Meddiati Fajri Putri
Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang

Published : 22 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

KANDUNGAN GIZI DAN SIFAT FISIK TEPUNG AMPAS KELAPA SEBAGAI BAHAN PANGAN SUMBER SERAT Putri, Meddiati Fajri
Teknobuga Vol 2, No 1 (2010)
Publisher : Jurusan Teknologi Jasa dan Produksi, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fiber intake becomes increasingly take precedence in making the formulationof food products for its role in speeding up digestion, where the bacteria grow duringdiusus and reduce the availability of cholesterol. Utilization of by-product of coconuthusks as a substitute material for health food has not been much revealed. Althoughcoconut pulp is a byproduct manufacture the coconut milk, but coconut pulp is a sourceof food fiber. Coconut pulp derived from a byproduct of the commodity which has theadvantage as a supporter of sustainable food security. This is supported by highproduction potential, process and equipment used in a simple and inexpensiveproduction, has the ability to be processed into products of higher quality, can be addedto bread products, recipes, and food products others as a health food that can supportdiversivikasi food. Nutrient coconut pulp flour contains carbohydrates in a lower amountis about 33.64125 percent, of flour (73.52 percent). Flour protein content of coconut pulpis relatively low at 5.78725 percent, rather than wheat flour (13.51 percent). Fat contentof coconut flour is high enough residue from flour (38.2377 percent). Crude fiber flourcoconut pulp is high enough (15.068865) per cent, higher than wheat flour (0.25percent). Content of insoluble fiber foods are very high (63.66%), and (soluble fiber foodis very low 4.53%, Raghavendra et al, 2004). Flour coconut pulp is one of the flour as asource of food and fiber, coconut husks flour contains water that is low enough to6.9969 percent lower than in wheat flour (11.31 percent). degree of coconut pulp andwhite flour whiter than white flour with a round shape with a range of granule sizes Ø60-Ø140 μm, and granule forms fragments with a range of sizes Þ140-300 μm. Gelconsistency coconut pulp flour has a very weak gel consistency and viscosity of flourpaste coconut pulp is low, NKA flour with coconut husks for 94.62% and 0.34% for theNPAKeywords: Nutrient, physical properties, flour coconut pulp, fiberAsupan serat menjadi semakin diutamakan dalam membuat formulasi produkpangan karena perannya dalam memperlancar pencernaan, tempat berkembang bakteriselama diusus dan mengurangi ketersediaan kolesterol. Pemanfaatan hasil sampingampas kelapa sebagai bahan substitusi makanan kesehatan selama ini belum banyakterungkap. Meskipun ampas kelapa merupakan hasil samping pembuatan santan,namun ampas kelapa merupakan bahan pangan sumber serat. Ampas kelapa berasaldari komoditi hasil samping yang memiliki keunggulan sebagai pendukung kelestarianketahanan pangan. Hal tersebut ditunjang oleh potensi produksi yang tinggi, proses danperalatan yang digunakan dalam produksinya sederhana dan murah, memilikikemampuan untuk diolah menjadi produk-produk yang lebih berkualitas, dapatditambahkan pada produk-produk roti, resep-resep masakan, dan produk-produkmakanan lainnya sebagai makanan kesehatan sehingga dapat menunjang diversivikasipangan. Kandungan gizi tepung ampas kelapa mengandung karbohidrat dalam jumlahyang lebih rendah yaitu sekitar 33,64125 persen, dari tepung terigu (73,52 persen).Kandungan protein tepung ampas kelapa relative cukup rendah yaitu 5,78725 persen,daripada tepung terigu (13,51 persen). Kandungan lemak tepung ampas kelapa cukuptinggi dari tepung terigu (38,2377 persen). Kandungan serat kasar tepung ampas kelapacukup tinggi yaitu (15,068865) persen, lebih tinggi dari tepung terigu (0,25 persen).Kandungan serat pangan tak larut sangat tinggi yaitu (63,66%), dan (serat pangan larutsangat rendah 4,53% ,Raghavendra et al, 2004). Tepung ampas kelapa merupakansalah