Meddiati Fajri Putri
Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang

Published : 22 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

PENERAPAN IPTEK PADA INDUSTRI KECIL PEMBUATAN TELUR ASIN KHAS TAMBAKREJO KOTA SEMARANG Sunyoto, Sunyoto; Suwahyo, Suwahyo; Putri, Meddiati Fajri
Rekayasa : Jurnal Penerapan Teknologi dan Pembelajaran Vol 13, No 1 (2015): Juli 2015
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/rekayasa.v13i1.5598

Abstract

The objectives of science and technology for the community (IbM) is to resolve the problems faced by small industries making salted eggs in Tambakrejo, Semarang. The main problem is in the produce of salted egg takes a long time (14 days) and marketing are still limited. Implementation team is lecture and students with expertise appropriate to the needs of the field. In making appropriate technology equipment in the workshop of Department of Mechanical Engineering, Engineering Faculty, Semarang State University. The results of these activities, among others, a set of tools salted egg maker with pressure (UPSE-Under Pressure Salted Egg) in which this tool can generate salted eggs within one-two days. In the aspect of management has produced an output in the form of salted egg packaging design in two partners and certificates P-IRT from the City Health Office Semarang.
INOVASI PEMBUATAN PIE SUSU SUBSTITUSI TEPUNG BONGGOL PISANG KEPOK (MUSA ACUMINATE L.) Hidayah, Meddiati Fajri Putri, Nurul
TEKNOBUGA: Jurnal Teknologi Busana dan Boga Vol 9, No 2 (2021)
Publisher : Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/teknobuga.v9i2.27964

Abstract

ABSTRAK : Penelitian ini bertujuan 1) mengetahui tingkat kesukaan masyarakat terhadap produk pie susu substitusi tepung bonggol pisang kepok pada indikator warna,tekstur, aroma, dan rasa. 2) mengetahui kadar serat pangan pada pie pie susu substitusi tepung bonggol pisang kepok. Variabel bebas pada penelitian ini yaitu substitusi tepung bonggol pisang kepok dengan persentase yang berbeda yaitu 5%, 10% dan 15%. Metode pengumpulan data menggunakan penelitian uji kesukaan. Desain eksperimen menggunakan metode true eksperiment. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif presentase dan untuk analisis kadar serat pangan menggunakan metode multienzim (AOAC, 1995). Hasil penelitian 1) Tingkat kesukaan masyarakat pada produk pie susu substitusi tepung bonggol pisang kepok pada sampel A yaitu menunjukan kriteria suka 81%, pada sampel B yaitu menunjukan kriteria suka 74%, dan sampel C yaitu menunjukan kriteria suka 72%. 2) kandungan kadar serat pangan pada pie susu substitusi tepung bonggol pisang kepok nilai rerata pada sampel A yaitu 12,60%, pada sampel B yaitu 15,32% dan pada sampel C yaitu 17,12%.Kata Kunci : Pie susu substitusi tepung bonggol pisang kepok, seratABSTRACT: The purposes of this research are 1) to determine the level of society favorite towards the product of milk pie of kepok banana hump flour on the indicator of color,  texture, aroma, and flavor. 2) to determine the level of dietary fiber on the milk pie of kepok banana hump flour. Independent variable in this research is kepok banana hump flour with different percentage that are 5%, 10%, and 15%. Data collecting methode using preference test research. Experiment design using true experiment methode. Analysis methode that used was descriptive percentage analysis and to analyze the level dietary fiber using multienzim methode (AOAC, 1995). The results of research 1) The level of society favorite on the milk pie product of kepok banana hump flour on sample A showed like criteria 81%, on sample 2 showed like criteria 74%, and sample C showed like criteria 72%. 2) Dietary fiber content on milk pie of kepok banana hump flour mean value on sample A that is 12,60%, on sample B that is 15,32% and on sample C that is 17,12%.Keywords: Milk pie of kepok banana hump flour, fiber
PENERAPAN IPTEK PADA INDUSTRI KECIL PEMBUATAN TELUR ASIN KHAS TAMBAKREJO KOTA SEMARANG Sunyoto, Sunyoto; Suwahyo, Suwahyo; Putri, Meddiati Fajri
Rekayasa : Jurnal Penerapan Teknologi dan Pembelajaran Vol 13, No 1 (2015): Juli 2015
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/rekayasa.v13i1.5598

