Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

INTEGRASI AL-QUR’AN DAN SAINS (BASIS KARAKTER ALAMIYAH DAN ILMIYAH) Muchotob Hamzah
Prosiding Seminar Pendidikan Fisika FITK UNSIQ Vol 1 No 1 (2018): PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA FITK UNSIQ
Publisher : Prodi Pendidikan Fisika FITK UNSIQ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Al-Qur’an adalah Kalamullah, sedangkan Sains dan teknologi adalah peungkapan fiqh kosmos (alam). Umat Islam di seluruh dunia menjadikan fiqh sebagai bagian terdekat dalam kehidupan keberagamaan mereka. Karena fiqh yang di masa kini merupakan separasi dari ilmu keisalaman itu, secara historisbercampur dalam berbagai bidang. Istilah “fiqh” yang secara leksikal berarti “faham”itu, mencakup semua bidang kehidupan seperti fiqh teologi (faham akan akidah ng benar), fiqh ibadah, fiqh politik, fiqh ekonomi, fiqh sosial, fiqh budaya, fiqh sains dan fiqh teknologi.Hal ini dibuktikan bahwa Imam Hanafi menamakan kitabnya yang salah satu topiknya berupa teologi, ia namakan Al-Fiqh al-Akbar. Pada era modern, para ulama sering membaginya ke dalam aqidah (teologi), syari’ah (fiqh-hukum dalam tanda kutip) dan akhlak (karakter dalam tanda petik) yang merepresentasikan hadits Nabi tentang iman, islam dan ihsan. Berbicara kaitan fiqh dengan sains dan teknologi, Ali Sodiqin menulis: “Hampir semua praktek keagamaan umat Islam berpedoman pada ketentuan fiqh. Padahal fiqh merupakan hasil ijtihad fuqaha yang terbuka bagi perubahan dan bahkan juga perbedaan. Salah satu yang menjadi penyebab perubahan dan perbedaan dalam ketentuan fiqh adalah konsep ’illat. Keberadaan ’illat menentukan ada atau tidaknya suatu hukum, sehingga elaborasi tentang ’illat hukum menjadi penting untuk dilakukan. Perkembangan ilmu dan teknologi dapat menjadi ’illat bagi perubahan hukum. Hukum yang diputuskan para ulama klasik dan pertengahan dapat berubah atau tidak lagi efektif karena adanya kemajuan sains dan teknologi. Penemuan baru dapat menjadi ’illat bagi hukum baru. Konsep majlis, safar, dan iddah, misalnya, perlu direinterpretasi karena kemajuan teknologi informasi dan transportasi. Oleh karena itu, perlu pengembangan konsep ’illat yang selaras dengan tujuan pembentukan hukum atau maqashid asy-syari’ah. ’Illat hukum harus dapat membuat hukum yang ditetapkan membawa maslahah dan relevan dengan kemajuan peradaban, untuk menjaga fleksibilitas dan signifikansi fiqh dengan realitas kehidupan. Proses ini dapat dilakukan dengan mengaktifkan ijtihad, dengan memadukan antara metode istimbat (deduktif) dan metode istiqra’ (induktif). Model ijtihadnya tergantung pada persoalan yang dihadapi, apakah menggunakan model tarjihi intiqa’i atau ibdai insyai.” Dari kutipan di atas membuktikan bahwa tanpa ‘illat, hukum selain hukum dalam ibadah akan sangat sulit dan nyaris tidak akan dapat disimpulkan. Hal ini menandakan bahwa pengetahuan tentang ‘illat merupakan hal yang sangat urgensi dalam penetapan hukum. ‘illat, sangat berkaitan dengan maqashid as-syari’ah, dan maqashid as-syari’ah akan sangat berkaitan dengan penelitian dan perkembangan sains dan teknologi. Dengan integrasi Al-Qur’an dan sains, karakter akan memiliki basis dalam diri seseorang secara alamiyah & ilmiyah. Pada hakikatnya penciptaan manusia telah didisain bersesuaian dengan keduanya.
ANALISIS KONSEP TA’DHIM SANTRI KEPADA GURU DAN RELEVANSINYA DI ERA SEKARANG Ahmad Zainurrohman; Muchotob Hamzah; Nur Farida
Alphateach (Jurnal Profesi Kependidikan dan Keguruan) Vol 2 No 1 (2022): ALPHATEACH (JURNAL PROFESI KEPENDIDIKAN DAN KEGURUAN)
Publisher : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Sains Al-Qur'an (UNSIQ) Jawa Tengah di Wonosobo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32699/alphateach.v2i1.3346

