Articles
Profitabilitas Biodiesel dari Biomasa Mikroalga
Widodo, Lestario;
Ihsan, Iif Miftahul;
Santoso, Arif Dwi
Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 19 No. 1 (2018)
Publisher : Center for Environmental Technology - Agency for Assessment and Application of Technology
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (256.729 KB)
|
DOI: 10.29122/jtl.v19i1.2551
Dalam upaya mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil terutama bahan bakar minyak (BBM), Pemerintah Indonesia menargetkan penggunan bahan bakar nabati (BBN) seperti bioetanol dan biodiesel sebanyak 5% pada tahun 2025. Kendala utama dalam hal pengembangan BBN ini adalahadanya kompetisi bahan baku BBN dengan penyediaan bahan pangan, keterbatasan dalam hal sarana dan prasarana serta kendala non teknis lainnya misalnya berupa fluktuasi harga minyak mentah dunia. Bila kondisi harga minyak mentah dunia naik, maka kondisi ini akan mendorong upayadiversifikasi energi, demikian pula sebaliknya. Pada penelitian ini, dilakukan perhitungan produktifitas BBN biodiesel mikroalga dengan membandingkan harga produksinya dengan harga minyak mentah dunia. Mengacu pada hasil perbandingan biaya produksi mikroalga dengan harga minyak mentah jugadianalisis upaya peningkatan nilai profitabilitas biodiesel mikroalga dengan meningkatkan efisiensi produktivitas melalui pemanfaatan limbah sebagai input produksi dan meningkatkan produk tambahan, serta penambahan inovasi produksi dengan pemanfaatan limbah dan penganekaragaman produk. Hasilperhitungan menyatakan bahwa pada kondisi harga minyak mentah sebesar 70 US$/barel maka biaya produksi bahan baku minyak alga tidak boleh lebih dari Rp. 6.180,-/liter. Penambahan inovasi produksi dengan pemanfaatan limbah dan penganekaragaman produk dapat meningkatkan profitabilitas sebesar 14,2% dan 30,5% atau menurunkan biaya produksi biodiesel dari Rp. 9.025,-/liter menjadi Rp.6.270,/liter.
PEMANENAN MIKROALGA DENGAN METODE SEDIMENTASI
Santoso, Arif Dwi
Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 10, No 1 (2017): Jurnal Rekayasa Lingkungan
Publisher : BPPT
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (149.885 KB)
Peraturan Presiden No.5/2006 tentang Kebijakan Energi Nasional menargetkan penggunaan energi terbarukan yang berbahan bakar nabati (BBN) seperti bioetanol dan biodiesel adalah sebanyak 5% pada tahun 2025. Peraturan inilah yang mendasari upaya pengembangan BBN biodiesel terutama dari biomassa alga sebagai salah satu bahan biodiesel yang paling potensial. Pada proses produksi biodiesel alga, sub proses pemanenan memegang peranan yang penting. Proses pemanenan relatif sulit dan memakan biaya opersional yang tinggi. Pada paper ini akan diulas proses pemanenan alga dengan metode sedimentasi. Bahasan difokuskan pada uraian proses sedimentasi, peranan proses sedimentasi dalam sistem produksi biomassa dalam fotobioreaktor, dan faktor-faktor yang mempengaruhi proses sedimentasi. Hasil dari paparan makalah ini diharapkan akan menghasilkan informasi yang obyektif tentang proses pemanenan alga bagi para praktisi alga dan khalayak ramai.Kata kunci : Biomassa, mikroalga, sedimentasi, bahan bakar nabati (BBN)
BAHAN ORGANIK TERLARUT DALAM AIR LAUT
Santoso, Arif Dwi
Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 6, No 2: Jurnal Rekayasa Lingkungan
Publisher : BPPT
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (116.343 KB)
Seawater contains high amounts of organic material and ions causing high salinity.The distribution of nutrients in the ocean is determined by ocean circulation, biological processes of uptake and mineralization, and subsequent regeneration of nutrients by migration of animals and by supply from the land.Topic related to sea water is important to discuss and to be a challenging with many researchers in Indonesia. In this paper, organic mater from sea water was learned in detail. The information contained of formulation history, justifi cation, distribution, advantages, and method of measure, type and effect to environment.Keywords: organic material, sea water, dissolved
