Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

Efek Ekstrak Etanol Daun Gedi Merah (Abelmoschus manihot (l.) medik) Terhadap Persentase Interleukin-10 (Il-10) dan Sel T Sitotoksik (Cd8+) Tikus Model Diabetes Tipe II Nur Kamilah; Reza Hakim; Yudi Purnomo
Jurnal Kesehatan Islam : Islamic Health Journal Vol 8, No 1 (2019): Jurnal Kesehatan Islam : Islamic Health Journal
Publisher : Publikasi oleh Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/jki.v8i1.8866

Abstract

Pendahuluan: Inflamasi  akibat kerusakan oksidatif yang dipicu hiperglikemia berperan terhadap progresivitas diabetes melitus (DM). Interleukin-10 (IL-10) dan CD8+ berpengaruh terhadap proses inflamasi. Abelmoschus manihot (L.) Medik memiliki efek antiinflamasi dan antioksidan yang diharapkan dapat menurunkan inflamasi pada patofisiologi DM. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek ekstrak etanol Abelmoschus manihot (L.) Medik terhadap persentase IL-10 dan CD8+ tikus model DM.Metode: Tikus Sprague Dawley jantan, 4-6 minggu dikelompokkan menjadi kelompok kontrol normal (KN), kelompok kontrol diabetes melitus (KDM), kelompok ekstrak etanol daun gedi merah (EEDGM) 200 mg/kgBB, EEDGM 400 mg/kgBB dan EEDGM 800 mg/kgBB (n=5). Hewan coba diinduksi diet tinggi lemak-fruktosa (DTLF) selama 10 minggu dan Streptozotocin (STZ) dosis rendah 25 mg/kgBB intraperitoneal dosis ganda pada minggu ke 4. EEDGM 200 mg/kgBB, 400 mg/kgBB dan 800 mg/kgBB diberikan selama 4 minggu. Pengukuran persentase CD8+ dan IL-10 menggunakan flowcytometry. Analisa data menggunakan One Way Anova dilanjutkan dengan uji LSD (p<0,05).Hasil: Induksi DTLF dan STZ pada kelompok KDM menurunkan persentase IL-10 dan meningkatkan persentase CD8+ dibandingkan KN (p<0.05). Pemberian EEDGM dosis 400 mg/kgBB dan 800 mg/kgBB signifikan meningkatkan persentase IL-10 berturut-turut sekitar ½  dan ¾ dibandingkan kelompok KDM (p<0,05). Pemberian EEDGM dosis 200 mg/kgBB, 400 mg/kgBB dan 800 mg/kgBB menurunkan persentase CD8+ berturut-turut 1/5, 1/3 dan 1/10 dibandingkan kelompok KDM (p<0,05).Kesimpulan: Pemberian EEDGM meningkatkan persentase IL-10 dan menurunkan persentase CD8+ tikus model diabetes
Efek Antibakteri Kombinasi Ekstrak Metanol atau Dekokta Daun Annona muricata L. dengan Kloramfenikol pada Staphylococcus aureus dan Eschericia coli secara in vitro Sonia Agustin Ervina A.; Reza Hakim; Erna Sulistyowati
Jurnal Kedokteran Komunitas Vol 9, No 1 (2021)
Publisher : Jurnal Kedokteran Komunitas (Journal of Community Medicine)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (538.602 KB)