Abstract

Skripsi ini memiliki tujuan untuk: 1) mengetahui konsep ta’dhim santri kepada guru dalam kitab Adab al-‘Alim Wal Muta’allim Karya KH. Hasyim Asy’ari. 2) mengetahui relevansi konsep ta’dhim santri kepada guru dalam kitab Adab al-‘Alim Wal Muta’allim Karya KH. Hasyim Asy’ari di era sekarang. Penulisan skripsi ini menggunakan pendekatan kualitatif dimana jenis penelitiannya bersifat library research. Teknik pengumpulan data dengan metode documenter dan penelusuran data online. Sumber data yang diperoleh dari sumber data primer dan data sekunder. Data primer adalah kitab adab al-‘Alim Wal Muta’allim, sedangkan data sekunder adalah buku-buku yang berkaitan dengan adab/akhlak santri kepada guru. Adapun teknik analisis data penelitian ini menggunakan teknik analisis isi dan analisis wacana. Dalam penelitian skripsi ini memberikah hasil bahwa, 1) konsep ta’dhim santri kepada guru pada prinsipnya yaitu seorang santri ditekankan untuk menjaga adab dengan gurunya, baik dalam perilaku, ucapan dan perbuatan. santri juga dituntut untuk khidmah kepada gurunya, memberikan kenyamanan dan pelayanan yang sempurna kepadanya. bila etika-etika tersebut dijalankan dengan baik, maka sangat besar peluang murid untuk mendapatkan keberkahan dan ilmu yang bermanfaat. 2) Relevansi konsep ta’dhim santri kepada guru dalam kitab Adab al-‘Alim wal Muta’allim karya KH. Hasyim Asy’ari di era sekarang yaitu sangat relevan diterapkan pada diri murid atau santri dalam proses mencari ilmu dan ridha guru. Pemikiran pendidikan KH. Hasyim Asy’ari sebagaimana dalam kitab Adab al-‘Alim wal Muta’allim mampu memberikan kontribusi dalam bidang pendidikan karakter dan tujuan pendidikan islam sampai sekarang.
KONSEP MENDIDIK ANAK CINTA AL-QUR’AN SEJAK DINI (KAJIAN SURAH AL-A’RAAF AYAT 204-206) Isna Naila Laza; Muchotob Hamzah; Mukromin Mukromin
Alphateach (Jurnal Profesi Kependidikan dan Keguruan) Vol 2 No 1 (2022): ALPHATEACH (JURNAL PROFESI KEPENDIDIKAN DAN KEGURUAN)
Publisher : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Sains Al-Qur'an (UNSIQ) Jawa Tengah di Wonosobo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32699/alphateach.v2i1.3370

Abstract

Pada Era Digital (multi tasking) dimana perkembangan teknologi yang semakin canggih anak-anak lebih gemar dalam mengaplikasikan ke internet, maka disitulah peran pendidik sangat diperlukan untuk mengarahkan anak ke kegiatan yang positif. Tujuan Penulisan skripsi ini untuk: Mengetahui Konsep Mendidik Anak Cinta Al-Qur’an Sejak Dini yang sesuai dengan Q.S Al-A’raaf Ayat 204-206.Penelitian ini termasuk kualitatif yang menggunakan metode kepustakaan yakni suatu penelitian dimana menjadikan beberapa literatur sebagai objek penelitian. Teknik pengumpulan data berupa dokumentasi, wacana dari bebrapa referensi. Sedangkan analisis datanya menggunakan metode tahlily dan metode maudhu’i. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1. Kewajiban pendidik (orang tua, guru, masyarkat) untuk memberikan pendidikan kepada anak untuk membantu proses perkembangan anak lebih optimal. 2. Secara umum penafsiran mufassir terhadap Q.S Al-A’raaf ayat 204-206 wajib mendengarkan dan memperhatikan sewaktu Al-Qur’an dibacakan dan selalu Zikir (mengingat) Allah di lakukan dengan kerendahan hati, keikhlasan, dan dengan suara lembut. 3. Pentingnya mengajarkan anak untuk menumbuhkan cinta Al-Qur’anterhadap anak usia dini karena bentuk cinta manusia kepada Allah yaitu dengan berinteraksi dengan Al-Qur’an
KONSEP PENDIDIKAN ANAK DALAM PERSPEKTIF TAFSIR AL AZHAR “ QS. LUQMAN AYAT 13-19 ” KARYA PROF. DR. HAMKA Hilman Al Hafizh; Muchotob Hamzah; Ali Mutafi
Alphateach (Jurnal Profesi Kependidikan dan Keguruan) Vol 3 No 2 (2023): ALPHATEACH (JURNAL PROFESI KEPENDIDIKAN DAN KEGURUAN)
Publisher : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Sains Al-Qur'an (UNSIQ) Jawa Tengah di Wonosobo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32699/alphateach.v3i2.5138

