Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT SUNGSANG PADA TAHUN 1990-2015 Diki Tri Apriansyah Putra
Prosiding Seminar Nasional Humaniora Vol. 1 (2021): Prosiding Seminar Nasional Humaniora
Publisher : Jurusan Sejarah, Seni, dan Arkeologi, FKIP Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.719 KB)

Abstract

Artikel ini membahas tentang perubahan sosial masyarakat maritim Sungsang yang berada di kawasan Pantai Timur Sumatera, tepatnya di wilayah Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan. Sungsang terdiri dari lima desa yang mayoritas masyarakatnya bekerja sebagai nelayan dan pedagang. Perkembangan zaman yang berjalan dengan cepat telah banyak memengaruhi kehidupan masyarakat Sungsang di berbagai bidang, seperti sosial, ekonomi, dan budaya. Rumusan masalah yang diambil dalam penelitian ini yaitu bagaimana perubahan sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat Sungsang pada kurun waktu 1990-2015. Kemudian penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perubahanperubahan sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat Sungsang pada kurun waktu tersebut. Penelitian ini menggunakan metode historis (heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi) dengan teknik pengambilan data berupa kajian literatur dan sejarah lisan (wawancara). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan cukup siginifikan masyarakat Sungsang dalam bidang sosial, ekonomi, dan budaya sejak kurun waktu 1990-2015 sebagai bentuk dari kemajuan zaman. Dalam hal ini, identitas kemaritiman masyarakat Sungsang sedikit banyak terdegradisi akibat arus modernisasi yang masuk ke kawasan tersebut.
THE SOCIO-ECONOMIC TRANSFORMATION IN PALEMBANG ON 1900-1930 Putra, Diki Tri Apriansyah
International Review of Humanities Studies Vol. 7, No. 1
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cosmopolitan Palembang: Palembang's Interconnection and Global Trade in 1900-1930 Farida Ratu Wargadalem; Diki Tri Apriansyah Putra; Wasino Wasino
Paramita: Historical Studies Journal Vol 33, No 2 (2023): History and Tragedy
Publisher : History Department, Semarang State University and Historian Society of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/paramita.v33i2.45844

Abstract

The interconnection and global trade developing interrelated regional linkages is an important phenomenon for modern developments, interestingly emphasizing historical context. This aligns with the historical context of Palembang, a region with long-establishing international relations and is considered a cosmopolitan city with global-scale connections toward the 20th century. Therefore, this study aimed to evaluate Palembang's interconnection and global trade from 1900-1930, mainly emphasizing the exploration of worldwide networks and the transformation of the region as a cosmopolitan city. The analysis used a historical method with four stages: heuristics, verification, interpretation, and historiography. The results showed that Palembang experienced rapid progress after its export commodities, such as coffee, rubber, wood, tea, oil, coal, etc., were extensively traded in the world market. European investors and multinational companies, including Handelsvereeniging Amsterdam, Cultuurmaatschappij Indragiri, Straits Sunda Syndicate, etc., were also competing to open and expand their business in the city. This economic progress triggered the transformation of Palembang into a cosmopolitan city, promoting the impact of social change in the environment. Interkoneksi dan perdagangan global yang menimbulkan keterkaitan wilayah satu sama lain menjadi fenomena penting bagi perkembangan dunia saat ini. Tentu sangat menarik apabila interkoneksi dan perdagangan global dilihat dari konteks kesejarahan. Salah satu wilayah yang telah lama menjalin hubungan internasional adalah Palembang. Menjelang abad 20, Palembang hadir sebagai kota kosmopolitan dengan koneksi berskala global. Artikel ini membahas tentang interkoneksi dan perdagangan global Palembang tahun 1900-1930. Fokus utamanya adalah menelusuri jaringan perdagangan global serta transformasi Palembang sebagai kota kosmopolitan. Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan jaringan perdagangan global dan transformasi kota kosmopolitan di Palembang. Metode yang digunakan adalah sejarah dengan empat tahapan: heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Palembang telah mengalami kemajuan pesat sejak komoditas ekspornya seperti kopi, karet, kayu, teh, minyak, batubara, dan lain-lain sangat laku di pasar dunia. Investor Eropa, dan perusahaan multinasional seperti Handelsvereeniging Amsterdam, Cultuurmaatschappij Indragiri, Straits Sunda Syndicate, dan lain-lain berlomba-lomba membuka, dan memperluas lahan bisnisnya di daerah ini. Kemajuan ekonomi ini memicu transformasi Palembang menjadi kota kosmopolitan. Serta membawa dampak perubahan sosial dalam masyarakat Palembang. 
Pendampingan Pembuatan Buku Saku (Pocket Book) Pariwisata Sejarah Dan Budaya Kota Palembang Bagi Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Cabang Palembang Wargadalem, Farida R.; Yusuf, Syafruddin; Ardiansyah, Ardiansyah; Rahmi, Rahmi; Putra, Diki Tri Apriansyah; Pamulaan, Alif Bahtiar; Susanti, Helen
AKM Vol 5 No 2 (2025): AKM : Aksi Kepada Masyarakat Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat - Januari 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Ekonomi dan Bisnis Syariah (STEBIS) Indo Global Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36908/akm.v5i2.1039

