Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

PEMANFAATAN MUSEUM REMPAH SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN SEJARAH Jamin Safi; Suharlin Ode Bau
Jurnal Artefak Vol 8, No 1 (2021): April
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (431.845 KB) | DOI: 10.25157/ja.v8i1.5087

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemanfaatan museum rempah sebagai sumber pembelajaran, dampak perubahan, dan kendala-kendala yang dihadapi dalam pemanfaata museum rempah dalam pembelajaran sejarah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Subjek penelitian ialah peserta didik dan guru sejarah di SMA Negeri 1 Ternate. Jenis sumber data meliputi guru sejarah dan peserta didik; tempat dan peristiwa; serta arsip dan dokumen. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Pengujian keabsahan data penelitian dilakukan dengan cara triangulasi. Sedangkan teknik analisis data dalam penelitian menggunakan model interaktif, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penerikan simpulan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pemanfaatan museum rempah sebagai sumber pembelajaran sejarah dilakukan sekali waktu saja dan disesuiakan dengan materi pembelajaran. Dalam pelaksanaanya mengikuti tahapan-tahapan, yaitu: menentukan tujuan, menyusun rencana, membagi kelompok, penentuan judul, pelaksanaan, menyusun laporan, dan presentasi. Peserta didik mendapat informasi awal dari guru sebelum mengunjungi museum rempah. Dampak perubahan yang diperoleh adalah peserta didik menjadi aktif, berpikir kronologis, serta berpikir kesejarahan. Kendala yang dihadapi dalam kegiatan pembelajaran di museum rempah adalah faktor waktu dan transportasi. Uapaya pemecahannya adalah dilakukan hanya dalam sekali waktu disesuaikan dengan kondisi pembelajaran disekolah.
TRADISI OROM SASADU DALAM SUKU SAHU TALAI DI WORAT-WORAT Gomer Rionaldo Sipondak; Jamin Safi; Suharlin Ode Bau
Jurnal Artefak Vol 7, No 1 (2020): April
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (494.873 KB) | DOI: 10.25157/ja.v7i1.3337

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat tentang tradisi orom sasadu di Desa Worat-Worat, prosesi tradisi orom sasadu suku Sahu Talai di Desa Worat-worat, serta makna dan nilai tradisi orom sasadu dalam suku Sahu di Desa Worat-Worat. Metode yang duganakan adalah metode kualitatif tipe fenomenologi. Hasil penelitian menunjukan bahwaprosesi upacara adat yang dilaksanakn pada masa ini juga memberi kesan kepada masyrakat Worat-Worat untuk selalu bersyukur atas hasil alam tersebut dalam prosesi upacara adat sehingga prosesi ritual adat orom sasadu patut dilestarikan. Prosesi ritual adat orom sasadu meliputi masa persiapan, yaitu dilaksanakan pertemuan-pertemuan adat antara masyarakat, kepala desa serta perangkat adat untuk membahas waktu pelaksanaan tradisi ritual adat orom sasadu. Pembukaan yakni menggantungkan kain putih berbentuk segi tiga mengelilingi sasadu dan pengibaran bendera induk. Pelaksanaan, yaitu makan secara bersama-sama sebagai wujud ucupan syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang ada. Serta penutupan, yakni penurunan bendera induk (paji) di bumbungan rumah adat dan melepaskan kain putih yang berbentuk segi tiga dengan dilepaskannya kain putih berbentuk segi tiga yang digantung mengililingi sasadu, maka acara makan bersama di rumah adat atau orom sasadu dinyatakan berakhir dan masyarakat suku Sahu kembali ke kegiatan rutin keseharian mereka. Melalui orom sasadu, masyarakat Worat-worat juga diajarkan untuk memaknai hubungannya dengan lingkungan alam sekitar, hubungan sesama manusia, dan relasi deng yang Maha Kuasa. Nilai yang terkandung dalam tradisi orom sasadu yakni nilai sosial, nilai moral, nilai kebersamaan atau gotong royong, dan nilai religius. Tradisi orom sasadu perlu dilestarikan karena dibalik prosesi upacara adat tersebut tersimpan makna dan nilai yang baik.
THE USE OF HISTORICAL SITES IN TERNATE AS LEARNING SOURCES Jamin Safi; Suharlin Ode Bau
Santhet: (Jurnal Sejarah, Pendidikan Dan Humaniora) Vol 5 No 1 (2021): Santhet: (Jurnal Sejarah, Pendidikan dan Humaniora
Publisher : Proram studi pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universaitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.83 KB)