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep serta metode yang digagas oleh hamka dalam pengembangan pendidikan akhlak anak. Penelitian ini saya lakukan dengan mencari berbagai sumber bacaan yang bersangkutan atau berkaitan dengan pendidikan akhlak anak. Hamka adalah seorang tokoh yang banyak berkontribusi dalam dunia pendidikan. Walaupun tulisan Hamka sendiri yang spesifik membahas masalah pendidikan sangat jarang ditemui, akan tetapi ide-ide serta berbagai macam konsep serta metode pendidikannya itu dapat digalih dari berbagai macam tulisan Hamka sendiri ataupun tulisan karya orang lain yang membahas seorang Hamka. Di masa ini, banyak kita temui anak-anak ataupun orang dewasa sudah tidak lagi mengindahkan akhlak, padahal akhlak adalah salah satu kunci keberhasilan hidup. Bahkan Rasullullah pun diutus untuk menyempurnakan akhlak, maka dari itu penulis menginginkan skripsi yang penulis susun ini dapat memberikan banyak manfaat bagi para pendidik untuk menjadikan isi dari skripsi ini sebagai bahan tambahan dalam bekal mendidik akhlak siswa. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh pengetahuan tentang konsep, materi ajar serta metode pendidikan anak dalam pengembangan akhlak menurut Hamka.
KONSEP IMAN DAN ILMU PENGETAHUAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (KAJIAN SURAT AL-MUJADALAH AYAT 11) Dliaul Khanifah; Muchotob Hamzah; Muhtar Sofwan Hidayat
Alphateach (Jurnal Profesi Kependidikan dan Keguruan) Vol 3 No 2 (2023): ALPHATEACH (JURNAL PROFESI KEPENDIDIKAN DAN KEGURUAN)
Publisher : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Sains Al-Qur'an (UNSIQ) Jawa Tengah di Wonosobo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32699/alphateach.v3i2.5141