Abstract

Pariwisata menjadi salah satu industri yang berkembang dengan sangat cepat. Apalagi wisata di Indonesia sangat kental dengan unsur-unsur sejarah, kebudayaan, dan kearifan lokal, membuat pariwisata menjadi sektor andalan pemerintah dalam meningkatkan perekonomian sekaligus menjaga pelestarian sejarah dan budaya. Berdasarkan survei analisis kebutuhan yang dilakukan dengan beberapa anggota HPI Cabang Palembang, didapatkan bahwa masih ada anggota HPI Cabang Palembang mengalami kendala dan keterbatasan saat mereka bertugas sebagai pemandu wisata di kota Palembang. Berangkat dari permasalahan tersebut, tim Pengabdian kepada Masyarakat Prodi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Sriwijaya mengadakan Pengabdian kepada Masyarakat untuk anggota HPI Cabang Palembang. Pengabdian ini bertujuan untuk membantu anggota HPI Cabang Palembang dalam memahami secara utuh sejarah dan budaya kota Palembang serta pembuatan buku saku (Pocket Book) sebagai media informasi mereka dalam melaksanakan tugas memandu wisata. Hasil pengabdian ini menunjukkan terjadi peningkatan tajam pemahaman anggota HPI Cabang Palembang terhadap materi sejarah dan budaya Kota Palembang. Pengabdian ini telah dianggap berhasil karena dapat membantu menjawab permasalahan anggota HPI Cabang Palembang dalam memahami sejarah dan budaya kota Palembang.
Resiliensi Warga Perantauan Paguyuban Ikatan Keluarga Klampok (IKK) dan Perannya Bagi Pembangunan Dusun Klampok, Gunungkidul: The Resilience of Migrant Residents of the Ikatan Keluarga Klampok (IKK) and Their Role in the Development of Klampok Village, Gunungkidul Absor, Nur Fajar; Irawan, Hendi; Husna, Lobelia Asmaul; Maisarah, Maisarah; Putra, Diki Tri Apriansyah
Nirwasita: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Ilmu Sosial Vol. 6 No. 2 (2025): Nirwasita: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Ilmu Sosial
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mahadewa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59672/nirwasita.v6i2.5190

Abstract

Penelitian ini membahas resiliensi warga perantauan asal Dusun Klampok, Gunungkidul, yang tergabung dalam paguyuban Ikatan Keluarga Klampok (IKK), sebagai respons terhadap krisis multidimensi pada Zaman Gaber era 1960-an. Tradisi merantau dipilih sebagai bentuk mobilitas sosial vertikal untuk memperbaiki taraf hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji proses resiliensi para perantau terbentuk dan kontribusi mereka terhadap pembangunan daerah asal. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Teori yang digunakan merujuk pada konsep Gemeinschaft dari Tonnies dan resiliensi menurut Grotberg serta Reivich & Shatte. Hasil penelitian menunjukkan bahwa resiliensi warga Dusun Klampok terwujud melalui sikap gigih, hidup prihatin, serta solidaritas dalam perantauan, yang kemudian dikristalisasi dalam bentuk paguyuban IKK. Paguyuban ini tidak hanya mempererat ikatan sosial antar perantau, tetapi juga berkontribusi nyata dalam pembangunan infrastruktur di Dusun Klampok, seperti pembangunan jembatan, masjid, balai dusun, hingga pengerasan jalan. Temuan ini menegaskan bahwa paguyuban perantau dapat menjadi aktor penting dalam pembangunan desa melalui penguatan modal sosial dan partisipasi swadaya. Penelitian ini membuka peluang kajian lanjutan terkait kontribusi perantau terhadap pembangunan daerah asal berbasis komunitas.