Abstract

The objectives of science and technology for the community (IbM) is to resolve the problems faced by small industries making salted eggs in Tambakrejo, Semarang. The main problem is in the produce of salted egg takes a long time (14 days) and marketing are still limited. Implementation team is lecture and students with expertise appropriate to the needs of the field. In making appropriate technology equipment in the workshop of Department of Mechanical Engineering, Engineering Faculty, Semarang State University. The results of these activities, among others, a set of tools salted egg maker with pressure (UPSE-Under Pressure Salted Egg) in which this tool can generate salted eggs within one-two days. In the aspect of management has produced an output in the form of salted egg packaging design in two partners and certificates P-IRT from the City Health Office Semarang.
PENINGKATAN KUALITAS PRODUKSI RENGGINANG KETAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI PENGERING BUATAN Saptariana, Saptariana; Putri, Meddiati Fajri; Agustina, Titin
Rekayasa : Jurnal Penerapan Teknologi dan Pembelajaran Vol 12, No 1 (2014): Juli 2014
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/rekayasa.v12i1.5582

Abstract

Rengginang is one of Indonesian traditional food made from glutinous rice ingredient white or black, generally in the form of a circle of a certain size, taste sweet or savory, and have a crisp texture. Based on surveys and interviews directly to employer partners, pernasalahan which can be grouped into three aspects: 1). The production aspect, for this small entrepreneurs are still using technology rengginang glutinous drying naturally., 2). The quality aspect, drying techniques used in rengginang causing substances do not meet the standard of food in accordance with SNI. In addition, the packaging has not been done properly and the result produced rengginang perishable or quickly fizzled, 3). Aspects of Business Management and Marketing. During this segment of the market rengginang production glutinous mother and mother Kartini Murti Mardiyah about 90% for the traditional market Pecangaan districts, the district of Jepara.
Pemanfaatan Tepung Ampas Kelapa sebagai Sumber Serat Pangan dan Aplikasinya pada Nugget Jamur Tiram Meddiati Fajri Putri
JKKP (Jurnal Kesejahteraan Keluarga dan Pendidikan) Vol 4 No 02 (2017): JKKP (Jurnal Kesejahteraan Keluarga dan Pendidikan)
Publisher : Family Welfare Education Study Program, Faculty of Engineering, Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.295 KB) | DOI: 10.21009/JKKP.042.05

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar serat pangan nugget jamur tiram yang diaplikasikan dengan penambahan tepung ampas kelapa hasil penelitian, serta besar sumbangan kandungan serat pangan nugget jamur tiram dengan substitusi tepung ampas kelapa. Penelitian ini menggunakan rancangan percobaan Rancangan Acak Lengkap. Dilakukan ulangan pecobaan tiga kali an ulangan analisa tiga kali. Hasil analisa yang dipeoleh kemudian dianalisa secara statistik. Analisa penentuan kadar serat pangan nugget jamur tiram yang diaplikasikan dengan penambahan tepung ampas kelapa hasil penelitian menggunakan Metode Sohxlet (AOAC, 1970). Kandungan serat pangan nugget jamur tiram pada nugget jamur tiram putih dengan penggunaan tepung ampas kelapa 6%per 100g adalah sebesar 2,604g, nugget jamur tiram putih dengan penggunaan kadar serat per 100 gram nugget pada tepung ampas kelapa 10% adalah sebesar 3,644g, dan nugget jamur tiram putih dengan penggunaan terlihat kadar serat per 100 gram tepung ampas kelapa 14% nugget adalah sebesar 4,064g. Sehingga apabila mengkonsumsi nugget seberat 100gram akan dapat memberikan sumbangan serat berkisar antara 2,604-4,064 gram per hari. Artinya sumbangan substitusi jamur tiram terhadap kandungan serat nugget jamur tiram per 100 gram adalah sebesar 2,604- 4,064 gram. Sementara kebutuhan serat pangan yang dianjurkan yaitu 6-15 gram serat kasar per hari.
TELUR ASIN SEHAT RENDAH LEMAK TINGGI PROTEIN DENGAN METODE PERENDAMAN JAHE DAN KAYU SECANG Meddiati Fajri Putri
JKKP (Jurnal Kesejahteraan Keluarga dan Pendidikan) Vol 6 No 02 (2019): JKKP (Jurnal Kesejahteraan Keluarga dan Pendidikan)
Publisher : Family Welfare Education Study Program, Faculty of Engineering, Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.559 KB) | DOI: 10.21009/JKKP.062.03

