Identifikasi stunting yang tidak tepat dapat menimbulkan bias dalam penilaian status gizi anak dan mempengaruhi intervensi yang diberikan. Ketidakakuratan dalam pengukuran tinggi badan anak, seperti menggunakan alat pengukur yang tidak akurat atau tidak sesuai prosedur standar, dapat menghasilkan data stunting yang tidak akurat. Secara umum kader di Desa Sukamenanti masih kurang akurat dalam melakukan pengukuran antropometri pada balita. Untuk itu dilakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan tujuan meningkatkan kapasitas kader dalam mengidentifikasi stunting, pemahaman pemantauan pertumbuhan, dan gizi balita. Metode yang diterapkan adalah pelatihan dan pendampingan. Pelatihan berhasil meningkatkan pengetahuan peserta tentang antropometri, pemantauan pertumbuhan, dan gizi balita secara signifikan sebesar 40,4%. Praktik, demontrasi, dan pendampingan dapat meningkatkan keterampilan peserta dalam mengukur panjang badan dan tinggi badan rata-rata sebesar 46,5% dan 34,6%. Meningkatnya kapasitas dan keterampilan kader posyandu dapat menjadi faktor kunci dalam upaya pencegahan stunting khususnya membantu mengidentifikasi anak-anak yang mengalami stunting dan memberikan bimbingan dan pengetahuan kepada orang tua tentang pengelolaan gizi di tingkat keluarga, termasuk membuat keputusan yang lebih baik terkait makanan yang sehat untuk anak-anak.