Claim Missing Document
Check
Articles

KEMAMPUAN SUAMI MEMBERI NAFKAH SEBAGAI SYARAT POLIGAMI (Tinjauan Hukum Islam dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974) Amin Nugroho, M. Yusuf
AS-SALAM Vol 1, No 2 (2012): IMPLEMENTASI MUTU PENDIDIKAN & HUKUM DI ERA MODEREN
Publisher : LP3M STAI DARUSSALAM LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

On the principle of marriage in Islam is monogamy. But in reality, due to various reasons, polygamy is still carried out. Polygamy in Islam is not an duty, but a choice. A husband permitted have polygamy should meet the requirements specified, one of which is having the ability to give a living. Requirement is also contained in UU No. 1 of 1974 Article 5 Paragraph (1) letter b. Then how to balance the law which is usually used judges court of religion, especially about the terms of the ability of the husband to give a living, for deciding the case of polygamy has been in accordance with Islamic law or not? This study wants to answer, the standard of whether the Court of Religion used to measure the ability of the husband in giving a living? Key words: Poligami, Nafkah, Pengadilan Agama
KEMAMPUAN SUAMI MEMBERI NAFKAH SEBAGAI SYARAT POLIGAMI M. Yusuf Amin Nugroho
AS-SALAM Vol 1 No 2 (2012): IMPLEMENTASI MUTU PENDIDIKAN & HUKUM DI ERA MODEREN
Publisher : LPPM STAI DARUSSALAM LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1337.007 KB)

Abstract

On the principle of marriage in Islam is monogamy. But in reality, due to various reasons, polygamy is still carried out. Polygamy in Islam is not an duty, but a choice. A husband permitted have polygamy should meet the requirements specified, one of which is having the ability to give a living. Requirement is also contained in UU No. 1 of 1974 Article 5 Paragraph (1) letter b. Then how to balance the law which is usually used judges court of religion, especially about the terms of the ability of the husband to give a living, for deciding the case of polygamy has been in accordance with Islamic law or not? This study wants to answer, the standard of whether the Court of Religion used to measure the ability of the husband in giving a living?
KEMAMPUAN SUAMI MEMBERI NAFKAH SEBAGAI SYARAT POLIGAMI: (Tinjauan Hukum Islam dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974) M. Yusuf Amin Nugroho
AS-SALAM Vol 1 No 2 (2012): IMPLEMENTASI MUTU PENDIDIKAN & HUKUM DI ERA MODEREN
Publisher : LPPM STAI DARUSSALAM LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1337.007 KB) | DOI: 10.51226/assalam.v1i2.32

Abstract

On the principle of marriage in Islam is monogamy. But in reality, due to various reasons, polygamy is still carried out. Polygamy in Islam is not an duty, but a choice. A husband permitted have polygamy should meet the requirements specified, one of which is having the ability to give a living. Requirement is also contained in UU No. 1 of 1974 Article 5 Paragraph (1) letter b. Then how to balance the law which is usually used judges court of religion, especially about the terms of the ability of the husband to give a living, for deciding the case of polygamy has been in accordance with Islamic law or not? This study wants to answer, the standard of whether the Court of Religion used to measure the ability of the husband in giving a living?
NILAI-NILAI TASAWUF DALAM TRADISI KEAGAMAAN KOMUNITAS ABOGE Nugroho, Muhamad Yusuf Amin; Hidayat, Muhtar S.
Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ Vol 8 No 1 (2021): Januari
Publisher : Lembaga Penelitian, Penerbitan dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) UNSIQ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32699/ppkm.v8i1.1666

