Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search
Journal : Jurnal Teknologi Pertanian Andalas

PENGENDALIAN BANJIR KOTA PADANG MENGGUNAKAN METODE ZERO RUN OFF SYSTEM (STUDI KASUS DAS KURANJI) Hendri Gustian; Feri Arlius; Rusnam Rusnam; Eri Gas Ekaputra
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 24, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jtpa.24.1.86-91.2020

Abstract

Banjir pada umumnya terjadi akibat faktor alam seperti intensitas hujan yang  tinggi dan kerusakan DAS akibat penggunaan lahan yang tidak menerapkan kaidah-kaidah konservasi. Kota Padang merupakan daerah rawan banjir di Provinsi Sumatera Barat, yang disebabkan oleh intensitas hujan yang tinggi dengan durasi waktu yang lama. Pengendalian banjir tidak bisa terlepas dari pentingya pengelolaan DAS. Melalui penerapan metode Zero Run Off System (ZROS) yang dapat meminimalkan aliran permukaan (run-off) dan meningkatkan penyerapan air. Sumur resapan salah satu yang direkomendasikan pada bagian hilir DAS Kuranji. Jumlah sumur resapan yang dibutuhkan adalah sebanyak 12.244 unit untuk periode ulang curah hujan 2 tahun dan 16.864 unit untuk periode ulang curah hujan 50 tahun.
TRANSFORMASI DATA HUJAN – DEBIT MENGGUNAKAN MODEL GR2M PADA DAS AIR DINGIN Nika Rahma Yanti; Rusnam Rusnam
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 24, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jtpa.24.2.202-209.2020

Abstract

Pengelolaan sumberdaya air untuk masa yang akan datang sangat berkaitan dengan ketersediaan data. Terdapat beberapa model hidrologi yang telah dikembangkan untuk kegiatan pengelolaan DAS, salah satu model yang bisa digunakan adalah model GR2M. Penelitian ini bertujuan untuk melihat sensitivitas DAS Air Dingin terhadap perubahan curah hujan yang terjadi menggunakan model GR2M. Variabel utama yang dibutuhkan pada model ini adalah data curah hujan dan data evapotranspirasi. Penelitian ini dilaksanakan pada DAS Air Dingin dengan outlet debit yang tersedia pada DAS Air Dingin. Tahapan awal dalam pelaksanaan penelitian ini yakninya pengolahan data curah hujan,, evapotranspirasi bulanan, lalu penentuan parameter X1 (kapasitas simpanan kelembaban tanah) dan X2 (koefisien penyerapan air tanah), dilanjutkan tahapan kalibrasi serta validasi model. Hasil penelitian menunjukan pada tahapan kalibrasi diperoleh hasil koefisien deterministik (R2) sebesar 0,7 dan koefisien efisiensi model Nash (Q) sebesar 0,71 sehingga model GR2M mampu mempresentasikan DAS Air Dingin dengan kriteria memuaskan.
ANALISIS DEBIT PADA DAS AIR DINGIN MENGGUNAKAN MODEL SWAT Nika Rahma Yanti; Rusnam Rusnam; Eri Gas Ekaputra
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 21, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (586.793 KB) | DOI: 10.25077/jtpa.21.2.127-137.2017

Abstract

Perubahan penggunaan lahan dari lahan bervegetasi ke non vegetasi mengakibatkan besarnya limpasan (run off) sehingga debit menjadi meningkat terutama pada musim hujan. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis debit pada DAS Air Dingin menggunakan model SWAT dan apakah model SWAT dapat diterapkan dalam mempresentasikan debit pada DAS Air Dingin. Model SWAT memerlukan data iklim, peta dan data tanah, curah hujan, kelerengan dan peta penggunaan lahan. Adapun tahapan yang dilakukan yaitu penyiapan data dan peta, deliniasi DAS, pembentukan HRU, simulasi visualisasi, kalibrasi, dan simulasi dengan model SWAT terkalibrasi. Debit DAS Air Dingin berkisar antara 3 – 30 m3/s. Setelah dilakukan kalibrasi model SWAT dapat mempresentasikan keadaan hidrologi DAS Air Dingin dengan R2 0,76 dan NS 0,64 sehingga model SWAT yang dijalankan dapat dikategorikan memuaskan.
ANALISIS FASE TUMBUH PADI KECAMATAN SUNGAI TARAB MENGGUNAKAN NDVI (NORMALIZED DIFFERENCE VEGETATION INDEX) Delvi Yanti; Wine Angelina Putri; Rusnam Rusnam
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 26, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jtpa.26.2.228-238.2022