Abstract

This research aimed to describe the use of historical sites in Ternate as learning sources. To achieve the mentioned aim, this research applied the qualitative method. As a field study, the data collection was done through interviews, observations, and content analysis. The data was validated by using triangulation to acquire accurate information. The learning of history in the subject of historical heritage was done by exploring the historical heritage in Ternate. The exploration was done after the discussion between the lecturer and the students. The field study was done with the project method and study tour. The process of field study covered learning orientation, historical site exploration, report writing, and students’ presentation. During exploration, the students observed, noted, and interpreted the historical heritages in the sites. The field study can promote the students to think about the chronology of any historical event. By doing this study, the students' historical awareness can also be grown.
Sejarah kota pelabuhan Ambon tahun 1602-1942: Dari pelabuhan monopoli menuju kota pelabuhan bebas La Raman; Suharlin Ode Bau
AGASTYA: JURNAL SEJARAH DAN PEMBELAJARANNYA Vol 13, No 1 (2023)
Publisher : UNIVERITAS PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25273/ajsp.v13i1.12833

Abstract

Ambon memiliki peran penting dalam dunia perdagangan Asia.  Pengangkutan pala dari dan ke kepulauan Banda dilakukan pedagang Cina, Arab, India, dan Persia menyebabkan terciptanya Ambon sebagai pelabuhan transit memainkan peran penting dalam dunia perdagangan cengkeh dan pala. Pelabuhan ini menunjukan eksistensinya sejak kehadiran Portugis kemudian dilanjutkan Belanda. VOC memanfaatkan perairan teluk Ambon sebagai pusat konsolidasi armada kapal untuk melancarkan perang terhadap penduduk Ternate, Ambon, dan Banda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika sejarah pelabuhan Ambon tahun 1605-1942. Metode menggunakan sejarah dengan langkah mengumpulkan data yang teliti, melakukan kritisi, menginterpretasi dan menyusun peristiwa sejarah menjadi cerita. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelabuhan Ambon mulai  eksis sebagai kawasan maritim strategis ketika hadirnya orang Portugis dan Belanda. Pasca runtuhnya VOC dan Inggris sempat mengendalikan kekuasaan di Nusantara, pelabuhan Ambon pada 1810 dijadikan sebagai pelabuhan yang terbuka bagi kapal-kapal asing. Tetapi ini tidak bertahan lama, karena masa kekuasaan pemerintah kolonial 1816, kembali menjadi pelabuhan tertutup. Pada masa kekuasaan kolonial pembangunannya mulai dilakukan. Dermaga pelabuhan segera di bangun pada 1817 hingga 1865, kemudian proses perbaikan sarana diteruskan pada 1917. Setelah pembangunan dermaga dan pembentukan maskapai pelayaran KPM, kunjungan kapal-kapal di pelabuhan terus mengalami peningkatan.
Pemanfaatan Situs Sejarah di Ternate Sebagai Sumber Pembelajaran Jamin Safi; Suharlin Ode Bau
HISTORIA : Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah Vol 9, No 2 (2021): HISTORIA: Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (344.806 KB) | DOI: 10.24127/hj.v9i2.3592

