Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Peningkatan Kemampuan Pembuatan Desain Produk Anyaman Rotan pada Kelompok Pusat Kerajinan Anak Nagari, Nagari Guguak Malalo, Kecamatan Batipuh Selatan, Kabupaten Tanah Datar Ahmad Bahrudin; Wahyono Wahyono; Widdiyanti Widdiyanti; Rosta Minawati; Yandri Yandri
E-Dimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 11, No 4 (2020): E-DIMAS
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/e-dimas.v11i4.4162

Abstract

Rotan merupakan salah satu hasil hutan non kayu yang dikenal luas oleh masyarakat, baik masyarakat yang berkecimpung dalam kerajinan rotan maupun pengguna produk rotan. Rotan juga merupakan salah satu hasil hutan yang berada di Kanagarian Duo Koto Guguak Malalo KecamatanBatipuh Selatan, kondisi ini yang memicu tumbuhnya kelompok pengrajin di daerah tersebut. Kelompok pengrajin dibentuk adanya sumberdaya yang dimiliki, berkeinginan untuk mengolah hasil hutannya dalam hal ini rotan menjadi produk tepat guna dalam hal ini produk kebutuhan rumah tangga baik kebutuhan pokok maupun kebutuhan penunjang lainnya.Kelompok pengrajin sudah tumbuh sekitar 4 tahun dan sudah memiliki dasar-dasar menganyam, untuk itu kegiatan pengabdian ini lebih difokuskan pada pengembangan desain sesuai dengan selera pasar, sehingga harapannya produk yang dihasilkan akan diterima oleh pasar, baik lokal maupun nasional, dampaknya bagi pengrajin akan meningkatkan tarap hidupnya yang selama ini mengantungkan pada sektor pertanian, walaupun tidak menjadi penghasilan utama minimal bisa sebagai pendapatan sampingan.Pengabdian ini telah dilaksanakandengan kegiatan sebagai berikut: diawali dengan melakukan negosiasi dengan pemuka masyarakat, selanjutnya melakukan pelatihan tentang desain mulai dari membuat sketsa, membuat gambar jadi dengan skala 1:10 selanjutnya membuat pola skala1:1 di atas kertas, tahap berikutnya proses pembuatan produkyang difokuskan pada benda fungsional yaitu tudung saji mini, frame foto dan pajangan, dan tahap akhir adalah melakukan finishing menggunakan teknik transparent coathingdengan bahan water base.
VARIASI BUNYI BAHASA KERINCI ISOLEK RAWANG SOUND VARIATIONS IN KERINCI LANGUAGE OF RAWANG ISOLECT Fadlul Rahman; Yandri Yandri; Maulid Hariri Gani
Krinok:Jurnal Linguistik Budaya Vol 4, No 1 (2019): Juni
Publisher : Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.676 KB) | DOI: 10.36355/krinok.v4i1.336

Abstract

Bahasa Kerinci isolek Rawang merupakan salah satu bahasa daerah yang ada di Indonesia yang terletak di Provinsi Jambi. Bahasa ini termasuk dalam rumpun bahasa Malayik. Bahasa Kerinci memiliki ragam fonologis pada setiap isolek.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bunyi-bunyi dan fonem bahasa Kerinci isolek Rawang serta variasi bunyi dalam bahasa Kerinci. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif yang mendeskripsikan bunyi, fonem, dan variasi bunyi bahasa Kerinci isolek Rawang. Dalam pengumpulan data penelitian, metode yang digunakan ialah metode cakap dengan menggunakan teknik pancing, teknik lanjut cakap semuka, teknik catat, dan teknik rekam.Untuk analisis data digunakan metode agih dengan teknik lanjutan teknik oposisi pasangan minimal, teknik distribusi komplementer, dan teknik variasi bebas.Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa 400 kata. Hasil penelitian dalam bahasa Kerinci isolek Rawang ditemukan 6 fonem vokal, 18 fonem konsonan, dan 10 fonem diftong serta 27 variasi bunyi pada silabel akhir.Kata kunci: bahasa Kerinci, isolek Rawang, bunyi, fonem, variasi bunyi
Pelatihan Pembuatan Desain Produk Bambu pada “Kelompok Kerajinan Bambu Talago” Nagari Kumanis, Kecamatan Sumpur Kudus, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat Ahmad Bahrudin; Fery Pernando; Yandri Yandri; Taufik Akbar; M Iqbal Saputra
Jurnal Abdidas Vol. 2 No. 2 (2021): April, Pages 161-458
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/abdidas.v2i2.236

