Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

TINGKAT PENERAPAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS Suatu Studi Kasus di SMA Dian Harapan Jakarta Zendrato, Juniriang
Scholaria: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol 6, No 2 (2016)
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Kristen Satya Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (343.103 KB) | DOI: 10.24246/j.scholaria.2016.v6.i2.p58-73

Abstract

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran  merupakan panduan mengajar yang disusun guru dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Namun, sebagian besar guru belum menyadari arti pentingnya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ini. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: faktor-faktor yang menjadi bahan pertimbangan guru saat menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, kualitas penerapan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran di kelas, dan tingkat penerapan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran di dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas. Penelitian ini merupakan studi kasus dan dilakukan di kelas 10 dan 11 SMA Dian Harapan Jakarta. Data dikumpulkan dengan empat macam teknik: (1) angket yang diberikan kepada guru dan siswa, (2) wawancara dengan guru dan kepala sekolah, (3) telaah dokumen RPP, dan (4) observasi kelas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang menjadi bahan pertimbangan guru saat menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah karakteristik siswa, tujuan belajar, kegiatan belajar mengajar dan materi pelajaran. Tiga kualitas penerapan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran di kelas: (1) pelaksanaan pembelajaran di kelas berjalan dengan lancar, (2) kegiatan yang tercantum dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran tidak diterapkan di kelas, dan kegiatan yang tidak tercantum dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran terjadi di kelas. Tingkat penerapan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran di dalam kelas tergolong tinggi. Hal ini dapat dilihat dari persentase kegiatan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang diterapkan di kelas adalah sebesar (81%). Oleh karena itu, pihak guru perlu terus membuka diri terhadap peningkatan kompetensi profesional guru.
Tingkat Penerapan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dalam Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Suatu Studi Kasus di SMA Dian Harapan Jakarta Juniriang Zendrato
Scholaria: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol 6 No 2 (2016)
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Kristen Satya Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (343.103 KB) | DOI: 10.24246/j.scholaria.2016.v6.i2.p58-73

Abstract

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan panduan mengajar yang disusun guru dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Namun, sebagian besar guru belum menyadari arti pentingnya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ini. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: faktor-faktor yang menjadi bahan pertimbangan guru saat menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, kualitas penerapan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran di kelas, dan tingkat penerapan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran di dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas. Penelitian ini merupakan studi kasus dan dilakukan di kelas 10 dan 11 SMA Dian Harapan Jakarta. Data dikumpulkan dengan empat macam teknik: (1) angket yang diberikan kepada guru dan siswa, (2) wawancara dengan guru dan kepala sekolah, (3) telaah dokumen RPP, dan (4) observasi kelas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang menjadi bahan pertimbangan guru saat menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah karakteristik siswa, tujuan belajar, kegiatan belajar mengajar dan materi pelajaran. Tiga kualitas penerapan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran di kelas: (1) pelaksanaan pembelajaran di kelas berjalan dengan lancar, (2) kegiatan yang tercantum dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran tidak diterapkan di kelas, dan kegiatan yang tidak tercantum dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran terjadi di kelas. Tingkat penerapan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran di dalam kelas tergolong tinggi. Hal ini dapat dilihat dari persentase kegiatan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang diterapkan di kelas adalah sebesar (81%). Oleh karena itu, pihak guru perlu terus membuka diri terhadap peningkatan kompetensi profesional guru.
The Effect of Brainstorming Implementation on Students’ Engagement in Learning about Probability in Math Classes in Grade XI IPA at SMA ABC Cikarang Elsar Agung Triansa; Juniriang Zendrato; Oce Datu Appulembang
Polyglot Vol 12, No 1 (2016): January
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/pji.v1i1.380

