Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : Journal of Language and Health

Hubungan Body Image dengan Kejadian Bullying pada Remaja Putri, Sinta Asaliyah Annisa; Rochmawati, Dwi Heppy; Susanto, Wigyo
Journal of Language and Health Vol 6 No 1 (2025): Journal of Language and Health
Publisher : CV. Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jlh.v6i1.5894

Abstract

Body Image yang positif berperan penting dalam kesehatan mental remaja. Namun, remaja sering kali mengalami masalah body image yang dapat berkontribusi terhadap kejadian Bullying. Tujuan: Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara body image dan kejadian Bullying pada remaja di Semarang.Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif korelasional dengan pendekatan cross-sectional. Sampel diambil menggunakan teknik purposive sampling, dari total populasi sebanyak 358 kelas X, peneliti mengambil sampel dengan pertimbangan tertentu yaitu berdasarkan nomor absen genap pada setiap kelas. Untuk menentukan besarnya sampel dihitung menggunakan rumus slovin sehingga didapatkan total 189 responden. pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner yang telah diuji validitasnya. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji statistik Somers’d. Hasil: Hasil analisis menunjukkan adanya hubungan signifikan antara body image dengan kejadian Bullying pada remaja, dengan nilai p < 0,05, yang menunjukkan bahwa body image yang buruk berhubungan dengan peningkatan kejadian Bullying.Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara body image dengan kejadian Bullying pada remaja di Semarang, yang menunjukkan pentingnya perhatian terhadap body image dalam upaya pencegahan Bullying.
Hubungan antara Tingkat Stres dengan Citra Diri pada Mahasiswa Dewi, Perwita Rameka; Rochmawati, Dwi Heppy; Susanto, Wigyo
Journal of Language and Health Vol 6 No 1 (2025): Journal of Language and Health
Publisher : CV. Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jlh.v6i1.5899

Abstract

Penampilan yang bersih dan cantik merupakan indikator penting dari keremajaan dan kesehatan seseorang. Hal pertama yang kita perhatikan tentang cerminan kepribadian seseorang adalah kerapian akan penampilanya. Di zaman modern sekarang ini, tidak sedikit kaum muda sedang lantang menampakkan kemudaan dan keelokkannya melalui wajah dan penampilan. Jika setiap adanya perubahan dari penampilan dan penampilan itu kurang ideal akan dipandang negatif. Stres dapat menjadi salah satu pemicu timbulnya citra diri yang negatif. Stres muncul sebagai respons terhadap rangsangan yang memicu reaksi di otak. Penelitian ini mempunyai tujuan guna mengetahui adanya hubungan antara tingkat stres dengan citra diri pada mahasiswa fakultas agama islam. Penelitian ini menerapkan metode kuantitatif dengan desain cross-sectional. Partisipan penelitian direkrut dari mahasiswa yang terdaftar di Fakultas Agama Islam, khususnya pada Program Studi Pendidikan Agama Islam. Teknik pengambilan sampel yang diterapkan adalah purposive sampling dengan total 138 responden. Pengambilan data dengan cara menyebarkan link kuesioner gform dengan koordinasi melalui komting kelas kemudian di share melalui grup angkatan masing-masing. Dalam menguji korelasi, penelitian ini menerapkan uji Spearman rho. Berdasarkan analisis data yang diperoleh dari 138 responden, mayoritas berusia antara 21 hingga 22 tahun, yaitu sebanyak 76 responden (55,1%), dan sebagian besar adalah perempuan dengan jumlah 116 responden (84,1%). Temuan penelitian ini juga mengungkapkan bahwa mayoritas mahasiswa Fakultas Agama Islam Program Studi Pendidikan Agama Islam menunjukkan tingkat stres dalam kategori normal dengan jumlah 59 responden (42,8%). Dalam hal citra diri, sebagian besar mahasiswa memiliki citra diri yang positif, tercatat sebanyak 127 responden (92%). Analisis bivariat menggunakan uji Spearman Rho menghasilkan nilai p sebesar 0,000 (p<0,05) yang mengarah pada penolakan H0 dan penerimaan H1. Terdapat hubungan signifikan antara tingkat stres dan citra diri pada mahasiswa Fakultas Agama Islam Program Studi Pendidikan Agama Islam.
Hubungan antara Tingkat Frustasi dengan Perilaku Kekerasaan pada Remaja” Tyas, Lutvi Mahendra Ning; Rochmawati, Dwi Heppy; Susanto, Wigyo
Journal of Language and Health Vol 6 No 1 (2025): Journal of Language and Health
Publisher : CV. Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jlh.v6i1.5901