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemanfaatan situs sejarah di Ternate sebagai sumber pembelajaran. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dalam penelitian ini digunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian ini bersifat penelitian lapangan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, pengamatan dan analisis isi. Validitas data dilakukan dengan cara triangulasi untuk memperoleh informasi yang akurat. Pembelajaran sejarah pada mata kuliah kajian peninggalan sejarah dilakukan dengan mengeksplorasi peninggalan sejarah di Ternate. Eksplorasi peninggalan sejarah dilakukan setelah mahasiswa memperoleh pengetahuan dari dosen. Pembelajaran lapangan dilakukan dengan metode project dan wisata ilmiah. Proses pembelajaran lapangan mengukuti skema pemanfaatan situs sejarah di Ternate sebagai sumber pembelajaran yang meliputi orientasi pembelajaran; eksplorasi situs sejarah; dan penulisan laporan dan presentasi hasil. Dalam kegiatan eksplorasi, mahasiswa mengamati, mencatat, dan menafsirkan situs-situs peninggalan sejarah. Pembelajaran lapangan dapat mendorong mahasiswa untuk berpikir kronologis pada setiap peristiwa sejarah. Kajian peninggalan sejarah juga dapat menumbuhkan kesadaran sejarah pada mahasiswa.
Nilai-Nilai Multikultur di Sekolah Multi Etnik: Studi dalam Pembelajaran Sejarah Jamin Safi; Suharlin Ode Bau
Jurnal Artefak Vol 10, No 2 (2023): September
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ja.v10i2.12166

Abstract

This research examines the strengthening of multicultural values in multi-ethnic schools and the constraints of strengthening multicultural values in learning history in multi-ethnic schools, SMA Negeri 1 Ternate. This research is a qualitative type. Information collection uses interview techniques, field observations, and document analysis. Meanwhile, data validity was carried out using the triangulation technique. Data analysis started with data reduction, data presentation, and conclusion. The study results show that integrating multiculturalism values in history learning can form a sense of togetherness among students so that they can accept and appreciate differences in ethnicity and religion. Multicultural values such as tolerance, mutual respect, unity, mutual respect, cooperation, and mutual help are instilled in students to strengthen unity and oneness among people. The obstacle faced is the inconsistency of students' parents with what teachers have taught at school. Multiculturalism can be a vehicle for increasing the degree of mutual respect between ethnicities, tribes, and religions. Strengthening pluralistic values can strengthen diversity among fellow Indonesian citizens. Multicultural education can educate students about unity and integrity to avoid inter-ethnic, ethnic, and religious conflicts.
Tagi Jere Tradition: Its Function and Preservation as A Cultural Identity of Tidore People in Foramadiahi Jamin Safi; Suharlin Ode Bau; Yusri A. Boko
Jurnal Antropologi: Isu-Isu Sosial Budaya Vol 26, No 1 (2024): June
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jantro.v26.n1.p18-24.2024

Abstract

Tagi Jere in the Tidore language means to visit the tomb of a saint. This ritual usually begins with certain preparations and is then followed by a visit to the Jere such as Jere Sultan Babullah, Jere Doe-doe, Jere Laboso, Jere Amo, Jere Tui, and Jere Wange Lamo. Tagi Jere is carried out as an expression of gratitude to God for the blessings that have been given. In addition, the Tagi Jere ritual is also carried out under certain conditions, such as crop failure, or as an antidote to distress or disaster. The researcher was interested in seeing the Tagi Jere ritual in the Tidore ethnic community in Ternate, especially in the Foramadiahi sub-district, using a qualitative approach. The interpretation of the data in the field shows that the Tagi Jere ritual is used as a request by the community based on their respective intentions. They brought Boso Kene (small pots of earthenware) containing Bira Kuraci (yellow rice) which they brought to the visited Jere. The Tagi Jere ritual also has a social value to strengthen the bonds of brotherhood that are manifested in mutual cooperation activities. The rituals performed by the Tidore ethnic community in various circles are preserved from generation to generation.
Pergeseran Nilai Hawear: Studi Kasus pada Masyarakat Suku Kei Warwefubun, Jamain; Ode Bau, Suharlin
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 6 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i6.16536

