Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

TRANSPLANTASI KARANG SEBAGAI UPAYA KONSERVASI TERUMBU KARANG DI KAMPUNG BARU, LAGOI, BINTAN Dedy Kurniawan; Risandi Dwirama Putra; Susiana Susiana; Jumsurizal Jumsurizal; Try Febrianto; Dwi Septiani Putri; Hasnarika Hasnarika; M Ramlan
Jurnal Pemberdayaan Maritim Vol 3 No 2 (2021): Journal of Maritime Empowerment
Publisher : Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan Penjaminan Mutu, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/jme.v3i2.3500

Abstract

Ekosistem terumbu karang merupakan ekosistem yang rentan terhadap kerusakan. Berbagai aktivitas manusia yang tidak ramah lingkungan dan perubahan iklim global telah menyebabkan kondisi ekosistem terumbu karang mengalami kerusakan, sehingga kondisi tutupan karang hidup yang baik semakin menurun, sementara yang mengalami kerusakan semakin meningkat. Untuk menjaga kondisi dan kelestarian ekosistem terumbu karang di Perairan Desa Sebong Lagoi agar tidak menurun, maka diperlukan suatu upaya konservasi terumbu karang. Salah satu upaya konservasi yang dapat dilakukan yaitu kegiatan transplantasi karang. Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PkM) ini adalah diharapkan kelompok masyarakat Kampung Baru, Desa Sebong Lagoi mampu melakukan kegiatan transplantasi karang, mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan, hingga perawatan. Kegiatan yang dilakukan yaitu memberikan pengenalan dan pelatihan kegiatan tranplantasi karang kepada kelompok masyarakat Kampung Baru, Desa Sebong Lagoi mulai dari kegiatan persiapan dalam memilih lokasi dan peralatan yang dibutuhkan, pelaksanaan kegiatan transplantasi yaitu pemilihan induk dan metode transplantasi karang, serta pendampingan sehingga mampu mengaplikasikan kegiatan transplantasi dan perawatan transplantasi karang. Kegiatan ini mendapat respon positif dan antusias dari Kelompok Masyarakat Sadar Wisata (Pokdarwis) dan masyarakat Kampung Baru Desa Sebong Lagoi terkait kegiatan pengabdian tersebut, serta kegiatan pengabdian dapat dilakukan dalam bentuk pelatihan secara tatap muka dengan masyarakat, namun dengan memperhatikan protokol Covid-19.
Pemberdayaan masyarakat Desa Benan dalam peningkatan mutu Teripang sebagai komoditas unggulan desa melalui sosialisasi penanganan pascapanen T. Ersti Yulika Sari; Sri Novalina Amrizal; Wahyu Muzammil; Yulia Oktavia; Tetty Tetty; Khairunnisa Khairunnisa; Dwi Septiani Putri; Aidil Fadli Ilhamdy; Azwin Apriandi; Aminatul Zahra; R. Marwitta Sari Putri; Jumsurizal Jumsurizal
Unri Conference Series: Community Engagement Vol 3 (2021): Seminar Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/unricsce.3.636-643

