Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Jurnal Teknologi Kimia Unimal

PENGARUH WAKTU DAN KUAT ARUS PADA PENGOLAHAN AIR PAYAU MENJADI AIR BERSIH DENGAN PROSES ELEKTROKOAGULASI Masrullita Masrullita; Lukman Hakim; Rizka Nurlaila; Nur Azila
Jurnal Teknologi Kimia Unimal Vol 10, No 1 (2021): Jurnal Teknologi Kimia Unimal - Mei 2021
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jtku.v10i1.4184

Abstract

Air payau biasa terjadi akibat intrusi air asin ke air tanah. Hal ini karena degradasi lingkungan. Air payau yang mengandung pencemaran logam tingkat tinggi seperti Fe, Cl, Mn, Zn, dll. Air payau juga biasanya memiliki kadar TDS (Total Dissolved Solid), total kesadahan yang tinggi dan nilai pH air payau bersifat asam. Oleh karena itu, air payau harus diolah terlebih dahulu agar layak untuk digunakan sebagai air tawar. Instalasi pengolahan air payau dijalankan berdasarkan elektrokoagulasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menkaji pengaruh waktu dan kuat arus terhadap menetralkan pH, dan menurunkan kadar TDS, total kesadahan dan Mn pada air payau. Parameter yang diuji meliputi pH, TDS, total kesadahan dan Mn menggunakan AAS. Proses elektrokoagulasi menggunakan daya listrik yang mengalir searah dengan elektroda. Reaktor elektrokoagulasi dipasangkan dengan kabel yang dihubungkan ke catu daya kemudian dihubungkan ke arus listrik dengan variasi waktu (20, 50, 80 dan 110 menit) dan variasi arus (1,2 ; 1,6 ; 2 ; 2,2 ; dan 2,6A). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kondisi terbaik penurunan TDS  pada waktu 110 menit dan kuat arus 2,2 A yaitu 940 mg/l, total kesadahan pada waktu 110 menit dan kuat arus 1,6 A yaitu 480 mg/l, dan nilai pH yang terbaik pada waktu 80 menit dan 110 menit dengan kuat arus 0,8 A yaitu 7. Terjadi penurunan pada konsentrasi Mn pada waktu 110 menit dan kuat arus 1,6 A yaitu 0.0124 mg/l dan perubahan warna setelah elektrokoagulasi.
PENGARUH ASAM NITRAT (HNO3) SEBAGAI PELARUT PADA EKSTRAKSI PEKTIN DARI OKRA (ABELMOSCHUS ESCULENTUS) Rika Santi S. Tumangger; Muhammad Muhammad; Nasrul ZA; Jalaluddin Jalaluddin; Rizka Nurlaila; Zainuddin Ginting
Jurnal Teknologi Kimia Unimal Vol 11, No 1 (2022): Jurnal Teknologi Kimia Unimal - Mei 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jtku.v11i1.7252

Abstract

Pektin merupakan kelompok polisakarida yang larut dalam air (PLA) dan juga merupakan asam-asam pektinat yang mengandung gugus-gugus metoksil. Pektin dimanfaatkan sebagai bahan pengental dan pembentuk gel pada industri pangan fungsional. Pektin telah digunakan selama bertahun-tahun dalam industri farmasi, makanan dan minuman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh asam nitrat sebagai pelarut pada ekstraksi pektin dari okra (abelmoschus esculentus). Okra adalah sayuran yang lunak dan berlendir, salah satu jenis sayuran yang memiliki banyak serat dan glutation. Okra memiliki kandungan serat yang larut air dalam bentuk gum 31,53% dan pektin 3,40%. Penelitian dilakukan dengan metode ekstraksi menggunakan pelarut HNO3, lalu dilakukan pengendapan pektin dengan menambahkan alkohol 96% kedalam filtrat hasil ekstraksi, kemudian endapan dicuci dengan menggunakan etanol dan dikeringkan dalam oven pada suhu 50  selama 9 jam untuk mendapatkan pektin kering. Variabel tetap dalam penilitian ini adalah berat okra 100 gram, volume pelarut 500 ml, suhu ekstraksi 75 , dan ukuran sampel 50 mesh. Sedangkan variabel berubahnya adalah perlakuan konsentrasi pelarut (0,1 N, 0,15 N, 0,2 N) dan waktu ekstraksi (60 menit, 90 menit dan 120 menit). Karakteristik yang dianalisa adalah rendemen pektin, kadar air, kadar metoksil, dan kadar galakturonat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi pelarut dan waktu ekstraksi sangat berpengaruh terhadap hasil ekstraksi pektin yang didapatkan. Semakin tinggi konsentrasi pelarut dan waktu ekstraksi maka hasil rendemen pektin, kadar metoksil dan kadar galakturonat juga meningkat. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil pektin dengan hasil rendemen tertinggi 67,45% pada konsentrasi asam nitrat 0,2 N dan waktu 120 menit, kadar air terendah 2,75% pada konsentrasi asam nitrat 0,2 N dan waktu 120 menit, kadar metoksil tertinggi 6,55% pada konsentrasi asam nitrat 0,2 N dan waktu 120 menit dan kadar galakturonat tertinggi 36,16% pada konsentrasi asam nitrat 0,2 N dan waktu 120 menit.  
PEMBUATAN ZAT WARNA ALAMI DARI BIJI KESUMBA (BIXA ORELLANA) UNTUK MENDUKUNG INDUSTRI BATIK DI INDONESIA Masrullita Masrullita; Novi Yanti Savira; Rizka Nurlaila; Lukman Hakim
Jurnal Teknologi Kimia Unimal Vol 10, No 1 (2021): Jurnal Teknologi Kimia Unimal - Mei 2021
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jtku.v10i1.4174