Abstract

Kajian ini dimaksudkan untuk menentukan gagasan dan Ilmu yang sebenarnya dalam QS. Al-Muj adalah pengulangan 11, khususnya bagaimana kebiasaan seseorang ketika sedang berkumpul dan pentingnya informasi. Juga untuk mempelajari bagaimana surat Al-Muj ayat 11 menerapkan ilmu dan iman, serta bahwa derajat dan kedudukan dapat diperoleh melalui ilmu dan iman kepada Allah SWT. Apa hubungan antara iman dan sains dan bagaimana orang menjalani kehidupan mereka di dunia? Dan yang terpenting, bagaimana ayat 11 surat Al-Muj merujuk pada pentingnya Iman dan Ilmu dalam pendidikan Islam. Ujian ini menggunakan penelitian kepustakaan melalui mencari, mengumpulkan, dan membedah buku-buku yang sesuai dengan masalah eksplorasi, kemudian ditangani dengan kemampuan penulis. Dalam menganalisis informasi yang dikumpulkan pencipta menggunakan strategi pemeriksaan isi (content inspection) dengan menguraikan QS. Konsep ayat Iman dan Ilmu tersebut kemudian dijelaskan dalam Al-Mujaalah ayat 11. QS mengatakan bahwa penelitian ini sampai pada suatu kesimpulan. Al-Muj adalah bait ke-11, ada gagasan keyakinan yang harus dimiliki oleh seseorang untuk dapat mencari tujuan-tujuan tersebut, khususnya: makna kerukunan (toleransi), kewajiban moral, iman, dan pemahaman. Karena merupakan faktor utama dalam menjalankan ibadah kepada Allah SWT, pencapaian ini sangatlah signifikan. Dalam QS. Ayat 11 Al-Mujalah menunjukkan adanya konsep dan eratnya hubungan antara iman dan ilmu di mata Allah SWT. Menurut temuan studi tersebut, iman dan sains harus dilandasi oleh pengetahuan agar manusia dapat berpikir kritis sebelum mengambil tindakan dan mencegah kesalahan di masa depan. Hal ini karena iman dan ilmu adalah satu dan tidak dapat dipisahkan. satu sama lain. Kata kunci: Konsep Iman dan Ilmu Pengetahuan.
Konsep Kedisiplinan Belajar Dalam Kitab Kifayatul Atqiya Bab Hifdzul Auqot Karya Abubakar Bin Markhum Muhammad Syato’ Soliyah Soliyah; Muchotob Hamzah; Ali Mu’tafi
Jurnal Kajian dan Penelitian Umum Vol. 2 No. 3 (2024): Juni: Jurnal Kajian dan Penelitian Umum
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Buddha Nalanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47861/jkpu-nalanda.v2i3.1116

Abstract

Learning discipline is seen as a factor influencing students' learning outcomes. Attitudes and behaviors of discipline do not form spontaneously or quickly, but through a rather lengthy process. The aim of this research is to provide a detailed explanation of the concept of learning discipline found in the book Kifayatul Atqiya, specifically in the chapter Hifdzul Auqot. This includes definitions, scope, and emphasized aspects within the context of learning discipline as per the perspective presented by Abubakar bin Markhum Muhammad Syato’. The type of research used in this thesis is a literature review (library research). The research approach employed is Qualitative Research, which aims to describe and analyze phenomena, events, social activities, attitudes, beliefs, perceptions, and thoughts of individuals or groups.
Pendidikan Islam di Lingkungan Keluarga Dalam Perspektif Al-Qur'an Surat As-Saffat Ayat (102) Muhammad Farid Muhlisun; Muchotob Hamzah; Yusuf Amin Nugroho
Intellektika : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Vol. 2 No. 3 (2024): Mei : Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Publisher : STIKes Ibnu Sina Ajibarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59841/intellektika.v2i3.1255

Abstract

This research aims to examine the role of Islamic education in the family environment from the perspective of the Qur'an, Surah As-Saffat verse 102. The research method used is library research with a qualitative approach. Data was obtained through the study of the Qur'an and related literature. Data collection was conducted through documentation and online data searches to gain a deeper understanding of the Islamic educational values contained in the verse. Data analysis was performed using content analysis and discourse analysis methods to identify the messages conveyed in the Qur'an.The conclusions of the research indicate that: 1) The verse emphasizes the importance of faith, patience, and obedience to religious teachings in facing life's trials. 2) It establishes a fundamental basis for forming individuals who understand religious teachings and make Islam their primary life guide. The research findings show that Islamic education in the family environment plays a crucial role in shaping the character and morals of young individuals. Surah As-Saffat verse 102 highlights the significant role of parents in educating their children according to Islamic teachings. This research contributes to increasing society's understanding of the importance of Islamic education in the family environment. It is hoped that it will serve as a reference for parents and society in providing strong and continuous religious education to future generations.
Metode Pembelajaran Kitab Tafsir Al-Ibriz Dalam Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Berbahasa Jawa Santri Di Pptq Al -Asy’ariyyah Arif Puji Haryadi; Muchotob Hamzah; Vava Imam Agus Faisal
Journal of Mandalika Literature Vol. 4 No. 2 (2023)
Publisher : Institut Penelitian dan Pengembangan Mandalika (IP2MI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.571 KB) | DOI: 10.36312/jml.v4i2.1672