Abstract

Pada daerah yang luas biasanya terdapat kesulitan dalam memantau fase tumbuh tanaman padi. Seiring dengan berkembangnya teknologi, salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk memperoleh data tersebut adalah dengan menggunakan citra satelit. Fase tumbuh tanaman padi dapat diketahui dengan menghitung indeks vegetasi berdasarkan tingkat kehijauan tanaman dengan bantuan citra MODIS menggunakan algoritma NDVI. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan persamaan dan rentang nilai NDVI untuk memprediksi tahap pertumbuhan padi di Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar. Dalam pengambilan data, pengamatan lapangan dilakukan pada lokasi dengan pixel ≥50% adalah sawah. Pengamatan dilakukan untuk validasi koordinat lokasi sampel pengamtan, kesesuaian data penggunaan lahan, umur tanaman padi, dan varietas padi. Dari hasil analisis, persamaan yang diperoleh untuk memprediksi fase tumbuh tanaman padi Kecamatan Sungai Tarab yaitu y = -0.0001011274 x2 + 0.0128987956 x + 0.3189628155 dimana nilai x adalah umur tanaman (HST) dan y adalah nilai indeks vegetasi (NDVI).  Rentang nilai NDVI berdasarkan fase tumbuh adalah fase air ≤ 0,4797; fase vegetatif 1 0,4797-0,6149; fase vegetatif 2 0,6149-0,7300; fase generatif 1 0,7300-0,6379; fase generatif 2 0,6379-0,5142 dan fase bera 0,5142-0,2868
ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN UBI KAYU (Manihot esculenta C.) DENGAN METODE GROWING DEGREE DAYS Delvi Yanti; Nadiyatus Shalihah; Imelda Safitri; Rusnam Rusnam
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 27, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jtpa.27.2.185-209.2023

Abstract

Tujuan dari penelitian adalah menentukan tingkat kesesuaian lahan tanaman ubi kayu di Provinsi Sumatera Barat berbasis Growing Degree Days (GDD) secara spasial dan temporal. Parameter yang digunakan yaitu curah hujan, kelerengan, penggunaan lahan, tekstur tanah, dan pH tanah. Semua parameter dikelompokkan menjadi satu atribut dengan cara overlay menggunakan aplikasi ArcGIS, kemudian dilakukan pembandingan (matching) dengan syarat tumbuh tanaman ubi kayu untuk kesesuaian lahan, dan dilanjutkan dengan pemberian scoring. Analisis dilanjutkan dengan menentukan nilai Growing Degree Days (GDD) pada setiap titik pengamatan masing-masing skenario waktu tanam yang diolah menggunakan data suhu. Skenario waktu tanam yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 12 skenario waktu tanam. Hasil penelitian menunjukkan Provinsi Sumatera Barat memiliki lahan yang potensial untuk pengembangan tanaman ubi kayu, kelas sangat sesuai (S1) seluas 879.921,97 Ha dan kelas sesuai (S2) seluas 1.437.152,41 (39,92%). Waktu tanam yang paling optimal untuk tanaman ubi kayu berdasarkan nilai GDD untuk wilayah Sumatera Barat yaitu pada bulan Oktober. Kabupaten Lima Puluh Kota, Pasaman, Pasaman Barat, Pesisir Selatan, dan Solok Selatan memiliki potensi yang tinggi untuk dilakukan pengembangan tanaman ubi kayu karena pada wilayah ini memiliki kecocokan pada lahan (sangat sesuai) S1 dan sesuai (S2) yang luas (> 200.000 ha), serta niai GDD wilayahnya sesuai dengan nilai GDD untuk ubi kayu.
ANALISIS PENILAIAN KEBERLANJUTAN IRIGASI MENGGUNAKAN METODE AHP (Analitical Hierarcy Process) PADA DAERAH IRIGASI AIR DINGIN Pramana Illahi, Fajar Setyawan; Arlius, Feri; Rusnam, Rusnam
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 28, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jtpa.28.2.%p.2024