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana tradisi keagamaan dan nilai-nilai tasawuf dalam tradisi keagamaan Aboge di Desa Mudal, Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo; juga pemahaman penganut Aboge di desa tersebut. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, yang tujuannya adalah menggali dan mendeskripsikan makna dalam sebuah realita. Dengan menggunakan studi kasus penelitian ini bermaksud memahami memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut perspektif partisipan. Berdasar penelitian yang sudah dilaksanakan kami menemukan tradisi keagamaan Aboge di Desa Mudal, yakni Suronan, Ruwahan dan Sadranan, Puasa, dan Ngubeng jagad. Tradisi tersebut bukan hanya dalam rangka pelestarian tradisi nenek moyang, melainkan di dalamnya terkandung nilai-nilai luhur. Nilai-nilai tersebut berkaitan dengan tiga hal, yakni menyangkut hubungan manusia dengan alam, hubungan manusia dengan sesamanya, dan hubungan manusia dengan Sang Pencipta. Dengan kata lain, tradisi keagamaan masyarakat Aboge di Desa Mudal sangat kental dengan kandungan nilai-nilai tasawuf. Inti tasawuf adalah upaya melatih diri dari pengaruh negatif kehidupan dunia, sehingga tercermin akhlak yang mulia dan dekat dengan Tuhan. Tradisi keagamaan yang dijalankan oleh komunitas Aboge pada dasarnya memiliki tujuan bertasawuf tersebut. Dalam menjalankan tradisi keagamaannya, diperlukan perlengkapan yang khusus yang disebut ubarampe. Ubarampe tidak hanya properti tetapi merupakan simbol yang mengandang ajaran moral. Meski begitu, pengetahuan anggota komunitas aboge di desa Mudal tentang makna ritual dan tradisi masih sangat rendah. Hanya sekitar 50 persen penganut Aboge di Desa Mudal yang paham bahwa dalam tradisi-tradisi keagamaan yang mereka jalani terdapat nilai-nilai tasawuf.
CERITA FIKSI SEBAGAI BACAAN PENGAYAAN PEMBELAJARAN SAINS DI SEKOLAH Yusuf Amin Nugroho
Prosiding Seminar Pendidikan Fisika FITK UNSIQ Vol 1 No 1 (2018): PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA FITK UNSIQ
Publisher : Prodi Pendidikan Fisika FITK UNSIQ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sastra dan sains sebenarnya bukanlah dua kutub yang terpisah dan bertolak belakang. Keduanya semestinya saling mengisi dan berjalan beriringan, termasuk dalam pembelajaran sains di sekolah. Cerita fiksi dapat dijadikan sebagai bacaan pengayaan sains yang menarik. Di saat guru kesulitan menemukan dan menentukan bahan pembelajaran pengayaan sains yang tepat cerita fiksi bisa dijadikan sebagai salah satu pilihan. Sebagai bahan bacaan pengayaan sains, cerita fiksi tentulah sangat menarik karena cenderung diminati siswa ketimbang buku non-fiksi. Selain itu, ceria fiksi juga punya beberapa kelebihan, yakni memperkaya wawasan dan pengetauan, memberikan pelajaran moral dan membentuk karakter, juga mengasah imajinasi yang dibutuhkan dalam pengembangan sains. Namun demikian, tidak semua karya fiksi dapat dijadikan sebagai bahan bacaan pengayaan sains. Guru mesti terlebih dulu mengetahui karya fiksi cocok, meliputi unsur keterbacaan, tema dan isi cerita, dan panjang tulisan.
PEMANFAATAN DAN PENGEMBANGAN BLOG SEBAGAI MEDIA DAN SUMBER BELAJAR PADA MATA PELAJARAN FIQIH TINGKAT MADRASAH TSANAWIYAH Yusuf Amin Nugroho
PARAMUROBI: JURNAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Vol 1 No 1 (2018): Paramurobi: Jurnal Pendidikan Agama Islam
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UNSIQ Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32699/paramurobi.v1i1.175

Abstract

In order to actualize creative learning meaningful, a teacher must be smart in choosing the media, determine the method, and also motivate students to utilize media and learning resources. Many media and learning resources that can be utilized to support the success of students in school uniform jurisprudence (MTs), one of which is to utilize the internet media. The purpose of this research to provide the knowledge and practical measures related to the utilization and development of blogs as a media and learning resources jurisprudence on the level of MTs. Hopefully, this study can provide inspiration and motivation for teachers in the school to design learning strategies that are more meaningful for the students, one of them made the blog as a media and learning resources. This research includes developmental research combined with library research, the aim is to develop, expand and dig deeper into the theory about the use and development of blogs as a source of study subjects Fiqih MTs level, also explains the steps to create a blog to be used as a media and appropriate learning resources. Development blog itself could do with providing exciting content students need, easily understood navigation, link your blog with social media, provide links to sites that are important, pay attention to readability, and practice search engine optimation (SEO).Extra blog as media and learning resources jurisprudence MTs ultimate level that makes learning more interesting, fun, make students active learning, interactive and flexible, student motivation and be a means for directing students to use the Internet more intelligent. The weakness is the limitation of infrastructure, increasing teacher workload, and fragility of misunderstanding in receiving information. Media and blog-based learning resources are also less suitable to improve the competence of affective, and hence learning fiqih face-to-face is still needed.
METODE, MEDIA, DAN PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN PAI BERBASIS DARING DI TINGKAT MADRASAH ALIYAH M. Yusuf Amin Nugroho
PARAMUROBI: JURNAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Vol 3 No 2 (2020): Paramurobi: Jurnal Pendidikan Agama Islam
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UNSIQ Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32699/paramurobi.v3i2.1573

