Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

FILM INDUCED TOURISM DAN DESTINASI WISATA DI INDONESIA Rd Muhammad Mulyadi; Linda Sunarti
Metahumaniora Vol 9, No 3 (2019): METAHUMANIORA, DESEMBER 2019
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/metahumaniora.v9i3.25810

Abstract

Sektor pariwisata merupakan salah satu sumber penting bagi devisa negara. Hal tersebut menyebabkan negara-negara di dunia berlomba-lomba untuk mempromosikan pariwisatanya karena ketatnya persaingan pariwisata dalam dunia internasional. Berbagai cara dilakukan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke negaranya masing-masing. Salah satu cara yang dilakukan adalah melalui film yang dipandang cukup efektif dalam mempromosikan daerah-daerah tujuan wisatanya. Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, beberapa negara dengan jumlah wistawan yang besar mengakui bahwa salah satu faktor pendorong wisatawan untuk berwisata ke negaranya adalah melalui film. Film dipandang sebagai media yang lebih efektif daripada menggunakan cara-cara tradisional seperti brosur dan iklan-iklan khusus lainnya, karena film dapat menjangkau jutaan orang, bertahan lama, dan memengaruhi orang-orang tanpa menyadari bahwa hal tersebut merupakan suatu promosi.Penelitian ini bertujuan untuk melihat perkembangan film sebagai promosi pariwisata, dampak film terhadap peningkatan kunjungan wisatawan, terutama dampak mengenai film dan promosi pariwisata di Indonesia.Sumber yang digunakan dalam penelitian adalah tulisan tulisan ilmiah dalam bentuk artikel maupun proseding seminar dan film-film yang terkait erat dengan pokok kajian penelitian. Penelitian ini memperlihatkan bahwa adanya dampak film terhadap beberapa destinasi wisata di Indonesia.Yogyakarta, Belitung dan Bali adalah destinasi wisata yang diinduksi oleh film.  
SEJARAH INDONESIA DALAM KONTEKS POLITIK GLOBAL DAN REGIONAL Linda Sunarti
Jurnal Sejarah dan Budaya Vol 10, No 2 (2016): DESEMBER 2016
Publisher : Jurnal Sejarah dan Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (758.903 KB) | DOI: 10.17977/sb.v10i2.7668

Abstract

Abstrak. Sejarah Indonesia akan terlihat sangat menarik untuk dipelajari ketika dianalisis secara regional dan global. Salah satu cara yang dapat dipakai adalah pendekatan komparatif. Terdapat beberapa aspek dalam melihat sejarah komparatif. Unsur waktu, ruang, dan topik harus seimbang. Oleh karena itu, para sejarawan harus melihat aspek sejarah, budaya, geografi, dan geo-politik dalam membandingkan perkembangan kebijakan luar negeri Indonesia dan Malaysia pasca kemerdekaan. Selain itu, pengalaman kolonialisme yang berbeda perlu diwaspadai. Hal ini berdampak pada pembentukan karakter dan persepsi yang berbeda terhadap masalah keamanan nasional masing-masing negara. Posisi geografis yang strategis menjadikan Asia Tenggara sebagai arena perebutan pengaruh ideologi antara blok Barat dan blok Timur pada masa perang dingin. Dalam menghadapi situasi perang dingin yang terjadi, Indonesia dan Malaysia, berlatar belakang kepentingan nasional yang berbeda, berada dalam dua kubu yang berseberangan. Tulisan ini berupaya untuk memberikan model bagaimana menuliskan sejarah dengan perspektif global.Kata-kata kunci: sejarah Indonesia, sejarah global, sejarah regionalAbstract. Indonesian history could be interesting to elaborate further when it is analyzed regionally and globally. An attempt to be used is a comparative study. There are various aspects in looking at comparative history. Time, place, and topic should be equal. Therefore, historians should look at the historical, cultural, geographical, and geo-political aspects in comparing the development of Indonesian and Malaysian foreign policies. In addition, the different colonial experience should be realized. This will be affected on the various character building and perception on the each national security. Southeast Asia becomes an arena to be competed between Western and Eastern ideologies. In the wave of the cold war, Indonesia and Malaysia have different interest and different position. This article tries to give a model how to write history based on global perspectiveKeywords: Indonesian history, global history, regional history 
THE ENTERTAINMENT WORLD OF MINANGKABAU PEOPLE IN THE EARLY OF THE 20TH CENTURY Meri Erawati; I Ketut Surajaya; Linda Sunarti
Patanjala: Journal of Historical and Cultural Research Vol 12, No 2 (2020): PATANJALA VOL. 12 NO. 2 Oktober 2020
Publisher : Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30959/patanjala.v12i2.595