Abstract

Pendahuluan: Terapi antibiotik yang irasional dapat meningkatkan risiko resistensi antibiotik. Daun A.muricata L. mengandung zat antimikroba dengan cara merusak membran sel bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hambat kombinasi ekstrak metanolik atau dekokta daun A.muricata L. dengan kloramfenikol terhadap S.aureus atau E.coli untuk mengurangi resistensi antibiotik.Metode: Uji Zona Inhibisi kloramfenikol tunggal, ekstrak metanol daun A.muricata L. tunggal, dekokta daun A.muricata L. tunggal, kombinasi ekstrak metanol daun A.muricata L. dengan kloramfenikol dan kombinasi dekokta daun A.muricata L. dengan kloramfenikol pada S.aureus dan E.coli. menggunakan metode Ameri-Ziaei Double Antibiotic Synergism Test (AZDAST) yang dimodifikasi dan analisa statistik dengan uji Mann-Whitney dengan tingkat signifikansi p<0.05.Hasil: Pada S.aureus kombinasi ekstrak metanol daun A.muricata L. dengan kloramfenikol dosis tinggi dan rendah menunjukkan peningkatan zona inhibisi berturut-turut (30,0±1,0mm; 25,0±0,0mm), tetapi secara statistik tidak dapat dibedakan dari penggunaan tunggalnya. Sama halnya pada kombinasi dekokta A.muricata L. dengan kloramfenikol dosis tinggi dan rendah menunjukkan peningkatan zona inhibisi berturut-turut (24,7±2,08mm; 26,3±2,08mm; 16,7±14,4mm; 13,7±11,8mm), tetapi secara statistik tidak dapat dibedakan dari penggunaan tunggalnya. Pada E.coli tidak menunjukkan peningkatan zona inhibisi pada kombinasi ekstrak metanol dan dekokta A.muricata L. dengan kloramfenikol dosis tinggi (0,0±0,0mm) dan (12,0±0,0mm; 11,7±1,1mm).Kesimpulan: Kombinasi ekstrak metanol atau dekokta daun A.muricata L. dengan kloramfenikol tidak meningkatkan daya hambat terhadap S.aureus dan E.coli.Kata Kunci: A.muricata L., Kloramfenikol, S.aureus, E.coli, resistensi antibiotik
AKTIVITAS ANTIBAKTERI KOMBINASI AMOKSISILIN DENGAN FRAKSI- FRAKSI DARI EKSTRAK ETANOL UMBI BAWANG PUTIH (Allium sativum L.) DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN Staphylococcus aureus Laksmita Anggarani; Arif Yahya; Reza Hakim
Jurnal Kedokteran Komunitas Vol 10, No 1 (2022)
Publisher : Jurnal Kedokteran Komunitas (Journal of Community Medicine)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (928.452 KB)

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan: Staphylococcus aureus diketahui resisten terhadap amoksisilin. Potensi kombinasi amoksisilin dan senyawa antibakteri pada Allium sativum L. dapat dijadikan metode terbaru dalam menangani resistensi S.aureus, namun efek kombinasi dengan amoksisilin belum diketahui sehingga perlu diteliti.Metode: Penelitian dilakukan secara in vitro menggunakan S.aureus non patogen dengan kombinasi amoksisilin dan fraksi Air, n-Heksana dan etil Asetat dari ekstrak etanol umbi Allium sativum L. pada konsentrasi 50%b/b dalam kelompok A/AA/H/HH/AH. Analisa zona hambat diukur dengan metode cakram dan interaksi kombinasi dinilai dengan metode AZDAST.Hasil dan Pembahasan: Zona hambat fraksi Air; A=36,33±2,43 mm, AH=36,13±4,51 mm (p<0,05), fraksi n-Heksana; A=36,36±1,76 mm, AH=34,76±1,76 mm (p<0,05), fraksi Etil Asetat; A=38,73±2,61, AH=38,85±1,92 mm (p<0,05). Kombinasi amoksisilin dengan fraksi Air dan fraksi Etil Asetat bersifat not distinguishable, sedangkan kombinasi amoksisilin dengan fraksi n-Heksana bersifat antagonist. Hal ini menunjukkan bahwa fraksi ekstrak etanol Allium sativum L. memiliki efek mengganggu kerja amoksisilin.Kesimpulan: Efek kombinasi amoksisilin dengan fraksi dalam ekstrak etanol Allium sativum L. tidak menambah efek antibakteri amoksisilin pada S.aureus non patogen. Kata Kunci: Staphylococcus aureus; Amoksisilin, Fraksi Air, Fraksi n-Heksana, Fraksi Etil Asetat, Allium sativum L.
Efek Antibakteri Kombinasi Ekstrak Daun Syzygium polyanthum dengan Kotrimoksazol pada Staphylococcus aureus dan Escherichia coli secara In Vitro Nurul Faizah; Erna Sulistyowati; Reza Hakim
Jurnal Kedokteran Komunitas Vol 9, No 1 (2021)
Publisher : Jurnal Kedokteran Komunitas (Journal of Community Medicine)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (562.332 KB)

