Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

REDESAIN FASILITAS KERJA PADA PROSES PENGAMPLASAN INDUSTRI KECIL KERAJINAN MONEL JEPARA Muhammad Choiru Zulfa; Jati Widagdo; Gun Sudiryanto
Jurnal DISPROTEK Vol 10, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (484.623 KB) | DOI: 10.34001/jdpt.v10i1.858

Abstract

Proses pengamplasan kerajinan monel di industri kecil kerajinan monel Jepara posisi kerja operatornya belum diperhatikan kenyamananya. Ketinggian mesin dan kursi operator yang tidak disesuaikan dengan dimensi tubuh para pekerja membuat posisi kerja yang tidak ergonomis. Postur kerja tidak ergonomis yang berlangsung terus-menerus dapat mengakibatkan keluhan pada sistem muscoloskeletal atau muckoloskeletal disorders (MSDs). MSDs dalam jangka panjang dapat menyebabkan permasalahan kesehatan yang juga mempengaruhi kualitas dan kuantitas produksi. Perbaikan postur kerja diawali dengan mengidentifikasi tingkat keluhan muckoloskeletal. Penilaian keluhan musculoskeletal menggunakan metode Rappid Entire Body Assesment (REBA) dan Nordic Body Map (NBM). Hasil analisa keluhan muscoloskeletal mennggunakan REBA diperoleh skor 7 yang berarti tingkat resiko sedang. Tingkat resiko keluhan muscoloskeletal diperkuat dengan hasil kuesioner NBM dengan nilai skor terendah 47 dengan kategori resiko tinggi sehingga perlu adanya tindakan perbaikan. Redesain fasilitas kerja didasarkan pada data Anthropometri para pekerja diperoleh ukuran 45,8 cm untuk tinggi alas duduk, lebar alas duduk 33 cm, panjang alas duduk 40 cm, tinggi meja 54,8 cm, lebar meja 20 cm, dan panjang meja 57 cm.
PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM SEBAGAI BAHAN PEWARNA Jati Widagdo; Tristan Alfian
Jurnal DISPROTEK Vol 8, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1021.465 KB) | DOI: 10.34001/jdpt.v8i1.487

Abstract

ABSTRACT The Indonesian nation has traditionally known natural coloring to cloth, food, cosmetics and handicraft materials. Natural dyes are very popular because they produce a beautiful and distinctive color effect that cannot be obtained from synthetic dyes. Therefore, it becomes a very valuable aesthetic support for exclusive products and high artistic value. In addition, it has a power to gain a certain market segment. The reasons of why natural dye is not popular among people because they do not know how to make natural color from plantsand what particular plants are compatible to make natural colors. By making natural colors from some parts of plants, Indonesia has a special feature such as speciality and uniqueness produced by Indonesian people. The method used in this research is an experimental method. Experimental research can be interpreted as a systematic, objective and controlled study to predict as well as to control phenomena. The biodiversity of Indonesia can be used as natural substances to make natural color maximally if it is exploreddeeply. Then, Indonesia people independently produce natural color substance and they can reduce import of chemical color substance from other countries. Besides, by establishing entrepreneurship in natural coloring means many opportunities are open for Indonesia people in this field. In other words, unemployment can be reduced and human resources can be increased. Keywords: batik, dye, synthetic, natural, coloring ABSTRAK Bangsa Indonesia secara turun-temurun telah mengenal zat pewarna alam untuk memberi pewarnaan pada pakaian atau sandang, makanan, kosmetik dan bahan-bahan kerajinan. Pewarna zat alam sangat digemari karena menghasilkan efek warna yang indah dan khas yang tidak dapat diperoleh dari zat pewarna sintetis, sehingga menjadi daya dukung estetis yang sangat berarti bagi produk eksklusif dan bernilai seni tinggi sehingga mempunyai daya untuk mendapatkan sekmen pasar tertentu. Namun kurang dikenalnya bahan pewarna alami ini karena masih banyak masyarakat Indonesia yang belum mengetahui bagaimana membuat bahan pewarna alami buatan dan bagian tanaman apa saja yang dapat digunakan sebagai bahan pewarna alami Dengan dibuatnya bagian tanaman sebagai bahan pewarna alami maka akan membuat warna yang unik, identik dan menjadi ciri dari warna-warna yang hanya mampu dihasilkan oleh bangsa Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental. Penelitian eksperimental bisa diartikan studi yang sistematis, objektif dan terkontrol untuk memprediksi ataupun mengontrol fenomena. Keragaman hayati Indonesia apabila dieksplorasi lebih dalam mampu dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan zat pewarna alami apabila digunakan secara maksimal maka ketergantungan bangsa terhadap impor zat pewarna kimia dapat dikurangi. Dengan adanya usaha di bidang pembuatan warna alami juga akan membuka lapangan kerja, sehingga mampu meningkatkan SDM dan dapat mengurangi pengangguran. Kata kunci: batik, pewarna, sintetis, alami
USABILITY ANALYSIS IN PAASAAR.COM APPLICATION USING THE SYSTEM USABILITY SCALE (SUS) APPROACH Mohamad Rifqy Roosdhani; Jati Widagdo; Erika Ayu Amelia
International Journal of Economics, Business and Accounting Research (IJEBAR) Vol 6, No 1 (2022): IJEBAR
Publisher : LPPM ITB AAS INDONESIA (d.h STIE AAS Surakarta)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29040/ijebar.v5i4.4065

