Melasma adalah kondisi hiperpigmentasi epidermis dan dermis yang ditandai oleh makula kecoklatan pada wajah, sering ditemukan pada wanita usia 30-70 tahun di negara tropis seperti Indonesia. Hidrokuinon 2% adalah regimen topikal efektif untuk melasma, namun penggunaan jangka panjang dan dosis tinggi dapat menyebabkan okronosis dan dermatitis kontak. Feniletil resorsinol, senyawa pencerah alami yang menghambat aktivitas enzim tirosinase, dianggap lebih aman. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efektivitas krim feniletil resorsinol dan krim hidrokuinon 2% dalam menurunkan derajat pigmentasi melasma. Uji klinik double blind dilakukan pada wanita menopause dengan melasma wajah, dibagi menjadi dua kelompok (masing-masing 27 subjek): kelompok A (krim feniletil resorsinol) dan kelompok B (krim hidrokuinon 2%). Krim digunakan setiap malam, diikuti dengan sunscreen SPF 20 setiap pagi hingga siang. Derajat pigmentasi diukur menggunakan skin analyzer Tab A One sebelum dan setelah 30 hari. Hasil menunjukkan penurunan derajat pigmentasi yang signifikan pada kedua kelompok (p=0,000), dengan rerata skor pasca-perlakuan kelompok A (6,41) lebih rendah dibandingkan sebelum perlakuan (13,33), dan kelompok B dari 13,23 menjadi 7,37. Uji Mann-Whitney menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan antara kedua kelompok (p=0,326). Simpulan: krim feniletil resorsinol dan hidrokuinon 2% sama-sama efektif menurunkan derajat pigmentasi melasma.