Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Faktor-faktor yang berhubungan dengan motivasi mahasiswa Program Non Reguler dalam melanjutkan Pendidikan Ners Di STIKES Syedza Saintika Padang Rhona Sandra
HEALTH CARE : JURNAL KESEHATAN Vol 7 No 2 (2018): Health Care : Jurnal Kesehatan
Publisher : STIKes Payung Negeri Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (158.284 KB) | DOI: 10.36763/healthcare.v7i2.11

Abstract

Saat ini masih banyak perawat tamatan DIII Keperawatan dibandingkan dengan S1 Keperawatan. Dalam menempuh pendidikan harus didukung oleh motivasi yang kuat. Tingginya motivasi mahasiswa terlihat dari jumlah mahasiswa program Non Reguler 8 yang mengalami peningkatan dari sebelumnya. Tujuan penelitian ini mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan motivasi mahasiswa program NR 8 dalam melanjutkan pendidikan Ners di Stikes Syedza Saintika Padang tahun 2017. Jenis penelitian deskriptif analitik, desain cross sectional, dilakukan pada tanggal 28 Juli – 11Agustus 2017. Populasi seluruh mahasiswa program NR 8 Program Studi Keperawatan di Stikes Syedza Saintika Padang pada tahun 2017 (122orang), dengan sampel 55 orang. Teknik sampel stratified proposional random sampling, dan dianalisa dengan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan kurang dari separuh responden memiliki motivasi yang rendah (40,0%), minat yang rendah (41,8%), penghargaan yang rendah (47,3%) dan dukungan keluarga yang tidak mendukung (41,8%). Hasil analisa bivariat menunjukkan ada hubungan bermakna antara faktor minat (p = 0,000), penghargaan (p = 0,024) dan dukungan keluarga (p = 0,000) terhadap motivasi mahasiswa dalam melanjutkan pendidikan Ners. Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan minat, penghargaan dan dukungan keluarga dengan motivasi mahasiswa program NR 8 dalam melanjutkan pendidikan Ners. Saran diharapkan kepada calon perawat profesional agar dapat menggali Ilmu Keperawatan secara teori dan praktek dalam melanjutkan pendidikan Ners.
PENERAPAN MOBILISASI DINI PADA PASIEN PASCA OPERASI DI RUMAH SAKIT TENTARA REKSODIWIRYO PADANG Harinal Afri Resta; Rhona Sandra
Jurnal Abdimas Saintika Vol 3, No 2 (2021): November Jurnal Abdimas Saintika
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jas.v3i2.1258

Abstract

 Pasca operasi merupakan hal yang menakutkan bagi pasien untuk melakukan pergerakan. Ketakutan pasien disebabkan karena khawatir akan  memperparah kondisi dan melukai pasien. Pasca operasi hal yang dilakukan oleh pasien adalah meakulan mobilisasi dini. Mobilisasi dini merupakan tindakan awal mandiri pasien yang bisa dilakukan dengan melakukan beberapa tahapan pergerakan yang berfungsi sebagai stimulasi kemandirian pasien dan juga mendukung kesembuhan luka pasien pasca operasi. Banyak pasien yang tidak mengetahui mobilisasi dini, tujuan mobilisasi dini, manfaat mobilisasi dini dan rentang gerak yang bagaimana yang diperbolehkan pasca operasi. Berdasarkan masalah tersebut, tujuan pengabdian masyarakat ini adalah memberikan health edukasi tentang mobilisasi dini pada pasien pasca operasi menggunakan metode penyuluhan. Hasil yang didapatkan adalah terjadi peningkatan pengetahuan peserta mobilisasi dini, tujuan, manfaat dan rentang gerak mobilisasi. Kesimpulannya adalah penyuluhan dapat meningkatkan pengetahuan pasien tentang mobilisasi dini sehingga diharapkan juga mempengaruhi kemandirian pasien dan kesembuhan luka pasien. Kata Kunci: mobilisasi dini, penyuluhan, pengetahuan
EFEKTIFITAS PENGGUNAAN PEMPERS PADA BAYI DI KECAMATAN KURANJI Rhona Sandra; Honesty Diana Morika
Jurnal Abdimas Saintika Vol 1, No 1 (2019): Jurnal Abdimas Saintika
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jas.v1i1.486