Abstract

This article discusses the entertainment world of the Minangkabau people in the Dutch colonial epoch. The world of entertainment is constructed using the historical method through the collection of written sources particularly contemporary newspapers and is equipped with books in the form of memoirs and autobiographies. The data obtained are then criticized and synchronized to produce historiography. The results show that the entertainment that developed in Minangkabau is identified into two namely traditional entertainment and modern entertainment. The traditional entertainment is entertainment that has been passed down from the Minangkabau culture, while modern entertainment is entertainment influenced by the West.Artikel ini menjelaskan tentang dunia hiburan masyarakat Minangkabau pada masa kolonial Belanda. Dunia Hiburan dikontruksi menggunakan metode sejarah melalui pengumpulan sumber-sumber tertulis terutama koran-koran yang terbit sezaman serta dilengkapi dengan buku- buku berupa memoar dan autobiografi. Data yang diperoleh kemudian dikritisi dan dikronologikan sehingga menghasilkan historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hiburan yang berkembang di Minangkabau terpola menjadi dua yakni hiburan tradisional dan hiburan modern, dimana hiburan tradisional merupakan hiburan yang telah turun temurun dari budaya masyarakat Minangkabau, sedangkan hiburan modern merupakan hiburan pengaruh Barat.
Pengaruh Kebijakan Pemerintah Militer Jepang terhadap Kehidupan Sosial- Militer di Kedu-Syuu Tahun 1942-1945 Dany Wahyu Praditya; Linda Sunarti
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.278 KB) | DOI: 10.36418/syntax-literate.v7i4.6738

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh kebijakan pemerintah Militer Jepang terhadap dinamika sosial yang terjadi di Kedu-Syuu yang di dalamnya mencangkup permasalahan pemerintahan, ekonomi, hingga militer. Sumber penelitian ini menggunakan sumber berupa arsip surat kabar dan gambar sezaman, buku, dan karya ilmiah selaras dengan pembahasan. Karesidenan Kedu atau Kedu-Syuu merupakan bagian penting pemerintahan pada masa pendudukan Jepang di Indonesia. Kedu-Syuu terdiri dari Magelang, Kebumen, Temanggung, Purworejo, dan Wonosobo. Topografi Kedu-Syuu memiliki kekayaan alam dan sumber daya manusia, maka dari itu pada masa pendudukan Jepang, Kedu-Syuu merupakan salah satu pemasok tenaga kerja dan pasukan pemerintahan Militer Jepang. Masa pendudukan Jepang di Kedu-Syuu ditandai dengan Program Kinkyu Shokuryo Taisaku dan Fujinkai sehingga membawa dampak perubahan sosial. Melalui penelitian ini, dapat diketahui bahwa pada masa pendudukan Jepang terjadi perubahan dinamika sosial dari sisi militer dan kehidupan sosial dalam bentuk peningkatan hasil panen padi. Tingkat kedisiplinan yang diterapkan oleh pemerintah Militer Jepang secara tidak langsung membangkitkan semangat nasionalisme. Hal tersebut dapat dilihat dari pembentukan pasukan Fujinkai di Kedu-Syuu.
Contribution of the Leo Kristi “Fanbase” Folk Concert Community in Ballad Music in Indonesia ( 1980-2010 ) Samudra Eka Cipta; Linda Sunarti
International Journal of Research in Education Vol 3, No 2 (2023): Issued in July 2023
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/ijre.v3i2.15189

