Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Analisis Kemampuan Membuat Kesimpulan Menggunakan Model Contextual Teaching and Learning Berbasis Education for Sustainable Development Eri Ariyanti; Wirawan Fadly; Muhamad Khoirul Anwar; Titah Sayekti
Jurnal Tadris IPA Indonesia Vol. 1 No. 2 (2021)
Publisher : Tadris IPA IAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.375 KB) | DOI: 10.21154/jtii.v1i2.133

Abstract

Perkembangan di dunia pendidikan saat ini menuntut untuk melatih pengembangan ketrampilan proses pada peserta didik. Ketrampilan proses terdiri atas beberapa bagian salah satunya yaitu kemampuan membuat kesimpulan. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk mengetahui model pembelajaran CTL berbasis ESD apakah berpengaruh terhadap kemampuan membuat kesimpulan. Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif true eksperimental dengan desain pretest-posttest control group design, dalam menganalisis data menggunakan deskriptif kuantitatif dan sampel yang diambil secara random sampling. Teknik pengumpulan data berupa lembar observasi, tes tulis dan angket, sedangkan analisis data berupa uji validitas, uji reliabilitas, uji keterbacaan, uji normalitas, uji homogenitas dan uji t. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa model CTL berbasis ESD terdapat pengaruh peserta didik dalam membuat kesimpulan, hal ini dapat dilihat perbedaan yang antara penggunaan model pembelajaran CTL berbasis ESD dengan model konvensional dalam kemampuan membuat kesimpulan, serta penggunaan model pembelajaran CTL berbasis ESD lebih baik daripada penggunaan model konvensional dalam pembelajaran. Kemampuan membuat kesimpulan yang memiliki nilai tertinggi yaitu mempertimbangkan sesuatu secara induksi, peserta didik lebih mampu membuat kesimpulan dari khusus ke umum sehingga indikator ini memiliki jumlah peningkatan yang lebih tinggi daripada indikator lainnya. Oleh karena itu guru memiliki peran yang sangat penting dalam membimbing peserta didik untuk membuat kesimpulan.
Pengaruh Model Sains Teknologi Masyarakat dan Pendekatan ESD dalam Meningkatkan Kepedulian Lingkungan Atikah Rahmah; Wirawan Fadly; Rahmi Faradisya Ekapti; Titah Sayekti; Ulinnuha Nur Faizah
Jurnal Tadris IPA Indonesia Vol. 1 No. 2 (2021)
Publisher : Tadris IPA IAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (321.72 KB) | DOI: 10.21154/jtii.v1i2.145

Abstract

Pembelajaran saat ini menuntut siswa untuk lebih aktif, tidak hanya melibatkan pengetahuan yang dibuku materi saja, tetapi membutuhkan pengetahuan luas dari permasalahan lingkungan. Sehingga, memiliki keterampilan untuk menyelesaikan masalah lingkungan agar mencapai kehidupan mendatang yang lebih baik sehingga siswa perlu memiliki kepedulian lingkungan yang tinggi. Dengan demikian, diperlukan strategi model serta pendekatan dalam pembelajaran yang efektif untuk diterapkan adalah pembelajaran berbasis sains teknologi masyarakat dan Science- Education. Karena pembelajaran IPA dan lingkungan saling berhubungan, sehingga penting dilakukan pendekatan dengan focus penelitian kepedulian lingkungan. Tujuan penelitian ini yakni dapat mengetahui pengaruh model pembelajaran STM dengan pendekatan ESD dalam meningkatkan kepedulian lingkungan. Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi eksperimen, dengan rancangan penelitian ekperimen randomize pretest posttest control grup desain, untuk teknik analisa data menggunakan uji normalitas dan uji Mann-Whitney serta uji N-gain. Hasil penelitian ini dengan uji normalitas shapiro-link sebesar 0,011<0,05 dan hasil rata rata nilai posttest kelas kontrol sebesar 44 dan rata- rata nilai post tes kelas eksperimen sebesar 69. Rata- rata nilai N-gain skor nilai post tes kelas yang menggunakan model pembelajaran STM sebesar 48,4 dengan kategori peningkatan sedang sedang, sedangkan kelas yang menggunakan metode konvensional mendapat rata- rata nilai uji N-gain skor sebesar -4,48 dan berinterpretasi mengalami penurunan, hasil minus yang diperoleh ini disebabkan nilai pretest yang lebih besar dari nilai posttest dengan nilai signifikansi uji Mann-Whitney rata-rata nilai N-gain adalah 0,000<0,05. Sehingga, dinyatakan model pembelajaran STM dengan pendekatan ESD dapat meningkatkan sikap peduli lingkungan.
Efektivitas Metode Pembelajaran Jigsaw Daring Dalam Meningkatkan Keterampilan Kolaborasi Siswa SMP Febrianto Yopi Indrawan; Edi Irawan; Titah Sayekti; Izza Aliyatul Muna
Jurnal Tadris IPA Indonesia Vol. 1 No. 3 (2021)
Publisher : Tadris IPA IAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (429.161 KB) | DOI: 10.21154/jtii.v1i3.179

