Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI TENTANG SEKS BEBAS Lorina Indari; Sr.Margaretha Martini; Aulia Rachman
JURNAL KEPERAWATAN SUAKA INSAN (JKSI) Vol 1 No 2 (2016): Jurnal Keperawatan Suaka Insan (JKSI)
Publisher : STIKES Suaka Insan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51143/jksi.v1i2.42

Abstract

Dalam era globalisasi ini semua informasi yang berkaitan dengan seksualitas sangat mudah diakses oleh remaja, baik melalui media cetak maupun elektronik. Seks bebas adalah perilaku hubungan seksual yang dilakukan oleh sebagian besar remaja diluar nikah yang melanggar aturan dan norma-norma agama serta untuk mencari kenikmatan sesaat. Perilaku seksual yang tidak sehat dikalangan remaja khususnya remaja yang belum menikah semakin meningkat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahauan siswa-siswi tentang seks bebas di SMK Kristen Kuala Kapuas tahun 2016. Penggunaan jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan pendekatan deskriptif. Pengambilan sampel data menggunakan tekhnik total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 59 responden. Instrumen untuk pengambilan data digunakan kuesioner dengan menggunakan analisa univariat distribusi frekuensi. Dari 59 responden diperoleh hasil bahwa 79,7% mempunyai pengertian tentang seks bebas baik, 81,4% siswa mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi seks bebas, 39% siswa mengetahui bentuk-bentuk perilaku seks bebas, dan 98% siswa mengetahui dampak dari seks bebas. Diharafkan para siswa-siswi dapat meningkatkan pengetahuan dalam mencari informasi tentang seks bebas dengan mengikuti penyuluhan atau sosialisasi yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dan dari berbagai media baik media cetak maupun media elektronik sehingga para siswa-siswi dapat memiliki wawasan yang luas tentang seks bebas
GAMBARAN KETIDAKBERHASILAN IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAPURAN RAYA Margaretha Martini; Dini Rahmayani; Maria Viani
JURNAL KEPERAWATAN SUAKA INSAN (JKSI) Vol 2 No 1 (2017): Jurnal Keperawatan Suaka Insan (JKSI)
Publisher : STIKES Suaka Insan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51143/jksi.v2i1.57

Abstract

Latar Belakang: Air Susu Ibu (ASI) adalah susu yang diproduksi oleh manusia untuk konsumsi bayi dan merupakan sumber gizi utama bayi yang belum dapat mencerna makanan padat. Jika seseorang bayi tidak diberikan ASI dan diganti dengan cairan/makanan lain selain ASI, maka bayi tidak akan mendapatkan kekebalan, serta akan kekurangan gizi. Dengan tidak adanya zat antibody, maka bayi akan mudah terkena berbagai penyakit dan meningkatkan angka kematian bayi. Tujuan Penelitian: Mengetahui gambaran ketidakberhasilan pemberian ASI ekslusif oleh ibu di wilayah kerja Puskesmas Pekapuran Raya tahun 2017. Metode: Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan rancangan penelitian deskriptif. Populasinya adalah ibu-ibu yang mempunyai bayi usia 6-12 bulan dengan jumlah sampel 30 responden dan teknik sampling accidental sampling. Tempat penelitian di wilayah kerja Puskesmas Pekapuran Raya. Waktu penelitian 7 April- 21 April 2017. Alat ukur berupa kuesioner. Analisa data menggunakan analisa univariat dengan distribusi frekuensi. Hasil Penelitian: Berdasarkan hasil penelitian diperoleh gambaran ketidakberhasilan pemberian ASI ekslusifadalah sebagai berikut: pengetahuan dominan dalam kategori cukup (50%), persiapan fisik dominan dalam kategori kurang (50%), dukungan suami dominan dalam kategori mendukung (56,7%), dan dukungan petugas kesehatan dalam kategori mendukung (73,3%). Kesimpulan: Hasil penelitian disimpulkan bahwa pengetahuan cukup, persiapan fisik kurang, dukungan suami mendukung, dan dukungan petugas kesehatan mendukung.
HUBUNGAN POLA PEMBERIAN MAKAN DENGAN PERILAKU SULIT MAKAN PADA ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) Lola Vita Loka; Margaretha Martini; Dania Relina Sitompul
JURNAL KEPERAWATAN SUAKA INSAN (JKSI) Vol 3 No 2 (2018): Jurnal Keperawatan Suaka Insan (JKSI)
Publisher : STIKES Suaka Insan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51143/jksi.v3i2.108