Abstract

Salted eggs are one of the products that people like. The principle of making salted eggs is the process of ionizing NaCl salts which then diffuses into the egg through the shell pores (Wulandari et al. 2014). The purpose of making salted eggs is as an effort to preserve, in addition to increasing the taste of eggs. Egg salting is a technology of processing livestock products which is often used to maintain egg quality because the manufacture is easy and economical so it has quite a lot of enthusiasts. The community uses duck eggs for the salting process, because duck eggs have large pores and fishy taste, so they are good for salted eggs. The time of salting is very influential in the shelf life of the egg the longer the salting time the longer the shelf life of the egg. The purpose of this study was to determine the fat content and protein content of healthy low-fat salted eggs. The salting method includes the method of wet salting and the dry method. Salting with a dry method is done by closing the egg shell with 2 collisions of bricks and salt in the form of a paste dough, salting with immersion method by immersing the egg with a salt solution. The method used was soaking ginger and secang wood, followed by analysis of protein content using the semimicro kjeldhal method and fat content analysis using extraction methods using Soxhlet. The total fat content of the research results from salted eggs after treatment decreased by 0.34 g - 0.25 g = 0.09 grams (4.5%). And the protein content in salted eggs increased from 21.79% to 26.25%. For that reason, it can be recommended that the salted eggs from the research results be healthier to be consumed in terms of the levels of fat and protein produced. Abstrak Tujuan dari pembuatan telur asin adalah sebagai upaya untuk pengawetan, selain itu juga untuk meningkatkan cita rasa dari telur. Pengasinan telur merupakan teknologi pengolahan hasil ternak yang sering digunakan untuk menjaga kualitas telur karena pembuatannya yang mudah dan ekonomis sehingga memiliki peminat yang cukup banyak. Masyarakat menggunakan telur bebek untuk proses pengasinan, karena telur bebek mempunyai pori - pori yang besar dan rasa amis, sehingga baik digunakan untuk telur asin. Waktu pengasinan sangat berpengaruh pada masa simpan telur semakin lama pengasinan semakin lama masa simpan telur. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kadar lemak dan kadar protein pada telur asin sehat rendah lemak. Metode pengasinan meliputi metode pengasinan basah dan metode kering. Pengasinan dengan metode kering dilakukan dengan penutupan kulit telur dengan 2 tumbukan batu bata dan garam dalam bentuk adonan pasta, pengasinan dengan metode perendaman dengan cara merendamkan telur dengan larutan garam. Metode yang digunakan perendaman jahe dan kayu secang, dilanjutkan dengan analisa kadar protein menggunakan metode semimikro kjeldhal dan analisa kadar lemak menggunakan metode ekstraksi menggunakan soxhlet. Total kadar lemak hasil penelitian yang terdapat dari telur asin setelah perlakuan mengalami penurunan sebanyak 0,34 g – 0,25 g = 0,09 gram (4,5%). Dan kadar protein pada telur asin hasil penelitian mengalami peningkatan dari 21,79% menjadi 26,25%. Untuk itu dapat direkomendasikan bahwa telur asin hasil penelitian lebih sehat untuk dapat dikonsumsi ditinjau dari kadar lemak dan protein yang dihasilkan.
JAJANAN SEHAT DAN KAYA KALSIUM UNTUK KELUARGA: SUBTITUSI TEPUNG BANDENG PRESTO SEBAGAI BAHAN KASTANGEL Meddiati Fajri Putri; Cinta Amalia Kasih
JKKP (Jurnal Kesejahteraan Keluarga dan Pendidikan) Vol 7 No 01 (2020): JKKP (Jurnal Kesejahteraan Keluarga dan Pendidikan)
Publisher : Family Welfare Education Study Program, Faculty of Engineering, Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (148.265 KB) | DOI: 10.21009/JKKP.071.09