Abstract

Nagari Kumanis merupakan nagari yang memiliki sumber daya alam yang sangat melimpah, terutama hasil hutannya. Salah satu hasil hutan adalah bambu. Selama ini digunakan sebagai bahan bangunan, sebagai pagar, bahkan dijadikan sebagai bahan bakar. Bambu selama ini juga dianggap sebagai hama yang menggangu tanaman lain, sehingga bambu keberadaannya meresahkan. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini adalah menggunakan metode ceramah dan praktik langsung. Metode ceramah digunakan pada waktu menjelaskan tentang rencana pengabdian dan capaian yang ingin di capai, tentang cara membuat desain dan tentang beberapa keteknikan yang digunakan. Sedangkan metode praktik langsung digunakan dalam proses pembuatan desain, proses produksi dan proses finishing produk. Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi maka dilakukan pelatihan kepada kelompok usaha tersebut, berupa cara memanfaatkan bambu menjadi produk yang lebih berguna dan bisa menopang perekonomian masyarakat sekitarnya. Pelatihan yang telah dilakukan adalah bagaimana menjadikan bambu sebagai produk yang memiliki nilai ekonomi, salah satunya dengan memberikan pelatihan cara membuat produk kriya dengan menggunakan bahan baku bambu. Adapun produk yang telah dihasilkan seperti: beberapa model lampu, docking handphone dan kemasan gula semut dengan berbagai ukuran.
Pelatihan Membatik bagi Siswa SLTA Sederajat Se-Kota Medan Sumatera Utara Ahmad Bahrudin; Yandri Yandri; Widdiyanti Widdiyanti; Rosta Minawati; Miswar Miswar
Jurnal Abdidas Vol. 3 No. 2 (2022): April, Pages 228 - 354
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/abdidas.v3i2.587

Abstract

Pelatihan membatik merupakan salah satu implementasi Tridharma Perguruan Tinggi, yaitu pengabdian kepada masyarakat, pada kesempatan dini diadakan pelatihan membatik dengan tujuan untuk memperkenalkan batik sebagai warisan budaya Indonesia yang telah diakui oleh UNESCO, kepada masyarakat luas, salah satunya kepada siswa-siswa di Kota Medan, peserta diberikan pengetahuan tentang batik baik secara asal-sulnya, jenisnya dan tekniknya, pada pelatihan ini peserta dilatih cara membatik dari mulai membuat gambar batik, mencanting, mewarnai, melorod, menjemur dan terakhir menjemur kain batik yang di hasilkan oleh peserta pelatihan selain hal tersebut juga diharapkan akan memberikan peluang wirausaha batik bagi peserta pelatihan. Metode pengabdian yang digunakan dalam kegiatan pelatihan ini adalah  demontrasi dilakukan untuk memberi penjelasan kepada peserta tentang cara membatik dan metode pelatihan dengan cara memberikan pendampingan kepada peserta pelatihan ketika melakukan praktek membatik dengan tujuan supaya peserta lebih cepat memahami tahapan-tahapan membatik. Hasil dari kegiatan pelatihan ini peserta mendapatkan pengetahuna dan praktek cara membatik pada kain dan karya yang hasilkan bisa langsung digunakan baik sebagai benda pajangan maupun benda pakai.
ARBY SAMAH PELOPOR SENI PATUNG ABSTRAK INDONESIA: TANTANGAN DAN HARAPAN PERKEMBANGAN SENI PATUNG MODERN SUMATERA BARAT Yandri Yandri
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 1, No 3 (2013): REPRESENTASI POTENSI DAN ESTETIKA SENI RUPA
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v1i3.397