Abstract

Latar Belakang: Perilaku sulit makan merupakan salah satu masalah yang sering terjadi pada anak usia prasekolah (3-6 tahun) dimana anak menolak makan atau memilih-milih jenis makanan tertentu yang akan berdampak pada status gizi anak, pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga perlu perhatian khusus bagi ibu agar kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan anak dapat terpenuhi secara optimal. Tujuan: Mengetahui hubungan pola pemberian makan dengan perilaku sulit makan pada anak usia prasekolah (3-6 tahun) di TK Arrahmatul Abadiyyah Kelurahan Alalak Selatan Banjarmasin tahun 2018. Metode: Jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian yaitu ibu yang memiliki anak usia 3-6 tahun, pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel 32 responden. Pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner. Analisa data univariat menggunakan distribusi frekuensi dan analisa data bivariat mengunakan rumus spearman rank. Hasil: Pola pemberian makan baik yaitu ibu yang sangat baik dalam mengatur frekuensi makan anak dengan presentase 62,5% dan anak yang tidak dipaksa untuk makan tidak mengalami sulit makan dengan presentase 59,4%. Koefisien korelasi spearman rank menunjukan 0,674 signifikansi 0,000 (P = < 0,05). Kesimpulan: Terdapat hubungan antara pola pemberian makan dengan perilaku sulit makan pada anak usia prasekolah (3-6 tahun) di TK Arrahmatul Abdiyyah Kelurahan Alalak Selatan Banjarmasin.
PERSEPSI REMAJA DALAM PENATALAKSANAAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA SISWI KELAS X DI SALAH SATU SMA NEGERI DI BANJARMASIN Winda Eriyanti; Margaretha Martini; Dania Relina Sitompul
JURNAL KEPERAWATAN SUAKA INSAN (JKSI) Vol 4 No 1 (2019): Jurnal Keperawatan Suaka Insan (JKSI)
Publisher : STIKES Suaka Insan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51143/jksi.v4i1.172

Abstract

Latar Belakang : Kejadian kanker payudara mengalami peningkatan setiap tahunnya. Di Indonesia sendiri angka kejadianya mencapai 347.792 kasus pada tahun 2013. Kanker payudara dapat dikendalikan jika dapat terdeteksi sejak dini sehingga cepat dalam penanganan. Akan tetapi mendekteksi kanker payudara sejak dini belum mampu dilakukan oleh para wanita terutama diusia remaja. Misalnya dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Metode : Jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian deskriptif. Teknik pengambilan sampel yaitu total sampling sebanyak 60 responden. Hasil : Persepsi remaja dalam penatalaksanaan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada siswi kelas X di SMA Negeri 8 Banjarmasin termasuk dalam kategori kurang (62%). Dimana rata-rata persepsi akan tujuan termasuk dalam kategori cukup (47%), persepsi tentang waktu melakukan SADARI termasuk dalam kategori kurang (45%) dan cara melakukan SADARI termasuk dalam kategori kurang (71,6) Kesimpulan : Persepsi remaja dalam penatalaksanaan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada siswi kelas X di SMA Negeri 8 Banjarmasin mendapatkan hasil kurang karena siswi belum pernah mendapatkan penyuluhan kesehatan tentang SADARI.
PELAKSANAAN PLAY THERAPY DALAM MENURUNKAN GEJALA PTSD PADA ANAK KORBAN PASCA BENCANA KEBAKARAN DI KELURAHAN ALALAK SELATAN BANJARMASIN Sapariah Anggraini; Margaretha Martini
JURNAL SUAKA INSAN MENGABDI (JSIM) Vol 2 No 1 (2020): Jurnal Suaka Insan Mengabdi (JSIM)
Publisher : STIKES Suaka Insan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51143/jsim.v2i1.216