Abstract

Keterampilan kolaborasi merupakan salah satu keterampilan yang dikembangkan dalam kemampuan abad 21 yang menemukan masalah dalam pengembangannya pada masa pandemi covid 19. Metode jigsaw merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang bisa meningkatkan keterampilan kolaborasi siswa. Tujuan peneliti ini untuk mengetahui (1) apakah ada perbedaan keterampilan kolaborasi siswa antara kelas jigsaw daring dan video daring, (2) bagaimana keterampilan kolaborasi siswa metode jigsaw daring. Penelitian dirancang dengan menggunakan rancangan penelitian kuantitatif dengan model eksperimen kelas. Penelitian dilaksanakan di SMPN 4 Ponorogo menggunakan sampel 60 peserta didik yang dibagi kedalam 2 kelas dipilih secara random dengan metode berbeda, yaitu kelas jigsaw daring dan video daring. Data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen post-test yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji-t dengan komputasi data perangkat lunak. Berdasarkan analisis data ditemukan jawaban jika (1) Model pembelajaran jigsaw daring lebih baik dari pada kelas video daring dalam meningkatkan keterampilan kolaborasi, (2) Hasil keterampilan kolaborasi siswa dengan metode pembelajaran jigsaw daring peningkatan maksimal pada indikator fleksibilitas (7,812) dan kurang efektif pada indikator tanggung jawab (6,500). Metode jigsaw daring mampu mempengaruhi dan meningkatkan keterampilan kolaborasi. Metode jigsaw daring sangat efektif dalam mengembangkan keterampilan kolaborasi dalam pembelajaran daring.
Efektivitas Model Pembelajaran Kontekstual dengan Pendekatan Outdoor Learning terhadap Kemampuan Menyelesaikan Masalah Peserta Didik Ahmad Fatoni David Jazuli Yusup; Hanin Niswatul Fauziah; Muhamad Khoirul Anwar; Titah Sayekti
Jurnal Tadris IPA Indonesia Vol. 1 No. 3 (2021)
Publisher : Tadris IPA IAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.604 KB) | DOI: 10.21154/jtii.v1i3.191

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran kontekstual dengan pendekatan outdoor learning terhadap kemampuan menyelesaikan masalah peserta didik kelas VII di MTs Ma’arif Al Mukarrom. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain penelitian pretest-postest control group design. Sampel pada penelitian ini adalah kelas VII A sebagai kelas kontrol dan kelas VII B sebagai kelas eksperimen dengan jumlah 49 peserta didik. Instrumen pengambilan data menggunakan tes essay yang diberikan sebelum dan sesudah implementasi model pembelajaran kontekstual dengan pendekatan outdoor learning. Data dianalisis dengan uji­-t menggunakan alat bantu SPSS. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000. Karena nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka H0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran kontekstual dengan pendekatan outdoor learning efektif untuk digunakan dalam meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah.
Efektivitas Model Pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) Berbasis STEM Education terhadap Kemampuan Berpikir Ilmiah Siswa Sinta Nurya; Syaiful Arif; Titah Sayekti; Rahmi Faradisya Ekapti
Jurnal Tadris IPA Indonesia Vol. 1 No. 2 (2021)
Publisher : Tadris IPA IAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (258.811 KB) | DOI: 10.21154/jtii.v1i2.192