Abstract

Latar Belakang: Kombinasi herbal-antibiotik berpotensi menghambat resistensi penggunaan antibiotik kotrimoksazol. Daun Syzygium polyanthum berpotensi sebagai antibakteri yang bekerja pada dinding sel maupun secara intrasel. Namun sifat kombinasi zat aktif dari ekstrak daun S. polyanthum dengan kotrimoksazol terhadap S. aureus dan E. Coli belum diketahui.Metode: Ekstraksi zat aktif S. polyanthum menggunakan cara sederhana yaitu dekoktasi, dan cara lebih kompleks yaitu ekstrak methanol. Kombinasi hasil ekstraksi S. polyanthum dengan kotrimoksazole diberikan pada biakan masing-masing bakteri. Pengukuran menggunakan metode Ameri-Ziaei Double Antibiotic Synergism Test (AZDAST) yang dimodifikasi. Variabel bebas ada 5, yaitu kotrimoksazol dosis tinggi dan rendah (ADT dan ADR), ekstrak metanol daun S. polyanthum dosis tinggi dan rendah (HDTm dan HDRm), ekstraksi air dekokta daun S. polyanthum dosis tinggi dan rendah (HDTd dan HDRd), kombinasi ekstrak metanol daun S. polyanthum dengan kotrimoksazol (KMSK), dan kombinasi dekokta daun S. polyanthum dengan kotrimoksazol (KDSK). Zona hambat dari hasil ekstraksi tunggal dan kotrimoksazol tunggal diperlukan untuk pembanding. Data zona hambat dianalisa dengan uji One-Way Anova dengan tingkat signifikansi p < 0.05.Hasil: Pada S. aureus dan E. coli, KDSK (S. aureus = 26,0 mm; E. coli = 11 mm) dan KMSK (S. aureus = 18,0 mm; E. coli = 11 mm) memiliki zona hambat yang lebih baik dibandingkan dengan penggunaan antibiotik tunggal (p = 0,02 dan 0,008).Kesimpulan: Kombinasi dekokta atau ekstrak metanol daun S. polyanthum dengan kotrimoksazol meningkatkan daya hambat terhadap S. aureus dan E. coli.Kata Kunci: Resistensi antibiotik, Daun Syzygium polyanthum, Kotrimoksazol, Staphylococcus aureus, Escherichia coli
INTERAKSI ANTAGONIS KLORAMFENIKOL DENGAN FRAKSI N-HEKSANA DAN FRAKSI AIR UMBI BAWANG PUTIH (Allium sativum L.) TERHADAP Salmonella thypi Yossi ayu purwanto; Zainul Fadli; Reza Hakim
Jurnal Kedokteran Komunitas Vol 10, No 2 (2022)
Publisher : Jurnal Kedokteran Komunitas (Journal of Community Medicine)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (461.304 KB)

Abstract

ABSTRAKPendahuluan: Salmonella thypi adalah bakteri penyebab demam thypoid yang masih menjadi masalah utama morbiditas dan mortalitas global. Kloramfenikol masih menjadi drug of choice dari pengobatan demam thypoid. Resistensi S.thypi terhadap kloramfenikol sebesar 66,8% hingga 72%. Resistensi dapat ditanggani  dengan mengkombinasi antibiotik dengan tanaman herbal yang memiliki senyawa antibakteri seperti Allium sativum L. Senyawa antibakteri dapat dipisahkan dengan metode fraksinasi. Namun belum didapatkan data tentang bentuk interaksi kombinasi kloramfenikol dengan fraksi-fraksi umbi Allium sativum L. terhadap S.thypi.Metode: Penelitian in vitro eksperimental laboratorium dengan metode Kirby-Bauer Disk Difussion Susceptibility Test dan dianalisa dengan metode Ameri-Ziaei Double Antibiotic Synergism Test (AZDAST) untuk mengetahui efek antibakteri kombinasi kloramfenikol dengan fraksi n-Heksana, etil asetat dan air dari ekstrak etanol umbi Allium Sativum L. terhadap S.thypiHasil: Fraksi n-Heksana, etil asetat serta air dari ekstrak etanol umbi Allium sativum L. dosis tunggal dan ganda tidak dapat menghambat pertumbuhan S.thypi. Zona hambat fraksi n-Heksana kombinasi kloramfenikol 20,03±2,68. Zona hambat fraksi air kombinasi kloramfenikol 17,37±4,52. Zona hambat fraksi etil asetat dosis kombinasi kloramfenikol 19,95±2,89.Kesimpulan: Kombinasi kloramfenikol dengan fraksi n-Heksana dan air dari ekstrak etanol umbi Allium sativum L. memilliki bentuk interaksi antagonis. Kombinasi kloramfenikol dengan fraksi etil asetat dari ekstrak etanol umbi Allium sativum L. memiliki bentuk interaksi not distinguishable.Kata Kunci: Antibakteri, Kloramfenikol, Allium sativum L, Salmonella thypi,Zona hambat
INTERAKSI POTENSIASI PADA ERITROMISIN DENGAN FRAKSI ETIL ASETAT DARI EKSTRAK ETANOL UMBI BAWANG PUTIH (Allium sativum L.) PADA Staphylococcus aureus RESISTEN Miftakhul Ramadhon Dwi Anjasmara; Zainul Fadli; Reza Hakim
Jurnal Kedokteran Komunitas Vol 10, No 1 (2022)
Publisher : Jurnal Kedokteran Komunitas (Journal of Community Medicine)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (286.735 KB)