Abstract

Daerah Irigasi Air Dingin merupakan daerah irigasi yang berlokasi di Kota Padang. Konsep irigasi berkelanjutan merupakan sasaran dari perencanaan untuk penyelenggaraan kegiatan pembangunan kedepan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh nilai analisis dan gambaran mengenai kondisi terkini dari Sistem Irigasi pada Daerah Irigasi Air Dingin sesuai nilai skala prioritas penanganan untuk pengelolaan daerah irigasi kedepan berdasarkan aspek sosial, aspek ekonomi, aspek teknis dan aspek lingkungan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode AHP (Analitical Hierarcy Process). Metode AHP digunakan untuk menentukan dan menganalisis dari skala prioritas penanganan perencanaan keberlanjutan irigasi. Hasil dari penelitian yang telah dilakukan memperlihatkan kondisi 4 aspek dalam  penanganan menggunakan AHP pada daerah irigasi Air Dingin. Hasil penilaian yang telah dilakukan dengan melihat status dari empat aspek penilaian yang terdiri dari aspek sosial dengan nilai 18,82 %, aspek ekonomi dengan nilai 8,53%, aspek teknis dengan nilai 18,43 %, dan aspek lingkungan dengan nilai 25,05 %, dan  menunjukkan bahwa total nilai empat aspek yang dinyatakan diperoleh nilai keberlanjutan yaitu 70,84 % yang artinya Daerah Irigasi Air Dingin bisa dipertahankan sebagai daerah irigasi yang berkelanjutan untuk masa sekarang dan masa yang akan datang, sehingga bisa digunakan dalam pengambilan suatu keputusan perencanaan dan pemerataan pembangunan kedepannya.
ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN UBI KAYU (Manihot esculenta C.) DENGAN METODE GROWING DEGREE DAYS Yanti, Delvi; Shalihah, Nadiyatus; Safitri, Imelda; Rusnam, Rusnam
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 27 No 2 (2023)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jtpa.27.2.185-209.2023

Abstract

Tujuan dari penelitian adalah menentukan tingkat kesesuaian lahan tanaman ubi kayu di Provinsi Sumatera Barat berbasis Growing Degree Days (GDD) secara spasial dan temporal. Parameter yang digunakan yaitu curah hujan, kelerengan, penggunaan lahan, tekstur tanah, dan pH tanah. Semua parameter dikelompokkan menjadi satu atribut dengan cara overlay menggunakan aplikasi ArcGIS, kemudian dilakukan pembandingan (matching) dengan syarat tumbuh tanaman ubi kayu untuk kesesuaian lahan, dan dilanjutkan dengan pemberian scoring. Analisis dilanjutkan dengan menentukan nilai Growing Degree Days (GDD) pada setiap titik pengamatan masing-masing skenario waktu tanam yang diolah menggunakan data suhu. Skenario waktu tanam yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 12 skenario waktu tanam. Hasil penelitian menunjukkan Provinsi Sumatera Barat memiliki lahan yang potensial untuk pengembangan tanaman ubi kayu, kelas sangat sesuai (S1) seluas 879.921,97 Ha dan kelas sesuai (S2) seluas 1.437.152,41 (39,92%). Waktu tanam yang paling optimal untuk tanaman ubi kayu berdasarkan nilai GDD untuk wilayah Sumatera Barat yaitu pada bulan Oktober. Kabupaten Lima Puluh Kota, Pasaman, Pasaman Barat, Pesisir Selatan, dan Solok Selatan memiliki potensi yang tinggi untuk dilakukan pengembangan tanaman ubi kayu karena pada wilayah ini memiliki kecocokan pada lahan (sangat sesuai) S1 dan sesuai (S2) yang luas (> 200.000 ha), serta niai GDD wilayahnya sesuai dengan nilai GDD untuk ubi kayu.
ANALISIS PENILAIAN KEBERLANJUTAN IRIGASI MENGGUNAKAN METODE AHP (Analitical Hierarcy Process) PADA DAERAH IRIGASI AIR DINGIN Pramana Illahi, Fajar Setyawan; Arlius, Feri; Rusnam, Rusnam
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 28 No 2 (2024)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jtpa.28.2.%p.2024

