Dwi Septiani Putri
Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan Dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

TRANSPLANTASI KARANG SEBAGAI UPAYA KONSERVASI TERUMBU KARANG DI KAMPUNG BARU, LAGOI, BINTAN Dedy Kurniawan; Risandi Dwirama Putra; Susiana Susiana; Jumsurizal Jumsurizal; Try Febrianto; Dwi Septiani Putri; Hasnarika Hasnarika; M Ramlan
Jurnal Pemberdayaan Maritim Vol 3 No 2 (2021): Journal of Maritime Empowerment
Publisher : Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan Penjaminan Mutu, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/jme.v3i2.3500

Abstract

Ekosistem terumbu karang merupakan ekosistem yang rentan terhadap kerusakan. Berbagai aktivitas manusia yang tidak ramah lingkungan dan perubahan iklim global telah menyebabkan kondisi ekosistem terumbu karang mengalami kerusakan, sehingga kondisi tutupan karang hidup yang baik semakin menurun, sementara yang mengalami kerusakan semakin meningkat. Untuk menjaga kondisi dan kelestarian ekosistem terumbu karang di Perairan Desa Sebong Lagoi agar tidak menurun, maka diperlukan suatu upaya konservasi terumbu karang. Salah satu upaya konservasi yang dapat dilakukan yaitu kegiatan transplantasi karang. Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PkM) ini adalah diharapkan kelompok masyarakat Kampung Baru, Desa Sebong Lagoi mampu melakukan kegiatan transplantasi karang, mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan, hingga perawatan. Kegiatan yang dilakukan yaitu memberikan pengenalan dan pelatihan kegiatan tranplantasi karang kepada kelompok masyarakat Kampung Baru, Desa Sebong Lagoi mulai dari kegiatan persiapan dalam memilih lokasi dan peralatan yang dibutuhkan, pelaksanaan kegiatan transplantasi yaitu pemilihan induk dan metode transplantasi karang, serta pendampingan sehingga mampu mengaplikasikan kegiatan transplantasi dan perawatan transplantasi karang. Kegiatan ini mendapat respon positif dan antusias dari Kelompok Masyarakat Sadar Wisata (Pokdarwis) dan masyarakat Kampung Baru Desa Sebong Lagoi terkait kegiatan pengabdian tersebut, serta kegiatan pengabdian dapat dilakukan dalam bentuk pelatihan secara tatap muka dengan masyarakat, namun dengan memperhatikan protokol Covid-19.
Pemberdayaan masyarakat Desa Benan dalam peningkatan mutu Teripang sebagai komoditas unggulan desa melalui sosialisasi penanganan pascapanen T. Ersti Yulika Sari; Sri Novalina Amrizal; Wahyu Muzammil; Yulia Oktavia; Tetty Tetty; Khairunnisa Khairunnisa; Dwi Septiani Putri; Aidil Fadli Ilhamdy; Azwin Apriandi; Aminatul Zahra; R. Marwitta Sari Putri; Jumsurizal Jumsurizal
Unri Conference Series: Community Engagement Vol 3 (2021): Seminar Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/unricsce.3.636-643

Abstract

Sea cucumbers which have the scientific name Holothuroidea are fishery commodities that have high economic value and are in great demand in the global market. Sea cucumbers are the main commodity of Benan Village which is the outermost island of Lingga district. Most of the people in Benan Village work as sea cucumber fishermen. As an aquatic resource owned by the village, sea cucumbers are still constrained in terms of handling so that it reduces the selling value of the dried sea cucumbers produced. Therefore, it is important to empower the people of Benan Village regarding the postharvest handling of sea cucumbers which aims to improve the quality as well as directly increase the selling value of that resources. Community empowerment activities are expected to add insight and improve the ability of the Benan Village community in handling sea cucumbers post-harvest. Empowerment was carried out through three methods, namely the distribution of questionnaires and discussions in the form of questions and answers with the Benan Village community group regarding the problem process in handling post-harvest sea cucumbers, which was carried out after distributing questionnaires to the sea cucumber aquaculture community, then education and discussion on good procedures were carried out in post-harvest handling. To improve the quality of this sea cucumber commodity, then in the third stage, mentoring and practice regarding the correct handling of sea cucumbers is carried out to produce good quality sea cucumbers from washing to packaging. The selection of discussion methods, lectures/education, and direct practice is considered effective in increasing public knowledge about the process of handling sea cucumbers postharvest properly and correctly, considering that the target stakeholders are sea cucumber farmers.
TRANSPLANTASI KARANG SEBAGAI UPAYA KONSERVASI TERUMBU KARANG DI KAMPUNG BARU, LAGOI, BINTAN Dedy Kurniawan; Risandi Dwirama Putra; Susiana Susiana; Jumsurizal Jumsurizal; Try Febrianto; Dwi Septiani Putri; Hasnarika Hasnarika; M Ramlan
Jurnal Pemberdayaan Maritim Vol 3 No 2 (2021): Journal of Maritime Empowerment
Publisher : Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan Penjaminan Mutu, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/jme.v3i2.3500