Abstract

Corona virus disease (COVID)-19 telah mengubah banyak kebiasaan masyarakat, termasuk dalam kegiatan pembelajaran di Madrasah Aliah. Pembelajaran yang biasanya dilaksanakan secara tatap muka mau tidak mau mesti dilaksanakan secara daring. Fenomena ini menarik penulis untuk melakukan kajian dengan pendekatan fenomenologi, khususnya berkaitan dengan metode, media, dan problematika pembelajaran PAI berbasis daring di tingkat Madrasah Aliah yang dilaksanakan pada awal masa Pandemi Covid-19. Kajian ini menghasilkan beberapa kesimpulan, yakni: pertama, pembelajaran berbasis daring dilaksanakan dengan menggunakan beberapa metode di antaranya metode penugasan, ceramah, kuis, dan diskusi. Media daring yang digunakan di antaranya aplikasi WhatsApp dan Telegeram, Youtube, Facebook, Instagram, Google Classroom, Google Meeting, Zoom, dan website sekolah, dan blog. Beberapa problem yang muncul di antaranya, keterbatasan akses internet, kurang familiarnya dalam penggunaan media, pembelajaran yang kurang interaktif, dan sistem evaluasi yang kurang efektif.
KONTRIBUSI K.H. ACHMAD FAQIH MUNTAHA DALAM MENGEMBANGKAN SASTRA PESANTREN M. Yusuf Amin Nugroho
Manarul Qur'an: Jurnal Ilmiah Studi Islam Vol 18 No 1 (2018): Manarul Qur'an
Publisher : LP3M Universitas Sains Al Qur'an

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32699/mq.v18i1.935

Abstract

Pesantren tidak bisa dilepaskan dari sastra. Tradisi bersastra dipesantren sama tuanya dengan usia pesantren itu sendiri. Berbagaikitab yang dikaji di pesantren memiliki banyak ciri yang bisaditemukan dalam karya sastra, seperti bentuk-bentuk penulisanpuisi (nazam) dan prosa (natsar). Salah satu tokoh yang mengambilbagian dalam mengembangkan sastra pesantren adalah K.H.Achmad. Faqih Muntaha. Semasa hidup dan mengasuh pesantrenal-Asy’ariyah, Kalibeber Wonosobo, beliau banyak membuahkankarya sastra dan menyemarakkan kegiatan-kegiatan sastra dilingkungan pesantren yang diasuhnya. Sebelum wafat, puisi-puisibeliau sudah dibukukan dalam beberapa antologi. Menariknya,puisi-puisi beliau tidak hanya berbicara tentang hal-hal yangberkaitan degan masalah keagamaan, tetapi banyak juga yang berisikritik sosial. Sastra dipilih oleh K.H. Achmad Faqih Muntahasebagai media dakwah. Penulisan puisi menggunakan BahasaIndonesia dipilih agar pesan-pesan puisinya bisa mudah ditangkapsecara lebih luas dan mudah diterima. Kontribusi Abah Faqihmelalui karya-karya puisi tidak terlihat secara kasat mata, tetapikebiasaan Abah Faqih dalam menorehkan pikiran dan gagasanmelalui tulisan telah mempengaruhi pola pikir dan perkembangan mental santri dan masyarakat
INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KURIKULUM PRODI PAI FAKULTAS IMU TARTBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN WONOSOBO salis irvan fuadi; Muhamad Yusuf Amin Nugroho
PARAMUROBI: JURNAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Vol 5 No 2 (2022): Paramurobi: Jurnal Pendidikan Agama Islam
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UNSIQ Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32699/paramurobi.v5i2.3660

Abstract

Pancasila is the crystallization of the noble values ​​and culture of the Indonesian nation. In reality, many students in college do not understand it. Using field research, a descriptive approach, the research was concluded: implementation of Pancasila values ​​in the curriculum of the PAI Study Program, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, University of Al-Qur'an Science, Wonosobo, through: (1) written curriculum in the form of academic and non-academic activities, (2) written curriculum: in the form of non-academic activities and habituation.
Revitalisasi Paradigma Pendidikan Islam Inklusif Sebagai Penguatan Moderasi Beragama di Pesantren Ngarifin Shidiq; Muhamad Yusuf Amin Nugroho
PARAMUROBI: JURNAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Vol 5 No 2 (2022): Paramurobi: Jurnal Pendidikan Agama Islam
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UNSIQ Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32699/paramurobi.v5i2.4339

Abstract

This paper seeks to refresh the importance of inclusive Islamic education as a strategy to strengthen religious moderation in Islamic boarding schools. Through sufficient understanding of inclusive Islamic education, it is hoped that the campaign for religious moderation through Islamic boarding schools will gain a strong philosophical footing. This research is a literature study, using reference sources and documents specifically related to inclusive Islamic education in Islamic boarding schools. Islamic boarding schools have a strategic position and role in maintaining a moderate Islamic ideology and have long been known as inclusive educational institutions. The inclusive attitude of pesantren is represented through the understanding that Islam is a religion that emphasizes openness, humanism, equality and tolerance. Inclusive Islamic education, which has been the hallmark of Islamic boarding schools since its emergence, must be used as a basis for reinforcing religious moderation in Islamic boarding schools