Abstract

Berpikir ilmiah merupakan pengasahan pikiran pada pembelajaran efektif yang bertujuan untuk berpikir secara meluas, sistematis, dan teliti. Children Learning In Science (CLIS) merupakan model pembelajaran yang mengutamakan pengembangan ide-ide atau gagasan peserta didik melalui eksperimen. STEM berasal dari susunan kata science, technology, engineering, and matehematics. STEM mengacu pada pengajaran, perkembangan, mengintegrasikan berdasarkan 4 disiplin ilmu dan keterampilan Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika guna dapat memecahkan masalah zaman era baru abad 21. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir ilmiah siswa kelas VII pada materi pencemaran lingkungan yang menggunakan model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) berbasis STEM Education lebih tinggi daripada siswa yang menggunakan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) berbasis STEM Education di MTsN 1 Madiun. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif menggunakan 2 sampel kelas VII yaitu VIIA (eksperimen) dan VIIB (kontrol). Pengumpulan data melalui Pre Test, Pos Test, dan lembar pengamatan. Analisis deskriptif kuantitatif menggunakan rumus uji N-gain dan uji-t (one-tailed dan two-tailed) yang sebelumnya telah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Hasil penelitian menggunakan Minitab uji-t two-tailed­ diketahui P-Value 0,040 dan uji-t one-tailed­ diketahui P-Value 0,020 maka H0 ditolak. Sehingga, Maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) berbasis STEM Education efektif untuk meningkatkan kemampuan berpikir ilmiah siswa.
Potensi Umbi Gadung sebagai Bahan Pengganti Tepung dalam Pembuatan Bakso Daging Sapi Eni Lestari; Alda Maulidya Anindita; Alfia Nurul Badi'ah; Titah Sayekti; Wirawan Fadly
Jurnal Tadris IPA Indonesia Vol. 2 No. 1 (2022)
Publisher : Tadris IPA IAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/jtii.v2i1.438

Abstract

Gadung merupakan jenis umbi yang tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia termasuk wilayah Kabupaten Wonogiri. Namun potensi alam yang begitu besar belum dapat digunakan secara maksimal. Umbi gadung memiliki kandungan racun berupa dioscorin dan sianida (HCN) yang dapat memberi efek negatif bagi yang mengonsumsinya. Namun dengan pengolahan yang tepat racun tersebut dapat diatasi sehingga aman untuk dikonsumsi manusia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengoptimalkan sumber daya lokal yaitu umbi gadung yang kemudian diolah menjadi bakso yang dapat digemari masyarakat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa panelis menerima dan menyukai rasa, tekstur, aroma, dan warna bakso gadung. Kandungan yang terdapat pada bakso gadung yaitu air, abu, lemak, protein, karbohidrat, dan serat kasar. Kadar air, abu, dan lemak pada bakso gadung telah memenuhi standar SNI sehingga aman untuk dikonsumsi. Namun, kadar protein pada bakso gadung sebesar 9,75 % masih belum memenuhi standar SNI yaitu minimal 11,0 %. Kadar karbohidrat pada bakso gadung sebesar 21,63 % dan serat kasar sebesar 0,39%. Lama simpan bakso gadung mencapai 8 hari di ruang terbuka, 29 hari di kulkas, dan 60 hari di freezer.
Inovasi Jenang Berbahan Limbah Kulit Durian Dengan Fortifikasi Tulang Lele Luluk Fuadah; Rizki Putri Asyari; Vera Febriyana; Titah Sayekti
Jurnal Tadris IPA Indonesia Vol. 2 No. 1 (2022)
Publisher : Tadris IPA IAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/jtii.v2i1.447