Abstract

Sea cucumbers which have the scientific name Holothuroidea are fishery commodities that have high economic value and are in great demand in the global market. Sea cucumbers are the main commodity of Benan Village which is the outermost island of Lingga district. Most of the people in Benan Village work as sea cucumber fishermen. As an aquatic resource owned by the village, sea cucumbers are still constrained in terms of handling so that it reduces the selling value of the dried sea cucumbers produced. Therefore, it is important to empower the people of Benan Village regarding the postharvest handling of sea cucumbers which aims to improve the quality as well as directly increase the selling value of that resources. Community empowerment activities are expected to add insight and improve the ability of the Benan Village community in handling sea cucumbers post-harvest. Empowerment was carried out through three methods, namely the distribution of questionnaires and discussions in the form of questions and answers with the Benan Village community group regarding the problem process in handling post-harvest sea cucumbers, which was carried out after distributing questionnaires to the sea cucumber aquaculture community, then education and discussion on good procedures were carried out in post-harvest handling. To improve the quality of this sea cucumber commodity, then in the third stage, mentoring and practice regarding the correct handling of sea cucumbers is carried out to produce good quality sea cucumbers from washing to packaging. The selection of discussion methods, lectures/education, and direct practice is considered effective in increasing public knowledge about the process of handling sea cucumbers postharvest properly and correctly, considering that the target stakeholders are sea cucumber farmers.
Sosialisasi Pengolahan Limbah Cair Teripang Menjadi Mikroorganisme Lokal (MOL) Kepada Kelompok Darmawisata Di Desa Benan Kabupaten Lingga Kepulauan Riau T. Ersti Yulika Sari; R.Marwita Sari Putri; Sri Novalina Amrizal; Wahyu Muzammil; Yulia Oktavia; Tetty Tetty; Khairunnisa Khairunnisa; Dwi Septiani Putri; Aidil Fadli Ilhamdy; Azwin Apriandi; Aminatul Zahra; Jumsurizal Jumsurizal
Journal of Community Engagement Research for Sustainability Vol. 3 No. 1 (2023): Januari
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Benan is one of the islands located in Senayang District, Lingga Regency, Riau Islands. Most of the people on Benan Island work as sea cucumber fishermen, this is because the existence of sea cucumbers on the island is still abundant. The processing of liquid waste originating from post-harvest sea cucumbers in the form of wet sea cucumbers and dry sea cucumbers has not been carried out optimally, even though the more raw materials for sea cucumbers are prepared at the time of postharvest, the more waste generated will also be. The problem with partners is that the liquid waste originating from the post-harvest preparation of sea cucumbers has not been carried out optimally. The solution given to partners is education through socialization of liquid waste processing from the results of postharvest preparation of sea cucumbers into local microorganisms (MOL) in the Benan village field trip group, so that postharvest processing of sea cucumbers becomes zero waste. The methods in the activities carried out are discussion and socialization. The results obtained after this service is increasing public knowledge about sea cucumber wastewater treatment.
TRANSPLANTASI KARANG SEBAGAI UPAYA KONSERVASI TERUMBU KARANG DI KAMPUNG BARU, LAGOI, BINTAN Dedy Kurniawan; Risandi Dwirama Putra; Susiana Susiana; Jumsurizal Jumsurizal; Try Febrianto; Dwi Septiani Putri; Hasnarika Hasnarika; M Ramlan
Jurnal Pemberdayaan Maritim Vol 3 No 2 (2021): Journal of Maritime Empowerment
Publisher : Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan Penjaminan Mutu, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/jme.v3i2.3500

Abstract

Ekosistem terumbu karang merupakan ekosistem yang rentan terhadap kerusakan. Berbagai aktivitas manusia yang tidak ramah lingkungan dan perubahan iklim global telah menyebabkan kondisi ekosistem terumbu karang mengalami kerusakan, sehingga kondisi tutupan karang hidup yang baik semakin menurun, sementara yang mengalami kerusakan semakin meningkat. Untuk menjaga kondisi dan kelestarian ekosistem terumbu karang di Perairan Desa Sebong Lagoi agar tidak menurun, maka diperlukan suatu upaya konservasi terumbu karang. Salah satu upaya konservasi yang dapat dilakukan yaitu kegiatan transplantasi karang. Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PkM) ini adalah diharapkan kelompok masyarakat Kampung Baru, Desa Sebong Lagoi mampu melakukan kegiatan transplantasi karang, mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan, hingga perawatan. Kegiatan yang dilakukan yaitu memberikan pengenalan dan pelatihan kegiatan tranplantasi karang kepada kelompok masyarakat Kampung Baru, Desa Sebong Lagoi mulai dari kegiatan persiapan dalam memilih lokasi dan peralatan yang dibutuhkan, pelaksanaan kegiatan transplantasi yaitu pemilihan induk dan metode transplantasi karang, serta pendampingan sehingga mampu mengaplikasikan kegiatan transplantasi dan perawatan transplantasi karang. Kegiatan ini mendapat respon positif dan antusias dari Kelompok Masyarakat Sadar Wisata (Pokdarwis) dan masyarakat Kampung Baru Desa Sebong Lagoi terkait kegiatan pengabdian tersebut, serta kegiatan pengabdian dapat dilakukan dalam bentuk pelatihan secara tatap muka dengan masyarakat, namun dengan memperhatikan protokol Covid-19.
Pengaruh Penambahan Tepung Kunyit Terhadap Kinerja Pertumbuhan Ikan Kakakp Putih (Lates calcarifer) Zakatra; Aminatul Zahra; Dwi Septiani Putri
Intek Akuakultur Vol. 5 No. 2 (2021): Intek Akuakultur
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (453.286 KB) | DOI: 10.31629/intek.v5i2.3611