satu tepung sebagai sumber serat pangan dan tepung ampas kelapamengandung air cukup rendah yaitu 6,9969 persen lebih rendah dari pada tepung terigu(11,31 persen). derajat putih tepung ampas kelapa lebih putih daripada tepung terigu dengan bentuk granula bulat dengan kisaran ukuran Ø60-Ø140 μm dan bentuk granulaserpihan dengan kisaran ukuran Þ140-300 μm. Konsistensi gel tepung ampas kelapamempunyai konsistensi gel sangat lemah dan viskositas pasta tepung ampas kelaparendah, dengan NKA tepung ampas kelapa sebesar 94,62 % dan NPA sebesar 0.34%Kata kunci: Kandungan gizi, sifat fisik, tepung ampas kelapa, serat
PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING MODEL STAD UNTUK PERBAIKAN KUALITAS PEMBELAJARAN DI JURUSAN TJP FT UNNES Putri, Meddiati Fajri
Lembaran Ilmu Kependidikan Vol 36, No 2 (2007)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research is aimed to improve lecture quality of food hygiene and sanitationat TJP Boga of FT Unnes. At least 75% students got score seven for their mid test andat least 75% got score seven for final test. Research is conducted by applying 2research cycles consist of class discussion. There are 4 groups with a STAD studentand a lecturer in each group. The cycle consist of seven action. Most of students, i.e.66% got score above 70. Students are getting happier, more enthusiastic, active, andbrave, in lecturer.Kata kunci: Cooperative Learning, model STAD, kualitas pembelajaran
TEPUNG UBI JALAR (Ipomea batatas (L) : SEBAGAI BAHAN MAKANAN SUMBER SERAT PANGAN DAN PREBIOTIK PENCEGAH DIARE AKIBAT BAKTERI PATOGEN Putri, Meddiati Fajri
Teknobuga Vol 2, No 1 (2015)
Publisher : Jurusan Teknologi Jasa dan Produksi, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Potensi ubi jalar sebagai sumber serat pangan   perlu dipelajari lebih lanjut. Serat pangan larut seperti oligosakarida secara selektif digunakan sebagai substrat pertembuhan mikroba bermanfaat dalam kolon (Bouhnik dkk.,1999) atau prebiotik. Prebiotik adalah bahan makanan tidak tercerna yang mempunyai manfaat bagi tubuh dengan selektifitasnya dalam menstimulasi pertumbuhan dan aktivitas dari  satu  atau  beberapa  spesies  bakteri  yang  berada  dalam  kolon  dan  bakteri tersebut  berada  untuk  meningkatkan  kesehatan  tubuh  (Gibson  dan  Ruberfroid,1995).. Selain dapat meningkatkan populasi bakteri yang bermanfaat, prebiotik juga bermanfaat   untuk   memperbaiki   fungsi   usus   selama   fermentasi.   Berdasarkanpenelitian terdahulu, diketahui bahwa ekstrak kasar serat pangan ubi jalar dapatmeningkatkan  populasi  L. acidophplus  dan  dapat mencegah  diare akibat bakteri patogen (Ira budi astuti, 2005).
PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG KULIT ARI BIJI KEDELAI SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI TERHADAP KUALIITAS CHOUX PASTRY KERING Marom, Amalia; Astuti, Pudji; Putri, Meddiati Fajri
Teknobuga Vol 2, No 1 (2015)
Publisher : Jurusan Teknologi Jasa dan Produksi, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Choux pastry kering adalah adonan yang terbuat dari tepung terigu, margarin, air, telur yang dibuat dengan cara direbus kemudian di cetak dan di oven, dilakukan dua kali pengovenan untuk mendapatkan Choux pastry yang kering. Choux pastry kering mempunyai warna kuning keemasan, tekstur kering renyah dan berasa gurih. Kelebihan lain dari tepung kulit ari biji kedelai adalah adanya kandungan serat kasar lebih besar dari tepung terigu, sehingga kandungan serat pada tepung kulit ari biji kedelai dapat membantu masyarakat untuk memenuhi kandungan serat pada tubuh, oleh karena itu perlu memngoptimalkan tepung kulit ari biji kedelai menjadi olahan makanan. Tujuan penelitian   1). Dapat mengetahui pengaruh   penggunaan substitusi tepung kulit ari biji kedelai dengan prosentase 10%, 20% dan 30% terhadap kualitas inderawi choux pastry kering pada aspek warna,  aroma, tekstur dan rasa? 2). Dapat mengetahui kesukaan masyarakat terhadap kualitas choux pastry kering? 