Meddiati Fajri Putri
Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang

Published : 26 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

JAJANAN SEHAT KAYA SERAT UNTUK KELUARGA: PEMANFAATAN TEPUNG BEKATUL SEBAGAI SUBSTITUSI BAHAN PEMBUATAN STIK BAWANG Putri, Meddiati Fajri; Rahmawati, Fajar Tri
JKKP (Jurnal Kesejahteraan Keluarga dan Pendidikan) Vol. 7 No. 02 (2020): JKKP (Jurnal Kesejahteraan Keluarga dan Pendidikan)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/JKKP.072.06

Abstract

This study aims to determine the fiber content of food stems replacing bran flour. The method used is an experimental method due to treatment or experiment. The experimental design used in this study was a pretest-posttest control group design. Analyst results obtained were then analyzed statistically. To determine the total nutritional content of dietary fiber using AOAC gravimetric analysis. Rice bran is a by-product of rice milling which consists of layers of aleuron, endosperm, has a better nutritional content than rice. Rice bran is a source of essential unsaturated fatty acids and contains various vitamins, one of which is the B complex vitamin. Besides rice bran is believed to be high in fiber. Sticks are one type of snack that is flat, long like sticks, has a savory taste, has a crispy texture and the final process is through a frying pan. In this article, sticks are modified by utilizing local potential, one of which is bran, which is processed into flour as a substitute for making onion sticks, an alternative to high-fiber healthy snacks for families. Healthy snacks are snacks that are rich in complete nutrition, free of animals that carry germs, processed using enough heat or not half cooked. Laboratory test results of the average total content of dietary fiber in the stems respectively show that bran substitutes 0% (9.66%), 6% (9.94%), 8% (16.07%), and 10% (17.87%). The best quality of rice bran was found in sample 857 with a 10% substitution, because this sample can contribute to the recommended dietary fiber requirement of around 15 grams per day. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar serat pangan stik substitusi tepung bekatul. Metode pendekatan yang digunakan adalah metode eksperimen dikarenakan adanya perlakukan atau percobaan. Desain eksperimen yang digunakan pada penelitian ini adalah pretest-posttest control group desain. Hasil analis yang diperoleh kemudian dianalisa secara statistik. Untuk mengetahui kandungan gizi serat pangan total menggunakan analisis gravimetri AOAC. Bekatul merupakan hasil samping penggilingan padi yang terdiri dari lapisan aleuron, endosperm, memiliki kandungan gizi yang lebih baik daripada beras. Bekatul merupakan sumber asam lemak tak jenuh esensial dan mengandung bermacam-macam vitamin salah satunya vitamin B kompleks. Selain itu bekatul dipercaya akan tinggi serat. Stik merupakan salah satu makanan ringan jenis kue yang berbentuk pipih, panjang menyerupai tongkat, mempunyai rasa gurih, berstekstur renyah dan proses akhirnya melalui penggorengan. Pada artikel ini, stik dimodifikasi dengan memanfaatkkan potensi lokal salah satunya bekatul yang diolah menjadi tepung sebagai bahan substitusi pembuatan stik bawang, alternatif jajanan sehat kaya serat untuk keluarga. Jajanan sehat merupakan jajanan yang kaya akan zat gizi lengkap, bebas dari binatang yang membawa kuman penyakit, diolah menggunakan panas yang cukup atau tidak setengah matang. Hasil uji laboratorium kandungan serat pangan total rata-rata dalam stik secara berurutan menunjukkan bahwa substitusi tepung bekatul 0% (9,66%), 6% (9,94%), 8% (16,07%), dan 10% (17,87%). Kualitas terbaik stik bekatul terdapat pada sampel 857 dengan substitusi 10%, karena sampel tersebut dapat menyumbang kebutuhan serat pangan yang dianjurkan yaitu sekitar 15 gram per hari. Kata kunci: Stik, Bekatul, Serat
BUMBU TABUR TEMPE SEHAT, GURIH, DAN PEDAS UNTUK KELUARGA Oktavianti, Dina Nurul; Putri, Meddiati Fajri
JKKP (Jurnal Kesejahteraan Keluarga dan Pendidikan) Vol. 8 No. 01 (2021): JKKP (Jurnal Kesejahteraan Keluarga dan Pendidikan)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/JKKP.081.05