Abstract

Daerah Irigasi Air Dingin merupakan daerah irigasi yang berlokasi di Kota Padang. Konsep irigasi berkelanjutan merupakan sasaran dari perencanaan untuk penyelenggaraan kegiatan pembangunan kedepan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh nilai analisis dan gambaran mengenai kondisi terkini dari Sistem Irigasi pada Daerah Irigasi Air Dingin sesuai nilai skala prioritas penanganan untuk pengelolaan daerah irigasi kedepan berdasarkan aspek sosial, aspek ekonomi, aspek teknis dan aspek lingkungan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode AHP (Analitical Hierarcy Process). Metode AHP digunakan untuk menentukan dan menganalisis dari skala prioritas penanganan perencanaan keberlanjutan irigasi. Hasil dari penelitian yang telah dilakukan memperlihatkan kondisi 4 aspek dalam  penanganan menggunakan AHP pada daerah irigasi Air Dingin. Hasil penilaian yang telah dilakukan dengan melihat status dari empat aspek penilaian yang terdiri dari aspek sosial dengan nilai 18,82 %, aspek ekonomi dengan nilai 8,53%, aspek teknis dengan nilai 18,43 %, dan aspek lingkungan dengan nilai 25,05 %, dan  menunjukkan bahwa total nilai empat aspek yang dinyatakan diperoleh nilai keberlanjutan yaitu 70,84 % yang artinya Daerah Irigasi Air Dingin bisa dipertahankan sebagai daerah irigasi yang berkelanjutan untuk masa sekarang dan masa yang akan datang, sehingga bisa digunakan dalam pengambilan suatu keputusan perencanaan dan pemerataan pembangunan kedepannya.
WATER RESILIENCE ASSESSMENT DI HULU DAS BATANG ARAU: ANALISIS KESEIMBANGAN SUPPLY – DEMAND BERBASIS PEMODELAN SWAT Stiyanto, Eri -; Irsyad, Fadli; Rusnam, Rusnam; Saputra, Deni; Maharani, Salma Tri; Guchi, Febriani
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 29 No 1 (2025)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jtpa.29.1.140-157.2025

Abstract

Perubahan iklim dan aktivitas antropogenik menyebabkan tekanan signifikan terhadap sumber daya air, mempengaruhi keseimbangan ketersediaan dan kebutuhan air di berbagai daerah aliran sungai. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi ketahanan sumber daya air (water resilience) di hulu DAS Batang Arau, Kota Padang dengan menggunakan pendekatan terpadu berbasis pemodelan hidrologi SWAT dan analisis Reliability, Resilience, Vulnerability (RRV). Metode penelitian meliputi: (1) karakterisasi morfometri DAS dengan menganalisis 19 parameter morfometri; (2) pemodelan SWAT dengan kalibrasi-validasi yang menghasilkan nilai performa bervariasi (R² = 0,54-0,97) dan sangat baik (NSE = 0,79-0,89); (3) analisis keseimbangan supply-demand; serta (4) evaluasi ketahanan air dengan pendekatan RRV. Hasil analisis morfometri menunjukkan DAS memiliki bentuk memanjang (Form Factor 0,25) dengan kerapatan drainase sedang (1,40 km/km²). Pemodelan SWAT menghasilkan debit andalan Q80 sebesar 1,51 m³/s yang masih mencukupi total kebutuhan air 0,63 m³/s (domestik 0,0234 m³/s; pertanian 0,4252 m³/s; industri 0,1811 m³/s), dengan Water Availability Ratio (WAR) 1,427. Analisis RRV menghasilkan Indeks Keberlanjutan DAS (IKDAS) sebesar 0,85 (sangat baik), didukung oleh keandalan tinggi (1,0), ketahanan baik (0,84) dengan tutupan hutan 87,9%, namun masih menghadapi kerentanan signifikan (0,65) terutama akibat tingkat erosi tinggi (385,6 ton/ha/tahun) dan area rawan banjir (34,63%). Rekomendasi pengelolaan meliputi teknik konservasi tanah-air, sistem peringatan dini banjir, perluasan zona riparian, dan penguatan kelembagaan pengelolaan kolaboratif untuk mengintegrasikan kepentingan berbagai pemangku kepentingan. Pendekatan RRV terbukti efektif untuk evaluasi komprehensif kondisi DAS dan perumusan prioritas intervensi strategis.