Abstract

This research aims to determine the effects of brainstorming on students’ engagement in learning about probability. The method used in this research is the quasi-experimental with a non-equivalent control group. The sampling technique is in the form of a census. The data was collected through a questionnaire and analyzed by using non-parametric tests -- the Mann-Whitney U-test and the Wilcoxon Signed-Rank test with alpha level of 0.05. The results show that: 1) there was no significant difference on students’ engagement before and after the experiment in the group that was taught without brainstorming; 2) there was significant difference on students’ engagement before and after the experiment in the group taught with brainstorming; and 3) there was no significant difference on students’ engagement between the group that was taught with brainstorming and the group that was taught without brainstorming. The result of this research indicates that implementing brainstorming produces a positive effect on students’ engagement in learning about probability in math classes in grade XI IPA at SMA ABC Cikarang.BAHASA INDONESIA ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk menemukan pengaruh penerapan brainstorming terhadap keterlibatan siswa dalam mempelajari topik peluang.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi-eksperimen dengan desain non-equivalent control group. Data dikumpulkan melalui kuisioner dan dianalisis dengan uji non-parametrik, yaitu uji Mann-Whitney U dan uji Wilcoxon Signed-Rank dengan taraf signifikansi 0.05.Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) tidak ada perbedaan yang signifikan dalam keterlibatan siswa antara sebelum dan sesudah perlakuan di grup yang diajar tanpa brainstorming (hasil uji Wilcoxon Signed-Rank: ); 2) ada perbedaan yang signifikan pada keterlibatan siswa antara sebelum dan sesudah perlakuan di grup yang diajar dengan brainstorming (hasil uji Wilcoxon Signed-Rank: ); dan 3) tidak ada perbedaan yang signifikan pada keterlibatan siswa antara grup yang diajar dengan brainstorming dan tanpa brainstorming (hasil uji Mann-Whitney U: ). Hasil dari penelitian ini mengindikasikan bahwa penerapan brainstorming memberikan pengaruh yang positif terhadap keterlibatan siswa dalam mempelajari peluang di pelajaran matematika kelas XI IPA SMA ABC Cikarang.
PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS I PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR XYZ GUNUNGSITOLI, NIAS [IMPLEMENTATION OF THE ROLE PLAYING METHOD TO IMPROVE GRADE 1 STUDENTS’ SPEAKING SKILLS IN AN INDONESIAN LANGUAGE LESSON AT PRIMARY SCHOOL XYZ GUNUNGSITOLI, NIAS] Oktaria Mbeni Haba Kolnel; Juniriang Zendrato
Polyglot Vol 15, No 2 (2019): July
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/pji.v15i2.1058

Abstract

Speaking skills need to be taught to students from an early age. These skills affect students’ ability to communicate in society. The purpose of this study is to improve students’ speaking skills by using the role playing method. Hopefully, through this learning method, students can improve their speaking skills according to aspects in oral communication. The research method used was Classroom Action Research (CAR) which was conducted in two cycles. The subjects of this research were 33 students in grade 1 XYZ Elementary School Gunungsitoli, Nias. The research was carried out from August until November 2017.  The instruments used in the research were the following: class teacher and peer teacher observation sheets, speaking skills rubric sheets, students’ questionnaire sheets, and researcher’s reflection journal. The collected data was analyzed quantitatively and qualitatively. The conclusion is that the role playing method can improve students’ speaking skills including aspects of pronunciation (87.87%), tone/intonation (87.12%), fluency (87.87%), and self-confidence (80.30%). The steps of the role playing method that can improve students’ speaking skills are as follows: 1) preparing the scenario, 2) explaining the targeted competency, 3) providing the place, time, and tools to be used, 4) dividing participants into groups, 5) assigning the roles, 6) practicing the role playing, 7) doing the assessment, and 8) evaluating.BAHASA INDONESIA ABSTRAK: Keterampilan berbicara perlu dilatihkan kepada siswa sejak usia dini.  Keterampilan ini berdampak pada komunikasi siswa dalam kehidupan bermasyarakat. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan keterampilan berbicara siswa dengan menggunakan metode bermain peran. Harapannya, melalui metode pembelajaran ini, siswa dapat memaksimalkan keterampilan berbicaranya sesuai aspek-aspek dalam komunikasi lisan. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek penelitian ini adalah 33 siswa kelas I Sekolah Dasar XYZ Gunungsitoli, Nias. Penelitian ini diadakan pada Agustus sampai dengan November 2017. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi guru kelas dan guru sejawat, rubrik keterampilan berbicara, lembar angket siswa, dan jurnal refleksi peneliti. Data yang didapat kemudian diolah secara kualitatif dan kuantitatif. Kesimpulan dari penelitian ini adalah metode bermain peran dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa yang meliputi aspek pelafalan (87,87%), nada/intonasi (87,12%), kelancaran (87,87%), dan rasa percaya diri (80,30%). Adapun langkah-langkah metode berperan yang dapat meningkatkan keterampilan berbicara adalah sebagai berikut: 1) menyiapkan skenario, 2) menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai, 3) menyediakan tempat, waktu, dan alat yang akan digunakan, 4) membagi peserta dalam kelompok, 5) menetapkan peran, 6) berlatih bermain peran, 7) melakukan penilaian, dan 8) mengevaluasi.
Penetapan dan Penerapan Peraturan Spesifik untuk Meningkatkan Kedisiplinan Siswa Kelas VIII SMP ABC Cikarang [Making and Applying Specific Rules for Hand Raising Before Speaking to Improve Discipline of Grade VIII Students at a Junior High School during Biology Class] Eimenina Saemara Pelawi; Juniriang Zendrato; Lastiar Roselyna Sitompul
Polyglot Vol 12, No 2 (2016): April
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/pji.v12i2.365