Abstract

Tingkat frustasi dan perilaku kekerasaan pada remaja sangat penting karena dapat memberikan wawasan mendalam faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kekerasan kalanga remaja. Frustasi yang bisa timbul dari berbagai faktor seperti kegagalan akademis, masalah keluarga, tekanan sosial, atau ketidakpuasaan emosional, sering kali menjadi salah satu pemicu utama perilaku kekerasaan. Penelitian ini dapat membantu dalam merancang program pencegahaan yang lebih efektif dan sangat penting untuk mengidentifikasi cara-cara untuk menangani frustasi secara lebih sehat pada remaja, mengurangi kencenderungan mereka untuk terlibat dalam perilaku kekerasaan, sehingga dapat menciptakan masyarakat yang lebih aman dan mendukung. Penelitian ini bertujuan menggambarkan hubungan antara frustasi dengan perilaku kekerasan pada remaja. Penelitian ini menggunakan desain korelasi, dengan pendekatan cros sectional. Sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu remaja SMA Islam Sultan Agung 3 Semarang sebanyak 150 responden. Teknik pengambilan sampel adalah menggunakan Teknik purposive sampling. Kriteria inklusi penelitian ini adalah remaja yang berusia 15-18 tahun. Alat ukur menggunakan lembar kuesioner Tingkat frustasi dengan perilaku kekerasaan. Analisis yang digunakan yaitu analisis bivariat dengan uji chi-square. Hasil penelitian Sebagian responden mendapatkan Tingkat frustasi dengan presentase 43,3%, presentase perilaku kekerasaan sebanyak 74,0% terdapat hubungan Tingkat frustasi dengan perilaku kekerasaan, Dimana p value sebesar 0,041 (sig < 0,05). Dapat diasumsikan bahwa Tingkat frustasi dengan perilaku kekerasan ada hubungan. Terdapat hubungan antara Tingkat frustasi dengan perilaku kekerasaan pada remaja.
Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Gejala Depresi pada Remaja Aslam, Putri Latifa; Rochmawati, Dwi Heppy; Susanto, Wigyo
Journal of Language and Health Vol 6 No 1 (2025): Journal of Language and Health
Publisher : CV. Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jlh.v6i1.5902

Abstract

Masa remaja adalah tahap dalam kehidupan yang ditandai dengan berbagai proses perkembangan ditandai dengan berbagai perubahan pesat dalam aspek fisik, emosi, dan kognitif. Perubahan ini berpotensi memunculkan permasalahan psikologis, salah satunya adalah depresi. Dukungan sosial yang diberikan oleh keluarga, teman sebaya, serta lingkungan sekitar berperan penting dalam menekan risiko terjadinya depresi. Sebaliknya, kurangnya dukungan sosial dapat meningkatkan tekanan psikologis dan memperparah gejala depresi yang dialami oleh remaja.Tujuan: Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengkaji keterkaitan antara dukungan sosial dengan tingkat gejala depresi pada remaja.Metode: Studi ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif menggunakan desain korelasional. Sampel penelitian terdiri dari 150 siswa SMA yang dipilih menggunakan rumus Slovin. Data diperoleh melalui kuesioner yang menilai tingkat dukungan sosial serta gejala depresi berdasarkan instrumen Beck Depression Inventory (BDI). Analisis data dilakukan dengan perangkat lunak SPSS dengan menggunakan uji spearmen Hasil: Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dan tingkat gejala depresi pada remaja. Remaja yang mendapatkan dukungan sosial yang lebih tinggi cenderung memiliki gejala depresi yang lebih rendah. Sebaliknya, individu dengan tingkat dukungan sosial yang rendah lebih berisiko mengalami gejala depresi yang lebih berat.Kesimpulan: Dukungan sosial memainkan peran krusial dalam mengurangi dan mencegah munculnya gejala depresi pada remaja. Oleh sebab itu, keterlibatan aktif keluarga, teman, dan lingkungan sekolah sangat diperlukan untuk memberikan dukungan yang memadai guna membantu remaja dalam menghadapi tantangan emosional serta psikologis mereka
Hubungan antara Tingkat Stres dengan Kecanduan Judi Online pada Dewasa Awal Ulumuddin, Muhammad Ikmal; Rochmawati, Dwi Heppy; Susanto, Wigyo
Journal of Language and Health Vol 6 No 1 (2025): Journal of Language and Health
Publisher : CV. Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jlh.v6i1.5900