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan “Pergeseran nilai-nilai Hawear/larangan pada masyarakat Suku Kei”. Metode yang digunakan adalah sejarah yaitu: heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Hasil penelitian menunjukkan, pertama, Hawear/larangan pada masyarakat suku Kei terbagi menjadi dua, yaitu (a) Hawear/larangan di darat, dan (b) Hawear/larangan di laut. Hawear/larangan dilakukan agar masyarakat tidak mengonsumsi produk alam sebelum waktunya. Kedua, Hawear/larangan mengalami pergeseran karena politik, ekonomi, kepentingan individu dan kelompok tertentu. Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam hawera/larangan tersebut. Hawear/bans pada masa lalu sangat sakral karena penguasa setempat seperti raja/ratscap/saniri mempunyai peran agar tidak disalahgunakan untuk kepentingan individu atau kelompok, namun hawear/bans adalah untuk kepentingan bersama. Oleh karena itu, hawear/larangan harus dikembalikan pada nilai keasliannya, dan memerlukan peran para raja (ratscap)/seniman.
Utilization of the Potential of Mangrove Forest Areas to Increase the Income of Coastal Communities in Kipai Village, Patani District Umaternate, Abd. Rasyid; Bau, Suharlin Ode; Mamuasi, Rahmat; Amiruddin, Usman; Dai, Fartina La Ode; Hanafi, Mujiono
Amalee: Indonesian Journal of Community Research and Engagement Vol 6 No 1 (2025): Amalee: Indonesian Journal of Community Research and Engagement
Publisher : LP2M INSURI Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37680/amalee.v6i1.6793

Abstract

Mangrove forests in Kipai Village provide significant benefits in terms of economy, ecology, and social aspects. However, the local community has limited awareness of these forests' direct and indirect benefits, particularly regarding the economic potential of mangrove-based commodities they have unknowingly utilized. This activity aims to provide training and assistance to the community, specifically to partners, on maximizing the potential of mangrove forest areas to improve the income of coastal communities in Kipai Village. Implementing this Community Service activity follows a structured approach to address partner challenges, including socialization, training, technology application, assistance, evaluation, and program sustainability. The evaluation involves interviewing several partner groups to gather feedback and impressions of the activities. The community members, particularly those who participated, have reported feeling the positive impact of the activity, as it has enhanced their knowledge and skills in utilizing the mangrove area's potential, thus enabling them to process it into products with higher economic value.
Utilization of the Potential of Mangrove Forest Areas to Increase the Income of Coastal Communities in Kipai Village, Patani District Umaternate, Abd. Rasyid; Bau, Suharlin Ode; Mamuasi, Rahmat; Amiruddin, Usman; Dai, Fartina La Ode; Hanafi, Mujiono
Amalee: Indonesian Journal of Community Research and Engagement Vol. 6 No. 1 (2025): Amalee: Indonesian Journal of Community Research and Engagement
Publisher : LP2M INSURI Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37680/amalee.v6i1.6793

Abstract

Mangrove forests in Kipai Village provide significant benefits in terms of economy, ecology, and social aspects. However, the local community has limited awareness of these forests' direct and indirect benefits, particularly regarding the economic potential of mangrove-based commodities they have unknowingly utilized. This activity aims to provide training and assistance to the community, specifically to partners, on maximizing the potential of mangrove forest areas to improve the income of coastal communities in Kipai Village. Implementing this Community Service activity follows a structured approach to address partner challenges, including socialization, training, technology application, assistance, evaluation, and program sustainability. The evaluation involves interviewing several partner groups to gather feedback and impressions of the activities. The community members, particularly those who participated, have reported feeling the positive impact of the activity, as it has enhanced their knowledge and skills in utilizing the mangrove area's potential, thus enabling them to process it into products with higher economic value.