Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Perbandingan Kadar Amilim pada Nasi Putih Baru Matang dengan Nasi Putih yang Disimpan di Suhu Ruang dengan Berbagai Variasi Waktu Menggunakan Uji Iodida Hidayat, Tasya; Sandra, Yurika
Junior Medical Journal Vol. 2 No. 6 (2024): February 2024
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/jmj.v2i6.4141

Abstract

Pendahuluan: Diabetes Melitus merupakan kelainan metabolisme yang dicirikan dengan peningkatan kadar glukosa dalam darah. Faktor risiko diabetes melitus antara lain kebiasaan makan yang tidak sehat, seperti pola makan tinggi glikemik dan berlemak. Makanan dengan indeks glikemik tinggi yang paling umum dalam pola makan orang Indonesia adalah nasi, yang merupakan makanan pokok dengan kandungan karbohidrat yang signifikan. Beberapa faktor seperti jenis beras, teknik pengolahan dan cara penyimpanan dapat mempengaruhi kandungan karbohidrat. Selama penyimpanan, sifat fisik, kimia, dan biologis beras berubah, yang pada akhirnya mempengaruhi komposisi karbohidratnya. Uji iodin dengan menggunakan metode spektrofotometri adalah teknik yang digunakan untuk memperkirakan konsentrasi amilum. Metode: Jenis penelitian menggunakan metode penelitian eksperimental in vitro dengan fokus pada kelompok sampel nasi putih yang dipaparkan dengan lama waktu berbeda (0, 4, 12 dan 24 jam). Kadar amilum sampel tersebut kemudian dinilai dengan menggunakan uji iodida. Data yang terkumpul dilakukan analisis dengan menggunakan uji T untuk mendeteksi perbedaan konsentrasi amilum antara nasi putih segar dan nasi yang disimpan pada suhu ruangan dalam jangka waktu yang bervariasi. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar amilum pada nasi putih yang baru matang sebesar 17,38% lebih tinggi daripada kadar amilum pada nasi putih yang disimpan di suhu ruang dengan variasi waktu 4, 12, dan 24 jam yaitu sebesar 12,76%, 10,31%, dan 9,48%. Kesimpulan: Hasil uji statistik T test menunjukkan nilai p<0,05 yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antar kadar amilum nasi putih yang disimpan di suhu ruang menggunakan berbagai variasi waktu dengan nasi putih yang baru matang.
PENGARUH WAKTU DAN SUHU PENYIMPANAN TERHADAP KADAR ASAM ASKORBAT BUAH PEPAYA (CARICA PAPAYA L) Fauzan, Rama Muhammad; Sandra, Yurika
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 4 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i4.36200

Abstract

Pepaya merupakan buah yang memiliki banyak manfaat karena memiliki kandungan nutrisi yang banyak khususnya asam askorbat. Asam askorbat merupakan senyawa Kimia yang penting bagi tubuh manusia yang memiliki fungsi yaitu sebagai antioksidan dan reaksi biosintetik seperti reaksi hidroksilasi dan amidase. Tubuh manusia tidak dapat menyimpan asam askorbat sehingga harus didapatkan dari luar tubuh yaitu dari makanan dan minuman. Kondisi geografis perkotaan sangat jarang mendapatkan buah pepaya yang segar karena lahan yang kurang cocok untuk bercocok tanam sehingga dibutuhkan kiriman dari distributor dari pedesaan. Proses distribusi yang terlalu lama menyebabkan buah pepaya mengalami penurunan kadar asam askorbat sehingga kehilangan kesegarannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu dan suhu penyimpanan terhadap kadar asam askorbat buah pepaya. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer yang bersifat kuantitatif. Sampel ialah buah pepaya yang tersedia di pasaran. Metode analisis asam askorbat buah pepaya menggunakan alat Spektrofotometri. Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan kadar asam askorbat pada buah papaya yang disimpan dalam Waktu yang lebih lama, baik di simpan di suhu ruang maupun suhu kulkas. Penurunan kadar asam askorbat lebih cepat terjadi pada buah yang disimpan di suhu ruang dibandingkan suhu kulkas. Uji statistic menunjukkan adanya interaksi antara suhu dan lama penyimpanan terhadap kadar asam askorbat.
Perbandingan Kadar Amilum pada Nasi Putih Baru Matang dengan Nasi Putih yang Disimpan dalam Penanak Nasi dengan Berbagai Variasi Waktu menggunakan Uji Iodida Mutiara Sabri, Syifa; Sandra, Yurika
Junior Medical Journal Vol. 2 No. 9 (2024): Mei 2024
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/jmj.v2i9.4142