Abstract

Ikan Kakap putih Lates calcarifer merupakan salah satu jenis ikan air laut yang banyak diminati masyarakat dan mempunyai nilai ekonomis yang tinggi sehingga banyak dibudidayakan. Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh penyerapan pakan, maka untuk menambah kinerja penyerapan pakan secara maksimal dan untuk meningkatkan pertumbuhan ikan kakap putih perlu suatu suplemen yang dicampurkan dalam pakan salah satunya adalah kunyit. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung kunyit terhadap kinerja pertumbuhan ikan kakap putih. Penelitian ini dilakukan pada April - Mei 2021 di Kampung Madong, Kecamatan Kampung Bugis, Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL (Rancangan Acak Lengkap) dengan 4 perlakuan 3 kali ulangan, yaitu perlakuan K tanpa penambahan kunyit, Perlakuan A penambahan kunyit 10 g/kg pakan, perlakuan B penambahan kunyit 15 g/kg pakan, dan perlakuan C penambahan kunyit 20 g/kg pakan. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa perlakuan terbaik adalah pada perlakuan C, dengan pertumbuhan panjang mutlak 4,46 cm, pertumbuhan bobot mutlak 17,49 g, dan efesiensi pakan 38,59 %. Sehingga pada penelitian ini dosis terbaik penambahan kunyit dalam pakan adalah 15 g/kg pakan untuk pertumbuhan ikan kakap putih
Pemberian Minyak Cumi pada Permukaan Air Dengan Dosis yang Berbeda Dalam Meningkatkan Kelangsungan Hidup Larva Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer) Arman Syahroni Arman; Tri Yulianto; Dwi Septiani Putri
Intek Akuakultur Vol. 6 No. 1 (2022): Intek Akuakultur
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (497.968 KB) | DOI: 10.31629/intek.v6i2.3618

Abstract

Masalah yang sering dihadapi dalam produksi benih adalah tingginya tingkat kematian larva atau tingkat kelulusan hidup yang masih rendah. Penelitian ini tentang pemberian dosis minyak cumi yang berbeda pada permukaan air untuk mengetahui dosis terbaik terhadap tingkat kelangsungan hidup larva kakap putih (L. calcarifer). Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 3 kali ulangan yaitu K: Tanpa minyak cumi, A: Minyak cumi 0,1 ml/m2, B: Minyak cumi 0,2 ml/m2, C: Minyak cumi 0,3 ml/m2, D: Minyak cumi 0,4 ml/m2. Analisis data menggunakan One-Way ANOVA dan uji lanjut duncan menunjukkan tingkat kelulusan hidup terbaik terjadi pada perlakuan C (24,53±2,66%), panjang mutlak terbaik terjadi pada perlakuan A (1,16 ± 0,04) cm. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan perlakuan C merupakan perlakuan terbaik.
Penambahan Tepung Kunyit dalam Pakan Buatan Terhadap Pertumbuhan Ikan Kerapu Cantang (Epinephelus fuscogutattus x Epinephelus lanceolatus) Sanda Guntara Sanda; Shavika Miranti; Dwi Septiani Putri
Intek Akuakultur Vol. 6 No. 1 (2022): Intek Akuakultur
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (378.78 KB)

