Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

Rancang Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Pikohidro untuk Penggerak Pompa Hidroponik Ekaputra, Eri Gas; Junaidy, Iqbal Tri; Rusnam, Rusnam; Yanti, Delvi
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 10, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jkptb.2022.010.01.05

Abstract

Salah satu pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Picohidro (PLTPH) disektor pertanian adalah sebagai penggerak pompa hidroponik agar sirkulasi nutrisi pada tanaman dapat terpenuhi. Penggunaan blower yang dimodifikasi untuk menjadi turbin dalam menghasilkan listrik, dapat menghemat biaya dalam pembuatannya. Tujuan penelitian ini adalah merancang bangun picohidro untuk hidroponik sebagai solusi pemanfaatan energi terbarukan pada daerah yang tidak mendapatkan akses listrik. Penelitian dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu rancangan alat mencakup rancangan picohidro, pompa DC, dan rangka hidoponik, pembuatan alat, pengujian alat, dan analisis data pengujian kinerja alat yang telah dibuat. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, pembangkit listrik tenaga picohidro sebagai penggerak pompa hidroponik yang dibuat sudah sesuai dengan rancangan awal. Nilai debit rata-rata yang didapatkan adalah 2.27x10-3 m3/s dengan tinggi jatuh air 0.75 m. Berdasarkan debit air dan tinggi jatuh air ini, maka didapatkan daya potensi air rata-rata sebesar 16.70 watt. Rata-rata daya listrik yang dihasilkan oleh rancangan tanpa beban pompa 6.77 watt. Sedangkan daya rata-rata menggunakan beban pompa 5.74 watt. Kehilangan air pada sistem pertanian hidroponik ini ialah 1%. Efisiensi Picohidro rata-rata selama pengamatan 34.43% dan efisiensi pompa adalah 5.12%.
Simulasi Kebutuhan Air untuk Tanaman Padi Pada Skenario Perubahan Iklim di Daerah Aliran Sungai Lembang-Sumani Sugeng Nugroho; Rudi Febriamansyah; Eri Gas Ekaputra; Dodo Gunawan
JURNAL SUMBER DAYA AIR Vol 15, No 1 (2019)
Publisher : Bina Teknik Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1311.892 KB) | DOI: 10.32679/jsda.v15i1.423

Abstract

Dampak perubahan iklim sangat signifikan berpengaruh pada sektor pertanian, mengingat keberlangsungan pertanian bergantung mutlak dengan kondisi iklim. Perubahan iklim yang terjadi pada suatu wilayah sangat tergantung sensitivitas faktor lokal dalam merespon perubahan iklim global yang terjadi, sehingga sangat penting untuk melakuakn koreksi data perubahan iklim global dengan data observasi di lokasi. CDFDM merupakan salah satu metode koreksi bias yang dapat digunakan untuk melakukan koreksi tersebut. Kebutuhan air untuk tanaman dan irigasi dihitung dengan model CROPWAT. Hasil analisis menujukan proyeksi unsur iklim di lokasi penelitian menunjukan pada umumnya mengalami peningkatan. Peningkatan terbesar dialami curah hujan hingga 47.5% pada tahun 2040 jika iklim berubah dengan skenario RCP8.5 dan rata-rata mengalami peningkatan antara 18-20% pada tahun 2020-2040, baik pada skenario RCP4.5 dan RCP8.5. Suhu udara akan mengalami peningkatan antara 4-6% pada tahun 2020-2040 pada skenario RCP4.5 dan RCP8.5. Sedangkan peningkatan suhu udara terbesar per dekade terbesar sekitar 8.1% pada tahun 2040 pada skenario RCP8.5. Proyeksi kebutuhan air untuk tanaman secara umum mengalami peningkatan seiring dengan semakin tingginya proyeksi curah hujan dan suhu udara, kecuali untuk lokasi penelitian Sumani, yang mengalami defisit kebutuhan curah hujannya sehingga diperlukan air irigasi, pada musim tanam bulan Mei-Agustus.
Analisis Ketersediaan, Kebutuhan dan Kualitas Air Pada DAS Batang Merao Sri Rahayu Ningsih; Eri Gas Ekaputra; Fadjar Goembira
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 18, No 3 (2020): November 2020
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.18.3.545-555

