Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

PENANGKAPAN IKAN HIAS DENGAN MEMANFAATKAN LARUTAN DAUN TEMBAKAU (Nicotiana Tabacum L) SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI POTASIUM SIANIDA Putra, Alfian
Jurnal Sains dan Teknologi Reaksi Vol 22, No 01 (2024): JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI REAKSI
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jstr.v22i01.6342

Abstract

ABSTRACT Penangkapan ikan dengan menggunakan senyawa beracun sudah lama dilakukan orang. Biasanya racun tersebut digunakan untuk menangkap ikan-ikan yang hidup di sekitar karang (coral reef) seperti ikan kerapu (serranidae), napoleon (cheilinius undulatus) dan berbagai jenis ikan hias. Jenis-jenis racun ikan (ichthyotoxic materials) yang digunakan berasal dari tumbuhan (ichtyotoxic plants), hewan dan bahan kimia sintesis. Diantara racun-racun tersebut, racun Sianida merupakan bahan yang paling populer dalam kegiatan penangkapan ikan karang hidup. Larutan tembakau komersial ternyata bisa digunakan untuk membius benih ikan-ikan karang di perairan sehingga dapat menggantikan peran Sianida. Dari hasil penelitian, larutan tembakau komersial dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembius ikan klon dari bahan alami, karena memiliki kandungan senyawa bioaktif nikotin. Pada penelitian ini larutan tembakau dimanfaatkan untuk penangkapan ikan melalui metode pembiusan (chemical stupefying). Konsentrasi larutan ekstrak tembakau optimum yang digunakan adalah 1.500 mg/l (ppm) dengan waktu pingsan rata- rata 1,32 menit dan mortalitas 0 %. Kata kunci : Potasium Sianida, konsentrasi, dan tembakau
PERANCANGAN ALAT PENJERNIHAN AIR GAMBUT MENJADI AIR BERSIH Putra, Alfian; Ridwan, R; Nasir, Muhammad
Jurnal Sains dan Teknologi Reaksi Vol 22, No 02 (2024): JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI REAKSI
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jstr.v22i02.6349

Abstract

ABSTRAKAlat penjernihan air gambut ini dirancang dengan menggunakan media filter yang terdiri dari kerikil yang berdiameter rata-rata 0,5-1,5 cm setebal 15 cm di bagian bawah, pasir dengan diameter rata-rata 0,2 mm – 0,4 mm setebal 70 cm di bagian tengah dan kerikil yang berdiameter rata-rata 0,5-1,5 cm setebal 15 cm di bagian atas dapat digunakan untuk menurunkan kesadahan, Total Dissolved Solid (TDS), menetralisasikan pH dan menjernihkan warna air gambut. Berdasarkan hasil analisa sampel yang telah diolah dengan alat penjernihan air gambut, efesiensi penurunan kesadahan sebesar 24,7%, Total Dissolved Solid (TDS) sebesar 9,76% dengan tanpa koagulan dan dengan menggunakan koagulan sebesar 74%. Untuk efesiensi penetralan pH air gambut dengan menggunakan koagulan sebesar 98,4% sedangkan tanpa menggunakan koagulan sebesar 96,4% sedangkan pada perubahan warna air gambut, dengan tanpa menggunakan koagulan warna kuning-kecoklatan berubah menjadi putih, dengan menggunakan koagulan warna kuning- keclokatan menjadi putih bening.Kata kunci : Air gambut, alat penjernih air gambut ,kesadahan ,TDS, pH.
MINYAK NILAM : ARTIKEL REVIEW Rihayat, Teuku; Putra, Alfian; Elwina, E
Jurnal Sains dan Teknologi Reaksi Vol 22, No 02 (2024): JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI REAKSI
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jstr.v22i02.6363

Abstract

ABSTRAK Minyak nilam komersial diperoleh dengan penyulingan uap daun kering tanaman herba, Pogostemon cablin Benth., milik keluarga Labiatae. Tanaman ini dikenal juga dengan nama P.patchouli Pellet.var. suavis Kait. F. Tanaman ini tumbuh liar di beberapa belahan dunia, namun praktik yang biasa dilakukan adalah membudidayakannya untuk tujuan penyulingan. Tanaman ini dibudidayakan secara luas di Indonesia, Malaysia, Cina dan Brazil untuk diambil minyaknya. Aroma nilam telah dikenal di dunia Timur selama berabad-abad. Pada suatu waktu, memberikan aroma melalui daun kering merupakan hal yang biasa dilakukan. Meskipun hal ini masih berlaku di satu atau dua daerah penghasil nilam untuk aplikasi tertentu, namun di luar negara produksinya, minyak atsiri sulingan uap merupakan media universal. Minyak nilam memiliki profil bau yang sangat kaya yang ditandai dengan hangat, manis, herba, pedas, berkayu, dan balsamic. Harganya relatif murah untuk produk alami dan biasanya tersedia dalam jumlah banyak. Oleh karena itu, minyak nilam sangat banyak digunakan dalam berbagai jenis parfum. Konstituen utama penyumbang bau adalah sekelompok alkohol polisiklik. Yang paling terkenal adalah alkohol nilam, norpatchoulenol, dan nortetrapatchoulol.Kata kunci : minyak nilam, alkohol nilam, norpatchoulenol, dan nortetrapatchoulo
PEMBUATAN MEMBRAN SELULOSA ASETAT DARI TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT Putra, Alfian; Irwan, I
Jurnal Sains dan Teknologi Reaksi Vol 22, No 01 (2024): JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI REAKSI
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jstr.v22i01.6343

Abstract

ABSTRACT Membran selulosa asetat dapat dibuat dari Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS), dengan mengkonversi TKKS menjadi pulp, dilanjutkan dengan pembentukan selulosa asetat yang akan dibuat menjadi membran. Proses pembuatan selulosa asetat dari pulp TKKS adalah dengan melakukan reaksi asetilasi selulosa, yaitu menggunakan asetat anhidrat dan asetat glasial. Metode yang digunakan adalah dengan cara inversi fasa. Kondisi optimum pada proses asetilasi didapat pada suhu 1000C dengan kadar selulosa asetat 61,4% dan kadar asetil 36,39%. Temperatur dan waktu pengadukan berpengaruh terhadap kekuatan tarik dan elongasi membran. Kekuatan tarik dan elongasi membran terbaik didapat pada kadar asetil 36,32% dengan kekuatan tarik 4,61 kgf/cm2 dan elongasi 5,23%.Kata Kunci: Pulp, asetil, inversi fasa, membran selulosa asetat.