3). Dapat mengetahui kadar protein dan serat kasar choux pastry kerin. Objek pada penelitian ini adalah choux pastry kering dengan substitusi tepung kulit ari biji kedelai. Metode pengumpulan data 1) penilaian subyektif dengan uji inderawi dan uji kesukaan, 2) penilaian obyektif dengan uji kadar serat kasar dan protein dari sampel terbaik hasil uji inderawi. Alat pengumpulan data yaitu panelis agak terlatih untuk uji inderawi  dan  panelis  tidak  terlatih  untuk  uji  kesukaan.  Metode  analisis  data  uji  inderawi menggunakan analisis varian klasifikasi tunggal sedangkan uji kesukaan menggunakan analisis deskriptif kualitatif prosentase. Dari hasil penelitian, diperoleh hasil dari analisis varian klasifikasi tunggal yaitu ada pengaruh penggunaan substitusi tepung kulit ari biji kedelai sebesar 10%, 20% dan 30% terhadap mutu inderawi choux pastry kering ditinjau dari aspek warna, aroma, tekstur dan rasa. Sampel choux pastry kering substitusi tepung kulit ari biji kedelai terbaik adalah sampel dengan prosentase 10%. Sampel yang disukai masyarakat juga sama yaitu sampel dengan prosentase 10% penggunaan tepung kulit ari biji kedelai. Kandungan gizi hasil terbaik pada choux pastry kering tepung kulit ari biji kedelai untuk serat kasar adalah 21.00% dan untuk protein adalah 13.67%.
KANDUNGAN GIZI DAN SIFAT FISIK TEPUNG AMPAS KELAPA SEBAGAI BAHAN PANGAN SUMBER SERAT Putri, Meddiati Fajri
Teknobuga Vol 1, No 1 (2014)
Publisher : Jurusan Teknologi Jasa dan Produksi, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Asupan serat menjadi semakin diutamakan dalam membuat formulasi produk pangan karena perannya dalam memperlancar pencernaan, tempat berkembang bakteri selama diusus  dan mengurangi ketersediaan kolesterol. Pemanfaatan hasil samping ampas kelapa sebagai bahan substitusi makanan kesehatan selama ini belum banyak terungkap.  Meskipun  ampas  kelapa  merupakan  hasil  samping  pembuatan  santan, namun ampas kelapa merupakan bahan pangan sumber serat. Ampas kelapa berasal dari komoditi hasil samping yang memiliki keunggulan sebagai pendukung kelestarian ketahanan pangan. Hal tersebut ditunjang oleh potensi produksi yang tinggi, proses dan peralatan yang digunakan dalam produksinya sederhana dan murah, memiliki kemampuan untuk diolah menjadi produk-produk yang lebih berkualitas, dapat ditambahkan pada produk-produk roti, resep-resep masakan, dan produk-produk makanan lainnya sebagai makanan kesehatan  sehingga dapat menunjang diversivikasi pangan. Kandungan  gizi tepung ampas kelapa  mengandung karbohidrat dalam jumlah yang lebih rendah yaitu sekitar 33,64125 persen,   dari tepung terigu (73,52 persen). Kandungan protein tepung ampas kelapa relative cukup rendah yaitu 5,78725 persen, daripada tepung terigu (13,51 persen). Kandungan lemak tepung ampas kelapa cukup tinggi dari tepung terigu (38,2377 persen). Kandungan serat kasar tepung ampas kelapa cukup tinggi yaitu    (15,068865) persen, lebih tinggi dari tepung terigu (0,25 persen). Kandungan serat pangan tak larut sangat tinggi yaitu (63,66%), dan (serat pangan larut sangat rendah 4,53% ,Raghavendra et al, 2004). Tepung ampas kelapa merupakan salah satu    tepung sebagai sumber serat pangan dan tepung ampas kelapa mengandung air cukup rendah yaitu 6,9969 persen lebih rendah dari pada tepung terigu (11,31 persen). derajat putih tepung ampas kelapa  lebih putih daripada tepung terigu  dengan bentuk granula bulat dengan kisaran ukuran Ø60-Ø140 µm dan bentuk granula serpihan dengan kisaran ukuran Þ140-300 µm. Konsistensi gel tepung ampas kelapa mempunyai konsistensi gel sangat lemah dan viskositas pasta tepung ampas kelapa rendah, dengan NKA  tepung ampas kelapa sebesar 94,62 % dan NPA sebesar 0.34%
PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING MODEL STAD UNTUK PERBAIKAN KUALITAS PEMBELAJARAN DI JURUSAN TJP FT UNNES Putri, Meddiati Fajri
Lembaran Ilmu Kependidikan Vol 36, No 2 (2007)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/lik.v36i2.532