Abstract

ABSTRAK Kejadian kebakaran di Jalan Alalak Selatan RT 04 dan RT 05 menimbulkan korban kebakaran sebanyak 74 KK dan 221 jiwa kehilangan tempat tinggal. Kejadian bencana tersebut menyisakan trauma bagi pada korbannya, terutama pada anak-anak. Trauma yang dialami anak dapat menimbulkan post traumatic stress disorder (PTSD) karena anak belum bisa mengungkapkan perasaan. Akibatnya, timbul gejala seperti tidak tenang, takut, gelisah dan merasa mudah panik serta memiliki kecemasan jika kejadian tersebut terulang kembali. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk memberikan trauma healing pada anak korban bencana kebakaran melalui play therapy dalam menurunkan gejala post traumatic stress disorder (PTSD). Metodologi dalam kegiatan pengabdian ini menggunakan one group pre post design dengan analisis data menggunakan uji beda 2 mean dependen. Instrumen yang digunakan yakni kuesioner Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) Symptom Scale For DSM V (CPSS-V SR). Hasil yang didapatkan yakni gejala post traumatic stress disorder (PTSD) yang dialami anak korban bencana kebakaran di Alalak Selatan RT 04 dan RT 05 mengalami penurunan dimana didapatkan hasil rerata skor gejala PTSD sebelum dilakukan play therapy sebesar 37,82 dan hasil rerata skor gejala PTSD sesudah dilakukan play therapy sebesar 25,69. Setelah mengikuti permainan, anak juga terlihat lebih relaks, bersemangat, mengungkapkan lebih percaya diri dan tidak putus asa lagi. Adanya play therapy ini juga dapat membantu menstimulasi perkembangan anak terutama pada anak usia 3-6 tahun. Kata Kunci : Alalak Selatan, anak, korban bencana kebakaran, post traumatic stress disorder (PTSD), play therapy
PELATIHAN PIJAT BAYI BAGI KADER POSYANDU BALITA WILAYAH KERJA PUSKESMAS BASIRIH BARU Sapariah Anggraini; Margaretha Martini; Dyah Trifianingsih
JURNAL SUAKA INSAN MENGABDI (JSIM) Vol 1 No 2 (2020): Jurnal Suaka Insan Mengabdi (JSIM)
Publisher : STIKES Suaka Insan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51143/jsim.v1i2.274

Abstract

Bayi / Anak harus diberikan stimulasi agar dapat tumbuh secara optimal salah satunyamelalui sentuhan berupa pijatan. Di wilayah Kerja Puskesmas Basirih Baru ada sekitar 16 bayi(32%) yang telah melakukan pijat bayi di tempat tukang pijat dan 34 bayi (68%) belum pernahmelakukan pijat bayi. Kader Posyandu Balita di wilayah kerja Basirih juga belum tahu denganbenar cara melakukan pijatan pada bayi. Akan tetapi, minat orangtua bayi untuk pijat bayi tinggi.Selama ini, Kader kesehatan belum memberikan penyuluhan tentang pijat bayi yang sangatdiperlukan orang tua karena belum mengetahui bagaimana cara pijat bayi yang benar. Kurangnyapengetahuan tentang tumbuh kembang dan pijat bayi membuat kader kesehatan tidakmemberikan informasi kepada orangtua yang mempunyai balita sehingga orang tua tidakmelakukan stimulus / pijat bayi kepada anaknya.Metode pemecahan masalah dengan penyuluhan tentang pertumbuhan dan perkembanganbayi, pelatihan pijat bayi dan memberikan layanan pijat bayi di Posyandu. Pelatihan ini akandiberikan kepada kader kesehatan dan ilmu ini akan ditransfer ke masyarakat, terutama untukibu yang memiliki balita, penyuluhan tentang bagaimana mendeteksi kesehatan, jika adakelainan dalam pertumbuhan dan perkembangan.Hasil kegiatan : Meningkatnya Pengetahuan kader Puskesmas Basirih Baru tentang carastimulasi tumbuh kembang anak (pengetahuan kader bertambah sebanyak 100% kader),Meningkatnya kemampuan Kader Puskesmas Basirih Baru dalam melakukan pijat bayi dengancara yang benar (kemampuan dan keahlian kader bertambah sebanyak 100% kader)Kesimpulan : Terdapat peningkatan pengetahuan dan kemampuan Kader PuskesmasBasirih Baru dalam melakukan pijat bayi.
Pencegahan Peningkatan Angka Kejadian Penyakit Tidak Menular Pada Remaja Melalui Program Edukasi Terintegrasi di SMAN 2 Jorong Anastasi Maratning; Margaretha Martini; Gertrudis Tutpai; Bernadetha Tri Handini; Maria Frani Ayu Andari Dias; Lanawati Lanawati; Aulia Rachman; Fransiska Dwi Hapsari; Ermeisi Er Unja
Sejahtera: Jurnal Inspirasi Mengabdi Untuk Negeri Vol. 3 No. 3 (2024): Sejahtera: Jurnal Inspirasi Mengabdi Untuk Negeri
Publisher : Universitas Maritim AMNI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58192/sejahtera.v3i3.2486