Abstract

Pendahuluan: Diabetes Melitus adalah suatu kondisi kesehatan yang ditandai oleh tingginya kadar gula darah melampaui batas normal, yang secara signifikan terkait dengan pola konsumsi makanan, khususnya sumber karbohidrat yang melimpah dalam kelompok serelia seperti beras. Beras, yang selanjutnya diolah menjadi nasi, merupakan jenis karbohidrat yang tersedia dan dapat menyebabkan peningkatan cepat kadar gula darah. Masyarakat cenderung lebih menyukai nasi yang disajikan dalam keadaan panas, dan seringkali nasi disimpan untuk kemudian dipanaskan kembali saat akan dikonsumsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis nasi yang memiliki kandungan amilum terbaik dalam pencegahan diabetes melitus. Metode: Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian eksperimental in vitro dengan membagi sampel menjadi kelompok 0, 4, 12, dan 24 jam. Kemudian, sampel ini diuji untuk mengukur kadar amilum menggunakan uji iodida, dan hasil data dianalisis menggunakan uji T-test untuk mengevaluasi perbandingan kadar amilum. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar amilum pada nasi baru matang sebesar 12,60% lebih tinggi dibandingkan nasi yang disimpan dalam penanak nasi dengan berbagai variasi waktu 4 jam, 12 jam, 24 jam sebesar 11,73%, 10,77%, dan 9,80%. Selanjutnya, hasil analisis uji T-test menunjukkan bahwa nilai p-value < 0,05. Kesimpulan: Dari temuan penelitian, dapat disimpulkan bahwa tingkat amilum pada nasi yang baru dimasak lebih tinggi dibandingkan dengan nasi yang disimpan dalam penanak nasi.
PENGARUH WAKTU DAN SUHU PENYIMPANAN TERHADAP KADAR ASAM ASKORBAT BUAH PISANG Sari, Tasha Kumala; Sandra, Yurika
BIOPENDIX: Jurnal Biologi, Pendidikan dan Terapan Vol 11 No 2 (2025): Biopendix: Jurnal Biologi, Pendidikan & Terapan
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Unpatti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/biopendixvol11issue2page149-154

Abstract

Background: Bananas are widely consumed by the people due to their soft texture, easy digested, and can be consumed directly or processed again. This fruit has characteristics that are suitable for Indonesia’s growth climate. Asia ranks first as the largest banana producer, with Indonesia being the third-largest producer. Bananas are generally classified as a source of Vitamin C, also known as Ascorbic Acid. When consuming, many people store it in the refrigerator to keep it fresh. The increase in ascorbic acid content occurrs along with longer storage time. This research aims to study the changes in ascorbic acid levels in bananas due to the effects of storage time at room temperature and refrigerator temperature. Methods: This research use a laboratory experimental by testing the levels of Ascorbic Acid contained in bananas using the spectrophotometry method in April 2024 Results: This research shows that the ascorbic acid content in bananas stored for varying durations at room temperature is lower than refrigerator temperature, and there is an interaction between storage time and storage temperature. Conclusion: The decrease in ascorbic acid levels occurred due to the interaction between storage time and room temperature and refrigerator temperature
The Effect of Storage Time and Temperature on Ascorbic Acid Content of Arumanis Mango Fruit (Mangifera indica) Arguni, Medina Aminarti; Sandra, Yurika
PROMOTOR Vol. 8 No. 2 (2025): APRIL
Publisher : Universitas Ibn Khaldun Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32832/pro.v8i2.1139

Abstract

One of the most popular fruits in Indonesia is Arumanis mango, which has high levels of ascorbic acid. These levels can be influenced by storage time and temperature. The purpose of this study was to provide information about the effect of storage time and temperature on ascorbic acid levels of Arumanis mangoes. The research method used was laboratory experimental with a focus on arumanis mangoes exposed to different lengths of time (0, 2, 4, and 6 days) and temperatures (25°C and 5°C). The ascorbic acid content of the samples was then assessed using spectrophotometric methods. The collected data were analyzed using the two-way Anova test to detect the ascorbic acid content of arumanis mango fruit stored at various times and temperatures.The average ascorbic acid content of Arumanis mangoes stored at room temperature is 3.703%, while the average ascorbic acid content of Arumanis mangoes stored in the refrigerator is 5%. The ascorbic acid content decreased on days 2, 4, and 6 of storage in both temperature groups. The results of the two-way ANOVA test showed a p <0.05, indicating an interaction between storage duration and temperature in determining the ascorbic acid content of Arumanis mangoes. There is an interaction between storage duration and temperature in determining the ascorbic acid content of Arumanis mangoes. The longer the storage period, the lower the ascorbic acid content, while lower storage temperatures slow down the decrease in ascorbic acid content.