Abstract

Pada  saat ini orang tua modern sudah  merasa  nyaman  dengan  penggunaan  pempers  atau  popok  bayi  sekali pakai,  karena  mereka  tidak  perlu   bersusah  payah  untuk  mencuci  dan menjemur tumpukan popok bayi seperti pada masa orang tua mereka dulu. Salah satu masalah kesehatan kulit yang sering terjadi pada bayi adalah diaper rash (ruam popok), bagi bayi yang sering menggunakan popok. Karena kepraktisannya saat penggunaan dan kelalaian saat menggantinya sang bayilah yang mendapatkan dampak buruknya, seperti iritasi pada kulit bayi, sehingga mengakibatkan  bayi  menjadi rewel.  Diaper  rash  (ruam popok)  pada  bayi membuat kulit kemerahan, agak membentol. Solusi dari permasalahan ini adalah meningkatkan pengetahuan orang tua terhadap penggunaan pempers pada bayi. Kegiatan dilaksanakan di Kelurahan Gunung Sarik, Kecamatan Kuranji di Rumah Ketua RT 02 dengan jumlah peserta yang hadir sebanyak 15 orang ibu yang mempunyai bayi, peserta berperan aktif dalam kegiatan, selama kegiatan berlangsung peserta dapat mengikuti dengan baik, tidak ada peserta yang meninggalkan tempat selama kegiatan berlangsung. Kegiatan penyuluhan diakhiri dengan sesi tanya jawab dimana respon masyarakat cukup baik terlihat dari beberapa pertanyaan yang disampaikan kepada pemateri. Berbagai pertanyaan tersebut merefleksikan keingintahuan ibu tentang efektifitas penggunaan pempers. Saran yang diharapkan perlunya perhatian khusus orang tua mendampingi dan tidak membiasakan/membiarkan anak menggunakan pempers.
PENYULUHAN FISIOTERAPI DADA TERHADAP PEMELIHARAAN FUNGSI OTOT PERNAFASAN PADA PASIEN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN DI RUANG PARU RSUD M.ZAIN PAINAN Rhona Sandra; Honesty Diana Morika; Siska Sakti Anggraini; Harinal Afriesta
Jurnal Abdimas Saintika Vol 3, No 1 (2021): Mei Jurnal Abdimas Saintika
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jas.v3i1.1094

Abstract

Gangguan pada sistem respirasi seperti Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK), Pneumonia Tuberculosis (TB) merupakan kasus yang banyak di jumpai pada pasien yang menjalani perawatan di Rumah Sakit dengan angka 87%. Pada kebanyakan pasien yang mengalami gangguan sistem respirasi  pernafasan seperti PPOK, TB dan Pneumoni sering terjadi peningkatan produksi sekret, sputum atau lendir yang mengental, sehingga diperlukan upaya untuk pengeluaran sekret salah satu tindakan yang dapat diberikan adalah teknik fisoterapi dada. Fisioterapi dada merupakan satu cara pengobatan untuk mengembalikan fungsi organ pernafasan dengan cara postural drainage, perkusi dan vibrasi dada (Potter&Perry,2009). Dengan pemberian fisioterapi dada pada pasien yang mengalami retensi sekret dan gangguan oksigenasi respon yang diharapkan penumpukan sekret dapat dicegah, drainase trakheobronkhial dapat ditingkatkan dan ventilasi dapat diperbaiki (Asih&Effendy,2004). Kegiatan dari pengabdian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga untuk pengeluaran dan mengurangi produksi sekret pada pasien gangguan respirasi di Ruang Paru RSUD M.Zain Painan.   Metode yang digunakan ceramah dan demonstrasi. Kegiatan ini berjalan dengan lancar dan peserta sangat aktif mendengarkan dan melakukan fisioterapi dalam membantu pengeluaran sekret yang menghalangi jalan nafas.
PENGARUH SARI PATI BENGKUANG (Pachyrhizus Erosus)TERHADAP KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE II Emira Apriyeni; Rhona Sandra; A.N Juliwirina
Jurnal Kesehatan Medika Saintika Vol 12, No 1 (2021): Juni 2021
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jkms.v11i1.1026