Abstract

It was discovered that during the process of learning biology, grade VIII students at SMP ABC in Cikarang lacked discipline which distrupted the ability of the class to study conducively.  To solve this problem, the researcher implemented a specific rule which was "Raise Your Hand before Speaking". The research aim was to see whether the discipline of the students in grade VIII could be improved through the establish and implementation of this specific rule. The method used was the classroom action research method. It used the cycle model and it was made reflectively. The research was completed after 2 cycles with 25 students as the subject of the research. The results of the data were analyzed using descriptive statistical techniques and descriptive qualitative. The instruments used to collect data were student questionnaires, observation sheets of students' discipline, student interview sheets, mentor’s feedback sheets and the researcher’s journal reflections. The data from all the instruments showed that in the second cycle the discipline indicators achieved a very good criteria. This shows that the establishment and implementation of the specific "Raise Your Hand Before Speaking" rule can improve the discipline of the students of grade VIII at SMP ABC in Cikarang. BAHASA INDONESIA ABSTRAK: Selama pembelajaran Biologi berlangsung ditemukan bahwa siswa kelas VIII SMP ABC CIKARANG kurang disiplin sehingga mengganggu terciptanya iklim kelas yang kondusif untuk belajar. Dalam rangka mengatasi masalah yang ditemukan, peneliti menerapkan peraturan spesifik Raise Your Hand before Speaking. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah kedisplinan siswa kelas VIII dapat ditingkatkan melalui penetapan dan penerapan peraturan spesifik ini.Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas model siklus yang dilakukan secara bersiklus dan bersifat reflektif. Penelitian ini diselesaikan dalam dua siklus. Satu siklus terdiri dari dua pertemuan belajar. Subjek penelitian berjumlah 25 siswa.Hasil data dianalisa dengan menggunakan teknik statistik deskriptif dan deskriptif kualitatif. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah angket siswa, lembar observasi kedisiplinan siswa, lembar wawancara siswa, lembar umpan balik mentor dan jurnal refleksi peneliti. Berdasarkan data dari seluruh instrumen tersebut menunjukkan bahwa pada siklus 2 ketercapaian indikator kedisiplinan bermakna baik sekali. Hal ini menunjukkan bahwa penetapan dan penerapan peraturan spesifik Raise Your Hand before Speaking dapat meningkatkan kedisiplinan siswa kelas VIII di Sekolah SMP ABC Cikarang dalam pelajaran Biologi.
The Impact of the Family Relationship on Children’s Spirituality in Tangerang, Indonesia Juniriang Zendrato
EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN Vol 3, No 3 (2021): June Pages 631-1091
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/edukatif.v3i3.409

