Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

Analisis Kompetensi Peran Pemimpin dalam Memberikan Pelayanan Sosial di LKSA Panti Asuhan Masyithoh Kota Lubuklinggau Nurwahyuliningsih, Eka; Nulhaqim, Soni Akhmad
Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial Vol 7, No 1 (2021): Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jiis.v7i1.29944

Abstract

Setiap organisasi pelayanan kemanusiaan memerlukan sosok pemimpin yang dapat memimpin lembaga dengan baik serta dapat memberikan dan mengembangkan kualitas pelayanan sosial yang efektif dan efisien. Seorang pemimpin harus memiliki kompetensi administrator sebagai penunjang keberlangsungan dalam melaksanakan peranannya. Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin yakni pengetahuan, sikap dan tindakan. Peran seorang pemimpin seringkali dilihat sebagai faktor utama dalam mengkoordinasikan dan menyelaraskan proses organisasi lembaga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran pemimpin dalam memberikan pelayanan sosial di LKSA Panti Asuhan Masyithoh ditinjau dari kompetensi administrator pekerjaan sosial menurut teori Skidmore. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Hasil penelitian yang telah dilakukan yakni pemimpin panti mampu berkomitmen dan berdedikasi menjalankan tugasnya dengan baik serta ketika menjalankan tugasnya sebagai seorang pemimpin, pemimpin panti telah menerapkan kompetensi administrator pekerjaan sosial. Ketiga kompetensi yang dimiliki oleh seorang pemimpin menjadi perpaduan yang utuh untuk memberikan pelayanan sosial kepada penerima manfaat, yakni anak-anak yang berada di LKSA Panti Asuhan Masyithoh.
ANALISIS PROGRAM PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ADAT TERPENCIL SUKU ANAK DALAM DI KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA Eka Nurwahyuliningsih
Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial Vol 22, No 2 (2021): JURNAL ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL
Publisher : Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP UI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jurnalkessos.v22i2.308

Abstract

Keterpencilan masih menjadi permasalahan yang dihadapi oleh komunitas adat, di mana hal ini menyebabkan masih sulitnya dalam memperoleh akses pelayanan sosial baik pendidikan, kesehatan, ekonomi maupun sosial budaya. Program pemberdayaan komunitas adat terpencil merupakan salah satu bentuk kebijakan yang dilaksanakan untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas adat melalui pendidikan, kesehatan dan pengakuan identitas sebagai warga negara. Program ini bertujuan agar terentaskannya komunitas suku anak dalam dari ketertinggalannya dengan masyarakat lainnya, serta menjadi senjata yang dapat mengatasi permasalahan mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan program pemberdayaan komunitas adat terpencil suku anak dalam dengan menggunakan elemen kebijakan Chambers sebagai pisau analisa. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif yang bersifat analisis deskriptif dengan teknik pengumpulan data menggunakan studi dokumentasi, observasi, dan wawancara. Terungkap bahwa pelaksanaan program pemberdayaan komunitas adat terpencil suku anak dalam telah dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan tujuannya. Selama proses pelaksanaan program terdapat kendala pada tahap awal yakni pada saat melakukan pendekatan dengan komunitas adat, di mana membutuhkan waktu yang cukup lama. Selain itu, program ini memberikan perlindungan kepada komunitas adat terpencil suku anak dalam dengan memberikan pemenuhan hak bagi mereka.
Analisis Kompetensi Peran Pemimpin dalam Memberikan Pelayanan Sosial di LKSA Panti Asuhan Masyithoh Kota Lubuklinggau Eka Nurwahyuliningsih; Soni Akhmad Nulhaqim
Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial Vol. 7 No. 1 (2021): Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jiis.v7i1.29944

Abstract

Setiap organisasi pelayanan kemanusiaan memerlukan sosok pemimpin yang dapat memimpin lembaga dengan baik serta dapat memberikan dan mengembangkan kualitas pelayanan sosial yang efektif dan efisien. Seorang pemimpin harus memiliki kompetensi administrator sebagai penunjang keberlangsungan dalam melaksanakan peranannya. Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin yakni pengetahuan, sikap dan tindakan. Peran seorang pemimpin seringkali dilihat sebagai faktor utama dalam mengkoordinasikan dan menyelaraskan proses organisasi lembaga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran pemimpin dalam memberikan pelayanan sosial di LKSA Panti Asuhan Masyithoh ditinjau dari kompetensi administrator pekerjaan sosial menurut teori Skidmore. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Hasil penelitian yang telah dilakukan yakni pemimpin panti mampu berkomitmen dan berdedikasi menjalankan tugasnya dengan baik serta ketika menjalankan tugasnya sebagai seorang pemimpin, pemimpin panti telah menerapkan kompetensi administrator pekerjaan sosial. Ketiga kompetensi yang dimiliki oleh seorang pemimpin menjadi perpaduan yang utuh untuk memberikan pelayanan sosial kepada penerima manfaat, yakni anak-anak yang berada di LKSA Panti Asuhan Masyithoh.
KEPEMIMPINAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA ORGANISASI LAYANAN MANUSIA Eka Nurwahyuliningsih; Soni Akhmad Nulhaqim; Hadiyanto A. Rachim
Kebijakan : Jurnal Ilmu Administrasi Vol 13 No 2 (2022): Vol. 13 No. 2, Juni 2022
Publisher : Program Magister Ilmu Administrasi dan Kebijakan Publik, Pascasarjana, Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/kebijakan.v13i2.5310