Abstract

Diabetes Mellitus merupakan penyakit metabolik kronik dan terjadi peningkatan kasus di seluruh dunia. Kasus Diabetes Mellitus tipe II merupakan kasus terbanyak yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah. Penggunaan teknik nonfarmakologi dapat membantu dalam menurunkan kadar gula darah, salah satunya dengan sari pati bengkoang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sari pati bengkuang terhadap kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus tipe II. Jenis penelitian adalah analitik dengan pendekatan Quasy Exsperiment dengan rancangan Two Grup Posttest Design. Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Nanggalo Padang  tahun 2020 dengan jumlah sampel 20 orang. Pengambilan sampel dengan Purposive Sampling yang dibagi menjadi 10 orang kelompok intervensi dan 10 orang kelompok kontrol. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi. Data diolah dan di analisis secara univariat dan bivariat dengan menggunakan t test independent. Hasil penelitian didapatkan rata rata kadar gula darah pada kelompok kontrol pada pengukuran post test adalah 319.60mg/dl, sedangkan pada kelompok intervensi setelah diberikan Sari Pati Bengkuang adalah 208.60mg/dl. Berdasarkan uji statistik didapatkan pvalue=0,003. Kesimpulan penelitian yaitu ada pengaruh sari pati bengkuang (Pachyrhizus Erosus) terhadap kadar gula darah pada penderita Diabetes Mellitus Tipe II. Diharapkan hasil penelitian ini menjadi masukan bagi Puskesmas Nanggalo dalam pemberian terapi non farmakologi dengan sari pati bengkuang untuk menurunkan kadar gula darah pasien diabetes mellitus tipe II
PENGARUH PEMBERIAN JUS TOMAT TERHADAP KADAR KOLESTEROL Honesty Diana Morika; Siska Sakti Anggraini; Fenny Fernando; Rhona Sandra
Jurnal Kesehatan Saintika Meditory Vol 2, No 2 (2020): Mei 2020
Publisher : Stikes Syedza Saintika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jsm.v2i2.572

Abstract

Badan Kesehatan Dunia (WHO) Menunjukan 20% serangan stroke dan lebih dari 50% serangan jantung disebabkan oleh kadar kolesterol tinggi. Kasusnya di Indonesia meningkat pertahunnya sebanyak 28 persen dan menyerang usia produktif. Variabel independen pada penelitian ini menggunakan terapi Jus tomat. Dimana tomat merupakan salah satu bahan makanan yang tinggi serat yang mengandung alkaloid solanin, saponin, asam folat, biflanoid, protein, mineral,Vitamin, histamine, dan Likopen. Tomat dalam bentuk jus lebih mudah diserap dan dicerna. Mengkonsumsi jus tomat satu gelas sehari dapat menurunkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh.Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian jus tomat terhadap kadar kolesterol darah  di Wilayah kerja Puskesmas Ampalu Tahun 2020. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 23 Maret s/d 30 Maret 2020 di Wilayah Kerja Puskesmas Ampalu. Jenis penelitian Quarsi -eksperimen dengan one group rancangan pre-post test. Analisa data dengan cara analisa univariat dan bivariat dengan Uji Paired t Test. Populasi penelitian adalah seluruh responden yang datang berkunjung ke Puskesmas Ampalu yang menderita kolesterol > 200 mg/dl. Sampel yang diambil 10 responden dengan teknik pengambilan menggunakan purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi dan pemberian jus tomat selama 6 hari. Hasil penelitian didapatkan rata-rata kadar kolesterol sebelum diberikan jus tomat adalah 243.10 mg/dl, dengan standar deviasi 27.25 nilai Minimal 201 nilai maximal294 standar devias 27.25, rata-rata kadar kolesterol sesudah diberikan jus tomat adalah 194.90 mg/dl, dengan standar deviasi 24.03 nilai minimumnya 145, nilai maximumnya 227 dan standar deviasi 24.03, ada pengaruh rata-rata kadar kolesterol sebelum dan sesudah diberikan jus tomat yaitu dengan Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0.003 (P , 0.05). Dapat disimpulkan ada pengaruh pemberian jus tomat terhadap penurunan kadar kolesterol di Wilayah Kerja Puskesmas Ampalu tahun 2020. Diharapkan bagi petugas kesehatan, khususnya petugas kesehatan Puskesmas Ampalu untuk meningkatkan lagi memberikan penyuluhanberkaitan dengan obat non farmakologi tentang penurunan kadar kolesterol sehingga menekan penderita kolesterolemia sehingga jumlah penderita kolesterol tinggi bisa menurun.
Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan Dengan Motivasi Kerja Perawat Di Ruang Interne Dan Bedah Rsud Solok Selatan Tahun 2017 Rhona Sandra
The Indonesian Journal of Health Science Vol 9, No 1 (2017): The Indonesian Journal Of Health Science
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/the.v9i1.1258

