD, distribusi bentuk negasi kan-fa ‘tidak’ dan kan-fe ‘belum’ dituntut untuk selalu secara utuh mengapit bentuk predikat dalam kalimat, jika salah satu dari unsur negasi ini tidak hadir, maka kontruksi kalimat negasi tersebut tidak berterima. Sedangkan pada bentuk negasi kais ‘jangan’ yang sering digunakan dalam jenis kalimat imperative atau kalimat perintah.
ANALISIS BENTUK SAPAAN DALAM RITUAL PERKAWINAN ADAT MASYARAKAT DESA BAN’NAE: bahasa indonesia Melania Roswinda Naitili; Abdul Rahim Arman Putera Dapubeang; Adeline Lelo Lein; Kristofel Bere Nahak
Jubindo: Jurnal Ilmu Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 9 No 2 (2024): Jubindo: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Timor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk sapaan dalam ritual perkawinan adat masyrakat desa Ban’nae. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif untuk mendeskripsikan bentuk sapaan dalam ritual perkawinan adat masyarakat desa Ban’nae. Penelitian ini dilakukan dengan tahap pengumpulan data dengan menggunakan teknik wawancara dan teknik dokumentasi. Selanjutnya dilakukan analisis data dan menarik kesimpulan. Selanjutnya dapat disimpulkan bahwa analisis bentuk sapaan dalam ritual perkawinan adat masyarakat desa Ban’nae ditemukan bentuk-bentuk seperti: bentuk sapaan kekerabatn dan bentuk sapaan pangkat. Diantara dua bentuk sapaan tersebut bentuk sapaan kekerabatan merupakan bentuk sapaan terbanyak yaitu 22 bentuk sapaan dan 10 bentuk sapaan pangkat. Kata Kunci: sapaan, ritual perkawinan adat masyarakat desa Ban’nae
Pelatihan Penggunaan Aplikasi Edmodo sebagai Sarana Pembelajaran Daring bagi Guru di SMP N 1 Kefamenanu Arvianto, Faizal; Lein, Adeline Lelo; Nahak, Kristofel Bere
Jurnal Karya Abdi Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2021): Jurnal Karya Abdi Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.891 KB) | DOI: 10.22437/jkam.v5i1.13803

Abstract

Artikel ini berisi tentang laporan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang berupa pelatihan penggunaan aplikasi edmodo sebagai sarana pembelajaran daring bagi tenaga pendidik di SMP N 1 Kefamenanu. Umumnya guru di SMP N 1 sudah memahami bahwa pembelajaran daring dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa sarana/media aplikasi. Namun sayangnya dikarenakan keterbatasan informasi dan fasilitas teknologi hanya terdapat 1 orang guru atau sekitar 5% guru yang mengetahui tentang aplikasi Edmodo dari 20 orang guru yang ditugaskan sebagai peserta atau subjek dampingan. Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan pada bulan Mei 2021 dengan metode operasional berbentuk pelatihan singkat. Secara teknis, seluruh tahapan dalam kegiatan ini terdiri dari tiga tahapan yaitu persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Dengan adanya kegiatan pelatihan ini, 20 guru yang menjadi peserta kegiatan telah mampu mengaplikasikan aplikasi edmodo sebagai alternatif sarana dalam pembelajran daring khususnya pada saat pandemi seperti sekarang ini. Berdasarkan hasil pengisian kuisioner pascakegiatan, respon dari subjek dampingan menunjukkan bahwa kegiatan pelatihan ini sangat bermanfaat bagi subjek dampingan. Tenaga pendidik di lingkungan SMP N 1 Kefamenanu yang menjadi subjek dampingan kini mengerti dan memahami bagaimana mengaplikasikan aplikasi edmodo dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Sebagai tindak lanjut dari kegiatan pelatihan ini, tim juga berencana menyelenggarakan kegiatan serupa kepada guru-guru lain yang ada di wilayah Kabupaten Timor Tengah Utara.
PELATIHAN INOVASI MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING MENGGUNAKAN LEARNING MANAGEMENT SYSTEM (LMS) BAGI GURU DI SMPK SABAR-SUBUR ST. THOMAS BETUN Bere, Kristofel; Lein, Adeline Lelo; Nahak, Maria Magdalena Namok
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Bersinergi Inovatif Vol. 2 No. 1 (2024): Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Bersinergi Inovatif
Publisher : PT. Gelora Cipta Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel pengabdian ini bertujuan untuk memberikan pengabdian kepada masyarakat berupa Pelatihan Inovasi Model Pembelajaran blended learning Menggunakan learning management system (LMS) bagi Guru di SMPK Sabar-Subur St. Thomas Betun. Tujuan dari pengabdian yang dilakukan di SMPK Sabar-Subur St. Thomas Betun yaitu mengenalkan para guru tentang metode pembelajaran blended learning serta mendampingi para guru bagaimana menggunakan Learning Management System (google classroom). Secara teknis, seluruh tahapan kegiatan terdiridari tiga tahapan yaitu persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Berdasarkan Hasil evalusi oleh tim pengabdi terhadap kebermanfaatan pelatihan dan pendampingan kepada 45 orang guru SMPK Sabar Subur St. Thomas Betun, dari 41 orang guru yang menilai kegiatan ini sangat bermanfaat atau setara dengan 90% peserta, dan 4 orang guru menilai kegiatan ini bermanfaat atau setara dengan 2%. Oleh karena itu, pelatihan ini menjunjukkan bahwa kegiatan “Pelatihan Inovasi Model Pembelajaran blended learning menggunakan learning management system bagi Guru di SMPK Sabar-Subur St. Thomas Betun” telah memberikan manfaat positif bagi para guru.