Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

PERAN PENYULUH DALAM PENGEMBANGAN KWT MAJU BERSAMA DI DESA KOTA LAMA KECAMATAN RENGAT BARAT KABUPATEN INDRAGIRI HULU Nur’aini; Sawitri, Nina; Yuzlizar
JURNAL PERANGKAT LUNAK Vol 7 No 3 (2025): Jurnal Perangkat Lunak
Publisher : Indragiri Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32520/jupel.v7i3.4224

Abstract

Penyuluh dapat mempengaruhi sasaran melalui perannya sebagai edukator, inovator, fasilitator, konsultan, supervisor, pemantauan, evaluator, maupun sebagai penasehat petani yang sesuai dengan karakteristik/ciri petani termasuk potensi wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peran Penyuluh Pertanian dalam Pengembangan Kelompok Wanita Tani Maju Bersama di Desa Kota Lama Kecamatan Rengat Barat Kabupaten Indragiri Hulu. Penelitian ini menggunakan metode survei yang dilakukan di Desa Kota Lama Kecamatan Rengat Barat Kabupaten Indragiri Hulu dari bulan November sampai dengan Januari 2025. Sebanyak 15 orang sampel telah dipilih secara sengaja dimana yang menjadi sampel yaitu ketua, sekretaris, bendahara, dan 12 orang anggota. Data diperoleh dari sumber primer dan sekunder. Data primer dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan petani sampel. Data yang dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan Skala Likert kemudian dianalisis menggunakan matematika sederhana dan statistik yaitu Rank Spearman. Tingkat peran Penyuluh Pertanian Dalam Pengembangan Kelompok Wanita Tani Maju Bersama di Desa Kota Lama Kecamatan Rengat Barat Kabupaten Indragiri Hulu, dengan hasil nilai rata-rata 4,6 dengan kategori sangat puas, hal ini disebabkan karena penyuluh menjalankan perannya dengan sangat baik dan selalu melakukan pembinaan kepada kelompok wanita tani. Hubungan peran Penyuluh Pertanian Dalam Pengembangan Kelompok Wanita Tani sebagai Edukator/pendidik, Inovator, Fasilitator, Konsultan, Supervisor, Pemantauan dan Evaluator tidak terdapat hubungan yang signifikan pada tingkat signifikan (α) 5%. Hal ini menunjukkan tinggi atau rendahnya tingkat peran Penyuluh Pertanian tidak ada hubungannya dengan tinggi atau rendahnya tingkat pengembangan Kelompok Wanita Tani.
PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PENGEMBANGAN KELOMPOK TANI PADI DI TELUK SEJUAH Darmawan, Hardimansyah; Sawitri, Nina; Afiza, Yeni
JURNAL PERANGKAT LUNAK Vol 7 No 3 (2025): Jurnal Perangkat Lunak
Publisher : Indragiri Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32520/jupel.v7i3.4256

Abstract

Penyuluh pertanian memiliki peran penting sebagai fasilitator, inovator, motivator, dinamisator, dan edukator dalam mendukung petani untuk memahami dan mengembangkan sektor pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran penyuluh dalam pengembangan kelompok tani padi sawah di Desa Teluk Sejuah, Kecamatan Kelayang, Kabupaten Indragiri Hulu. Sampel diambil secara purposive pada 5 kelompok tani dengan masing-masing 6 responden. Metode analisis yang digunakan meliputi statistik deskriptif, teknik scoring menggunakan skala Likert, serta analisis regresi linear berganda untuk melihat pengaruh peran penyuluh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran penyuluh sebagai fasilitator sebesar 63%, inovator 60%, motivator 53%, dinamisator 76,7%, dan edukator 66,7%. Secara keseluruhan, tingkat peran penyuluh mencapai 83,6% dan dikategorikan sangat berperan. Penelitian ini menunjukkan bahwa penyuluh pertanian telah memberikan kontribusi signifikan dalam pengembangan kelompok tani, khususnya dalam meningkatkan kemampuan, kemandirian, dan akses petani terhadap sumber daya pertanian. Kata Kunci: Peran Penyuluh, Pengembangan Kelompok Tani, Fasilitator, Inovator, SPSS
Analisis Usaha Tani Cabai Merah di Desa Seberida Kecamatan Batang Gansal Kabupaten Indragiri Hulu Danu Kusuma Wardoyo; Nina Sawitri; Partini
JURNAL AGRIBISNIS Vol. 14 No. 2 (2025): Jurnal Agribisnis Volume 14 No 2 Tahun 2025 (In progress)
Publisher : Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32520/agribisnis.v14i2.4223