Abstract

The development of internet use in Indonesia to do online shopping continues to show an increase. Usability and accessibility are core human concepts computer interaction (HCI). These concepts are intended to ensure effectiveness and satisfaction of the system to users. Usability is considered throughout the standard. It states that all interactive products will have a user interface, and the quality of the user interface can have significant effect on the achievement of user goals. Paasaar.com application is an e-commerce platform that can be accessed through a website which is addressed at paasaar.com. This research method is descriptive quantitative. Data collection is done by method of answering the questionnaire that has been standard used for the SUS method. Questionnaire distributed to 100 people respondents to fill directly questionnaires were selected randomly. By calculation using the SUS formula, it is obtained as shown in Table 1. Based on Table 1, the value of 83.88 is obtained. This value means that it is in the Good category. Good in this case is in terms of system usability. So that the e-commerce developed is in accordance with user expectations and is feasible to be used and accessed more widely.
OPTIMALISASI E-COMMERCE UNTUK MENINGKATKAN EKONOMI PETERNAK UNGGAS Jati Widagdo; M. Rofqy Roosdhani; Nimas Aulia Pambajeng Miftahunnajah
Journal of Community Service (JCOS) Vol. 2 No. 3 (2024)
Publisher : EDUPEDIA Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56855/jcos.v2i3.1117

Abstract

Peternakan menjadi salah satu fokus pada kegiatan kolaborasi yang dilakukan antara perguruan tinggi dan mitra dunia usaha dunia industry (DUDI), jika dilihat dari statistiknya, Jepara telah memiliki beberapa populasi ternak yang beragam, akan tetapi pemanfaatannya masih sebatas untuk memenuhi kebutuhan pangan saja. Jika di kembangkan dengan benar potensi ternak bisa di jual fungsikan menjadi start up bisnis non pangan di padukan dengan industry kreatif serta berbasis teknologi ramah lingkungan. Pelatihan dan pendampingan yang dilakukan oleh UNISNU Jepara bekerjasama dengan DUDI (PT. Melia Inkracipta Gayapesona) kepada pelaku peternakan unggas diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman dalam menerapkan pemanfaatan e-commerce untuk meningkatkan jangkauan pemasaran produk. Tujuannya adalah agar peternakan unggas lokal dapat bersaing di pasar serta menambah lapangan kerja bagi masyarakat sekitar. Kegiatan ini dapat melatih pelaku peternakan unggas dalam mengelola bisnis mereka menjadi lebih terencana, terarah, dan terkendali. Mereka juga akan mampu menerapkan strategi pemasaran yang baik dengan memanfaatkan teknologi internet di bidang e-commerce, sehingga produk yang dijual memiliki kualitas tinggi dan dapat memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen. Selain itu, kegiatan ini dapat merangsang dan memotivasi peternak unggas untuk menambah pendapatan usaha mereka tidak hanya melalui konteks unggas tetapi juga dengan menggarap konten unggas, yang pada akhirnya akan mendorong pertumbuhan ekonomi.
PEMANFAATAN KAYU JATI SEBAGAI IDE PERANCANGAN MEJA PORTABLE DI DESA TAHUNAN JEPARA Fatah Maulana; Jati Widagdo; Sutarya
Journal of Scientech Research and Development Vol 6 No 1 (2024): JSRD, June 2024
Publisher : Ikatan Dosen Menulis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56670/jsrd.v6i1.476