Abstract

Gaya kepemimpinan memiliki pengaruh yang besar terhadap motivasi kerja    perawat yang hendak dicapai dalam situasi tertentu, sehingga peran pemimpin dalam suatu organisasi sangatlah penting dan menentukan dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan dari penelitian ini mengetahui hubungan gaya kepemimpinan kepala ruangan dengan motivasi kerja perawat di ruang interne dan bedah. Metode penelitian ini dengan desain cross sectional study, dengan sampel seluruh perawat pelaksana dan katim yang berada di ruang rawat inap interne dan bedah yang berjumlah 37 orang. Hasil penelitian menunjukan ada hubungan yang bermakna antara gaya kepemimpinan kepala ruangan dengan motivasi kerja perawat (p value  =  0,013). Agar kepala ruangan mengenali gaya kepemimpinan yang digunakan karena berpengaruh terhadap motivasi kerja perawat diruangan.Keywords : Gaya, Kepemimpinan, Motivasi
DIABETES SELF MANAGEMENT EDUCATION PADA MASYARAKAT DI KELURAHAN GUNUNG SARIAK Siska Sakti Angraini; Honesty Diana Morika; Vino Rika Nofia; Rhona Sandra
Jurnal Abdimas Saintika Vol 5, No 1 (2023): Jurnal Abdimas Saintika
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jas.v5i1.1807