Abstract

Bumbu tabur merupakan bumbu yang fungsinya untuk memberikan rasa pelezat pada makanan atau jajanan.Rasa dan warna pada bumbu tabur bermacam-macam jenisnya menambah daya tarik tersendiri. Kandungan protein dari tepung tempe untuk mencukupi kebutuhan gizi masyarakat dengan harga relatif terjangkau. Kandungan gizi pada serbuk cabai tersebut dijadikan penambahan dalam pembuatan bumbu tabur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesukaan konsumen terhadap bumbu tabur dengan penambahan serbuk cabai 0%, 20%, 25%dan 30%ditinjau dari aspek aroma,warna,rasa,dantekstur, serta untuk mengetahui kandungan protein pada bumbu tabur.Metode pendekatan yang digunakan adalah metode eksperimen dikarenakan adanya perlakuan atau percobaan. Desain eksperimen yang digunakan adalah pretest-posttest control group desain. Hasil analis yang diperoleh kemudian dianalisa secara statistik.Untuk mengetahui kandungan gizi protein menggunakan metode Kjeldahl. Berdasarkan hasil uji kesukaan, sampel yang disukai masyarakat adalah sampel B dengan penambahan cabe 25% dan rata-rata 84,05% yang memiliki rasa cukup pedas. Hasil uji laboratorium kandungan protein tertinggi pada sampel A dengan penambahan cabe 0% dan rata-rata prosentase protein 20,45685%.
Pemanfaatan Tepung Bekatul Sebagai Substitusi Bahan Pembuatan Stik Bawang Rahmawati, Fajar Tri; Putri, Meddiati Fajri
Food Science and Culinary Education Journal Vol 12 No 2 (2023)
Publisher : Department of Home Economics, Faculty of Engineering, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/focuze.v12i2.39973

Abstract

Stick is one of cake’s type that flat, long, like a cane, has a savory taste, has a crispy texture and the final process is through frying (Fransiska 2019). The aims of this study was to the determine the level of community interested for the experimental and brand stick on the stick product, make certain about the total food fiber content in the experimental stick, and calculate the selling price in the experimental sticks. The research method used is a descriptive analysis of the percentage using microsoft excel aplications, laboratory tests to determine the total nutritional content of food fiber using AOAC gravimetry, and calculating the selling price using the Break Event Point (BEP) analysis. The results showed that the most preferred brand was brand B. Laboratory test results of the average total food fiber content in sticks sequentially showed that bran flour substitution was 0% (9,66%), 6% (9,94%), 8% (16,07%) and 10% (17,87%). The results of the calculation of Break Event Point (BEP) on the stick with a 10% substitution of bran flour with sales of Rp.70.794.800 and can be reached in 191 days.
Diversifikasi Produk Manjareal Tepung Tempe sebagai Jajanan Sehat Keluarga Lestari, Eni; Putri, Meddiati Fajri; Triatma, Bambang; Kuswardinah, Asih
Food Science and Culinary Education Journal Vol 12 No 2 (2023)
Publisher : Department of Home Economics, Faculty of Engineering, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/focuze.v12i2.58201

