Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN DAN PENERAPAN METODE JUST IN TIME TERHADAP EFISIENSI BIAYA PERSEDIAAN BAHAN BAKU STUDI KASUS PT. SIIX ELECTRONICS INDONESIA Aznedra, Aznedra; Safitri, Endah
MEASUREMENT : Jurnal Program Studi Akuntansi Vol 12, No 2 (2018): MEASUREMENT : JURNAL AKUNTANSI DESEMBER 2018
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (434.271 KB) | DOI: 10.33373/mja.v12i2.1738

Abstract

Persediaan merupakan salah satu aktiva perusahaan, oleh karena itu harus memiliki pengendalian internal yang baik untuk menjaga persediaan tersebut dari hal-hal buruk yang mungkin terjadi dan berpengaruh pada efisiensi biaya persediaan bahan baku. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis sistem pengendalian internal persediaan dan penerapan metode just in time terhadap efisiensi biaya persediaan bahan baku PT. SIIX Electronics Indonesia. Jenis penelitian adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif, pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian adalah pengendalian internal persediaan tidak berjalan dengan baik sehingga tidak ada efisiensi pada biaya persediaan bahan baku, begitupun dengan penerapan metode just in time tidak efisien terhadap biaya persediaan bahan baku.
KAJIAN PENGARUH VARIASI KOMPOSISI HIGH VOLUME FLY ASH TERHADAP PARAMETER BETON MEMADAT MANDIRI DAN KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI Utami, Shabina Aulia; Wibowo, Wibowo; Safitri, Endah
Matriks Teknik Sipil Vol 5, No 4 (2017): Desember 2017
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (406.39 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v5i4.36923

Abstract

Teknologi beton telah berkembang dengan pesat menyusul tantangan yang berkembang di bidang konstruksi. Banyak sekali inovasi-inovasi baru yang dihasilkan, baik dengan menambahkan suatu bahan kimia atau pozzolanic material maupun dengan mengubah komposisi dari campuran beton itu sendiri. Beton mutu tinggi yang memadat sendiri atau high strength self compacting concrete (HSSCC) merupakan salah satu hasil dari inovasi yang telah dilakukan. Fly ash merupakan salah satu filler atau pozzolan yang dapat digunakan pada campuran beton dan berfungsi sebagai bahan pengganti semen. Fly ash adalah hasil dari pembakaran batu bara yang pada umumnya terdapat pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Karena ukuran butiran fly ash sangat kecil (45 µm) dan lebih kecil dibandingkan ukuran butiran semen (75 µm), fly ash bisa meminimalkan pori pada beton sehingga membuat beton memiliki nilai kuat tekan yang tinggi. Penggunaan fly ash dalam kadar yang besar (50% atau lebih) atau biasa disebut dengan high volume fly ash pada campuran beton dapat menjadi solusi dalam meminimalkan dampak lingkungan pada industri konstruksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh variasi komposisi high volume fly ash terhadap parameter beton memadat mandiri dan kuat tekan beton mutu tinggi. Untuk tipe fly ash yang digunakan yaitu fly ash tipe C dengan variasi kadar 0%, 55%, 60%, 65% dan 70% dari berat semen. Pengujian beton segar untuk mengetahui sifat SCC pada beton berupa fillingability, passingability, dan segregation resistance meliputi flow table test, l-box test, dan v-funnel test. Sementara itu, pada beton keras pengujian yang dilakukan berupa uji kuat tekan dengan menggunakan Compression Testing Machine (CTM). Benda uji yang digunakan berbentuk silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Berdasarkan hasil pengujian, penambahan kadar fly ash sebesar 70% merupakan kadar terbaik yang memenuhi semua persyaratan pengujian beton segar, yaitu memenuhi semua sifat dari beton SCC. Sementara itu, kuat tekan maksimum terdapat pada beton dengan kadar fly ash sebesar 60%, yaitu 22,82 MPa untuk beton umur 14 hari dan 29,43 MPa untuk beton umur 28 hari.
Uji Lentur Balok Beton Bertulang Memadat Sendiri High Volume Fly Ash 50% Budi, Agus Setiya; Safitri, Endah; Widya Nurhayati, Surya Perdana
Matriks Teknik Sipil Vol 8, No 2 (2020): Juni
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (408.841 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v8i2.45191