Abstract

Sungai Batang Merao dimanfaatkan sebagai sumber air baku air bersih PDAM, sumber energi alternatif PLTMH, sumber air irigasi dan kebutuhan masyarakat sehari-hari di Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh. Terganggunya kawasan hulu DAS berdampak terhadap pasokan dan kualitas air ke daerah tengah dan hilir. Ketebatasan ketersediaan air bersih dan penurunan kualitas air antara lain disebabkan oleh adanya kegiatan penambangan pasir dan batu di kawasan hulu, terjadinya konversi lahan dari lahan pertanian menjadi lahan terbangun terutama di daerah bantaran dan sempadan sungai serta pemanfaatan sungai sebagai tempat pembuangan limbah cair domestik dan peternakaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif. Analisis ketersediaan air menggunakan metode debit andalan (Q80) dan kebutuhan air dihitung berdasarkan kebutuhan air pada sektor domestik, non domestik, pertanian, peternakan dan perikanan. Analisis status mutu air menggunakan metode indeks pencemaran (IP) untuk melihat kondisi kualitas air Sungai Batang Merao sesuai dengan KepmenLH Nomor 115 Tahun 2003. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan ketersediaan air DAS Batang Merao adalah sebesar 22.70 m3/detik dan total kebutuhan sebesar 26.71 m3/detik. Status mutu air Sungai Batang Merao berdasarkan nilai indeks pencemaran (IP) berada dalam kondisi tercemar ringan dengan kisaran nilai indeks 2,41 – 6,43 berdasarkan baku mutu air kelas II PP No. 82 Tahun 2001 dengan parameter TSS, BOD, COD, T-Pospat, Nitirit, Minyak dan Lemak serta MBAS melebihi nilai baku mutu. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas air Sungai Batang Merao tidak layak untuk dikonsumsi dan tidak seusi dengan peruntukannya sebagai sumber air baku air bersih. Ketersediaan sumber daya air DAS Batang Merao tidak dapat memenuhi kebutuhan air masyarakat pada DAS Batang Merao dengan neraca air dalam kondisi defisit sebesar 4.01 m3/detik.ABSTRACTThe Batang Merao River is used as a source of raw water for PDAM, an alternative energy source for PLTMH, a source of irrigation water and daily needs of the people in Kerinci Regency and Sungai Penuh City. The disruption of the upstream watershed area has an impact on the supply and water quality to the middle and downstream areas. Limited availability of clean water and a decrease in water quality are due to, among others, sand and rock mining activities in the upstream area, the conversion of land from agricultural land to developed land, especially in riverbanks and river boundaries and the use of rivers as a place for disposal of domestic liquid waste and livestock. The method used in this research is descriptive quantitative. Analysis of water availability uses the reliable discharge method (Q80) and water needs are calculated based on water needs in the domestic, non-domestic, agriculture, livestock and fisheries sectors. Analysis of water quality status using the pollution index (IP) method to see the condition of the water quality of the Batang Merao River in accordance with KepmenLH No. 115/2003. Based on the results of the study, the availability of water in the Batang Merao watershed is 22.70 m3/second and the total demand is 26,71 m3/second. The status of the Batang Merao River water quality based on the value of the pollution index (IP) is in a lightly polluted condition with an index value range of 2,41 – 6,43 based on class II water quality standards PP No. 82/2001 with parameters TSS, BOD, COD, T-Pospat, Nitrite, Oil and Fat and MBAS exceeding the quality standard value. Based on this, it can be concluded that the water quality of the Batang Merao River is not suitable for consumption and is not compatible with its designation as a source of raw water. The availability of water resources in the Batang Merao watershed cannot meet the water needs of the community in the Batang Merao watershed with the water balance in a deficit of 4,01 m3/second.
PENGEMBANGAN KLASTER TANAMAN CABAI DI KABUPATEN AGAM PROVINSI SUMATERA BARAT Eri Gas Ekaputra; Feri Arlius; Omil Charmyn Chatib; Fadli Irsyad
Jurnal Hilirisasi IPTEKS Vol 1 No 3.b (2018)
Publisher : LPPM Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.391 KB)

