Pangumbahan Village, located in Ciracap Subdistrict, Sukabumi Regency, is a coastal area renowned for turtle conservation. However, the village still encounters challenges in children’s access to education and literacy. Limited informal learning facilities and the absence of expressive spaces hinder children from experiencing enjoyable learning outside formal schooling. In response, the Student Community Service Program (KKM) of STKIP BMS II initiated the establishment of an Educational Park as an open learning space integrating literacy, ecology, and local culture. This program was designed to improve children’s basic literacy skills through contextual and interactive approaches grounded in the local environment. The methods implemented included the provision of open reading corners, environmental education boards, storytelling sessions, and educational games that encouraged active participation of both children and parents. The results indicated a noticeable improvement in children’s reading interest, the emergence of community initiatives to sustain the facilities, and increased awareness of the importance of early literacy. The program demonstrates the synergy between students, communities, and the environment in building a village literacy ecosystem. With its simple and locally based concept, the Educational Park holds potential to be replicated in other villages with similar characteristics. ABSTRAKDesa Pangumbahan, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi merupakan daerah pesisir yang dikenal sebagai kawasan konservasi penyu, namun masih menghadapi tantangan dalam hal akses pendidikan dan literasi anak. Minimnya fasilitas belajar informal dan kurangnya ruang ekspresi membuat anak-anak desa kesulitan mendapatkan pengalaman belajar yang menyenangkan di luar sekolah. Program Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) Kelompok 4 STKIP BMS II merespons isu tersebut dengan merancang dan membangun Taman Edukasi sebagai ruang belajar terbuka yang menggabungkan Literasi Ekologi, Teknologi Informasi, Seni dan Budaya. Program ini bertujuan meningkatkan kemampuan literasi dasar anak melalui pendekatan kontekstual dan interaktif berbasis lingkungan sekitar. Metode kegiatan meliputi penyediaan sudut baca terbuka, papan edukasi lingkungan, sesi dongeng, serta permainan edukatif yang mendorong keterlibatan aktif anak dan orang tua. Hasil pelaksanaan menunjukkan adanya peningkatan minat baca anak, munculnya inisiatif masyarakat untuk turut menjaga fasilitas, serta tumbuhnya kesadaran pentingnya literasi sejak dini. Kegiatan ini menjadi praktik nyata sinergi antara mahasiswa, masyarakat, dan lingkungan dalam membangun ekosistem literasi desa. Dengan konsep sederhana dan berbasis potensi lokal, taman edukasi ini diharapkan dapat direplikasi di wilayah desa lain dengan karakter serupa.