Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Pembelajaran Sastra

BERKISAH MELALUI VIDEO SEBAGAI PENGENALAN SASTRA ANAK PADA ANAK USIA DINI Muttaqwiati, M; Amri, M Misbahul; Rahayu, Mundi
Jurnal Pembelajaran Sastra Vol 5 No 02 (2023): Jurnal Pembelajaran Sastra
Publisher : Hiski Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51543/hiskimalang.v5i2.49

Abstract

Pandemi Covid-19 yang masih belum berakhir membuat pola belajar yang sebelumnya terjadi secara tatap muka berubah menjadi pembelajaran daring. Salah satu media yang bisa digunakan agar STPPA (Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak) bidang bahasa tercapai adalah melalui pengenalan sastra anak dengan menggunakan video. Melalui media ini diharapkan anak (1) mengenal dan akrab dengan sastra anak (2) memahami cerita yang dibacakan (3) senang dan menghargai bacaan (4) menyebutkan kata-kata yang dikenal (5) mengungkapkan perasaan dengan kata sifat (6) memperkaya perbendaharaan kata (7) menceritakan kembali cerita/dongeng yang pernah didengar (8) memiliki lebih banyak kata-kata untuk mengekspresikan ide pada orang lain (9) melanjutkan sebagian cerita/dongeng yang sudah diperdengarkan (10) Menunjukkan pemahaman konsep-konsep dalam buku cerita (11) mengenal simbol huruf, bunyi suku kata awal dan kata. Pengenalan sastra anak dilakukan dengan membacakan buku cerita salah satunya buku karya penulis yang berjudul “Yuk, hormati orang tua.” Memahami cerita yang dibacakan dilakukan melalui tanya jawab di WA grup dengan menggunakan voice note tentang cerita dalam video yang dilihat. Buku-buku dengan kemasan menarik ditampilkan di video, orang tua didorong untuk membacakan buku pada anak-anak dan mengembalikan ke tempatnya ketika sudah selesai. Anak dengan capaian perkembangan bahasa sangat baik diajak untuk mengulas buku dan memvideokannya. Melalui cara seperti ini, anak diajak menghargai buku. Dialog menggunakan voice note dengan anak-anak tentang video yang dilihat menunjukkan perbendaharaan kata yang dimiliki, kemampuan menggunakan kata sifat, mendorong anak menceritakan kembali video yang dilihat, mengkespresikan ide melalui kata, memahami konsep cerita dan mengenal simbol huruf atau bunyi suku kata awal. Dari umpan balik tersebut dapat disimpulkan bahwa berkisah melalui video dapat digunakan untuk mengenalkan dan mengakrabkan sastra anak pada anak usia dini dan bisa digunakan untuk mencapai STPPA anak yang ditetapkan dalam kurikulum 2013.
UNVEILING DEEPER LAYERS: EXPLORING EDGAR ALLAN POE’S “ALONE” THROUGH BIOGRAPHICAL AND SYMBOLIC APPROACH Hendrawati, Eni; Subagyo, Kukuh Prayitno; Amri, M Misbahul
Jurnal Pembelajaran Sastra Vol 6 No 01 (2024): Jurnal Pembelajaran Sastra
Publisher : Hiski Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51543/hiskimalang.v6i1.81

Abstract

Artikel ini membahas puisi “Alone” yang ditulis oleh Edgar Allan Poe pada tahun 1829, dengan menggunakan pendekatan biografis dan simbolis untuk mengeksplorasi tokoh “Aku” yang menceritakan masa kecilnya yang sulit. Analisis mengungkapkan bahwa tokoh “Aku” mewakili Poe sendiri. Puisi ini menggambarkan tiga fase kehidupan Poe: pertama, masa kecilnya saat tinggal dengan ibu kandungnya, Elizabeth Poe; kedua, hidupnya setelah diadopsi oleh keluarga Allan dan bergabung dengan dinas militer; dan terakhir, ketika Poe kehilangan ibu angkat yang dicintainya, Frances Allan. Berbagai unsur alam dalam puisi, seperti badai, air bah, tebing merah gunung, matahari, petir, dan guntur, menjadi simbol dari masa kecil Poe yang penuh liku-liku. Simbol musim semi dan musim gugur menunjukkan peralihan masa kecil Poe, saat ia hampir berusia tiga tahun dan tumbuh menjadi dewasa. Poe menggambarkan figur ibu sebagai malaikat surga, sementara figur ayah, John Allan, diibaratkan sebagai setan.