Abstract

This research discusses about the people's concert community of Leo Krissi in the development of ballad music in Indonesia.Leo kristi people concert has its own uniqueness which is to be a wrong fan of leo kristi who is considered royal and radical. This study uses a historical approach.Limit for this study is taken in the period 1980-2010 ).Whereas 1980 was where the period of leo kristi has started to be known by his fans.Whereas, The findings in this study are about the loyalty of the producers of leo kristi who always help in the form of materials to help the process of the development of the people's concert of leo kristi.Researchers took the final limit in 2014 which constitutes the Last of  Leo Kristi folk concert held in Surabaya with the title of the last of Leo Kristi concert i Rumput Kemesraan Konser Rakyat Leo Kristi. The conclusion is that Leo Kristi is a musician who is respected by his fans so they are willing to help develop the Leo Kristi Folk Concert.
Strategi Promosi Sabun Lux di Jawa, 1929-1941 Amanda Lathifah Laksmana Putri; Linda Sunarti
Jurnal Sejarah Indonesia Vol. 6 No. 1 (2023): Jurnal Sejarah Indonesia
Publisher : Perkumpulan Program Studi Sejarah Se-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31947/jsi.v6i1.28450

Abstract

This article discusses the history of the development of Lux soap promotion strategy in Java in the period 1929-1941. Lux is one of the soap product variants produced by the Unilever company. The first promotional effort of Lux Soap took place in 1929 and continued until 1941. With the aim of increasing sales profits, Lux products were then intensively promoted through various forms of advertisements. The variety of advertisements displayed included different visual aspects, promotional strategies, and language usage. In this article, the development of advertisements and marketing strategies of Lux soap along with their impacts, both in terms of sales and social impacts, are presented. The writing of this article uses the historical method, by collecting sources such as newspapers, magazines, and books from the collections of the National Library, UI Library, and online sources. The results showed that Lux's promotion strategy, which was widely spread in various media, including local and national newspapers, caused an increase in sales and popularity of Lux products. In addition, Lux's promotional strategies such as holding contests also proved to have a significant impact on the sales of the product.
Siak Sri Indrapura Sultanate: Role in Shipping and Trade in the Malacca Strait in the 18th Century Anju Nofarof Hasudungan; Linda Sunarti
Yupa: Historical Studies Journal Vol. 8 No. 4 (2024)
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/yupa.v8i4.4249

Abstract

The purpose of this study was to examine the role of the Siak Sri Indrapura Sultanate in shipping and trade in the Melaka (Malacca) Strait in the XVIII century. By using the historical method of literature study approach, there is evidence of the triumph of the Siak Sri Indrapura sultanate in the Malacca Strait. The Siak Sultanate in 1767 under the rule of King Ismail showed its dominance in the territorial waters of East Sumatra by controlling the Tin trade on Bangka Island. The expansion of Siak influence during the reign of King Ismail continued to grow significantly starting from Terengganu, Jambi, and Palembang. In 1780 Siak's territory they reached the Langkat, Deli, and Serdang areas. The Siak Sri Indrapura Sultanate took advantage of the control of trade through the Straits of Malacca. This success was also supported by the ability of the Sultanate of Siak to control the pirates in the area. Search results from Dutch records recorded that in 1783 there were 171 merchant ships from Siak to Malacca. The position of Siak can be said to be a triangular area of trade between the Dutch in Malacca and the British on the island of Pinang. At that time, the Siak River was an area where various trade products were collected, ranging from camphor, tin, and gold. Even the people of Siak are active in the timber industry, especially for shipbuilding and other construction.