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan: Staphylococcus aureus dilaporkan mengalami resistensi terhadap eritromisin sebesar 41%-68,3%. Allium sativum L. memiliki kandungan organosulfur yang dapat digunakan sebagai antibakteri. Kombinasi eritromisin dan  fraksi-fraksi Allium sativum L. dapat menjadi potensi untuk menanggulangi resistensi S.aureus. Tetapi belum diketahui fraksi yang potensial dari kombinasi eritromisin dengan fraksi Allium sativum L.Metode: Penelitian dilakukan secara in vitro menggunakan kombinasi eritromisin dengan fraksi n-heksana, etil asetat dan air dari ekstrak etanol Allium sativum L. pada biakan S.aureus resisten terhadap eritromisin menggunakan konsentrasi 50%b/v. Zona hambat diukur dan dianalisa dengan metode AZDAST. Hasil analisa diuji menggunakan Kruskall Wallis.Hasil dan Pembahasan: Tidak terbentuk zona hambat pada eritromisin dosis tunggal dan ganda yang menunjukkan biakan S.aureus resisten terhadap eritromisin. Fraksi n-heksana dan fraksi air dosis tunggal maupun ganda tidak terbentuk zona hambat. Namun, fraksi etil asetat dosis tunggal menghasilkan zona hambat sebesar  18,54±1,80 mm. Fraksi etil asetat dosis ganda menghasilkan zona hambat sebesar 24,55±2,04 mm. Kombinasi eritromisin dengan fraksi n-heksana dan air tidak terbentuk zona hambat. Kombinasi eritromisin dengan fraksi etil asetat 22,52±0,76 mm yang memiliki jenis interaksi potensiasi.Kesimpulan: Fraksi yang potensial dikombinasikan dengan eritromisin menghambat pertumbuhan S.aureus yang resisten adalah fraksi etil asetat.    Kata Kunci: Staphylococcus aureus, Allium sativum L., Eritromisin, Daya Hambat, Kombinasi Antibiotik dan Herbal
AKTIVITAS ANTIBAKTERI KOMBINASI TETRASIKLIN DENGAN FRAKSI - FRAKSI EKSTRAK ETANOL UMBI BAWANG PUTIH (Allium sativum L.) DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN Staphylococcus aureus Ulinnuha Firdausyah Avisena; Arif Yahya; Reza Hakim
Jurnal Kedokteran Komunitas Vol 10, No 1 (2022)
Publisher : Jurnal Kedokteran Komunitas (Journal of Community Medicine)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.715 KB)