Abstract

Cabai merupakan salah satu komoditas hortikultura yang paling diminati di masyarakat seperti halnya bawang merah, dan bawang putih. Hal ini dikarenakan komoditas tersebut dibutuhkan disetiap lapisan masyarakat, terutama di Provinsi Sumatera Barat. Permintaan terhadap cabai biasanya akan semakin tinggi menjelang hari istimewa seperti lebaran, tahun baru, dan hari besar nasional. Tingginya permintaan tersebut akan menyebabkan kenaikan harga cabai di pasaran, diperparah dengan musim hujan dan cuaca ekstrim, hal ini akan menyebabkan produksi cabai menjadi terhambat hingga gagal panen pastinya akan terjadi kenaikan harga yang cukup signifikan. Tantangan yang dihadapi dalam pengembangan klaster nasional cabai tersebut adalah perlu adanya dukungan teknologi pertanian serta upaya penumbuhan kelembagaan sehingga diperlukan pendampingan yang intensif. Kepentingan masing-masing petani yang beragam dapat menjadi tantangan sekaligus peluang dalam penyadaran petani untuk berkelompok. Sehingga perlakuan dominasi pengumpul cabe dengan melakukan kegiatan spekulatif menjual cabai di suatu wilayah dengan harga yang tinggi mengakibatkan adanya supply shock yang pada akhirnya dapat memicu inflasi pada wilayah sentra cabai. Perubahan iklim wilayah yang terjadi pada tingkat probabilitas yang bervariasi berkisar antara 58 % - 100 %. Parameter iklim yang mengalami tren signifikan yaitu; kecepatan angin kumulatif dan maksimum dengan tren negatif pada probabilitas 100%, kelembaban relatif rata-rata dan minimum dengan tren positif pada probabilitas sebesar 100 %, dan Evaporasi dengan tren positif pada probabilitas rata-rata 95 %. Berdasarkan perhitungan neraca air pada Stasiun Candung didapatkan jadwal tanam cabai yang tepat berada pada Bulan Februari. Sedangkan pada Stasiun Matur, jadwal yang tanam cabai dapat dilakukan pada Bulan Mei, dan Stasiun Gobah pada Bulan Januari. Diharapkan kepada petani cabai untuk menyesuaikan jadwal tanam cabai pada bulan tersebut agar mendapatkan kuantitas dan kualitas cabai yang diharapkan.
PEMANFAATAN SLUDGE HASIL IKUTAN BIOGASDARI KOTORAN SAPI UNTUK PEMBUATAN KOMPOS Delvi Yanti; Santosa Santosa; Eri Gas Ekaputra; Mislaini Mislaini; Omil Charmyn Chatib; Fadli Irsyad
Jurnal Hilirisasi IPTEKS Vol 2 No 2 (2019)
Publisher : LPPM Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (430.924 KB) | DOI: 10.25077/jhi.v2i2.338

Abstract

Kegiatan ini bertujuan untuk mentransfer pengetahuan dan teknologi pemanfaatan sludge hasil ikutan biogas dari kotoran sapi untuk pembuatan kompos, sehingga petani dapat menyediakan pupuk secara mandiri. Metode yang digunakan dalam mentransfer pengetahuan dan teknologi pemanfaatan sludge hasil ikutan biogas dari kotoran sapi untuk pembuatan kompos adalah penyuluhan dan percontohan atau demonstrasi. Penyuluhan disampaikan menggunakan metode atau sistem Focus Group Discussion (FGD). Percontohan atau demostrasi dilakukan di lokasi kegiatan yang meliputi bagaimana cara atau proses pembuatan kompos (perbandingan banyaknya sludge dengan bahan kompos lain). Hasil kegiatan adalah kelompok tani Indah Sakato telah memahami cara pembutan kompos dengan memanfaatan sludge hasil ikutan biogas dari kotoran sapi. Dari hasil percontohan bahan campuran yang terbaik dalam pembuatan kompos untuk sludge hasil ikutan biogas dari kotoran sapi adalah eceng gondok, karena kandungan unsur N, P, dan K yang paling besar dibandingkan dengan bahan yang lain dan juga memenuhi standar kualitas kompos berdasarkan (SNI 19-7030-2004).
PENGEMBANGAN DESTINASI WISATA NAGARI ANDALEH MELALUI PEMBANGUNAN BRANDING DAN POSITIONING DI KECAMATAN BATIPUH KABUPATEN TANAH DATAR Khairil Anwar; Eri Gas Ekaputra; Oktavianus Oktavianus; Elvira Luthan; Varhanno Khallifhatul Khanh; Vitrya Qurratu Ayuni Khanh; Aufa Fikhriah; Resca Caesar Resti; Savira Nurul Hayuni
BULETIN ILMIAH NAGARI MEMBANGUN Vol 4 No 4 (2021)
Publisher : LPPM (Institute for Research and Community Services) Universitas Andalas Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/bina.v4i4.368