Abstract

This research is aimed to improve lecture quality of food hygiene and sanitationat TJP Boga of FT Unnes. At least 75% students got score seven for their mid test andat least 75% got score seven for final test. Research is conducted by applying 2research cycles consist of class discussion. There are 4 groups with a STAD studentand a lecturer in each group. The cycle consist of seven action. Most of students, i.e.66% got score above 70. Students are getting happier, more enthusiastic, active, andbrave, in lecturer.Kata kunci: Cooperative Learning, model STAD, kualitas pembelajaran
TEPUNG UBI JALAR (Ipomea batatas (L) : SEBAGAI BAHAN MAKANAN SUMBER SERAT PANGAN DAN PREBIOTIK PENCEGAH DIARE AKIBAT BAKTERI PATOGEN Putri, Meddiati Fajri
TEKNOBUGA: Jurnal Teknologi Busana dan Boga Vol 2, No 1 (2015)
Publisher : Department of Home Economics, Faculty of Engineering, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/teknobuga.v2i1.6426

Abstract

Potensi ubi jalar sebagai sumber serat pangan   perlu dipelajari lebih lanjut. Serat pangan larut seperti oligosakarida secara selektif digunakan sebagai substrat pertembuhan mikroba bermanfaat dalam kolon (Bouhnik dkk.,1999) atau prebiotik. Prebiotik adalah bahan makanan tidak tercerna yang mempunyai manfaat bagi tubuh dengan selektifitasnya dalam menstimulasi pertumbuhan dan aktivitas dari  satu  atau  beberapa  spesies  bakteri  yang  berada  dalam  kolon  dan  bakteri tersebut  berada  untuk  meningkatkan  kesehatan  tubuh  (Gibson  dan  Ruberfroid,1995).. Selain dapat meningkatkan populasi bakteri yang bermanfaat, prebiotik juga bermanfaat   untuk   memperbaiki   fungsi   usus   selama   fermentasi.   Berdasarkanpenelitian terdahulu, diketahui bahwa ekstrak kasar serat pangan ubi jalar dapatmeningkatkan  populasi  L. acidophplus  dan  dapat mencegah  diare akibat bakteri patogen (Ira budi astuti, 2005).
PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG KULIT ARI BIJI KEDELAI SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI TERHADAP KUALIITAS CHOUX PASTRY KERING Marom, Amalia; Astuti, Pudji; Putri, Meddiati Fajri
TEKNOBUGA: Jurnal Teknologi Busana dan Boga Vol 2, No 1 (2015)
Publisher : Department of Home Economics, Faculty of Engineering, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/teknobuga.v2i1.6435

Abstract

Choux pastry kering adalah adonan yang terbuat dari tepung terigu, margarin, air, telur yang dibuat dengan cara direbus kemudian di cetak dan di oven, dilakukan dua kali pengovenan untuk mendapatkan Choux pastry yang kering. Choux pastry kering mempunyai warna kuning keemasan, tekstur kering renyah dan berasa gurih. Kelebihan lain dari tepung kulit ari biji kedelai adalah adanya kandungan serat kasar lebih besar dari tepung terigu, sehingga kandungan serat pada tepung kulit ari biji kedelai dapat membantu masyarakat untuk memenuhi kandungan serat pada tubuh, oleh karena itu perlu memngoptimalkan tepung kulit ari biji kedelai menjadi olahan makanan. Tujuan penelitian   1). Dapat mengetahui pengaruh   penggunaan substitusi tepung kulit ari biji kedelai dengan prosentase 10%, 20% dan 30% terhadap kualitas inderawi choux pastry kering pada aspek warna,  aroma, tekstur dan rasa? 2). Dapat mengetahui kesukaan masyarakat terhadap kualitas choux pastry kering? 3). Dapat mengetahui kadar protein dan serat kasar choux pastry kerin. Objek pada penelitian ini adalah choux pastry kering dengan substitusi tepung kulit ari biji kedelai. Metode pengumpulan data 1) penilaian subyektif dengan uji inderawi dan uji kesukaan, 2) penilaian obyektif dengan uji kadar serat kasar dan protein dari sampel terbaik hasil uji inderawi. Alat pengumpulan data yaitu panelis agak terlatih untuk uji inderawi  dan  panelis  tidak  terlatih  untuk  uji  kesukaan.  Metode  analisis  data  uji  inderawi menggunakan analisis varian klasifikasi tunggal sedangkan uji kesukaan menggunakan analisis deskriptif kualitatif prosentase. Dari hasil penelitian, diperoleh hasil dari analisis varian klasifikasi tunggal yaitu ada pengaruh penggunaan substitusi tepung kulit ari biji kedelai sebesar 10%, 20% dan 30% terhadap mutu inderawi choux pastry kering ditinjau dari aspek warna, aroma, tekstur dan rasa. Sampel choux pastry kering substitusi tepung kulit ari biji kedelai terbaik adalah sampel dengan prosentase 10%. Sampel yang disukai masyarakat juga sama yaitu sampel dengan prosentase 10% penggunaan tepung kulit ari biji kedelai. Kandungan gizi hasil terbaik pada choux pastry kering tepung kulit ari biji kedelai untuk serat kasar adalah 21.00% dan untuk protein adalah 13.67%.
KANDUNGAN GIZI DAN SIFAT FISIK TEPUNG AMPAS KELAPA SEBAGAI BAHAN PANGAN SUMBER SERAT Putri, Meddiati Fajri
TEKNOBUGA: Jurnal Teknologi Busana dan Boga Vol 1, No 1 (2014)
Publisher : Department of Home Economics, Faculty of Engineering, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/teknobuga.v1i1.6402