PENERAPAN BIAYA LINGKUNGAN DALAM PERLINDUNGAN SUMBERDAYA ALAM DAN KELESTARIAN LINGKUNGAN
Santoso, Arif Dwi
Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 11, No 1 (2018): Jurnal Rekayasa Lingkungan
Publisher : BPPT
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (217.093 KB)
Pada dekade belakangan ini, perusahaan dituntut untuk ikut andil dalam perlindungan lingkungan dan bertanggung jawab terhadap kondisi sosial masyarakat di sekitar perusahaan. Dampak dari aktivitas produksi atau jasa suatu perusahaan dapat menimbulkan berbagai masalah lingkungan yang merugikan berbagai pihak. Hal ini merupakan suatu beban sosial, yang harus diatasi bersama secara serius. Tanggung jawab perlindungan lingkungan oleh perusahaan otomatis akan berdampak pada kinerja keuangan perusahaan akibat dengan bertambahnya biaya operasional. Pencatatan dan perhitungan biaya akibat pengelolaan lingkungan merupakan sebuah konsep yang membantu perusahaan dalam mengatur dan memperkirakan dampak-dampak bisnis dalam bentuk penyederhanaan unit moneter. Konsep ini dikenal dengan Akuntansi Manajemen Lingkungan yang memfokuskan pada bantuan perusahaan dalam permasalahan lingkungan dengan mencatat seluruh aktivitas produksinya untuk dilaporkan dalam laporan biaya lingkungan perusahaan. Makalah ini akan mengulas secara detail tentang pengelolaan akutansi manajemen lingkungan pada suatu perusahaan. Pembahasan akan mengupas tentang pengertian,model dan pengukuran dana lingkungan yang efektif.kata kunci: akutansi manajeman lingkungan, biaya lingkungan, perusahaan
POTENSI DAN KENDALA PENGEMBANGAN SAGU SEBAGAI BAHAN PAKAN, PANGAN, ENERGI DAN KELESTARIAN LINGKUNGAN DI INDONESIA
Santoso, Arif Dwi
Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 10, No 2 (2017): Jurnal Rekayasa Lingkungan
Publisher : BPPT
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (321.582 KB)
Instruksi Presiden No. 20 Tahun 1979 tentang Diversifikasi Panganmenargetkan adanya bahan pangan lain selain beras yang dapat memenuhikebutuhan karbohidrat nasional secara mandiri. Produk pangan yangberpotensi mengakomodasi inpres tersebut adalah sagu. Sagu merupakantanaman asli Indonesia yang mempunyai potensi besar sebagai penyuplaikebutuhan karbohidrat Indonesia sebagai pengganti beras. Potensinya yangbesar juga berlaku sebagai sumber pakan ternak, sumber bahan panganindustri, dan sumber energi. Sagu juga terkenal sebagai bahan panganmasa depan yang ramah lingkungan karena pembudidayaannya relatif tidakmerusak lingkungan. Namun pada kenyataannya adalah perkembangansagu masih lambat dibanding produk pangan lainnya. Paper ini akanmengulas tentang potensi sagu yang dapat dikembangkan untuk berbagaikepentingan serta mengulas hambatan-hambatan yang ditemui pada upayapengembangan sagu di lapangan. Hasil dari paparan makalah inidiharapkan akan menghasilkan informasi yang obyektif kepada masyarakat,para peneliti dan para pihak lain yang berkompeten terhadap sagu diIndonesia.kata kunci : sagu, pangan, potensi, hambatan, indonesia
PEMUTIHAN TERUMBU KARANG
Santoso, Arif Dwi
Jurnal Hidrosfir Indonesia Vol 1, No 2 (2006)
Publisher : Jurnal Hidrosfir Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (33.274 KB)
Corral reef in Indonesia is one of the ecosystem would be heavily damagedas same as a rain forest ecosystem. The main source of damage come fromhuman activities as land base pollution activity and un-wise fishing.Meanwhile, above problem didn t solve clearly, The potencial threat hasbeen occured. Corral reef has bleach since climate change occur in the fewdecades. This article showed about what is corral reef bleacing, what is themain problem and how to conserve it.