Abstract

Dalam Penelitian ini penulis bertujuan untuk mengeksplorasi pemanfaatan kayu jati sebagai bahan utama dalam perancangan meja portable yang inovatif dan fungsional. Kayu jati dikenal karena kekuatan, keawetan, dan estetika yang tinggi, sehingga menjadi pilihan yang tepat untuk produk furnitur berkualitas tinggi. Dalam konteks kebutuhan masyarakat modern yang mengutamakan mobilitas dan efisiensi ruang, desain meja portable berbahan kayu jati menawarkan solusi praktis tanpa mengorbankan nilai estetis dan keandalan struktural. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, melibatkan observasi langsung terhadap proses produksi kayu jati, wawancara dengan pengrajin furnitur di Jepara, serta studi literatur mengenai karakteristik dan keunggulan kayu jati. Penelitian ini juga memanfaatkan perangkat lunak desain untuk membuat model 3D yang mendetail, guna memvisualisasikan konsep desain yang diusulkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kayu jati memiliki potensi besar dalam pembuatan meja portable karena sifatnya yang mudah diolah dan tahan terhadap berbagai kondisi lingkungan. Desain meja portable yang dihasilkan menggabungkan elemen estetika tradisional dan fungsi modern, dengan mekanisme lipat yang memudahkan penyimpanan dan mobilitas. Finishing menggunakan teknik walnut brown memberikan sentuhan akhir yang menonjolkan keindahan serat kayu jati sekaligus melindungi permukaan dari kerusakan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa kayu jati merupakan material yang sangat cocok untuk perancangan furnitur portable, khususnya meja, karena kombinasi kekuatan, estetika, dan kemudahannya dalam proses produksi. Implementasi desain ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi industri furnitur di Indonesia, serta memenuhi kebutuhan konsumen akan produk yang praktis dan estetis.
PENGAPLIKASIAN UKIRAN RELUNG PADA PERANCANGAN KURSI MALAS Muhammad Amri Yahya; D.S. Drajad Wibowo; Jati Widagdo
Journal of Scientech Research and Development Vol 6 No 1 (2024): JSRD, June 2024
Publisher : Ikatan Dosen Menulis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56670/jsrd.v6i1.462

Abstract

Pengaplikasian ukiran relung pada desain furnitur, khususnya kursi malas, merupakan upaya untuk mengintegrasikan elemen dekoratif yang memperkaya aspek estetika serta fungsionalitas furnitur. Artikel ini mengeksplorasi penerapan ukiran relung pada kursi malas dari perspektif desain, teknik pembuatan, dan dampak estetika. Dengan menggunakan metode kajian literatur dan analisis desain, penelitian ini mengidentifikasi berbagai teknik pembuatan ukiran relung, termasuk ukiran, dan aplikasi modern. Selain itu, kajian ini menganalisis bagaimana ukiran relung dapat mencerminkan nilai-nilai budaya lokal dan tren desain kontemporer. Literatur menunjukkan bahwa ukiran relung memberikan dimensi visual yang menarik dan dapat meningkatkan nilai artistik kursi malas. Teknik tradisional seperti pahatan tangan sering dipadukan dengan pendekatan modern untuk menciptakan desain yang harmonis antara tradisi dan inovasi. Penelitian ini juga mengidentifikasi berbagai pendekatan dalam penerapan ukiran relung, dari penggunaan pola rumit dalam desain tradisional hingga desain minimalis dalam konteks modern. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaplikasian ukiran relung pada kursi malas tidak hanya menambah keindahan estetika tetapi juga memberikan sentuhan personal dan kultural pada furnitur. Desain ini memanfaatkan kekayaan teknik dan gaya untuk menciptakan produk yang unik dan relevan dengan pasar saat ini.
ANALISIS ESTETIKA DAN FUNGSIONALITAS PADA DESAIN DIPAN SORONG KAYU MAHONI MINIMALIS DENGAN FINISHING DUCO KHAS DESA TAHUNAN JEPARA Muhammad Abduh Alghozali; Sutarya; Jati Widagdo
Journal of Scientech Research and Development Vol 6 No 1 (2024): JSRD, June 2024
Publisher : Ikatan Dosen Menulis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56670/jsrd.v6i1.471