Abstract

Kepemimpinan memiliki peranan signifikan dalam menjalankan dan mengatur organisasi layanan manusia, di mana kegagalan maupun keberhasilan organisasi ditentukan oleh sosok pemimpin. Untuk menjadi seorang pemimpin tidak cukup hanya mengandalkan bakat maupun pengalaman, melainkan seorang pemimpin harus memiliki kompetensi yang dapat membantu mendorong keberhasilan mencapai tujuan organisasi dalam memberikan pelayanan sosial bagi penerima manfaat serta mengatur dan mempengaruhi anggota yang tergabung pada organisasi layanan manusia. Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan kompetensi kepemimpinan menurut persepktif social work administration pada organisasi layanan manusia. Kajian ini berdasarkan pada studi literatur atas berbagai sumber referensi yang kredibel dan mutakhir. Artikel ini menggarisbawahi pentingnya kompetensi yang perlu dimiliki oleh seorang administrator pekerjaan sosial (pemimpin), adapun kompetensi tersebut meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap profesional, ketiga aspek ini menjadi hal yang mutlak dimiliki oleh seorang pemimpin. Lebih jauh Skidmore, (1994) memaparkan terdapat atribut kompetensi yang berguna lainnya seperti kegigihan, manajemen waktu, kompromi, a soft touch, dan kreativitas, serta dengan adanya kompetensi kepemimpinan mampu membantu pemimpin dalam menghadapi tantangan masa depan. Selain itu, kompetensi kepemimpinan dapat digunakan sebagai penilaian mandiri bagi pemimpin dalam praktik pekerjaan sosial untuk meningkatkan meningkatkan kinerja organisasi layanan manusia secara efektif dan efisien.
RANCANG BANGUN INSTRUMEN ASESMEN PENYESUAIAN DIRI PADA ANAK KOMUNITAS ADAT TERPENCIL SUKU ANAK DALAM Eka Nurwahyuliningsih
Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial HUMANITAS Vol. 4 No. 2 (2022): September: Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial Humanitas
Publisher : Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP UNPAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/humanitas.v4i2.6207

Abstract

Komunitas adat terpencil merupakan salah satu kelompok adat yang persebaran populasinya masih terdapat dibeberapa wilayah Indonesia. Tujuan penelitian ini untuk melengkapi asesmen yang digunakan oleh pekerja sosial dalam melakukan penilaian, terutama dengan anak-anak yang berasal dari komunitas adat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif, informan yang dipilih berdasarkan purposive sampling dengan jenis data sekunder dan data primer, serta melakukan wawancara mendalam dengan informan dan melakukan pengamatan langsung (observasi). Kerangka instrumen asesmen ini sebagai alat ukur yang dikembangkan bagi profesi pekerja sosial maupun peneliti lainnya yang ingin mengkaji atau melakukan asesmen mengenai kondisi anak pada komunitas adat terpencil. Kemudian, untuk melengkapi kerangka assemen pada anak terdapat instrumen tambahan yaitu pada dimensi perkembangan anak menambahkan kondisi psikologis pada indikator kesehatan, dan motivasi pada indikator perkembangan emosional perilaku; dimensi kapasitas pengasuhan menambahkan pada kehangatan emosi yakni kecerdasan emosional dan spiritual; serta pada guidance and bounderis meyisipkan pertanyaan mengenai aturan adat dan kebiasaan yang mengikat pada komunitas adat. Rancang bangun instrumen asesmen dapat digunakan sebagai pisau analisa yang lebih kuat untuk mendeskripsikan secara lebih nyata kondisi yang dialami oleh anak dari komunitas adat serta sebagai pelengkap instrumen dari praktik pekerjaan sosial demi akurasi dan treatment yang lebih baik untuk asesmen anak.
Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil Suku Anak Dalam Melalui Program Pendidikan Eka Nurwahyuliningsih; Soni Akhmad Nulhaqim; Hadiyanto Abdul Rachim
Aliansi Special Issue September 2022 : Aliansi : Jurnal Politik, Keamanan Dan Hubungan Internasional
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/aliansi.v0i0.41870