Abstract

Cabai merah merupakan salah satu komoditas utama yang menjadi bahan baku penting dalam industri pangan nasional. Seperti halnya jenis usaha lainnya, budidaya cabai merah juga memiliki tingkat risiko yang cukup tinggi. Saat ini, tanaman cabai merah semakin diminati oleh para petani. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis besarnya biaya, pendapatan, keuntungan, tingkat efisiensi, serta risiko produksi dan harga dari usaha tani cabai merah di Desa Seberida, Kecamatan Batang Gansal, Kabupaten Indragiri Hulu. Penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Pengumpulan data dilakukan dengan metode Simple Random Sampling, dengan alasan bahwa wilayah ini merupakan penghasil cabai merah dengan luas panen dan volume produksi terbesar. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 petani.Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Total biaya rata-rata yang dikeluarkan sebesar Rp 23.325.050/0,23/MT atau Rp. 99.964.500,00/Ha/MT Sedangkan rata-rata total penerimaan dari usahatani cabai merah mencapai Rp.55.582.500/Grpn/MT atau 238.210.714,00/Ha/MT dan Keuntungan yang diperoleh adalah Rp. 32.257.450/0,23/MT atau Rp. 138.246.214,00/Ha/MT. (2) Tingkat efisiensi usahatani cabai merah per musim adalah 2.38, sehingga dinyatakan layak untuk dijalankan. (3) Risiko produksi pada usahatani cabai merah di Desa Seberida memiliki koefisien variasi (CV) sebesar 0,25. Nilai ini lebih kecil dari 0,5 yang menunjukkan bahwa risiko produksi yang dihadapi petani tergolong rendah. Red chili is one of the main commodities that is an important raw material in the national food industry. Like other types of businesses, red chili cultivation also has a fairly high level of risk. Currently, red chili plants are increasingly in demand by farmers. This study aims to analyze the amount of costs, income, profits, efficiency levels, and production and price risks of red chili farming in Seberida Village, Batang Gansal District, Indragiri Hulu Regency. This study uses observation, interview, and documentation methods. Data collection was carried out using the Simple Random Sampling method, on the grounds that this area is a producer of red chili with the largest harvest area and production volume. The number of samples in this study was 30 farmers. The results of the study showed that (1) The average total cost incurred is Rp. 23,325,050/0.23/MT or Rp. 99,964,500.00/Ha/MT. Meanwhile, the average total income from red chili farming reaches Rp. 55,582,500/Grpn/MT or 238,210,714.00/Ha/MT and the profit obtained is Rp. 32,257,450/0.23/MT or Rp. 138,246,214.00/Ha/MT. (2) The efficiency level of red chili farming per season is 2.38, so it is declared feasible to run. (3) The production risk in red chili farming in Seberida Village has a coefficient of variation (CV) of 0.25. This value is smaller than 0.5, which indicates that the production risk faced by farmers is relatively low.
Persepsi Peternak Terhadap Teknologi Inseminasi Buatan di Kecamatan Lubuk Batu Jaya Kabupaten Indragiri Hulu Gunawan, Gunawan; Yeni Afiza; Nina Sawitri
JURNAL AGRIBISNIS Vol. 14 No. 2 (2025): Jurnal Agribisnis Volume 14 No 2 Tahun 2025 (In progress)
Publisher : Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32520/agribisnis.v14i2.4323

Abstract

Inseminasi Buatan (IB) merupakan salah satu teknologi reproduksi buatan yang diperkenalkan oleh pemerintah untuk meningkatkan kualitas genetik dan produktivitas ternak, khususnya sapi potong. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji persepsi peternak terhadap teknologi IB di Kecamatan Lubuk Batu Jaya, Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau. Penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan metode survei terhadap 40 peternak sapi potong yang telah mengadopsi teknologi IB. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi peternak secara umum berada dalam kategori baik, dengan total skor persepsi sebesar 4.170. Peternak menilai teknologi IB memberikan berbagai manfaat, seperti peningkatan kualitas dan kuantitas ternak, efisiensi biaya, serta penghematan waktu dan tenaga. Meskipun demikian, peternak juga menghadapi kendala seperti kesulitan dalam mendeteksi birahi dan tingkat keberhasilan kebuntingan yang masih rendah. Oleh karena itu, diperlukan upaya peningkatan kapasitas melalui pelatihan dan penyuluhan, serta peningkatan akses terhadap inseminator terlatih untuk mendukung keberhasilan adopsi teknologi IB. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar pengambilan kebijakan dalam pengembangan sektor peternakan sapi potong secara berkelanjutan. Artificial Insemination (AI) is a reproductive technology introduced by the government to improve the genetic quality and productivity of livestock, particularly beef cattle. This study aims to examine the perceptions of beef cattle farmers toward AI technology in Lubuk Batu Jaya District, Indragiri Hulu Regency, Riau Province. A descriptive quantitative approach was used, employing a survey method involving 40 beef cattle farmers who had adopted AI technology. Data were collected through observation, interviews, and questionnaires. The results indicate that farmers' overall perception of AI is categorized as positive, with a total perception score of 4,170. Farmers recognized the benefits of AI, including improved livestock quality and quantity, cost efficiency, and savings in time and labor. However, they also encountered challenges such as difficulties in estrus detection and relatively low conception rates. Therefore, efforts are needed to enhance farmers’ capacity through training and extension services, as well as improve access to skilled inseminators to support the successful adoption of AI. The findings are expected to serve as a basis for policymaking in the sustainable development of the beef cattle sector.