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah : 1) Mengetahui tingkat kesukaan masyarakat terhadap produk manjareal subtitusi tepung tempe dengan formula 0%, 15%, 30%, dan 45%. 2) Mengetahui kadar air, protein dan lemak pada produk manjareal subtitusi tepung tempe dengan formula 0%, 15%, 30%, dan 45%. Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah True Eksperimental. Metode analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif presentase dan uji laboratorium. Hasil penelitian ini menunjukkan: 1) Tingkat kesukaan masyarakat terhadap manjareal substitusi tepung tempe rata-rata berada pada kategori suka dengan rerata presentase total sebesar 73,75% (substitusi 0%, kontrol), 70,88% (substitusi 15%), 68,31% (substitusi 30%), dan 61,94% (substitusi 45%). 2) Uji kandungan air, protein dan lemak pada sampel substitusi tepung tempe 0% sebesar 4,8%, 13,6%, 30,8%. Sampel 15% sebesar 9,6%, 14,6%, 25,8%. Sampel 30% sebesar 16,6%, 17%, 23,1%. Sampel 45% sebesar 11,9%, 18,8%, 22%.
Inovasi Bumbu Tabur Sambal Seruit: Aplikasinya pada Keripik Pisang khas Lampung Kurniawati, Dwi; Triatma, Bambang; Kuswardinah, Asih; Putri, Meddiati Fajri
Food Science and Culinary Education Journal Vol 11 No 2 (2022)
Publisher : Department of Home Economics, Faculty of Engineering, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/focuze.v11i2.59356

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah : 1) Mengetahui tingkat kesukaan masyarakat terhadap produk inovasi bumbu tabur sambal seruit dengan perbandingan tempe dan ikan nila (100:0)% (80:20)% (60:40)%: aplikasinya pada keripik pisang ditinjau dari aspek warna, aroma, tekstur, dan rasa. 2) Mengetahui banyaknya kadar protein dan zat besi pada produk inovasi yaitu bumbu tabur sambal seruit tempe-ikan nila. Desain eksperimen yang digunakan pada penelitian ini yaitu Pra-eksperimen. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data untuk ristet ini ialah kuisioner, dalam rangka mendapatkan data atas variabel yang diamati. Hasil penelitian ini menunjukan: 1) Tingkat kesukaan pada masyarakat yang paling tinggi dalam keseluruhan indikator (aroma, warna, rasa serta tekstur) terdapat pada produk bumbu tabur sambal seruit subtitusi TP60NL40 dengan kriteria suka memiliki rerata persentase total sebesar 82,99%. Tingkat kedua dengan kriteria suka adalah subtitusi TP100NL0 memiliki rerata persentase total sebesar 82,41%. Tingkat ketiga dengan kriteria suka adalah subtitusi TP80NL20 memiliki rerata persentase total sebesar 77,46%. 2) Kadar kandungan protein pada bumbu tabur sambal seruit yang paling tinggi pada subtitusi TP60NL40 mengandung protein sebesar 26,3150%/100gram. 3)Kadar kandungan zat besi pada bumbu tabur sambal seruit yang paling tinggi pada subtitusi TP100NL0 mengandung zat besi sebesar 19,4751mg/100gram.
Training on the Folklore Nasi Menangis as a Form of Oral Tradition Appreciation, Food Waste Mitigation, and Mindful Eating Habituation for the Parents of Students at SD Negeri 01 Ngijo, Semarang Bashori, Muzakki; Wasino, Wasino; Putri, Meddiati Fajri; Azmi, Inez Kalyana; Rozaq, Abdul; Khawismaya, Herlina Putri; Safitri, Rahma Danisa Eka
Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 41 No. 2 (2024): October 2024
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/80ca1q76

Abstract

This community service program aims to conduct storytelling training on the folklore "Nasi Menangis" as a means to enhance appreciation for oral traditions, reduce food waste, and foster the habit of mindful eating among students of SD Negeri 01 Ngijo, Semarang. The Nasi Menangis folklore conveys moral messages about respecting food and the importance of minimizing food waste. Through a series of training activities, parents of the students are encouraged to understand and appreciate the rich local culture embedded in the folklore. Additionally, they gain insights into the significance of mitigating food waste to support environmental sustainability. This program also introduces the concept of mindful eating practicing full awareness while eating to help students develop healthier and more sustainable eating habits. The implementation of the program involves collaboration between the school, educators, parents, and students. An evaluation process measures the program’s impact on the parents’ efforts to improve students' understanding of oral traditions, food waste mitigation, and mindful eating habits. It is hoped that this program will not only provide educational benefits to the students but also encourage the preservation of local culture, reduce food waste, and shape a generation more conscious of the importance of environmental sustainability and health through wise eating practices.