METODE PENENTUAN PADAT PENEBARAN BUDIDAYA PERAIRAN BERDASARKAN KEBUTUHAN OKSIGEN TERLARUT
Santoso, Arif Dwi
Jurnal Hidrosfir Indonesia Vol 1, No 3 (2006)
Publisher : Jurnal Hidrosfir Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Environmental parameters of Hurun Bay estuary were monitored at the site of13.5 m3 floating net cages for Epinephelus cromileptes in July 2003. Averagedissolved oxygen inside cages was 3.68 6.76 ( average 5.35) mg/L with watertemperature 28.64 29.72 (29.09) oC. Salinity 32.69 33.0 (32.94) psu andturbidity 0.27 13.62 ( 1.15) NTU. Inflow rate of cages was 72 m3/hr withcurrent velocity 2.3 - 5.1 cm/s. Results showed that the functions of respirationrate for correlation between respiration of E. cromileptes and their weight wasy = 0.0065x + 0.1202 meanwhile the functions of optimum stocking density wasY = 1170.7 X -0.5648. On basis of dissolved oxygen budged, estimated optimum stocking density for lower limit was 128 ind/m3 for fish 50 g in average, 60 ind/m3 for fish 200 g and 21 ind/m3 for fish up to 1200 g.
STUDI TENTANG LAJU RESPIRASI BIOTA PERAIRAN
Santoso, Arif Dwi
Jurnal Hidrosfir Indonesia Vol 1, No 1 (2006)
Publisher : Jurnal Hidrosfir Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (38.57 KB)
The respiration rate of Hump back grouper (Cromileptes altivalis) and TigerGrouper (Epinehelus fuscogutattus) were measured in the laboratory usingfish-chamber to determine how deferent among them and how these wereaffected by body weight. Results showed body weight influenced respirationrates and there are variation of studied respiration levels between Humpback grouper and Tiger Grouper. Respiration rate of Hump back and Tigergrouper were 534,2 mgO2/h and 421,4 mgO2/h respectively. The functionsfor correlation between respiration of Humpback grouper and their weightwas y = 0.0065x + 0.1202 while for Tiger grouper was y = 0.0038x + 0.6108.
KONDISI TERUMBU KARANG DI PULAU KARANG CONGKAK KEPULAUAN SERIBU
Santoso, Arif Dwi
Jurnal Hidrosfir Indonesia Vol 5, No 2 (2010)
Publisher : Jurnal Hidrosfir Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (522.598 KB)
Seribu Island corral reef and reef fish are endangered by natural impact, various pressures from inland activities and destructive fishing practices. Cumulatively, these pressures appear to have significantly degraded corral reefs and its ecosystem over time. Meanwhile the corral reef ecosystem condition determines surroundings biodiversity condition that impact to local community. Therefore,it is necessary to serve and monitor corral reef ecosystem regularly. This article showed that corral reef covering at Karang Congkak Island was more lower abaout 27.41%. Degraded corral reefs occurred by several factors: increasing water temperature due to climate change, bathymetry and tide and destructive activity likely un-friendly fishing, corral mining and tourism activity.
MENGAPA PH KOLAM BEKAS TAMBANG RELATIF STABIL?: STUDI KASUS PADA KOLAM SURYA DAN SANGATTA NORTH DI AREAL PT KPC SANGATTA KALIMANTAN TIMUR
Santoso, Arif Dwi
Jurnal Hidrosfir Indonesia Vol 4, No 1 (2009)
Publisher : Jurnal Hidrosfir Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (318.851 KB)
This study was carried out to verified the characteristics of water void in the conservation efforts in the coal mining area. The general sipnotic surveys were conducted in Surya and Sangatta void PT Kaltim prima Coal on-9 September, 2008. The monitoring data of water pH indicated that the spatial variation inpH in both void were small. The difference in pH between the surface and bottom of void water was less than 1.3.The other parameter such as dissolved oxygen, temperature and turbidity showed that both void have a good water as a normally waters. Stability in in the water quality especially in pH would causedby a smart management in acid mine drainage effort and highly pH buffer condition in mining area.