Abstract

Ikan bandeng merupakan budidaya perikanan air payau di Indonesia. Ikan bandeng dapat diolah menjadi beraneka makanan olahan, seperti bandeng duri lunak, pepes bandeng, otak-otak bandeng, dan produk hasil olahan lainnya. Kandungan nutrisi bandeng duri lunak relatif tinggi untuk mencukupi kebutuhan gizi masyarakat dengan harga relatif terjangkau. Kandungan gizi pada tepung bandeng presto tersebut dijadikan subtitusi dalam pembuatan kastangel. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kualitas kastangel subtitusi tepung bandeng presto, untuk mengetahui tingkat kesukaan masyarakat dan untuk mengetahui kandungan kalsium dan protein dengan prosentase 0%, 10%, 20%, dan 30% ditinjau dari aspek warna, aroma, aroma bandeng presto, dan tekstur.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas kastangel hasil eksperimen ditinjau dari kualitas inderawi, tingkat kesukaan masyarakat serta kandungan protein dan kalsium. Metode penelitian yang digunakan analisis varian (Anava) one way, dan dilanjutkan uji Tukey apabila ada perbedaan kualitas inderawi pada produk, uji kesukaan menggunakan deskriptif prosentase untuk mengetahui tingkat kesukaan masyarakat, uji Laboratorium untuk mengetahui kandungan gizi protein dan kalsium. Hasil penilitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan kualitas inderawi pada indikator aroma bandeng presto dan tekstur dengan nilai signifikan kurang dari 0,05. hasil uji kesukaan Sampel yang disukai masyarakat 0%, 10% dan 20% dengan prosentase (55,75%, 55,25%, dan 52,9%). Hasil uji laboratorium kandungan kalsium dan protein Sampel kastangel subtitusi tepung bandeng presto 30% (13,83%,:5,42%), 20% (11,36%:3,66%), 10% (9,60%: 2,33%), 0% (8,26:0,49%). Kata Kunci : Kastangel, Tinggi Kalsium, Tepung bandeng presto Healthy and Calcium Rich Snacks for Family: Subtitution Flour Bandeng Presto as Composition of Kastangel Abstract Milkfish is brackish water aquaculture in Indonesia. Milkfish can be processed into a variety of processed foods, such as soft thorns, milkfish, milk brains, and other processed products. The nutrient content of soft thorns is relatively high to meet the nutritional needs of the people at relatively affordable prices. The nutritional content of presto milkfish flour is used as a substitution in the making of kastangel. The purpose of this study was to determine differences in the quality of presto milkfish substitution castor, to determine the level of community preference and to determine the content of calcium and protein with a percentage of 0%, 10%, 20%, and 30% in terms of aspects of color, aroma, milkfish aroma presto, and texture. The purpose of this research is to find out the quality of the castellated experimental results in terms of sensory quality, people's favorite level and protein and calcium content. The research method used is one way analysis of variance (ANAVA), and Tukey test is continued if there is a difference in the sensory quality of the product, the preference test uses descriptive percentages to determine the level of community preference, Laboratory tests to determine the nutritional content of protein and calcium. The results of the study indicate that there are differences in sensory quality on the presto milkfish aroma and texture indicators with a significant value less than 0.05. Preferred test results The samples favored by the community are 0%, 10% and 20% with percentages (55.75%, 55.25% and 52.9%). Laboratory test results of calcium and protein content Samples of castor substitution presto milkfish flour 30% (13.83%:5.42%), 20% (11.36%:3.66%), 10% (9.60%:2,33%), 0% (8.26:0.49%). Keywords: bandeng presto flour, high calcium, kastangel
JAJANAN SEHAT KAYA SERAT UNTUK KELUARGA: PEMANFAATAN TEPUNG BEKATUL SEBAGAI SUBSTITUSI BAHAN PEMBUATAN STIK BAWANG Meddiati Fajri Putri; Fajar Tri Rahmawati
JKKP (Jurnal Kesejahteraan Keluarga dan Pendidikan) Vol 7 No 02 (2020): JKKP (Jurnal Kesejahteraan Keluarga dan Pendidikan)
Publisher : Family Welfare Education Study Program, Faculty of Engineering, Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/JKKP.072.06