Abstract

Fly Ash yang merupakan sisa pembakaran batu bara memiliki ukuran butiran yang sangat halus sehingga berpotensi terhadap pencemaran udara. Dengan kehadiran air dan ukurannya yang halus, oksida silica yang dikandung di dalam fly ash akan bereaksi secara kimia dengan kalsium hidroksida yang terbentuk dari proses hidrasi semen dan menghasilkan zat yang memiliki kemampuan yang mengikat. Penggunaan kadar fly ash lebih besar sama dengan 50% dari total powder, serta penambahan super plasticizer agar beton mampu memadat sendiri, beton tersebut dapat disebut High Volume Fly Ash – Self Compacting Concrete (HVFA-SCC). Untuk melihat perilaku beton HVFA-SCC pada komponen struktur penelitian ini mengkaji perilaku lentur balok dengan penambahan 50% fly ash pada balok beton bertulang dan balok beton normal. Metode penelitian eksperimen menggunakan benda uji balok beton bertulang HVFA-SCC 50% dan balok beton normal dengan jumlah masing-masing 3 balok, dengan dimensi panjang 1550 mm, lebar 100 mm, dan tinggi 185 mm. Pengujian dilakukan dengan metode four point loading pada jarak 1/3 bentang. Dari hasil penelitian didapatkan balok HVFA-SCC 50% mendapatkan nilai lendutan sebesar 27,41 mm, 30 mm, dan 15,14 mm dan beban sebesar 51,5 kN, 52 kN, dan 54 kN sedangkan balok beton normal memiliki nilai lendutan maksimum sebesar 15,72 mm, 17,72 mm, dan 18,09 mm, dan beban maksimum sebesar 47,25 kN, 52 kN, dan 54,5 kN. Dengan nilai indeks kekakuan sebesar 19,706 pada saat retak dan 8,076 pada saat leleh untuk balok HVFA-SCC 50% serta 16,723 saat retak dan 7,017 pada saat leleh untuk balok beton normal.
KAJIAN KAPASITAS LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU PETUNG TAKIKAN TIPE V DENGAN JARAK TAKIKAN 4 CM DAN 5 CM Sunaryo, Sunaryo; Budi, Agus Setiya; Safitri, Endah
Matriks Teknik Sipil Vol 2, No 3 (2014): September 2014
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1603.905 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v2i3.37413

Abstract

Beton merupakan bahan konstruksi yang sangat penting dan paling dominan digunakan pada struktur bangunan dan mempunyai banyak kelebihan antara lain, mudah dikerjakan dengan cara mencampur semen, agregat, air dan bahan tambahan lain bila diperlukan. Kelebihan beton yang lain adalah ekonomis, dapat dibentuk sesuai kebutuhan, mampu menerima kuat tekan dengan baik, tahan aus, rapat air, awet dan mudah perawatannya, maka beton sangat populer dipakai baik untuk struktur-struktur besar maupun kecil. Namun saat ini harga bahan bangunan termasuk tulangan baja cukup tinggi, oleh karena itu perlu dicari bahan bangunan alternatif pengganti tulangan baja yang memiliki kuat tarik yang cukup tinggi, lebih ekonomis dan mudah didapat. Bambu adalah sumber daya alam yang ekonomis serta dapat diperbaharui. Selain itu, bambu juga memiliki elastisitas dan kekuatan yang cukup baik sebagai alternatif pengganti tulangan baja pada beton. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan total benda uji 12 buah. Benda uji yang digunakan adalah balok beton berukuran 110 x 150 x 1700 mm. Tiga buah menggunakan tulangan baja, enam buah menggunakan tulangan bambu petung takikan tipe V dengan jarak takikan 4 dan 5 cm, dan tiga buah tanpa tulangan. Mutu beton yang direncanakan adalah fc' = 17,5 MPa. Uji lentur dilakukan pada umur 28 hari dengan metode two point loading. Ditinjau dari kapasitas lenturnya, momen hasil pengujian balok beton dengan tulangan bambu petung dengan takikan 4 cm memiliki kapasitas lentur 0,432 tm setara dengan 83,72% dan balok beton dengan tulangan bambu petung dengan takikan 5 cm memiliki kapasitas lentur 0,403 tm setara dengan 78,10% terhadap balok dengan tulangan baja polos diameter 8 mm yang memiliki kuat lentur 0,516 tm. Balok beton tanpa tulangan memiiki kapasitas lentur 0.111 tm. Momen hasil analisis dengan mutu beton fc=17,5 Mpa, kuat tarik bambu fynodia=223,89 Mpa, fyinternodia=432,54 Mpa, dan kuat tarik baja fybaja=479,672 Mpa bambu petung jarak takikan 4 dan 5 cm diperoleh 0,269 tm pada bambu nodia, sedangkan pada bambu internodia diperoleh 0,491 tm, dan pada balok beton tulangan baja ?8 mm diperoleh 0,504 tm. Pola keruntuhan pada balok beton dengan tulangan baja maupun pada balok beton dengan tulangan bambu petung takikan tipe V dengan jarak takikan 4 dan 5 cm terletak antara 1/3 bentang tengah. Keruntuhan yang demikian termasuk dalam keruntuhan lentur.
KAJIAN TEGANGAN REGANGAN DAN KUAT TEKAN BETON HVFA MEMADAT SENDIRI TERHADAP BETON NORMAL Alisiyah, Syifa Rahma; Budi, Agus Setiya; Safitri, Endah
Matriks Teknik Sipil Vol 7, No 4 (2019): DESEMBER
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (570.468 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v7i4.38487