Abstract

Nagari Andaleh is a village in Batipuh District, Tanah Datar Regency, West Sumatra Province. This Nagari is rich with potential natural resources and human resources. Currently, this Nagari has become one of the tourist destinations in Tanah Datar Regency. The problem faced by the Nagari is the problem of branding and positioning tourist destinations. The purpose of this activity is to empower human resources to utilize natural resources as tourist destinations and develop the competitiveness of destination products to markets outside Tanah Datar Regency, accelerating the diffusion of technology and management from universities to partners. In particular, the purpose of the activity is to explore and build branding and positioning of tourist destinations in the Nagari. The activity is carried out in 3 stages. The first stage of preparation begins with socialization, contacting the Nagari government and related parties to determine the schedule of activities, and compiling activity modules, and preparing for the implementation of activities. The stage of implementing activities in the aspect of destination with destination quality control methods, training methods on strengthening Nagari institutions, branding and positioning development workshops, training methods for destination creation, and consulting. The final stage is the implementation of monitoring and evaluation of activities. The results of the activities are creating branding and positioning of Nagari tourist destinations, improving quality and destinations that are following natural resources, developing destination design innovations, and improving quality so that they can target the destination market. Mentoring activities need to be continued to help Nagari build tourist destinations Nagari Andaleh continues to grow.
Telaahan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Dalam Pengelolaan Kawasan Daerah Aliran Sungai di Indonesia Reni Ekawaty; Yonariza Yonariza; Eri Gas Ekaputra; Ardinis Arbain
Jurnal Ilmu dan Teknologi Terapan Pertanian Vol 2 No 2 (2018): Journal of Applied Agricultural Science and Technology
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32530/jaast.v2i2.42

Abstract

DAS merupakan kawasan yang khas dan mempunyai fungsi yang sangat penting dalam hidrologi. Sekarang ini kawasan DAS di Indonesia telah mengalami kerusakan. Kerusakan ini telah menimbulkan berbagai bencana seperti longsor, erosi dan banjir. Hal ini umumnya disebabkan oleh terjadinya perubahan penggunaan lahan. Bencana alam serta aktivitas manusia juga telah menimbulkan pencemaran pada air sungai. Dewasa ini hampir sebagian besar sungai-sungai di Indonesia telah mengalami pencemaran, bahkan di pulau Jawa pencemaran sungai sudah dalam tahap yang mengkhawatirkan. Perubahan penggunaan lahan dan pencemaran sungai telah melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan. Penyebab dari kerusakan ini antara lain disebabkan oleh pertambahan penduduk, kelembagaan, kemiskinan, pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat seperti sandang, pangan dan pemukiman, perkebunan, pertambangan dan partisipasi masyarakat yang sangat rendah dalam melakukan konservasi. Beberapa cara penanggulangan telah dilakukan mulai dari konservasi secara teknis yaitu teras dan guludan, agroforestri, pelibatan masyarakat serta harmonisasi kelembagaan. Namun masih terjadi kerusakan di dalam DAS. Perlu dikaji lebih lanjut akar permasalahan yang sebenarnya sehingga bisa dicari penanggulangan yang tepat.
Pemanfaatan Sludge Hasil Ikutan Biogas Dari Kotoran Sapi Untuk Pembuatan Kompos Pada Kelompak Tani Indah Sakato Kenagarian Kasang Kecamatan Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman Delvi Yanti; Santosa Santosa; Eri Gas Ekaputra; Mislaini Mislaini; Omil Charmyn Chatib; Fadli Irsyad
Warta Pengabdian Andalas Vol 23 No 1 (2016): Warta Pengabdian Andalas
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan ini bertujuan untuk mentransfer pengetahuan dan teknologi pemanfaatan sludge hasil ikutan biogas dari kotoran sapi untuk pembuatan kompos, sehingga petani dapat menyediakan pupuk secara mandiri.Metode yang digunakan dalam mentransfer pengetahuan dan teknologi pemanfaatan sludge hasil ikutan biogas dari kotoran sapi untuk pembuatan kompos adalah penyuluhan dan percontohan atau demonstrasi.Penyuluhan disampaikan menggunakan metode atau sistem Focus Group Discussion (FGD). Percontohan atau demostrasi dilakukan di lokasi pengabdian yang meliputi bagaimana cara atau proses pembuatan kompos (perbandingan banyaknya sludge dengan bahan kompos lain).Hasil kegiatan adalah kelompok tani Indah Sakato telah memahami carapembutan kompos dengan memanfaatan sludge hasil ikutan biogas dari kotoran sapi. Dari hasil percontohan bahan campuran yang terbaik dalam pembuatan kompos untuk sludge hasil ikutan biogas dari kotoran sapi adalah eceng gondok, karena kandungan unsur N, P, dan K yang paling besar dibandingkan dengan bahan yang lain dan juga memenuhi standar kualitas kompos berdasarkan (SNI 19-7030-2004).
KAJIAN PERUBAHAN IKLIM PADA PENENTUAN JADWAL TANAM CABAI DI KABUPATEN AGAM Fadli Irsyad; Eri Gas Ekaputra; Assyaukani Assyaukani
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 23, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (880.699 KB) | DOI: 10.25077/jtpa.23.1.91-102.2019