Abstract

This study aims to determine the fiber content of food stems replacing bran flour. The method used is an experimental method due to treatment or experiment. The experimental design used in this study was a pretest-posttest control group design. Analyst results obtained were then analyzed statistically. To determine the total nutritional content of dietary fiber using AOAC gravimetric analysis. Rice bran is a by-product of rice milling which consists of layers of aleuron, endosperm, has a better nutritional content than rice. Rice bran is a source of essential unsaturated fatty acids and contains various vitamins, one of which is the B complex vitamin. Besides rice bran is believed to be high in fiber. Sticks are one type of snack that is flat, long like sticks, has a savory taste, has a crispy texture and the final process is through a frying pan. In this article, sticks are modified by utilizing local potential, one of which is bran, which is processed into flour as a substitute for making onion sticks, an alternative to high-fiber healthy snacks for families. Healthy snacks are snacks that are rich in complete nutrition, free of animals that carry germs, processed using enough heat or not half cooked. Laboratory test results of the average total content of dietary fiber in the stems respectively show that bran substitutes 0% (9.66%), 6% (9.94%), 8% (16.07%), and 10% (17.87%). The best quality of rice bran was found in sample 857 with a 10% substitution, because this sample can contribute to the recommended dietary fiber requirement of around 15 grams per day. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar serat pangan stik substitusi tepung bekatul. Metode pendekatan yang digunakan adalah metode eksperimen dikarenakan adanya perlakukan atau percobaan. Desain eksperimen yang digunakan pada penelitian ini adalah pretest-posttest control group desain. Hasil analis yang diperoleh kemudian dianalisa secara statistik. Untuk mengetahui kandungan gizi serat pangan total menggunakan analisis gravimetri AOAC. Bekatul merupakan hasil samping penggilingan padi yang terdiri dari lapisan aleuron, endosperm, memiliki kandungan gizi yang lebih baik daripada beras. Bekatul merupakan sumber asam lemak tak jenuh esensial dan mengandung bermacam-macam vitamin salah satunya vitamin B kompleks. Selain itu bekatul dipercaya akan tinggi serat. Stik merupakan salah satu makanan ringan jenis kue yang berbentuk pipih, panjang menyerupai tongkat, mempunyai rasa gurih, berstekstur renyah dan proses akhirnya melalui penggorengan. Pada artikel ini, stik dimodifikasi dengan memanfaatkkan potensi lokal salah satunya bekatul yang diolah menjadi tepung sebagai bahan substitusi pembuatan stik bawang, alternatif jajanan sehat kaya serat untuk keluarga. Jajanan sehat merupakan jajanan yang kaya akan zat gizi lengkap, bebas dari binatang yang membawa kuman penyakit, diolah menggunakan panas yang cukup atau tidak setengah matang. Hasil uji laboratorium kandungan serat pangan total rata-rata dalam stik secara berurutan menunjukkan bahwa substitusi tepung bekatul 0% (9,66%), 6% (9,94%), 8% (16,07%), dan 10% (17,87%). Kualitas terbaik stik bekatul terdapat pada sampel 857 dengan substitusi 10%, karena sampel tersebut dapat menyumbang kebutuhan serat pangan yang dianjurkan yaitu sekitar 15 gram per hari. Kata kunci: Stik, Bekatul, Serat
BUMBU TABUR TEMPE SEHAT, GURIH, DAN PEDAS UNTUK KELUARGA Dina Nurul Oktavianti; Meddiati Fajri Putri
JKKP (Jurnal Kesejahteraan Keluarga dan Pendidikan) Vol 8 No 01 (2021): JKKP (Jurnal Kesejahteraan Keluarga dan Pendidikan)
Publisher : Family Welfare Education Study Program, Faculty of Engineering, Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/JKKP.081.05

Abstract

Bumbu tabur merupakan bumbu yang fungsinya untuk memberikan rasa pelezat pada makanan atau jajanan.Rasa dan warna pada bumbu tabur bermacam-macam jenisnya menambah daya tarik tersendiri. Kandungan protein dari tepung tempe untuk mencukupi kebutuhan gizi masyarakat dengan harga relatif terjangkau. Kandungan gizi pada serbuk cabai tersebut dijadikan penambahan dalam pembuatan bumbu tabur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesukaan konsumen terhadap bumbu tabur dengan penambahan serbuk cabai 0%, 20%, 25%dan 30%ditinjau dari aspek aroma,warna,rasa,dantekstur, serta untuk mengetahui kandungan protein pada bumbu tabur.Metode pendekatan yang digunakan adalah metode eksperimen dikarenakan adanya perlakuan atau percobaan. Desain eksperimen yang digunakan adalah pretest-posttest control group desain. Hasil analis yang diperoleh kemudian dianalisa secara statistik.Untuk mengetahui kandungan gizi protein menggunakan metode Kjeldahl. Berdasarkan hasil uji kesukaan, sampel yang disukai masyarakat adalah sampel B dengan penambahan cabe 25% dan rata-rata 84,05% yang memiliki rasa cukup pedas. Hasil uji laboratorium kandungan protein tertinggi pada sampel A dengan penambahan cabe 0% dan rata-rata prosentase protein 20,45685%.
PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING MODEL STAD UNTUK PERBAIKAN KUALITAS PEMBELAJARAN DI JURUSAN TJP FT UNNES Putri, Meddiati Fajri
Lembaran Ilmu Kependidikan Vol 36, No 2 (2007)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/lik.v36i2.532

Abstract

This research is aimed to improve lecture quality of food hygiene and sanitationat TJP Boga of FT Unnes. At least 75% students got score seven for their mid test andat least 75% got score seven for final test. Research is conducted by applying 2research cycles consist of class discussion. There are 4 groups with a STAD studentand a lecturer in each group. The cycle consist of seven action. Most of students, i.e.66% got score above 70. Students are getting happier, more enthusiastic, active, andbrave, in lecturer.Kata kunci: Cooperative Learning, model STAD, kualitas pembelajaran