Abstract

Arby Samah has been regarded as a pioneer in the history of abstract sculpture in Indonesia since he studied at ASRI Yogyakarta in 1957. In this period, Arby Samah created non-figurative sculptures whose style was new and unusual compared with his contemporaries in Yogyakarta. Abstract shape is believed to be confusing to many since it seems to have little relation to real life. Arby Samah took a long and complex path to produce an abstract sculpture. To him, finding a new form is a historical finding in the development of sculptural art. Arby Samah’s journey in the art of sculpture is not consistent to the fame that he has received. It has a correlation with his desire to develop fine arts, especially sculpture in West Sumatera, where the art is rather poorly developed due to the influences of custom and religion. Arby Samah wants his artworks to give an understanding to the public regarding arts, and to eliminate the public perception of sculpture as a form of idolatry. The West Sumatra people’s perception of sculpture as a form of idolatry will be discussed from the beginning of such notion, the coming of Islam to West Sumatra, until the reception of sculptural art by West Sumatra peopleKeywords: Arby Samah, Abstract Sculptural Arts________________________________________________________________Arby Samah mulai dikenal sebagai pelopor karya seni patung abstrak Indonesia semenjak Arby Samah kuliah di ASRI Yogyakarta tahun 1957. Pada masa itu Arbi Samah menciptakan karya seni patung non figuratif, yang pada waktu itu merupakan hal baru dan tidak biasa apabila dibandingkan karya-karya para pematung di Yogyakarta. Bentuk abstrak dianggap membingungkan banyak orang, seolah karya abstrak tidak bertalian dengan dunia yang realita. Arby Samah menempuh jalan yang panjang dan berliku dalam menciptakan sebuah karya patung abstrak. Bagi Arby Samah menemukan bentuk baru merupakan sebuah temuan sangat bersejarah dalam perkembangan seni patung. Perjalanan Arby Samah dalam berkarya seni patung memang tidak konsisten seiring dengan nama besar yang sudah diraihnya, ini sangat erat hubungannya dengan keinginan Arbi Samah untuk mengembangkan ilmu seni rupa khususnya seni patung di Sumatera Barat, di mana seni patung susah berkembang karena dipengaruhi oleh faktor adat dan agama. Arby Samah ingin karya yang dibuatnya bisa memberikan pemahaman pada masyarakat tentang karya seni dan menghilangkan anggapan masyarakat yang mengatakan patung sebagai benda untuk disembah. Anggapan masyarakat Sumatera Barat yang menganggap patung sebagai berhala akan dibahas dari awal munculnya anggapan tersebut dari masuknya agama Islam di Sumatera Barat sampai pada masyarakat menerima kehadiran seni patung.Kata Kunci: Arby Samah, Seni Patung Abstrak
Unity, Complexity, dan Intensity Lukisan Karya Yazid Yoan Fahira; Yandri Yandri; Maulid Hariri Gani
V-art: Journal of Fine Art Vol 1, No 1 (2021): Juli - Desember 2021
Publisher : Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.529 KB) | DOI: 10.26887/vartjofa.v1i1.2135

Abstract

This study discusses how to understand the unity, complexity, and intensity of Yazid's painting using Monroe Beardsley's theory. Yazid is a West Sumatran artist who is quite famous for his naturalist flow and cannot be separated from the concept of natural beauty. This study uses a qualitative method which includes observation, interviews, and literature study. The research was conducted in the cities of Padang, Padang Pariaman and Padangpanjang, West Sumatra. After conducting research, it was found that Unity (unity) in Yazid's paintings as a whole shows how the arrangement of lines, colors, and compositions are produced in a perfect shape so that it looks like a unity. This makes for distinctive strokes and soft colors and object capture. The complexity of Yazid's paintings can be seen in the lighting which is described as similar to what is captured by the five senses so that the object does not look simple. How Yazid tries to present the refraction of light that is shown in each of his paintings. The intensity (seriousness) in Yazid's paintings can be seen in the lighting as the key in each of his works.
Pelatihan Batik Tulis dan Batik Ecoprint di Kampung Tobiang Rumah Baca Art Lab Nagari Sungai Talang Kabupaten Lima Puluh Kota Maulid Hariri Gani; Widdiyanti Widdiyanti; Yandri Yandri; Taufik Akbar
Jurnal Abdidas Vol. 3 No. 3 (2022): June, Pages 355-611
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/abdidas.v3i3.630

Abstract

Melakukan pelatihan membatik pada masyarakat merupakan salah satu tugas Tri Dharma Perguruan tinggi bagi seorang dosen sebagai pelaksanaan tugas-tugas yang harus dilaksanakan, disamping pengajaran dan penelitian. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan di Kampuang Tobiang Rumah Baca Art Lab kecamatan Guguak kabupaten Lima Puluh Kota Sumatera Barat. Tema dari pelatihan ini kami pilih Alamiah dan Sederhana. Tema ini sengaja diangkat agar bagaimana sesuatu yang sangat sederhana dan tidah pernah terpikirkan selama ini bisa menjadi sebuah karya seni yang menarik, tergantung bagaimana kita  memanfaatkan apa yang ada dilingkungan. Metode pelatihan ini adalah demontrasi secara langsung kepada peserta tentang cara membatik, dan metode pendampingan kepada peserta pelatihan ketika melakukan praktek membatik dengan tujuan supaya peserta lebih cepat memahami tahapan-tahapan membatik. Pada akhirnya pelatihan ini memang tidak bisa hanya berhenti disini saja, aplikasi secara langsung membatik dengan teknik batik tulis dan ecoprin, serta di dukung teori konsep maupun contoh contoh original sehingga hasilnya dapat dirasakan secara langsung oleh peserta pelatihan.
MINANGKABAU TRADITIONAL WOMEN'S CREATIVITY IN TRADITIONAL CERAMIC ARTS IN GALOGANDANG BATUSANGKAR PURWO PRIHATIN; YANDRI YANDRI; SUMADI SUMADI
Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 22, No 2 (2020): Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni
Publisher : LPPMPP Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (569.792 KB) | DOI: 10.26887/ekspresi.v22i2.1023