Abstract

Pemanfaatan limbah fly ash dari sisa pembakaran batu bara dapat digunakan dalam inovasi beton karena ukurannya yang kecil sebagai substitusi semen dan filler dengan proporsi ≥50%. Fly ash mengandung silika (SiO2) tinggi yang berfungsi sebagai pozolan yang dapat mengikat hasil sisa reaksi hidrasi semen dengan air berupa kristal Ca(OH)2 menjadi gel CSH yang dapat menambah kekuatan beton, inovasi tersebut dikenal sebagai beton High Volume Fly ash (HVFA). Penggunanaan bahan tambah lain berupa superplasticizer agar beton dapat memadat sendiri bertujuan untuk mengatasi permasalahan terbentuknya rongga pada beton bertulang, inovasi tersebut dikenal sebagai beton Self Compacting Concrete (SCC). Apabila inovasi tersebut dikombinasikan dapat disebut sebagai beton HVFA-SCC. Penelitian ini mengkaji tegangan-regangan dan kuat tekan beton HVFA-SCC terhadap beton normal dengan kadar fly ash 50% berumur 28 hari. Sampel beton yang dibuat berupa silinder berukuran 150 mm x 300 mm sebanyak 5 buah. Pengujian beton HVFA-SCC dilakukan dengan 3 metode yaitu : flow table test, L-box test, dan V-funnel test. Hasil pengujian menunjukkan bahwa tegangan maksimum antara beton HVFA-SCC dengan beton normal dicapai pada regangan tekan 0,005-0,006. Nilai kuat tekan beton HVFA-SCC lebih besar dari beton normal, hal tersebut dapat disimpulkan bahwa penambahan fly ash dapat meningkatkan kekuatan beton.
PENGARUH PENGGUNAAN AGREGAT DAUR ULANG TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON BERKINERJA TINGGI GRADE 80 Anwar Hamid, Deni; As'ad, Solihin; Safitri, Endah
Matriks Teknik Sipil Vol 2, No 2 (2014): Juni 2014
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (315.175 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v2i2.37434

Abstract

There are abundant concrete waste taken from new buildings construction and demolished the old one. Most of them are not reused and dumped.This material can be recycled into new concrete aggregate by recycling waste concrete. This study aims to know the effect of the use of recycled fineaggregate as natural aggregates replacement on the compressive strength and modulus of elasticity on the high performance concrete grade 80 orminimum 80 MPa. The portion of recycled fine aggregate used was 0%, 20%, 40%, 60%, 80% and 100% of the total weight of natural fineaggregate. Specimens used were concrete cylinders form with a diameter of 7.62 cm and 15.24 cm of height. The reference concrete compressivestrength was fc '= 80 MPa. From the test results obtained that the compressive strength of reference concrete was 85.51 MPa or compatible withthe strength target. Replacement of natural fine aggregate with 20% recycled decreased the compressive strength significantly. This equals to20.97% (from 85.51 MPa to 67.58 MPa). The strength reduction then continued the next replacement 40% (fc '= 62.06 MPa), 60% (fc' =60.68 MPa), 80% (fc '= 57.92 MPa), 100% (fc' = 53.79 MPa). Modulus of elasticity of concrete also decreases following compressive strengthdrop. This equals was 0% (Ec=49,045 GPa), 20% (Ec=41,827 GPa), 40% (Ec=38,127 GPa), 60% (Ec=34,689 GPa), 80%(Ec=30,008 GPa), 100% (Ec=27,739 GPa).
PENGARUH KADAR METAKAOLIN TERHADAP KUAT TEKAN PADA HIGH STRENGTH SELF COMPACTING CONCRETE (HSSCC) USIA 14 DAN 28 HARI Mustawa Kamal, Muhammad Imam; Wibowo, Wibowo; Safitri, Endah
Matriks Teknik Sipil Vol 7, No 4 (2019): DESEMBER
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (553.86 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v7i4.38492