Abstract

Perubahan iklim erat kaitannya dengan perubahan pola hujan dan intensitas curah hujan yang berimbas kepada perubahan musim tanam. Kajian mengenai perubahan iklim perlu dilakukan untuk menentukan kapan musim tanam yang sesuai dengan proporsi pertumbuhan tanaman tersebut. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode Man-Kendall untuk melihat apakah perubahan iklim dan curah hujan terjadi signifikan atau tidak. Metode Sens digunakan untuk melihat tingkat kemiringan perubahan tersebut yang kemudian digunakan untuk mengestimasi curah hujan bulanan pada tahun 2018 s/d 2019. Selanjutnya perhitungan neraca air dilakukan untuk melihat keseimbangan air yang akan digunakan sebagai pedoman penetapan jadwal tanam. Berdasarkan hasil penelitian pada wilayah ini, pada umumnya terjadi perubahan iklim pada setiap parameter iklim dengan tren positf kecuali pada parameter temperatur dan kecepatan angin yang mengalami tren negatif. Perubahan iklim terjadi pada tingkat probabilitas yang bervariasi berkisar antara 58 % - 100 %. Parameter iklim yang mengalami tren signifikan yaitu; kecepatan angin kumulatif dan maksimum dengan tren negatif pada probabilitas 100%, kelembaban relatif rata-rata dan minimum dengan tren positif pada probabilitas sebesar 100 %, dan Evaporasi dengan tren positif pada probabilitas rata-rata 95 %. Berdasarkan perhitungan neraca air pada Stasiun Candung didapatkan jadwal tanam cabai yang tepat berada pada Bulan Februari. Sedangkan pada Stasiun Matur, jadwal yang tanam cabai dapat dilakukan pada Bulan Mei, dan Stasiun Gobah pada Bulan Januari. Diharapkan kepada petani cabai untuk menyesuaikan jadwal tanam cabai pada bulan tersebut agar mendapatkan kuantitas dan kualitas cabai yang diharapkan.
SIMULASI KONSERVASI LAHAN KRITIS TERHADAP HASIL AIR (WATER YIELD) DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) KURANJI MENGGUNAKAN MODEL SWAT (SOIL AND WATER ASSESMENT TOOL) Doki Wardiman; Eri Gas Ekaputra; Yonariza Yonariza
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 24, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (764.709 KB) | DOI: 10.25077/jtpa.24.1.77-85.2020

Abstract

Perubahan iklim dan penggunaan lahan memiliki dampak yang besar terhadap keseimbangan air. Perubahan penggunaan lahan merupakan penyebab utama tingginya run off dibandingkan dengan faktor lainnya. Bencana alam yang terjadi di wilayah DAS (Daerah Aliran Sungai) merupakan indikasi bahwa fungsi hidrologi di wilayah DAS dalam keadaan terganggu dan tidak dapat mendukung sistem tata air yang optimal. Hampir setiap tahun terjadi banjir di kawasan DAS Kuranji yang menimbulkan kerugian secara materil dan korban jiwa. Salah satu bentuk upaya untuk menjaga kelestarian DAS adalah dengan melakukan konservasi pada wilayah – wilayah yang memberikan dampak buruk terhadap DAS seperti lahan kritis. Tujuan penelitian ini adalah mensimulasikan konservasi lahan kritis DAS Kuranji terhadap perubahan hasil air. Simulasi dilakukan terhadap 3 skenario penggunaan lahan yaitu konservasi 50 %, 80 % dan 100 % terhadap luas lahan kritis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 818,92 ha lahan kritis yang bisa digunakan untuk lahan konservasi. Simulasi perubahan penggunaan lahan terhadap lahan kritis dari beberapa skenario menunjukkan bahwa skenario konservasi 100 % menunjukkan kondisi hidrologi yang lebih baik. Artinya, semakin luas lahan yang di konservasi menjadi hutan campuran maka akan menurunkan hasil air, sehingga menurunkan aliran permukaan dan menaikkan volume air tanah DAS