Abstract

This research was carried out from April to June 2021 in Madong Village, Bugis Village, Tanjungpinang City. The purpose of this study was to determine the effect of adding turmeric flour to feed on the growth of cantang grouper. This study used a completely randomized design method with 4 treatments with each treatment repeated 3 times, namely treatment K (without the addition of turmeric flour), treatment A (addition of 10 g of turmeric flour to 1 kg of feed), treatment B ( addition of 15 g of turmeric flour to 1 kg of feed), treatment C (addition of 20 g of turmeric to 1 kg). The results showed that treatment B (addition of turmeric flour 15 g to 1 kg of feed) was the highest treatment for all parameters which included absolute weight growth value of 53.37 g, daily growth rate of 1.19gr/day, feed efficiency 71.48%. However, it was not significantly different from treatment A (addition of 10 g of turmeric flour to 1 kg of feed) which included an absolute weight growth value of 51.66 g, daily growth rate of 1.15 g/day, feed efficiency 65.55%. So, the addition of 10 g of turmeric flour to 1 kg of feed was effective for the growth of Epinephelus foscoguttatus x Epinephelus lanceolatus grouper.
Gonad maturation and spawning performance of the sand sea cucumber (Holothuria scabra) by Oodev® dan Ovaprim® administration Dwi Ulta Sari; Muzahar Muzahar; Tri Yulianto; Dwi Septiani Putri; Aminatul Zahra; Shavika Miranti
Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal Acta Aquatica: Jurnal Ilmu Perairan, Vol. 10: No. 2 (August, 2023)
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/aa.v10i2.10123

Abstract

Sea cucumber (Holothuria scabra) contains lots of collagen and vitamin E for the pharmaceutical and cosmetic industries. H. scabra have high economic value. The price in the local market is IDR 400,000–1,200,000/kg and internationally it is IDR 500,000–IDR 5,000,000/kg dry weight. The level of exploitation is high, and it is suspected that there has been overfishing in several areas. Cultivation efforts need to be done to maintain the population in nature. The natural rate of gonad maturation and spawning in H. scabra broodstock is relatively slow, so efforts are needed to speed it up, among other things by administering hormones. This study aimed to stimulate (1) gonad maturation and (2) H. scabra spawning. The study used a completely randomized design (CRD) with 3 treatments and 3 replications in 2 stages using broodstock measuring 250–350 g/head. Stage 1: (1) Treatment A: without immersing the H. scabra in hormone solution, (2) Treatment B: immersing the H. scabra in the Oodev®/Oocyte developer dose of 1 mL/kg weight, and (3) Treatment C: soaking sea cucumber broodstock in Oodev® dose of 2 mL/kg weight. Stage 2: (1) without immersion of the broodstock in hormone solution, (2) immersion of the broodstock in Ovaprim® doses of 1 mL/kg weight. The data obtained were analyzed by analysis of variance. The results showed that immersion of H. scabra broodstock in Oodev® and ovaprim® was not successful in stimulating gonad maturation and spawning in H. scabra broodstock. The spawning behavior of sea cucumbers that were successfully observed included body movements such as writhing, coiling like a ball, sticking to walls, partially erecting their bodies, actively crawling, and being more active at night.Keywords: Gonad; Holothuria scabra; Oodev®; Ovaprim®; Spawning; Sea cucumber.
KUALITAS FISIK DAN KIMIA PAKAN IKAN MENGGUNAKAN TEPUNG KULIT UDANG YANG DIFERMENTASI Dwi Septiani Putri; Shavika Miranti; Daud Siswandi
Marinade Vol 7 No 01 (2024): Marinade
Publisher : Fisheries Product Technology Department, Faculty of Marine Science and Fisheries, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/marinade.v7i01.6307