Abstract

Pendidikan pesantren merupakan pendidikan klasik dan dikenal dengan pendidikan tradisional yang ada di Indonesia sejak zaman dahulu. Pesantren sendiri berdiri sebagai lembaga pendidikan non formal untuk menjadi pelengkap dari pendidikan formal. Pondok pesantren Al-Asy’ariyyah yang masih eksis sampai saat ini merupakan salah satu pondok pesantren yang menerapkan kitab kuning sebagai programnya. Dari beberapa kitab kuning, yang paling mencolok yaitu pembelajaran kitab tafsir Al-Ibriz sebagai program ngaji wajib dengan menggunakan bahasa Jawa dalam praktiknya. Walaupun pembelajaran ini sudah menggunakan berbagai metode seperti bandongan, sorongan, ceramah, demonstrasi tetapi tujuannya untuk memberikan pemahaman dan kemampuan berbahasa Jawa santri masih kurang sehingga perlu sekali metode yang tepat untuk mencapainya. Tujuannya agar selain santri memahami isi dan kandungan ayat, santri juga memahami bahasa yang dimaksud dan mampu mempraktikkannya dalam kegiatan sehari-hari. Metode yang digunakan yaitu metode observasi, wawancara dan dokumentasi untuk mengumpulkan data kemudian diolah dan mencari solusinya sehingga setelah dianalisis penulis maka metode yang tepat yaitu metode bandongan secara demonstrasi karena metode lebih maksimal dalam memberikan pemahaman dan praktik berkomunikasi santri dalam berbahasa Jawa.
Efektifitas Kepemimpinan Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Prestasi Siswa di MI Ma’arif Kaliwiro Tahun Pelajaran 2023/2024 Kiyatun Kiyatun; Muchotob Hamzah; Ngarifin Shidiq
Ikhlas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam Vol. 1 No. 4 (2024): Oktober : Ikhlas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam
Publisher : Asosiasi Riset Ilmu Pendidikan Agama dan Filsafat Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61132/ikhlas.v1i4.99

Abstract

The purpose of this research is to collect data on education in general and the leadership style of the madrasah principal in particular in an effort to improve student achievement. This research method is qualitative. Research conducted on descriptive analysis, speech, writing, and behavior as reported by individuals (subjects) themselves is known as qualitative research. The subjective nature of the principal is emphasized in this research approach. In order to increase the number of student achievements at MI Ma'arif Kaliwiro, the Madrasah principal's leadership plan includes involving and maximizing stakeholders, parents and students, conducting supervision, setting annual achievement targets, and giving gifts. Setting an example to the community, implementing strategic reforms with circumstances, and utilizing a combination of authoritarian and democratic leadership styles based on circumstances, and formulating the Madrasah's vision and mission to meet the aspirations of the community, parents, and Madrasah residents are part of the Madrasah principal's leadership strategy at MI Ma'arif Kaliwiro.
REGULASI DIRI INTERPERSONAL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI MENGHAFAL AL-QUR’AN MAHASANTRI PUTRI PPTQ AL-ASY’ARIYYAH KALIBEBER, WONOSOBO Fathia Choirani; Muchotob Hamzah; Hidayatu Munawaroh
JURNAL ILMIAH NUSANTARA Vol. 2 No. 5 (2025): Jurnal Ilmiah Nusantara
Publisher : CV. KAMPUS AKADEMIK PUBLISING

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61722/jinu.v2i5.5447

Abstract

This study aims to determine interpersonal self-regulation and motivation to memorize the Qur’an in female students of PPTQ Al-Asy’ariyyah Kalibeber, Wonosobo, increasing motivation to memorize based on interpersonal self-regulation, as well as supporting and inhibiting factors. Qualitative methods with interviews, observations, and documentation were used. The results show interpersonal self-regulation is reflected in the ability to manage harmonious relationships, assertive communication, and acceptance of positive feedback that creates emotional support. Multidimensional memorization motivation, supported by time management and a competitive atmosphere, makes 91.7% of mahasantri have good memorization. Interpersonal self-regulation plays an important role in maintaining motivation through intense social interactions and structured tahfidz programs, with 95.83% of mahasantri being highly motivated. Supporting factors include personal determination, cottage environment, role models, family support and coaches, while inhibitors include lack of open communication, emotional burden, difficulty memorizing, and unsupportive environment. In conclusion, interpersonal self-regulation and environmental support are effective in increasing motivation to memorize the Qur’an.