Abstract

Pandemi Covid-19 memunculkan kebijakan baru yang berdampak pada kehidupan masyarakat. Ngebel merupakan daerah wisata yang terkenal sebagai penghasil durian yang menjadi komoditas unggulan Kabupaten Ponorogo. Namun, kebijakan PSBB dan adanya pembatasan operasional distribusi pangan berimplikasi pada pemenuhan kebutuhan pangan yang dapat menyebabkan ketidakstabilan ketersediaan pangan dan ekonomi. Oleh karena itu, diperlukan inovasi untuk mengolah bahan-bahan yang tersedia agar dapat mengurangi kesenjangan bahan pangan di daerah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk membuat Jenang Kulit Durian (JULID) fortifikasi tulang lele sebagai alternatif jajanan khas yang bergizi bagi masyarakat dalam rangka mengurangi volume limbah kulit durian dan tulang ikan lele. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data didapatkan dari hasil uji dan berbagai referensi yaitu jurnal penelitian, buku, serta artikel ilmiah berkaitan dengan permasalahan yang dibahas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fortifikasi tulang lele pada jenang kulit durian mampu meningkatkan kandungan kalsium menjadi sebesar 1.91%. Jenang kulit durian fortifikasi tulang lele diketahui mengandung proksimat (air, protein, lemak, abu, dan karbohidrat), sukrosa, dan serat pangan dengan lama simpan 10 hari. Hasil uji ALT jenang kulit durian fortifikasi tulang lele menunjukkan angka 9,1x102 cfu/g yang artinya aman untuk dikonsumsi. Sedangkan hasil organoleptik membuktikan bahwa jenang kulit durian fortifikasi tulang lele dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.
Pemanfaatan Limbah Kulit Jeruk sebagai Fortifikan Guna Memperkaya Nilai Gizi pada Cokelat Roufi'ul Mustafidah; Rizki Putri Asyari; Jihan Maghfiroh Velayati; Titah Sayekti
Jurnal Tadris IPA Indonesia Vol. 2 No. 2 (2022)
Publisher : Tadris IPA IAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/jtii.v2i2.445

Abstract

Jeruk merupakan salah satu komoditas buah-buahan yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan manusia. Kecamatan Pulung merupakan penghasil jeruk keprok Pulung yang menjadi salah satu komoditas unggul di daerah Ponorogo. Namun, pemanfaatan jeruk hanya bagian daging buahnya saja sedangkan bagian kulitnya dibuang. Kulit jeruk yang dianggap sebagai limbah ternyata dapat dikonsumsi dan memiliki berbagai kandungan seperti antioksidan dan mineral seperti kalsium, selenium, mangan, seng, dan vitamin (C, A, B-kompleks) beberapa kali lipat dari pulpnya. Adanya berbagai kandungan tersebut menjadikan kulit jeruk layak dimanfaatkan menjadi berbagai macam olahan pangan yang variatif, lezat, dan bermanfaat bagi kesehatan. Salah satu camilan yang digemari semua kalangan adalah cokelat. Penelitian ini bertujuan untuk membuat cokelat kulit jeruk sebagai camilan yang memiliki nilai gizi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Data didapatkan dari hasil uji kandungan gizi dan berbagai referensi yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam Cokelat Kulit Jeruk (CULUK) berpotensi untuk diproduksi sebagai salah satu alternatif camilan yang lezat dan sehat yang memiliki kandungan protein, lemak dan karbohidrat. Selain itu, 100 gram CULUK mengandung 29.24% antioksidan dan 13.37% vitamin C. Dengan demikian, fortifikasi kulit jeruk dalam pembuatan cokelat dapat meningkatkan nilai guna kulit jeruk dan sekaligus menambah nilai gizi dari olahan cokelat itu sendiri.
Pemanfaatan Limbah Tongkol Jagung sebagai Bahan Pembuatan Sereal untuk Alternatif Menu Sarapan Jihan Maghfiroh; Rizki Putri Asyari; Roufi'ul Mustafidah; Titah Sayekti
Jurnal Tadris IPA Indonesia Vol. 2 No. 3 (2022)
Publisher : Tadris IPA IAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/jtii.v2i3.446