Abstract

Indigenous community with residential locations that are quite far from reach make it difficult to access educational services that have been provided by the government. The need for education for remote community is something that needs to be pursued, considering the right to education for all citizens. Education plays a very important role in helping remote indigenous community understand life's problems, are able to think independently, create business opportunities and are sensitive to the times. It can be seen clearly that in remote indigenous community the critical ability of indigenous community is still weak, even the number of educated indigenous community is still lacking. Based on the 2013 BAPPENAS, it is stated that some of the indigenous peoples hope that education can be used to defend themselves and deal with outsiders without loss. This article discusses an approach used in empowering community to achieve a good standard of living. This study is based on a literature study by examining several credible reference sources consisting of news articles, the latest scientific articles and books that are relevant to the topic of discussion. This article focuses on the importance of education for indigenous community, empowerment through an educational approach is one of the provisions obtained by indigenous community in adapting to current changes and facing the challenges of this modern era. Komunitas adat dengan lokasi tempat tinggal yang cukup jauh dari jangkauan menyebabkan sulit mengakses layanan pendidikan yang telah disediakan oleh pemerintah. Kebutuhan pendidikan bagi komunitas adat terpencil menjadi hal yang perlu diupayakan, hal ini mengingat adanya hak atas pendidikan bagi semua warga negara. Pendidikan sangat berperan untuk membantu komunitas adat terpencil dalam memahami persoalan hidup, mampu berpikir mandiri, kreatif menciptakan peluang usaha dan peka terhadap tuntutan zaman. Dengan kasatmata dapat dilihat bahwa di lingkungan permukiman komunitas adat terpencil kemampuan kritis komunitas adat masih lemah bahkan jumlah kaum terdidik dikalangan komunitas adat masih kurang. Berdasarkan publikasi Bappenas tahun 2013, disebutkan bahwa beberapa dari masyarakat adat mengharapkan pendidikan dapat digunakan untuk mempertahankan diri dan berhadapan dengan orang luar tanpa dirugikan. Artikel ini membahas pendidikan sebagai suatu pendekatan yang digunakan dalam memberdayakan komunitas adat agar dapat mencapai taraf hidup yang baik. Kajian ini didasarkan pada studi literatur dengan menelaah beberapa sumber referensi yang kredibel terdiri dari artikel berita, artikel ilmiah terbaru dan buku yang sesuai dengan topik pembahasan. Artikel ini menitikberatkan pada pentingnya pendidikan bagi komunitas adat, pemberdayaan melalui pendekatan pendidikan menjadi salah satu bekal yang diperoleh komunitas adat dalam menyesuaikan diri dengan perubahan saat ini serta menghadapi tantangan zaman modern ini.
UPAYA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN SOSIAL MASYARAKAT MELALUI PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA SUNGSANG I KECAMATAN BANYUASIN II KABUPATEN BANYUASIN Nurwahyuliningsih, Eka; Pusnita, Indah; Fitria, Fitria
Aktivasi: Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Vol 3 No 2 (2022): Maret
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) STISIPOL Candradimuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37858/aktivasi.v3i2.411

Abstract

This research aims to determine efforts to improve community social welfare through tourism village development activities. The locus of the research was carried out in Sungsang I Village, Banyuasin II District, Musi Banyuasin Regency, and the informants in this research were the local community, local government and tourists. This research uses qualitative methods, while data collection techniques use direct observation and non-participant observation, interviews and documentation. This research focuses on four components of tourism, so the results of the research include Attraction that Sungsang I Village has natural beauty and performing arts which become a tourism magnet for tourists to visit the village; Accessibility, for accessibility, Sungsang I Village already has several infrastructure facilities that are quite adequate, although there needs to be additional facilities to support sustainable tourism activities, such as improving the mode of transportation to the tourist village; Amenities, which are related to the supporting facilities of Sungsang I Village as a tourism destination, this component is an important aspect that must be completed by all tourism actors in Sungsang I Village; in the case of Ancillary in Sungsang I Village, the local government and local community work together with groups who care about tourism to support the sustainability of the tourist village, then tourists can find several homestays, prayer rooms, souvenir shops, interesting photo locations, and other culinary places in Sungsang Village I. There are still several obstacles to infrastructure progress in Sungsang Village, such as damaged roads and a limited number of accommodations due to the lack of investors investing in the area. Even though there are still obstacles in its implementation, at least the development of tourist villages can help local communities to be economically empowered by providing entrepreneurship opportunities, improving local community skills, preserving local traditions and culture, and local communities must still maintain the principles of sustainable tourism.
PEMBERDAYAAN BAGI PEREMPUAN PENGRAJIN KAIN TENUN SONGKET DI DESA LIMBANG JAYA KECAMATAN TANJUNG BATU KABUPATEN OGAN ILIR Apriani, Anggun; Nurwahyuliningsih, Eka; Pusnita, Indah; Sutanda, Diki
Aktivasi: Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Vol 4 No 1 (2022): September
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) STISIPOL Candradimuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37858/aktivasi.v4i1.435