Abstract

Bixin merupakan pewarna alami kain yang didapatkan melalui ekstraksi dari biji kesumba (bixa orellana) dengan komponen pewarna utamanya adalah bixin. Penelitian ini bertujuan untuk pembuatan zat warna alami dari biji kesumba dengan variasi konsentrasi pelaut etanol dan waktu ekstraksi. Penelitian ini dilakukan dengan cara biji kesumba dijemur pada panas matahari hingga kering dan memecah biji buah kesumba dengan ukuran 80 mesh kemudian diekstraksi dan didistilasi. Hasil yang didapatkan dari penelitan ini adalah Semakin tinggi suhu maka kadar bixin yang dihasilkan semakin sedikit, hal ini disebabkan terjadinya degradasi pada senyawa bixin menjadi norbixin. Yield tertinggi yang didapatkan senilai 0,6366%, kadar bixin 165,9751% dan kadar abu 1,78%. Hasil terbaik yang didapatkan untuk kada abu adalah terdapat pada konsentrasi etanol 90% dan suhu ekstraksi 70oC dan 80oC dengan nilai 0,92% hal ini memenuhi spesifikasi yang diinginkan pasaran dunia terhadap pewarna alami, sedangkan untuk kada bixin yang tertinggi didapatkan pada konsentrasi etanol 70% pada suhu 600C, 700C, 800C dan juga pada konsentrasi etanol 80% pada suhu ekstraksi 600C dengan senilai 165,9751%. 
Pembuatan Asam Oksalat dari Sabut Pinang dengan Metode Oksidasi Farid Yoanda; Lukman Hakim; Rizka Mulyawan; Rozanna Dewi; Rizka Nurlaila
Jurnal Teknologi Kimia Unimal Vol 11, No 2 (2022): Jurnal Teknologi Kimia Unimal - Nopember 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jtku.v11i2.9463

Abstract

Asam oksalat merupakan senyawa kimia yang mempunyai rumus H2C2O4 dengan nama sistematis asam etanadioat. Asam oksalat berfungsi sebagai pengawet alami dan mendukung sel yang memproduksi energi dalam tubuh. Selain itu, dalam industri asam oksalat digunakan untuk menghilangkan karat dan pereaksi pada pembuatan warna. Pohon pinang banyak didapatkan di Asia Tenggara khususnya di Indonesia. Nama Latin dari Pinang adalah Areca catechu L atau sinonimnya disebut dengan A.hortensis lour, familia : Arecaceae, tingginya mencapai 12-25 meter. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji proses pembuatan asam oksalat dari sabut pinang yang menggunakan metode oksidasi menggunakan asam nitrat. Penelitian ini dilakukan dengan memvariasikan suhu hidrolisis yaitu 80°C, 90°C dan 100°C dengan waktu 60 menit, 70 menit dan 90 menit. Dari penelitian ini didapat waktu optimal hidrolisis yaitu 70 menit dengan suhu 100°C dengan kadar asam oksalat 8,2 %.
Pembuatan Briket Dari Kulit Jagung Menggunakan Perekat Getah Nangka Dan Pulut Iqbal Kamar; Nasrul ZA; Meriatna Meriatna; Syamsul Bahri; Rizka Nurlaila; Alifnur Alifnur
Jurnal Teknologi Kimia Unimal Vol 12, No 1 (2023): Jurnal Teknologi Kimia Unimal - Mei 2023
Publisher : Chemical Engineering Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jtku.v12i1.11633

Abstract

Briket merupakan energi alternatif pengganti bahan bakar yang dihasilkan dari bahan-bahan organik atau biomasa yang kurang termanfaatkan. Diantara limbah biomasa yang memiliki potensi besar seperti ampas tebu, serbuk kayu, kulit jagung, cangkang sawit sekam padi. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah kulit jagung yang biasanya banyak terbuang di pasar diolah menjadi bara yang bernilai ekonomis dengan parameter pengujian meliputi kadar air, kadar abu, nilai kalor, dan uji drop test. Pembuatan briket ini berbahan baku dari kulit jagung yang dimulai dengan proses pengarangan kemudian dihaluskan dan disaring dengan ukuran ayakan 50 mesh, kemudian dicampur dengan perekat dan dicetak lalu oven selama 2 jam. Adapun perekat yang digunakan adalah tepung pulut dan getah nangka dengan variasi perekat masing 3%, 5%, 7%, dan 9%. Hasil penelitian menunjukan bahwa briket sudah memenuhi standar mutu SNI 1/6235/2000 briket arang. Hasil terbaik diperoleh pada variasi 5% perekat pulut dan getah nangka dengan kadar air masing-masing 4,686% dan 5,874%, kadar abu masing-masing sebesar 9,904% dan 7,623%, lalu nilai kalor 6335,42 kal/gr, dan 5383,82 kal/ serta dengan nilai drop test masing-masing 3,86%, dan 3,74%. Dengan melihat hasil penelitian ini bahwa kulit jagung dari limbah penjualan jagung di pasar dapat dimanfaatkan menjadi salah satu bahan baku alternatif dalam pembuatan briket.