Cabai merah merupakan salah satu komoditas utama yang menjadi bahan baku penting dalam industri pangan nasional. Seperti halnya jenis usaha lainnya, budidaya cabai merah juga memiliki tingkat risiko yang cukup tinggi. Saat ini, tanaman cabai merah semakin diminati oleh para petani. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis besarnya biaya, pendapatan, keuntungan, tingkat efisiensi, serta risiko produksi dan harga dari usaha tani cabai merah di Desa Seberida, Kecamatan Batang Gansal, Kabupaten Indragiri Hulu. Penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Pengumpulan data dilakukan dengan metode Simple Random Sampling, dengan alasan bahwa wilayah ini merupakan penghasil cabai merah dengan luas panen dan volume produksi terbesar. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 petani.Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Total biaya rata-rata yang dikeluarkan sebesar Rp 23.325.050/0,23/MT atau Rp. 99.964.500,00/Ha/MT Sedangkan rata-rata total penerimaan dari usahatani cabai merah mencapai Rp.55.582.500/Grpn/MT atau 238.210.714,00/Ha/MT dan Keuntungan yang diperoleh adalah Rp. 32.257.450/0,23/MT atau Rp. 138.246.214,00/Ha/MT. (2) Tingkat efisiensi usahatani cabai merah per musim adalah 2.38, sehingga dinyatakan layak untuk dijalankan. (3) Risiko produksi pada usahatani cabai merah di Desa Seberida memiliki koefisien variasi (CV) sebesar 0,25. Nilai ini lebih kecil dari 0,5 yang menunjukkan bahwa risiko produksi yang dihadapi petani tergolong rendah. Red chili is one of the main commodities that is an important raw material in the national food industry. Like other types of businesses, red chili cultivation also has a fairly high level of risk. Currently, red chili plants are increasingly in demand by farmers. This study aims to analyze the amount of costs, income, profits, efficiency levels, and production and price risks of red chili farming in Seberida Village, Batang Gansal District, Indragiri Hulu Regency. This study uses observation, interview, and documentation methods. Data collection was carried out using the Simple Random Sampling method, on the grounds that this area is a producer of red chili with the largest harvest area and production volume. The number of samples in this study was 30 farmers. The results of the study showed that (1) The average total cost incurred is Rp. 23,325,050/0.23/MT or Rp. 99,964,500.00/Ha/MT. Meanwhile, the average total income from red chili farming reaches Rp. 55,582,500/Grpn/MT or 238,210,714.00/Ha/MT and the profit obtained is Rp. 32,257,450/0.23/MT or Rp. 138,246,214.00/Ha/MT. (2) The efficiency level of red chili farming per season is 2.38, so it is declared feasible to run. (3) The production risk in red chili farming in Seberida Village has a coefficient of variation (CV) of 0.25. This value is smaller than 0.5, which indicates that the production risk faced by farmers is relatively low.