Abstract

This study was conducted to see the impact of the family relationship on the children’s spirituality in Tangerang, Indonesia. Family relationships in this pandemic Covid-19 situation where every family spent more time at home became very important for the children’s spiritual growth. The purposes of this study were to see the children’s background characteristics, family relationships, and religious backgrounds. Descriptive research using a Cross-Sectional Survey Design was applied. A questionnaire with 13 questions was given to 114 children of three Sunday Schools in Tangerang, Indonesia. The results about the background characteristics were 53% of the children were female and between 8-11 years old (70%) as well as living with both parents (93%). Based on the family relationship, 96% of the children had complete parents, had close relationships with mothers (89%), loved both parents (100%), and loved home (96%). Based on the religious background, 94% of mothers attended church regularly and read Bible with the children (77%). Further, 93% of the children had a positive perception of life after death. The conclusion was the family relationship had an impact on the children’s spirituality. Children’s spiritual life grew well if parents lived with them, provided safe and secure homes, and read Bible with them regularly
PELATIHAN POSITIVE EXPECTATION BAGI GURU SEKOLAH MARDI YUANA CILEGON UNTUK MENCAPAI TUJUAN PEMBELAJARAN [POSITIVE EXPECTATION TRAINING FOR TEACHERS IN MARDI YUANA CILEGON SCHOOL TO ACHIEVE LEARNING OBJECTIVE] Bertha Natalina Silitonga; Juniriang Zendrato; Asih Enggar Susanti; Juliana Suhindro Putra
Jurnal Sinergitas PKM & CSR Vol 4, No 3 (2020): DECEMBER
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/jspc.v4i3.2867

Abstract

Teachers of Mardi Yuana Cilegon School have gaps in all areas of teaching, namely: 1) Affection domain, where the teacher appears dominant in dealing with students, fellow teachers, parents, and leaders; 2) Psychomotor domain, where the affection problem has an impact on class management skills (the teacher arranges the class according to his own will without thinking about the learning objectives); 3) Cognitive domain, where affection problems also have an impact on the preparation of lesson plan (teachers feel that they have mastered the subject matter so they are not interested in learning anymore). Because impactful learning is heart-to-heart, this teacher training is focused on managing affection (positive expectation) to support classroom teaching. Thus, the aim of this training is to introduce and train teachers to practice effective affection management. This training was held eight times (January-April 2019) with seventy teachers from kindergarten to junior high school at Mardi Yuana Cilegon School. The teacher training materials provided are: 1) The importance of having positive expectations; 2) How to help students succeed; 3) How to appear in class; 4) How to make students interested in learning; 5) How to increase students' positive behavior. The result of observations during learning is that the teachers look enthusiastic about learning new things. The result of the implementation evaluation shows an increase in teacher understanding of positive expectations in the learning process.BAHASA INDONESIA ABSTRACT: Guru Sekolah Mardi Yuana Cilegon memiliki kesenjangan di semua ranah pengajaran, yaitu: 1) Ranah afeksi, dimana guru tampak dominan di dalam berelasi dengan siswa, sesama guru, orangtua, dan pimpinan; 2) Ranah psikomotorik, dimana masalah afeksi tersebut berdampak pada keterampilan pengelolaan kelas (guru mengatur kelas menurut keinginannya sendiri tanpa memikirkan tujuan pembelajaran yang ada); 3) Ranah kognitif, dimana masalah afeksi juga berdampak pada penyusunan rencana pembelajaran (guru merasa sudah menguasai materi pelajaran sehingga tidak berminat untuk belajar lagi). Oleh karena pembelajaran yang berdampak adalah dari hati ke hati, maka pelatihan guru ini difokuskan pada pengelolaan afeksi (positive expectation) untuk mendukung pengajaran di kelas. Sehingga, tujuan pelatihan ini adalah memperkenalkan dan melatihkan praktik-praktik pengelolaan afeksi yang efektif kepada guru. Pelatihan ini diadakan sebanyak delapan kali (Januari-April 2019) dengan peserta sebanyak tujuh puluh orang guru dari TK-SMP di sekolah Mardi Yuana Cilegon. Materi pelatihan guru yang diberikan adalah: 1) Pentingnya memiliki ekspekstasi positif; 2) Bagaimana membantu siswa agar berhasil; 3) Bagaimana berpenampilan di kelas; 4) Bagaimana membuat siswa tertarik untuk belajar; 5) Bagaimana meningkatkan perilaku positif siswa. Hasil pengamatan selama pembelajaran adalah para guru terlihat antusias mempelajari hal baru. Hasil evaluasi pelaksanaan menunjukkan adanya peningkatan pemahaman guru mengenai positive expectation di dalam proses pembelajaran.  
A Field Experience Program for Teaching Children with Diverse Abilities Course in A Faculty of Education Juniriang Zendrato
Jurnal Basicedu Vol 5, No 6 (2021): December Pages 5001-6500
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v5i6.1830