Abstract

Limbah tongkol jagung biasanya hanya dibuang atau dimanfaatkan untuk pakan ternak, dimana jumlahnya akan terus bertambah seiring dengan peningkatan kapasitas produksi. Peningkatan produksi pertanian jagung juga harus diseimbangkan dengan upaya lebih lanjut dalam mengolah limbah tongkol jagung. Tongkol jagung yang hanya dianggap limbah, ternyata memiliki kandungan gizi yang dapat dikonsumsi oleh manusia, salah satunya serat kasar. Adanya kandungan serat yang cukup tinggi menjadikan tongkol jagung cocok digunakan untuk bahan pembuatan sereal yang bergizi dan mengenyangkan. Oleh karena itu, upaya untuk meningkatkan nilai tambah, dengan memanfaatkan tongkol jagung sebagai bahan dasar dari sereal. Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi volume limbah tongkol jagung serta membuat alternatif sarapan bergizi dan praktis sebagai upaya mewujudkan Indonesia sehat. Penyusunan penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. bahwa SEKOJA dapat diterima oleh masyarakat baik dari segi tekstur Data didapatkan dari hasil uji dan dari referensi seperti jurnal penelitian, buku, dan artikel ilmiah yang bersumber dari internet sesuai dengan permasalahan yang dibahas. Data hasil uji menunjukkan bahwa SEKOJA mengandung serat, karbohidrat, protein, dan lemak, dimana makronutrien tersebut dibutuhkan tubuh untuk memenuhi gizi di pagi hari. Berdasarkan hasil uji organoleptik menunjukkan, rasa, dan aroma. Sedangkan SEKOJA memiliki daya simpan yang cukup lama meskipun tidak menggunakan pengawet.
Inovasi Biskuit Fortifikasi Daun Kelor sebagai Alternatif Camilan Penyedia Vitamin A Guna Mendukung Suplementasi Gizi Anak Indonesia Jihan Maghfiroh Velayati; Alda Maulidya Anindita; Ellina Maylani Sholeha; Titah Sayekti
Jurnal Tadris IPA Indonesia Vol. 3 No. 2 (2023)
Publisher : Tadris IPA IAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/jtii.v3i2.449

Abstract

Daun kelor memiliki kandungan vitamin A empat kali lebih tinggi dari wortel. Namun, masyarakat kurang dapat memanfaatkannya karena diyakini sebagai tanman mistis dan rasanya yang langu. Upaya dalam memanfaatkan daun kelor dapat dilakukan dengan fortifikasi biskuit. Tujuan penelitian ini untuk memanfaatkan daun kelor sebagai bahan fortifikasi vitamin A pada biskuit dengan menambahkan daun pandan dan daun suji. Data didapatkan dari hasil uji dan referensi seperti jurnal penelitian, buku, dan artikel ilmiah yang bersumber dari internet sesuai dengan permasalahan yang dibahas. Data hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa dalam 100gram biskuit mengandung sebanyak 15.870 vitamin A, sehingga setiap hari cukup mengkonsumsi tiga buah biskuit untuk memenuhi kebutuhan vitamin A harian. Selain itu, juga mengandung serat, protein, karbohidrat, dan lemak. Sedangkan hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa biskuit dengan formula B lebih disukai dari segi rasa dan warna sedangkan formula C lebih disukai dari segi tekstur dan aroma. Meskipun tanpa pengawet biskuit memiliki lama simpan yang cukup lama yaitu 31 hari. Dengan demikian, fortifikasi daun kelor dapat meningkatkan nilai gizi pada biskuit yang dapat menjadi camilan penyedia vitamin A untuk mendukung program suplementasi gizi anak Indonesia. Prospek kedepan, KUKAJI berpotensi untuk diproduksi sebagai salah satu camilan yang lezat dan sehat khususnya untuk anak-anak.