Abstract

ABSTRAKPendahuluan: Angka resistensi yang tinggi dari Staphylococcus aureus terhadap tetrasiklin menyebabkan kurang optimalnya penggunaan tetrasiklin untuk menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus. Karena itu perlu penambahan senyawa aktif dari tanaman herbal yang berpotensi sebagai antibakteri seperti Allium sativum L. Namun bentuk interkasi tetrasiklin dengan fraksi-fraksi ekstrak etanol Allium sativum L. belum diketahui, sehingga perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui jenis interaksinya dalam menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus.Metode: Penelitian dilakukan secara eksperimental laboratorium menggunakan desain penelitian in vitro. Antibiotik pada penelitian ini menggunakan cakram dengan dosis 30mcg. Untuk mengetahui daya hambat digunakan uji zona hambat yang diukur menggunakan image dalam satuan mm lalu diinterpretasikan menggunakan metode AZDAST.Hasil: Fraksi etil asetat; A= 32,54±1,15 mm, AA=35,19±1,46 mm, H= 25,94±1,72 mm, HH= 26,46±0,77 mm, AH= 33,83±2,33 mm. Fraksi n-Heksana; A=34,38±1,19 mm, AA= 36,19±0,80 mm, H= 0,00±0,00 mm, HH= 3,53±4,07 mm, AH= 35,69±0,90 mm. Fraksi Air; A=32,54±1,15 mm, AA= 35,19±1,46 mm, H= 25,94±1,72 mm, HH= 26,46±0,77 mm, AH= 33,83±2,33 mm.Kesimpulan: Kombinasi tetrasiklin dengan fraksi etil asetat memiliki sifat interaksi sinergis, sedangkan frakssi n-Heksana dan fraksi air memiliki sifat interaksi potensiasi. Kata Kunci: Allium sativum L., Tetrasiklin, Staphylococcus aureus, Zona hambat, Kombinasi antibiotik dan herbal
DIABETES MELITUS TIPE 2 MENYEBABKAN PERUBAHAN HASIL URINALISA PADA INDIVIDU DENGAN USIA DAN GENDER YANG SAMA DI MALANG RAYA Winanda Putri Utami; Reza Hakim; Rahma Triliana
Jurnal Kedokteran Komunitas Vol 10, No 2 (2022)
Publisher : Jurnal Kedokteran Komunitas (Journal of Community Medicine)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (702.192 KB)

Abstract

ABSTRAKPendahuluan: Angka kejadian Diabetes Melitus tipe 2 (DM tipe 2) dengan komplikasi Nefropati Diabetik (ND) terus meningkat. Prevalensi DM tipe 2 antara laki-laki dan perempuan berbeda. Usia turut mempengaruhi fungsi ginjal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran DM tipe 2 pada hasil pemeriksaan urinalisa individu dengan usia dan gender yang sama di Malang Raya.Metode: Penelitian dengan studi cross sectional dilakukan pada  responden penelitian yang dibagi menjadi kelompok sehat (n=28) dan kelompok DM tipe 2 (n=32). Pemeriksaan HbA1c dilakukan dengan metode spektrofotometri dan urinalisa dengan semi-automatic urine analyzer. Data dianalisa dengan uji Mann-Whitney dan uji Chisquare, dilanjutkan dengan uji korelasi Spearman. Hasil dianggap signifikan bila p<0.05.Hasil: Hasil uji komparasi urinalisa kelompok sehat dan DM tipe 2 pada kadar glukosa urin signifikan (p=0.022) dan tidak signifikan pada kadar protein urin (p=0.089). Hasil Berat Jenis (BJ) urin kelompok sehat dan DM tipe 2 adalah 1.022± 0.007 dan 1.019± 0.007 (p=0.205), untuk pH urin adalah 5.9± 0.6 dan 5.7± 0.59 (p=0.205). Hasil uji korelasi didapatkan HbA1c berkorelasi dengan glukosa urin (r=0.466, p=0.000). Kesimpulan: DM tipe 2 berperan pada peningkatan kadar glukosa urin namun tidak pada BJ, pH, dan protein urin. Kata kunci: Diabetes Melitus Tipe 2; Berat Jenis Urin; pH Urin; Protein Urin; Glukosa Urin; HbA1c
INTERAKSI ANTAGONIS KOMBINASI KOTRIMOKSAZOL DENGAN FRAKSI ETIL ASETAT DARI EKSTRAK ETANOL UMBI BAWANG PUTIH (Allium sativum L.) PADA Escherichia coli RESISTEN KOTRIMOKSAZOL Muhammad Luthfi Rusydi; Arif Yahya; Reza Hakim
Jurnal Kedokteran Komunitas Vol 10, No 1 (2022)
Publisher : Jurnal Kedokteran Komunitas (Journal of Community Medicine)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (800.239 KB)