Abstract

ABSTRAK Kelurahan Gunung Sarik merupakan daerah wilayah kerja Puskesmas Belimbing. Dimana di wilyah kerja ini terdiri dari 17 desa yang terdapat penderita DM tipe II. Kelurahan gunung sariak memiliki jumlah  penderita  DM tipe  II terbanyak  terlihat  dari jumlah kunjungannya yaitu 93 orang. Peningkatan kasus DM tipe II paling banyak  dialami  oleh penduduk  di  dunia yang disebabkan oleh terganggunya sekresi insulin dan resistensi insulin. Faktor yang terkait dengan  risiko diabetes adalah memiliki riwayat penyakit kardiovaskuler seperti stroke, PJK, atau PAD (Peripheral Arterial Diseases), konsumsi alkohol, faktor stress, kebiasan merokok, jenis kelamin, konsumsi kafein, dan pengetahuan rendah tentang pengelolaan Diabetes Melitus. Tujuan dari kegiatan pengabmas ini adalah Peningkatan pengetahuan tentang pencegahan diabetes melitus dengan membentuk perawatan   secara   mandiri   untuk  mempertahankan  kesehatan  dan  kesejahteraan. Metode pelaksanaan kegiatan ini dengan cara memberikan penyuluhan kesehatan pada masyarakat yang menderita DM tipe II di kelurahan Gunung Sariak. Waktu pelaksanaan edukasi hanya 1 hari di bulan Desember 2022. Hasil dari pengabmas ini diperoleh dari 16 penderita DM tipe II terdapat hampir semua mengerti dan mengetahui cara pencegahan dan Penangaann Penyakit DM yaitu 16 orang (80%).  Berdasarkan hasil kegiatan tersebut yang telah dilakukan, ternyata Diabetes   Self   Management   Education (DSME) sangatlah penting untuk membantu orang dengan pre-diabetes atau diabetes dalam menerapkan dan mempertahankan perilaku yang diperlukan untuk mengelola kondisi secara terus menerus didalam atau diluar dengan tujuan dapat menunda terjadinya komplikasi. Disarankan hasil dari kegiatan ini sebagai acuan bagi petugas kesehatan di Puskesmas Belimbing dan dapat dilaksanakan ke sasaran masyarakat dalam memberikan bantuan kepada pasien dalam bentuk Supportive-Educative dalam memberikan pendidikan  kesehatan agar pasien   mampu   melakukan   perawatan   secara   mandiri   sehingga   tercapai kemampuan  untuk  mempertahankan  kesehatan  dan  kesejahteraannya.Kata kunci: Diabetes self management education, DM tipe II                                                                                                                    ABSTRACTGunung Sarik Village is the working area of the Belimbing Health Center. Where in this working area there are 17 villages that have type II DM sufferers. Gunung Sariak Village has the highest number of type II DM sufferers, as seen from the number of visits, namely 93 people. The increase in cases of type II DM is most experienced by the world's population which is caused by impaired insulin secretion and insulin resistance. Factors associated with diabetes risk are having a history of cardiovascular disease such as stroke, CHD, or PAD (Peripheral Arterial Diseases), alcohol consumption, stress factors, smoking habits, gender, caffeine consumption, and low knowledge about the management of Diabetes Mellitus. The purpose of this community service activity is to increase knowledge about the prevention of diabetes mellitus by forming independent treatments to maintain health and well-being. The method of implementing this activity is by providing health education to people who suffer from type II DM in the Gunung Sariak sub-district. The time for implementing the education was only 1 day in December 2022. The results of this community service were obtained from 16 type II DM sufferers, almost all of whom understood and knew how to prevent and treat DM disease, namely 16 people (80%). Based on the results of these activities that have been carried out, it turns out that Diabetes Self Management Education (DSME) is very important to help people with pre-diabetes or diabetes in implementing and maintaining the behaviors needed to manage the condition continuously inside or outside with the aim of delaying the occurrence of complications. It is recommended that the results of this activity serve as a reference for health workers at the Belimbing Health Center and can be implemented to target the community in providing assistance to patients in the form of Supportive-Educative in providing health education so that patients are able to carry out care independently so as to achieve the ability to maintain their health and well-being.Keyword : Diabetes self management education, DM tipe II
EDUKASI TATALAKSANA KEDARURATAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI KELUARGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BELIMBING KOTA PADANG Roza Marlinda; Rhona Sandra; Vino Rika Nofia; Siska Sakti Angraini; Andika Herlina MP
Jurnal Abdimas Saintika Vol 5, No 2 (2023): November Jurnal Abdimas Saintika
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jas.v5i2.2149

Abstract

Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan keadaan patofisiologis berupa kelainan fungsi jantung, akibat penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah arteri koroner akibat pengendapan lemak dan kolestrol sehingga aliran darah ke jantung menjadi terhambat. Salah satu permasalahan pada perawatan pasien dengan PJK adalah rendahnya tingkat pengetahuan pasien dan keluarga tentang perawatan dan tatalaksana kedaruratan PJK terutama di lingkungan keluarga. Hal ini mengakibatkan rendahnya tingkat kepatuhan pasien terhadap pengobatan dan terapi PJK. Pada studi pendahuluan ditemukan masih banyaknya pasien dan keluarga yang belum memahami perawatan dan tatalaksana kadaruratan PJK. Upaya dalam mengatasi masalah yang ada adalah memberikan penyuluhan Kesehatan tentang tatalaksana kedaruratan dan perawatan PJK meliputi definisi, penyebab, penatalaksanaan, cara pencegahan dan perawatan serta tatalaksana kedaruratan PJK pada pasien dan keluarga. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini berupa penyuluhan kesehatan dalam rangka meningkatkan pengetahuan kesehatan. Penerapan metode kegiatan ini dibagi menjadi 3 tahapan, diantaranya sosialisasi, diskusi dan evaluasi kegiatan. Sejumlah 18 orang pasien dan keluarga hadir dalam kegiatan ini dengan penerapan protokol kesehatan selama kegiatan berlangsung. Terdapat perbedaan signifikan pada pengetahuan responden pada sebelum (pretest) dan setelah (posttest) kegiatan. Diharapkan kegiatan ini dapat menjadi kegiatan rutin sebagai upaya peningkatan pengetahuan pasien dan keluarga di masyarakat.