Abstract

Ketersediaan pakan baik dari segi kualitas maupun kuantitas mutlak diperlukan untuk menunjang keberhasilan kegiatan budidaya. Namun, pakan yang berkualitas dibanderol dengan harga yang cukup tinggi. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah mencari alternatif bahan baku lokal pengganti tepung ikan, dengan kualitas yang hampir sama. Salah satu bahan yang dapat digunakan adalah tepung kulit udang. Tujuan dari penelitian ini adalah menguji secara fisik maupun kimia pakan ikan yang diproduksi menggunakan bahan baku hasil fermentasi. Perlakuan pada penelitian ini adalah penggunaan tepung kulit udang yang difermentasi dengan persentasi yang berbeda (0%, 15%, 20% dan 25% dalam pakan). Parameter fisika pakan yang diuji adalah daya apung, homogenitas dan kecepatan pecah pakan. Sedangkan parameter kimia yang diukur adalah kandungan air, protein, lemak, karbohidrat, dan kadar abu pakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan tepung kulit udang yang difermentasi berpengaruh terhadap daya apung pakan, dan tidak berpengaruh terhadap kandungan kimia pakan. Perlu adanya penggunaan teknologi dalam pembuatan pakan untuk membuat pakan dapat mengapung dalam waktu yang lebih lama.
PERFORMA PERTUMBUHAN IKAN KAKAP PUTIH (Lates calcarifer) YANG DIBERI PAKAN IKAN TAMBAN (Sardinella abella) SEGAR DENGAN RASIO BERBEDA TERHADAP BIOMASSA Zulfikar Zulfikar; Muzahar Ahmad Zawawi; Shavika Miranti; T. Said Raza’i; Dwi Septiani Putri; Tri Yulianto
Jurnal Riset Akuakultur Vol 18, No 1 (2023): (Maret 2023)
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Jembrana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jra.18.1.2023.61-70

Abstract

Penggunaan pakan buatan (pelet) menjadi komponen biaya terbesar dalam pembesaran ikan kakap putih.  Pemberian pakan segar yang harganya murah merupakan salah satu alternatif untuk menekan biaya pakan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengevaluasi performa pertumbuhan ikan kakap putih yang diberi pakan ikan segar berbeda persentase. Penelitian dilakukan pada bulan Juni sampai Juli 2022 di keramba jaring apung di Kampung Teluk Air, Kecamatan Bulang, Batam. Rancangan acak lengkap empat perlakuan dan tiga ulangan yang diterapkan pada penelitian ini. Perlakuan tersebut adalah (perlakuan A) pemberian pelet 5% biomassa, (perlakuan B) pemberian ikan segar 5% biomassa, (perlakuan C) pemberian ikan segar 10% biomassa, dan (perlakuan D) pemberian ikan segar 15% biomassa. Data performa pertumbuhan dianalisis dengan analysis of variance dan dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil percobaan memperlihatkan bahwa pemberian ikan segar 5% dari biomassa (perlakuan B) berbeda nyata pada nilai pertumbuhan bobot mutlak, laju pertumbuhan harian, efiensi pakan serta konversi pakannya (P<0,05) dibanding perlakuan lainnya. Nilai pertambahan bobot akhir (56,97 g), pertumbuhan harian (0,95 g hari-1), dan efisiensi pakan (38,80%) dari perlakuan B lebih tinggi dibanding kontrol, sedangkan konversi pakan (2,58) lebih rendah dari perlakuan C dan D. Simpulan penelitian ini adalah bahwa pemberian ikan tamban pada rasio pemberian pakan 5% total bobot ikan memberikan performa pertumbuhan dan feed conversion ratio ikan kakap putih terbaik.The use of artificial feed (pellets) is the highest-cost component in barramundi farming. Providing fresh, cheap feed can significantly reduce feed costs. The study aimed to evaluate the growth performance of barramundi fed with different feeding ratios of fresh sardine. The experiment was conducted from June to July 2022 in floating net cages located in Teluk Air Village, Bulang District, Batam. The experimental units were arranged in a completely randomized design consisting of four treatments and three replications. The feeding treatments were using pelleted artificial feed at 5% (treatment A, control), and fresh sardine at 5% (treatment B), 10% (treatment C), and 15% (treatment D) of the total cultured fish biomass. Growth performance data were analyzed using analysis of variance and continued with the Duncan’s test. The experimental results showed that treatment B had resulted in significant differences in the absolute weight growth, daily growth rate, feed efficiency, and feed conversion (p<0.05) compared to other treatments. The values of final weight gain (56.97 g), daily growth (0.95 g day-1), and survival rate (93.33%) were higher compared to the control, while feed conversion (2.58) was lower than those of C and D treatments. This research concludes that feeding fresh sardine at 5% feeding ratio yields the best growth performance and feed conversion ratio of cultured barramundi.