Abstract

Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk menganalisis aspek estetika dan fungsionalitas pada desain dipan sorong kayu minimalis dengan finishing duco. Kayu mahoni dipilih karena sifatnya yang kuat dan tahan lama serta serat kayunya yang cocok untuk pewarnaan duco. Finishing duco digunakan untuk memberikan tampilan yang modern dan terlihat elegan. Studi ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu menggabungkan analisis visual dan uji fungsionalitas terhadap sejumlah sampel dipan sorong yang di produksi untuk komersial. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dipan sorong kayu mahoni minimalis dengan menggunakan finishing duco mampu menghadirkan keseimbangan antara kehidupan yang visual tetapi juga mempertimbangkan fungsi praktis, dari segi estetika finishing duco memberikan permukaan yang halus dan warna yang menarik dapat meningkatkan daya tarik visual produk. Sementara itu, analisis fungsionalitas menunjukkan menunjukkan bahwa desain minimalis pada dipan sorong ini memaksimalkan penggunaan ruang dengan menyediakan tempat kasur tambahan tanpa mengorbankan kenyamanan dan stabilitas tempat tidur. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kombinasi antara bahan kayu mahoni dengan finishing duco serta desain minimalis, menghasilkan produk mebel yang menarik secara estetika dan fungsional. Rekomendasi untuk pengembangan lebih lanjut termasuk eksplorasi warna dan teknik fiinishing alternatif untuk meningkatkan daya minat pasar dan diversifikasi produk. Penelitian ini diharapakan dapat memberikan kontribusi bagi industri mebel dalam menciptakan produk produk yang estetis dan fungsional.
Pengembangan Produk Tenun Ikat Berbasis Kearifan Lokal di Desa Wisata Troso Jati Widagdo; M. Rifqy Roosdhani; Samsul Arifin; Mujiyono; Nimas Aulia Pambajeng Miftahunnajah
JURPIKAT (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Vol. 5 No. 4 (2024)
Publisher : Politeknik Piksi Ganesha Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37339/jurpikat.v5i4.1973

Abstract

Kegiatan pengabdian ini berfokus pada pengembangan produk unggulan tenun ikat di Desa Wisata Troso, Jepara. Tenun ikat Troso merupakan kain tradisional yang memiliki nilai sejarah dan ekonomi tinggi karena proses pembuatannya yang rumit menggunakan keterampilan tangan. Melalui program pengabdian, tim dari Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara bekerja sama dengan UMKM lokal sebagai mitra pengabdian. Analisis permasalahan mitra menunjukkan bahwa UMKM menghadapi beberapa tantangan, termasuk ketergantungan pada bahan baku dari tengkulak, peralatan produksi yang tradisional, kurangnya standar pewarnaan, serta kurangnya diversifikasi produk. Program ini melibatkan pelatihan dan pendampingan untuk meningkatkan keterampilan dan efisiensi produksi, termasuk penerapan mesin tenun mekatronika dan pengembangan motif tenun baru. Hasil dari program ini menunjukkan peningkatan produksi dan pendapatan bagi mitra, serta peningkatan pemahaman dan keterampilan para penenun. Dampak sosial dan ekonomi dari program ini memperkuat posisi Desa Troso sebagai pusat produksi tenun ikat yang unggul, dengan peningkatan kesejahteraan komunitas lokal melalui inovasi dan kolaborasi
Perancangan Kursi Bongkar Pasang (Knockdown) dengan Ornamen dari Limbah Ranting Kayu Aliyyudin Erick Kurniawan; Jati Widagdo; Sutarya Sutarya
Jurnal Riset Rumpun Seni, Desain dan Media Vol. 4 No. 1 (2025): April : Jurnal Riset Rumpun Seni, Desain dan Media
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jurrsendem.v4i1.5005

Abstract

In the furniture packaging process, there is one problem that often hinders the effectiveness of time and space used. Many furnitures are designed in compact or intact forms so they cannot be disassembled. This affects the process of loading goods into a truck or container which is becoming increasingly limited in quantity. If the furniture is designed as knockdown, the process of loading goods will be easier and can save time, space, and energy. The knockdown furniture designed is a chair inspired by disassembly toys such as lego, figurines or action figures, and tazos. For aesthetic impression to the product, ornaments or decorations are added with materials from wood waste. Various types of wood waste found in furniture industry locations include bark, wood pieces, wood chips, and sawdust. The use of wood waste as decorative element in designed products can reduce the amount that often piles up as waste that cannot be used. This waste is even only used as burning material for other production waste causing negative impact on the environment due to air pollution. The wood waste utilized is teak wood branch waste that cut into small circles to be glued to the knockdown chair designed.