Abstract

The phenomenon of non-communicable diseases not only affects adults but is also beginning to threaten the adolescent age group. Research shows that adolescents often do not realize that behaviors they consider normal, such as consuming sugary drinks, spending hours in front of screens, and lack of exercise, significantly contribute to the risk of NCDs later in life. This community service activity will be conducted using methods including a pre-test, lecture, group discussion, and post-test. Before the activity begins, a pre-test will be administered to the participants to assess their initial knowledge about preventing non-communicable diseases in adolescents. Following that, the lecture method will be used to educate the adolescents about the prevention of non-communicable diseases, such as hypertension, diabetes mellitus, and cholesterol, as well as their risk factors. After the lecture, a group discussion and Q&A session between the presenter and the participants will be conducted. A post-test will be administered again one week later to assess the effectiveness of the education. A significant result of this activity is the increase in students' knowledge regarding the prevention of NCDs.
STUNTING ACCELERATION PROGRAM BY USING APPROACH TO OPTIMIZING THE HEALTH OF TEENAGE GIRLS WHO IS FREE FROM IRON DEFICIENCY ANEMIA IN THE CITY OF BANJARMASIN Sitompul, Dania Relina; Margaretha Martini; Oktovin
GEMASSIKA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 9 No. 1 (2025): MEI
Publisher : P3M Universitas Aisyiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30787/gemassika.v9i1.1338

Abstract

Stunting is the condition in which children under 5 years of age are less high than their height-for-age. In 2018, the prevalence of stunting in South Kalimantan was ranked 9th nationally. In 2019, based on Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI), Indonesian Toddler Nutrition Status Survey, stunting proportion of children under 5 years of age in South Kalimantan attained 31.75% or at ranked 7th nationally. In 2021, there was a decline on stunting proportion which attained 30.0%. Nevertheless, at national rank was at ranked 6th. One of the prominent factors is anaemia on teenage girls’ case. On the latest condition, the problem which is faced by partner is the lack of knowledge on teenage girls about anaemia. Thus, it is considered important to give elucidation to share knowledge, measure HB blood levels on teenage girls, and distribute iron tablet (Fe) to teenage girls. These activities are aimed to prevent anaemia on teenage girls. Elucidation about anaemia was held at Banjarmasin Junior High School number 20 in May 2023. The target is female students at Banjarmasin Junior High School number 20. The methods used in the community service are survey, lecture, and discussion. The results obtained are SMPN 20 students who are able to understand the ways of preventing anemia in adolescents after following the counseling. There are 2 participants who have anemia with HB 9 grams/dL and 85 other students have normal HB levels after undergoing hemoglobin levels as part of the counseling event. The granting of the blood-booked tablet is directly drunk at the entire counseling in an effort to prevent iron anemia.