Abstract

Empowerment activities are an approach to increasing the abilities and potential of women songket woven cloth craftsmen to be more empowered, such as increasing skills, increasing market access, and encouraging progress in socio-economic conditions. The findings of the FGD results were that there were still obstacles in product marketing, so community service activities were carried out in the form of training and assistance with marketing and promotional strategies to increase the value and quality of the products produced so that they could drive increased economic income. The aim of this service activity is to encourage women to participate actively in decision making, as well as to increase the selling value of songket woven cloth by using profitable marketing strategies to improve welfare. Empowerment activities consist of three stages, including the planning stage, implementation stage and monitoring and evaluation. The marketing strategy carried out by the community consists of 1). Creating brand identity; 2). Attend training and workshops; 3). Collaborate with designers; 4). Digital marketing; 5). Take part in exhibitions and events. Thus, this service activity provides positive value for the community and motivates craftsmen to be independent and able to carry out marketing activities in a sustainable manner so that songket woven cloth products can be massively recognized not only by domestic consumers but also abroad.
PEMANFAATAN LIMBAH DALAM MENDUKUNG PROGRAM KAMPUNG IKLIM (PROKLIM) Aziz, Ervan; Prihatini, Lishapsari; Nurwahyuliningsih, Eka
Aktivasi: Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Vol 4 No 1 (2022): September
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) STISIPOL Candradimuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37858/aktivasi.v4i1.436

Abstract

Adaptation and mitigation are one of the efforts that can be carried out by various parties in dealing with climate change, one of which is that the community as the affected population must be actively involved in these efforts. The government has committed to addressing this problem by presenting a climate village program (ProKlim) with the aim of encouraging community participation as a whole in increasing their ability to adapt to the impacts of climate change and reducing greenhouse gas emissions. One of the ProKlim programs to prevent climate change is by utilizing waste from used goods. This activity uses a community-based approach, meaning that it actively involves the community to participate in the activity. The implementation method consists of location surveys, observations, transects (tracing), FGDs, seminars and training. The results of community service activities have a positive impact on the community, because they gain new knowledge and skills regarding the use of used tire waste which can reduce negative impacts on the environment and can be used sustainably by turning the waste into recycled materials such as flower pots. This activity not only reduces environmental pollution but can also help economic circulation and create new business opportunities.
Sosialisasi Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif Di SMK Negeri Rawas Ulu Kabupaten Musi Rawas Utara Nurwahyuliningsih, Eka; Ramdani, Jaka
Jurnal Pengabdian dan Peningkatan Mutu Masyarakat (Janayu) Vol. 5 No. 2 (2024): Jurnal Pengabdian dan Peningkatan Mutu Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/janayu.v5i2.32618

Abstract

Purpose – This activity aims to provide information and increase understanding to students and schools about inclusive education, as well as provide support for the implementation of inclusive education programs in schools. Design/methodology/approach – The implementation method uses socialization, with several stagncluding the planning stage, preparation stage, implementation stage, and evaluation and mentoring stage. Socialization activities were carried out at SMK Negeri Rawas ulu, North Musi Rawas Regency, attended by all grade X (ten) students from various departments. Findings – Results The inclusive education program aims to increase access to quality education services that are appropriate for children with special needs and are able to guarantee children the right to education that is equal to other children. The transformation of the education system towards inclusive schools in all regular schools is one of the government programs that is currently being pursued so that it can be implemented properly, including at SMK Negeri Rawas Ulu in North Musi Rawas Regency. With the socialization activities, students can find out information about the inclusive education system and the concept of children with disabilities including the definition of disabilities, various disabilities, facilities and infrastructure that are accessible to people with disabilities, characteristics of children with disabilities, obstacles experienced by people with disabilities; as well as introducing an inclusive environment that is friendly to children with disabilities without discrimination at school. In addition, schools will support and encourage the implementation of inclusive education by developing policies, training teachers, providing infrastructure, developing curriculum and developing an inclusive culture. Originality/value – Overall, socialization activities have a positive impact not only for schools but also for students, one of which is fostering students' concern for people with disabilities in the school environment and residence and manifesting a disability-friendly school environment.