Abstract

Beton mutu tinggi memadat mandiri adalah salah satu inovasi beton yang memiliki standar kualitas yang tinggi. Beton jenis ini memiliki kuat tekan yang tinggi dan dapat memadat tanpa bantuan alat. Metakaolin digunakan sebagai bahan pengganti semen untuk meningkatkan kualitas beton tersebut dan mengurangi kelemahannya. Metakaolin terbuat dari kaolin yang merupakan bubuk putih berukuran 0,5 hingga 5 mikron yang kemudian dipanaskan pada suhu 500- 900°C. Parameter yang dipelajari dalam penelitian ini adalah setting time, workability, dan kuat tekan HSSCC. Setting time diukur dengan uji vicat untuk memahami efek penambahan Metakaolin pada HSSCC. Workability diukur dengan slump-flow table test, l-box test, v-funnel test and v-funnel T5minute test. Kekuatan tekan dilakukan pada umur 14 dan 28 hari dengan compressive testing machine. Berdasarkan hasil penelitian, Metakaolin meningkatkan kuat tekan beton secara linier. Metakaolin memperlambat waktu ikat semen dan menurunkan kuat tekan awal beton umur 14 hari. Semakin banyak Metakaolin yang digunakan, workability semakin menurun. Hanya penambahan metakaolin dengan kadar 5% dan 7,5% yang memenuhi parameter fillingability dan passingability berdasarkan EFNARC 2002.
KAJIAN PENGARUH VARIASI METAKAOLIN TERHADAP PARAMETER BETON MEMADAT MANDIRI MUTU TINGGI Wibowo, Wibowo; Safitri, Endah; Fatoni, Luth Fian
Matriks Teknik Sipil Vol 6, No 3 (2018): September 2018
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (727.395 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v6i3.36560

Abstract

Beton mutu tinggi memadat mandiri merupakan jenis beton yang memiliki kuat tekan tinggi dan mampu mengalir mengisi bekisting tanpa perlu bantuan alat penggetar dalam proses pemadatannya serta tanpa terjadi bleeding ataupun segregasi. Metakaolin merupakan pozzolan yang diperoleh dari bahan dasar kaolin yang mengalami proses dehidroksilasi akibat pemanasan pada suhu 650oC – 900oC selama 6 jam. Penambahan metakaolin dalam campuran beton bertujuan untuk meningkatkan kuat tekan beton. Melalui reaksi pozzolanik senyawa silika pada metakaolin dengan senyawa CH hasil reaksi hidrasi dihasilkan senyawa CSH yang berperan sebagai perekat sekaligus filler. Seiring dengan bertambahnya volume metakaolin yang digunakan menyebabkan workabilitas beton semakin menurun dan melampaui standar parameter beton memadat sendiri. Parameter tersebut diantaranya adalah fillingabiliy, passingability, dan segregation resistance. Hal tersebut disebabkan karena serbuk metakaolin yang berukuran lebih kecil dibandingkan dengan semen memiliki luas penampang yang lebih luas sehingga meningkatkan kebutuhan air untuk bereaksi dan menyebabkan beton menjadi sukar untuk dikerjakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa campuran beton dengan penggunaan metakaolin 12,5% dari berat semen dan faktor air semen 0,31 mampu memberikan beton dengan parameter SCC yang cukup baik, meskipun campuran masih tergolong cukup kental dikarenakan silika pada metakaolin menghasilkan tekstur yang lengket pada beton.
KAJIAN KUAT DESAK DAN MODULUS ELASTISITAS BETON MUTU TINGGI DENGAN BAHAN TAMBAH ACCELERATOR MENGGUNAKAN ANALISIS MIKROSTRUKTUR Wibowo, Wibowo; Safitri, Endah; Septian, Frezha Nur
Matriks Teknik Sipil Vol 7, No 3 (2019): SEPTEMBER
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (693.764 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v7i3.36497