Abstract

Asupan serat menjadi semakin diutamakan dalam membuat formulasi produk pangan karena perannya dalam memperlancar pencernaan, tempat berkembang bakteri selama diusus  dan mengurangi ketersediaan kolesterol. Pemanfaatan hasil samping ampas kelapa sebagai bahan substitusi makanan kesehatan selama ini belum banyak terungkap.  Meskipun  ampas  kelapa  merupakan  hasil  samping  pembuatan  santan, namun ampas kelapa merupakan bahan pangan sumber serat. Ampas kelapa berasal dari komoditi hasil samping yang memiliki keunggulan sebagai pendukung kelestarian ketahanan pangan. Hal tersebut ditunjang oleh potensi produksi yang tinggi, proses dan peralatan yang digunakan dalam produksinya sederhana dan murah, memiliki kemampuan untuk diolah menjadi produk-produk yang lebih berkualitas, dapat ditambahkan pada produk-produk roti, resep-resep masakan, dan produk-produk makanan lainnya sebagai makanan kesehatan  sehingga dapat menunjang diversivikasi pangan. Kandungan  gizi tepung ampas kelapa  mengandung karbohidrat dalam jumlah yang lebih rendah yaitu sekitar 33,64125 persen,   dari tepung terigu (73,52 persen). Kandungan protein tepung ampas kelapa relative cukup rendah yaitu 5,78725 persen, daripada tepung terigu (13,51 persen). Kandungan lemak tepung ampas kelapa cukup tinggi dari tepung terigu (38,2377 persen). Kandungan serat kasar tepung ampas kelapa cukup tinggi yaitu    (15,068865) persen, lebih tinggi dari tepung terigu (0,25 persen). Kandungan serat pangan tak larut sangat tinggi yaitu (63,66%), dan (serat pangan larut sangat rendah 4,53% ,Raghavendra et al, 2004). Tepung ampas kelapa merupakan salah satu    tepung sebagai sumber serat pangan dan tepung ampas kelapa mengandung air cukup rendah yaitu 6,9969 persen lebih rendah dari pada tepung terigu (11,31 persen). derajat putih tepung ampas kelapa  lebih putih daripada tepung terigu  dengan bentuk granula bulat dengan kisaran ukuran Ø60-Ø140 µm dan bentuk granula serpihan dengan kisaran ukuran Þ140-300 µm. Konsistensi gel tepung ampas kelapa mempunyai konsistensi gel sangat lemah dan viskositas pasta tepung ampas kelapa rendah, dengan NKA  tepung ampas kelapa sebesar 94,62 % dan NPA sebesar 0.34%
PENINGKATAN KUALITAS PRODUKSI RENGGINANG KETAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI PENGERING BUATAN Saptariana, Saptariana; Putri, Meddiati Fajri; Agustina, Titin
Rekayasa : Jurnal Penerapan Teknologi dan Pembelajaran Vol 12, No 1 (2014): Juli 2014
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/rekayasa.v12i1.5582

Abstract

Rengginang is one of Indonesian traditional food made from glutinous rice ingredient white or black, generally in the form of a circle of a certain size, taste sweet or savory, and have a crisp texture. Based on surveys and interviews directly to employer partners, pernasalahan which can be grouped into three aspects: 1). The production aspect, for this small entrepreneurs are still using technology rengginang glutinous drying naturally., 2). The quality aspect, drying techniques used in rengginang causing substances do not meet the standard of food in accordance with SNI. In addition, the packaging has not been done properly and the result produced rengginang perishable or quickly fizzled, 3). Aspects of Business Management and Marketing. During this segment of the market rengginang production glutinous mother and mother Kartini Murti Mardiyah about 90% for the traditional market Pecangaan districts, the district of Jepara.