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan: E.coli memiliki resistensi terhadap kotrimoksazol sebesar 81% yang dapat ditanggulangi dengan mengkombinasi antibiotik dengan herbal seperti Allium sativum L.. Ekstrak etanol Allium sativum L. memiliki potensi antibakteri. Namun interaksi fraksi fraksi ekstrak etanol umbi Allium sativum L. belum diketahui sehingga perlu diteliti.Metode: Penelitian dilakukan secara in vitro laboratorium pada E. coli resisten kotrimoksasol menggunakan ekstrak etanol umbi Allium sativum L. yang telah difraksinasi dengan air (FA), n-heksana (FNH) dan etil asetat (FEA). Efek antibakteri diuji dengan metode Kirby-Bauer sedangkan interaksi antibiotik dan herbal menggunakan metode Ameri-Ziaei Double Antibiotic Synergism Test (AZDAST). Hasil analisa diuji dengan Kruskal Wallis dengan nilai p<0,05 dianggap signifikan.Hasil: Kotrimoksazol dosis tunggal dan ganda tidak menghasilkan zona hambat yang menunjukan sifat resistensi kotrimoksazol E.coli. FA dan FNH tunggal tidak menghasilkan zona hambat sedangkan FEA tunggal sebesar 11,21 ± 1,15 mm (p=0.013). Zona hambat FA, FNH, FEA ganda berturut turut sebesar 9,92±0,19 mm, 11,04±1,13 mm, 13,23±1,74 mm (p=0.014). Zona hambat kombinasi kotrimoksazol dengan FA dan FNH sebesar 0 mm dan FEA 11,21 ± 1,15mm (p=0.014). hasil AZDAST menunjukkan FA, FNH not distinguishable dan FEA antagonis. Hal ini diduga terjadi karena resistensi kotrimoksazol dan kurangnya dosis masing masing fraksi ekstrak etanol umbi Allium sativum L.Kesimpulan: Interaksi kotrimoksazol dengan FEA bersifat antagonis, sedangkan dengan FA dan FNH bersifat not distinguishable terhadap E. coli.Kata Kunci: Allium sativum L., Kotrimoksazol, E. coli,  Daya hambat, Kombinasi antibiotik dan herbal.
Potensi Ekstrak Etanol Daun Sirsak (Annona Muricata Linn.) Sebagai Pengaktif LDL Receptor Dan Penghambat HMG-CoA Reductase Secara Insilico Nabila Ainur Rochim; Reza Hakim; Dini Sri Damayanti
Jurnal Kedokteran Komunitas Vol 9, No 1 (2021)
Publisher : Jurnal Kedokteran Komunitas (Journal of Community Medicine)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.215 KB)

Abstract

Pendahuluan: Daun Sirsak (Annona muricata Linn.) mengandung berbagai macam senyawa aktif yang memiliki efek antihiperlipidemia. Namun, mekanisme dari senyawa aktif daun sirsak sebagai antihiperlipidemia belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur afinitas dari penambatan molekul antara senyawa aktif Daun Sirsak (Annona muricata Linn.) terhadap aktivasi LDL receptor dan penghambatan HMG-CoA reductase dengan studi In silico.Metode: Studi eksperimental in silico dengan metode molecular docking antara ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata Linn.) terhadap protein LDL receptor dan HMG-CoA reductase dibandingkan dengan kontrol obat Simvastatin dalam menentukan afinitas senyawa aktif menggunakan parameter nilai energi bebas, konstanta inhibisi, interaksi permukaan, dan residu asam amino.Hasil: Rutin memiliki nilai afinitas terbaik dari 10 senyawa aktif yang mampu mengaktifkan LDL receptor. Sedangkan Quercetin 3-O-neohesperidoside memiliki nilai afinitas terbaik diantara 5 senyawa aktif yang mampu menghambat HMG-CoA reductase dibandingkan dengan kontrol obat simvastatin. Senyawa Rutin dan Quercetin 3-O-neohesperidoside dengan nilai energi bebas berturut-turut -9.05 kcal/mol dan -9.56 kcal/mol, nilai konstanta inhibisi 232.27 x 10-3 μM dan 97.88 x 10-3 μM, nilai interaksi permukaan 728,057 Å dan 601.156 Å serta persentase jumlah kesamaan residu asam amino dengan kontrol sebesar 71% dan 67%.Kesimpulan: Senyawa aktif ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata Linn.) memiliki potensi yang tinggi sebagai antihiperlipidemia pada protein target LDL receptor dan HMG-CoA reductase.Kata Kunci : Antihiperlipidemia, Daun Sirsak, LDL receptor, HMG-CoA reductase in silico, energi bebas, konstanta inhibisi, luas permukaan, residu asam amino.