Abstract

Galogandang women have the ability to create traditional ceramic art. Their  creativity  gave birth to a traditional ceramic form that had an impact on traditional women in relation to art. In this case, the presence of creative women in Galogandang gave birth to innovative traditional ceramics.   Traditional ceramic art was created in the form of pottery such as belango, pot, tirih pot, mengu, kumbuak, pot sigulamine, rosewater container, borasan, teapot, cauldron, kawa holder, miniature traditional house, giriak pot, pancake place, bika pot, tenpat water, incense sticks, carano pottery, miniature legged pan, glass, piggy bank, ashtray and so on. The problem formulated in this research is to explain the creativity of Galogandang women in developing the ceramic crafts to demonstrate their independence. This study uses a qualitative research method with descriptive analysis. In the end, the position of traditional women in their relationship with art is one of the spearheads in cultivating traditional arts and at the same time preserving pottery culture in Galogandang
Kerajinan Perak Nagari Koto Gadang Kabupaten Agam Sumatera Barat Rahmad Washinton; Yandri Yandri; Ranelis Ranelis
Mudra Jurnal Seni Budaya Vol 36 No 1 (2021): Februari
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31091/mudra.v36i1.1333

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat Koto Gadang terkait dengan seni kerajinan perak. Pelacakannya dilakukan dengan cara melihat bentuk produk,fungsi produk, struktur, dan gaya seni kerajinan perak,terutama pada bentuk produk perlengkapan adat dan perlengkapan sehari-hari seperti gelang, hiasan meja, bros, cincin, kalung, dan hiasan dinding. Dalam jangka panjang usaha kreatif yang dilakukan oleh perajin perak mampu menghasilkan bentuk produk dengan gaya baru yang lebih kreatif, inofatif dan memiliki nilai crafmanshif yang tinggi dan tidak meninggalkan ciri khasnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Penelitian kerajinan perak ini dianalisis dengan memakai teorinya Edmund Burke Feldman di antaranya terdapat tiga rumusan yang perlu dicermati, yaitu: (1) fungsi seni, (2) gaya seni dan (3) struktur seni. Kajian tentang fungsi seni mencakup fungsi personal, fungsi sosial dan fungsi fisik. Analisis mengenai gaya seni, dapat diklafisikasikan menurut waktu, daerah, wujud, teknik, dan subject metter (Felmand terjemahan Gustami, 1991: 1). Dalam menata dan menyusun struktur pemikiran sesuai dengan kaidah ilmiah didasarkan pada pendekatan estetik sebagai pendekatan utama. yang didukung dengan pendekatan lain, seperti pendekatan sosiologis dan antropologis.
PELATIHAN BATIK DAN MANAJEMEN KEWIRAUSAHAAN BAGI MASYARAKAT DI KABUPATEN SAWAHLUNTO SIJUNJUNG Maulid Hariri Gani; Widdiyanti; Yandri; Temmy Thamrin; Taufik Akbar
Jurnal Abdimas Ilmiah Citra Bakti Vol 3 No 2 (2022)
Publisher : STKIP Citra Bakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38048/jailcb.v3i2.979

Abstract

Salah satu tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi adalah melakukan pengabdian kepada masyarakat, di samping pengajaran dan penelitian tentu saja. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan di Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kabupaten Sijunjung Sumatera Barat. Tema yang diangkat adalah Pelatihan Batik dan Manajemen Kewirausahaan. Metode pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan ceramah, demonstrasi, dan pelatihan. Peserta pelatihan difokuskan pada masyarakat yang sedang memulai usaha kecil dan menengah, serta warga masyarakat yang terdampak baik secara langsung dan tidak langsung wabah COVID-19. Pada akhirnya pelatihan ini memang tidak bisa hanya berhenti di sini saja karena aplikasi secara langsung bagaimana membatik sangatlah diperlukan baik itu tekhik batik tulis maupun cap.