Abstract

Stres adalah respons psikologis dan fisik terhadap tekanan hidup yang meningkat, terutama pada dewasa awal. Jika tidak dikelola, stres dapat berdampak negatif secara fisik dan mental. Judi online sering dijadikan pelarian dari stres, namun dapat memicu kecanduan dan memperburuk tekanan. Judi online menarik perhatian karena peluang keuntungan, meski hasilnya tidak pasti. Studi pendahuluan menunjukkan 9 dari 10 mahasiswa Fakultas X Universitas X mengalami stres yang terkait kecanduan judi online akibat masalah ekonomi. Tujuan: Mendeskripsikan hubungan antara tingkat stres dengan kecanduan judi online pada dewasa awal. Metode: Penelitian kuantitaif dengan pendekatan cross sectional. Partisipan penelitian direkrut dari mahasiswa angkatan 2021yang terdaftar dari Fakultas X Universitas X. Sampel menggunakan teknik simple random sampling sebanyak 137 responden. Uji korelasi yang digunakan adalah uji chisquare Hasil: Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa dari 137 responden penelitian sebagian besar memiliki karakteristik usia 22 tahun sebanyak 59,9% dengan karakteristik tingkat stres berat sebanyak 67,2%. Hasil penelitian juga menunjukan 16,1% responden kecanduan judi online ringan, 17,5% responden kecanduan judi online sedang, dan 66,4% responden kecanduan judi online berat.Simpulan: Ada hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan kecanduan judi online pada dewasa awal (p value<0,05).
Hubungan antara Self-Efficacy dengan Quarter Life Crisis pada Mahasiswa Keperawatan Noviana, Aini Niswatun; Rochmawati, Dwi Heppy; Susanto, Wigyo
Journal of Language and Health Vol 6 No 1 (2025): Journal of Language and Health
Publisher : CV. Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jlh.v6i1.5919

Abstract

Setiap individu mengalami tahapan perkembangan dari masa awal hingga akhir kehidupan, masing-masing membawa tanggung jawab dan tantangan tertentu. Salah satu tahapan penting adalah masa transisi dari remaja akhir ke dewasa awal, yang sering ditandai dengan fase quarter-life crisis. Fase ini ditandai dengan perasaan tidak stabil, ketidakpastian, tekanan hidup, dan gangguan emosional seperti frustrasi, kecemasan, dan depresi. Hal ini terutama dirasakan oleh mahasiswa yang berada di usia 18-29 tahun. Self-efficacy (kepercayaan diri untuk mengatasi tantangan) memiliki peran penting dalam menghadapi quarter-life crisis. self-efficacy yang tinggi dapat menurunkan tingkat quarter-life crisis. Sebaliknya, self-efficacy yang rendah membuat individu lebih rentan terhadap krisis ini. Tujuan penelitian ini adalah Untuk untuk mengetahui hubungan antara self-efficacy dengan quarter-life crisis pada mahasiswa keperawatan UNISSULA. Metode peneilian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel yang digunakan adalah mahasiswa aktif Angkatan 22 Fakultas Keperawatan UNISSULA. Teknik yang digunakan adalah stratified sampling sebanyak 144 responden dari total 216 mahasiswa. Uji yang digunakan pada penelitian ini adalah uji Spearman’s rho. Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil Analisa Univariat Self-efficacy tinggi dengan 81,3% responden, dan untuk quarter-life crisis rendah dengan 63,2% responden. Dari 144 responden penelitian sebagian besar memiliki karakteristik umur 20 tahun sebanyak 52,8%, dengan jenis kelamin yang lebih dominan yaitu perempuan sebanyak 72,2%. Hasil bivariat uji spearman’s rho hubungan antara self-efficacy dengan quarter-life crisis didapatkan hasil p value = 0,000, serta dengan nilai r = 0,719. Kesimpulan penelitian ini yaitu Ada hubungan yang signifikan antara self-efficacy dengan quarter-life crisis, dengan p value = 0,000 (p value < 0,05).