Abstract

Bangunan dengan konsep penggunaan bersama memerlukan struktur yang kuat dan tahan lama. Salah satu faktor pentingnya adalah penggunaan beton yang memiliki kekuatan dan kualitas baik. Perlu dikembangkan inovasi beton yang bukan hanya kuat dan tahan lama namun juga mudah pengerjaannya dan cepat dalam proses pengeringan dan pengerasan. Salah satu inovasinya adalah beton mutu tinggi (High Strength Concrete - HSC) menggunakan bahan tambah accelerator. Accelerator berfungsi mempercepat pengikatan dan meningkatkan kuat tekan pada umur awal. Penelitian ini mengkaji kuat desak dan modulus elastisitas beton mutu tinggi dengan bahan tambah accelerator dengan kadar 2% dari berat semen menggunakan analisis mikrostruktur pada umur 7, 14, 21, dan 28 hari. Penelitian dilakukan mulai dari pengujian agregat, kuat desak, modulus elastisitas dan mikrostruktur. Pengujian kuat desak menggunakan Universal Testing Machine (UTM). Pengujian mikrostruktur menggunakan metode Surface Area Analysis (SAA). Benda uji berbentuk silinder diameter 7,5 cm dan tinggi 15 cm. Persentase kenaikan kuat desak rata-rata beton dengan bahan tambah accelerator terhadap beton tanpa bahan tambah pada umur 7, 14, 21 dan 28 hari adalah 26,08%; 21,71%; 17,49% dan 28,49%. Persentase peningkatan nilai modulus elastisitas pada umur 7, 14, 21 dan 28 adalah 8,97%; 7,63%; 6,31% dan 10,13%. Persentase penurunan nilai volume pori pada umur 7, 14, 21 dan 28 adalah 17,24%; 17,86%; 12,50% dan 22,73%.
PENGARUH KADAR FLY ASH TERHADAP KUAT TEKAN PADA HIGH VOLUME FLY ASH SELF COMPACTING CONCRETE (HVFA-SCC) BENDA UJI SILINDER D 7,5 CM X 15 CM USIA 14, 28 DAN 90 HARI Satria, Rinzano Genta; Wibowo, Wibowo; Safitri, Endah
Matriks Teknik Sipil Vol 7, No 3 (2019): SEPTEMBER
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (833.537 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v7i3.36492

Abstract

Perkembangan zaman dan teknologi mempengaruhi perkembangan teknologi beton menjadi lebih pesat seperti membuat beton berkemampuan memadat mandiri. Penambahan fly ash dalam jumlah besar (high volume fly ash) dan penambahan bahan superplasticizer BASF-8851 mampu membuat beton lebih padat, memiliki nilai kuat tekan yang tinggi dan memiliki kemampuan kerja yang baik. Pengujian kali ini menggunakan variasi kadar fly ash sebesar 0%, 55%, 60%, 65% dan 70% dari berat semen. Jenis pengujian dibagi menjadi dua jenis, yaitu pengujian beton segar dan beton kering. Pengujian beton segar memiliki tiga jenis pengujian, antara lain flow table test, l-box test dan v-funnel test. Pengujian beton kering dilakukan dengan melakukan uji kuat tekan melalui alat Universal Testing Machine (UTM). Benda uji dibuat dalam bentuk silinder berukuran diameter 7,5 cm dengan tinggi 15 cm. Berdasarkan hasil penilitian didapat bahwa hanya kadar fly ash 70% yang memenuhi seluruh persyaratan pengujian beton SCC. Berikutnya terdapat nilai kuat tekan beton optimum terhadap variasi kadar fly ash terdapat pada umur 90 hari pada kadar fly ash 65,08%. Selanjutnya telah didapat suatu kadar fly ash yang memenuhi parameter beton mutu tinggi dan beton memadat mandiri (SCC) pada umur uji 14 hari, 28 hari dan 90 hari yaitu pada kadar fly ash 70%.