Abstract

This article discussed the gap between the Graduate Profile and the assessment of the Teaching Children With Diverse Abilities course held by the Faculty of Education in Tangerang, Indonesia. Therefore, the purpose of the paper was to explain the importance of a field experience program for the course as a solution to achieve the Graduate Profile. It is a qualitative research method. A case study was employed. The results were the field experience program could be implemented in this course because of (1) preparing the teacher students to teach special needs children; (2) building partnership with schools to be teaching practice places for the teacher students; (3) giving opportunities to teacher students to improve their teaching skills and develop their teaching affection, and (4) increasing the teacher students' feeling of competency. Moreover, the program did not only guide the teacher students to understand inclusive education, but also the holistic education from the Christian perspective. Therefore, the teacher students needed to have transcendental relationships before teaching the students with diverse abilities. The conclusion was the field experience program in the Teaching Children With Diverse Abilities fulfilled the graduate profile in the values of “Calling” and “Competence” through its achievement to Faculty of Education Program Learning Objectives, Competencies Learning Objectives, and assessments.
Dampak Pengiring Proyek Video Pembelajaran Pada Matakuliah Studi Kurikulum di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pelita Harapan Juniriang Zendrato; Mega Natalia Sambonwaman
Jurnal Basicedu Vol 4, No 3 (2020): July, Pages 523-774
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v4i3.412

Abstract

Keterampilan mengajar dan kemampuan berkomunikasi di dalam kelas menjadi tantangan setiap dosen di dalam mewujudkan pendidikan yang holistis. Sehubungan dengan hal tersebut, proyek pembuatan video pembelajaran sebagai sarana untuk meningkatkan keterampilan mengajar dan kemampuan berkomunikasi dosen diadakan untuk kemudian diteliti dan dilihat dampak pengiringnya pada sekelompok mahasiswa. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan dampak pengiring proyek video pembelajaran dan mendeskripsikan langkah pelaksanaan proyek video pembelajaran bagi mahasiswa tingkat ke-2 di mata kuliah. Studi Kurikulum Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pelita Harapan. Metode penelitian survei digunakan dengan teknik pengumpulan data melalui angket yang diberikan kepada 46 mahasiswa, wawancara kepada 10 mahasiswa, observasi kelas sebanyak 12 kali, dan studi dokumen mengajar dosen. Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut; dampak pengiring proyek video pembelajaran yang dirasakan oleh para mahasiswa adalah meningkatnya minat (83%), perhatian (87%), dan motivasi belajar mahasiswa (96%); meningkatnya pemahaman konsep materi (74%), ingatan terhadap poin-poin pembelajaran (83%), keterampilan berpikir (76%); dan meningkatnya kreativitas (83%). Adapun tahapan yang dilakukan di dalam mengerjakan proyek video pembelajaran ini adalah tahap persiapan yang terdiri dari 7 langkah, tahap pelaksanaan yang terdiri dari 8 langkah, dan tahap evaluasi yang terdiri dari 2 langkah.
Class Discussions to Improve Students’ Active Participation in A Christian School During Online Learning Priskila Anggi Diananugeraheni; Juniriang Zendrato
SANCTUM DOMINE: JURNAL TEOLOGI Vol 11 No 2 (2022): June
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Nazarene Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46495/sdjt.v11i1.125

Abstract

The research was inspired by the facts found in online class observations of primary studentsof Grade V in Tangerang. Some students did not participate in class discussions actively.Therefore, the objectives of this research were to know whether class discussions improvestudents’ active participation during online learning and to explain the steps of classdiscussions to help students to participate actively in online learning. This is classroomaction research. The data was collected from 23 Grade V students of a Christian school inTangerang from July 12, 2021, until August 18, 2021, during online learning. Theinstruments used were the observation form, lesson plan, affective journal checklist, andreflection. The results were class discussions improved students’ responsibility to participateactively, do the assignments, and participate verbally by answering and questioning in classdiscussions. Another result was there were six steps of class discussions, i.e., dividing thestudents into small groups, explaining the steps of good discussion, giving the topic orproblem to be discussed by each group, facilitating the discussion and guiding the students,listening to groups’ presentation and giving each group feedback, as well as assisting thestudents to conclude. The conclusion was the class discussions that were prepared well byChristian teachers would improve primary students' active participation during onlinelearning.