Abstract

Ekosistem terumbu karang merupakan ekosistem yang rentan terhadap kerusakan. Berbagai aktivitas manusia yang tidak ramah lingkungan dan perubahan iklim global telah menyebabkan kondisi ekosistem terumbu karang mengalami kerusakan, sehingga kondisi tutupan karang hidup yang baik semakin menurun, sementara yang mengalami kerusakan semakin meningkat. Untuk menjaga kondisi dan kelestarian ekosistem terumbu karang di Perairan Desa Sebong Lagoi agar tidak menurun, maka diperlukan suatu upaya konservasi terumbu karang. Salah satu upaya konservasi yang dapat dilakukan yaitu kegiatan transplantasi karang. Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PkM) ini adalah diharapkan kelompok masyarakat Kampung Baru, Desa Sebong Lagoi mampu melakukan kegiatan transplantasi karang, mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan, hingga perawatan. Kegiatan yang dilakukan yaitu memberikan pengenalan dan pelatihan kegiatan tranplantasi karang kepada kelompok masyarakat Kampung Baru, Desa Sebong Lagoi mulai dari kegiatan persiapan dalam memilih lokasi dan peralatan yang dibutuhkan, pelaksanaan kegiatan transplantasi yaitu pemilihan induk dan metode transplantasi karang, serta pendampingan sehingga mampu mengaplikasikan kegiatan transplantasi dan perawatan transplantasi karang. Kegiatan ini mendapat respon positif dan antusias dari Kelompok Masyarakat Sadar Wisata (Pokdarwis) dan masyarakat Kampung Baru Desa Sebong Lagoi terkait kegiatan pengabdian tersebut, serta kegiatan pengabdian dapat dilakukan dalam bentuk pelatihan secara tatap muka dengan masyarakat, namun dengan memperhatikan protokol Covid-19.
Pengaruh Penambahan Tepung Kunyit Terhadap Kinerja Pertumbuhan Ikan Kakakp Putih (Lates calcarifer) Zakatra; Aminatul Zahra; Dwi Septiani Putri
Intek Akuakultur Vol. 5 No. 2 (2021): Intek Akuakultur
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (453.286 KB) | DOI: 10.31629/intek.v5i2.3611

Abstract

Ikan Kakap putih Lates calcarifer merupakan salah satu jenis ikan air laut yang banyak diminati masyarakat dan mempunyai nilai ekonomis yang tinggi sehingga banyak dibudidayakan. Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh penyerapan pakan, maka untuk menambah kinerja penyerapan pakan secara maksimal dan untuk meningkatkan pertumbuhan ikan kakap putih perlu suatu suplemen yang dicampurkan dalam pakan salah satunya adalah kunyit. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung kunyit terhadap kinerja pertumbuhan ikan kakap putih. Penelitian ini dilakukan pada April - Mei 2021 di Kampung Madong, Kecamatan Kampung Bugis, Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL (Rancangan Acak Lengkap) dengan 4 perlakuan 3 kali ulangan, yaitu perlakuan K tanpa penambahan kunyit, Perlakuan A penambahan kunyit 10 g/kg pakan, perlakuan B penambahan kunyit 15 g/kg pakan, dan perlakuan C penambahan kunyit 20 g/kg pakan. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa perlakuan terbaik adalah pada perlakuan C, dengan pertumbuhan panjang mutlak 4,46 cm, pertumbuhan bobot mutlak 17,49 g, dan efesiensi pakan 38,59 %. Sehingga pada penelitian ini dosis terbaik penambahan kunyit dalam pakan adalah 15 g/kg pakan untuk pertumbuhan ikan kakap putih
Pemberian Minyak Cumi pada Permukaan Air Dengan Dosis yang Berbeda Dalam Meningkatkan Kelangsungan Hidup Larva Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer) Arman Syahroni Arman; Tri Yulianto; Dwi Septiani Putri
Intek Akuakultur Vol. 6 No. 1 (2022): Intek Akuakultur
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (497.968 KB) | DOI: 10.31629/intek.v6i2.3618

Abstract

Masalah yang sering dihadapi dalam produksi benih adalah tingginya tingkat kematian larva atau tingkat kelulusan hidup yang masih rendah. Penelitian ini tentang pemberian dosis minyak cumi yang berbeda pada permukaan air untuk mengetahui dosis terbaik terhadap tingkat kelangsungan hidup larva kakap putih (L. calcarifer). Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 3 kali ulangan yaitu K: Tanpa minyak cumi, A: Minyak cumi 0,1 ml/m2, B: Minyak cumi 0,2 ml/m2, C: Minyak cumi 0,3 ml/m2, D: Minyak cumi 0,4 ml/m2. Analisis data menggunakan One-Way ANOVA dan uji lanjut duncan menunjukkan tingkat kelulusan hidup terbaik terjadi pada perlakuan C (24,53±2,66%), panjang mutlak terbaik terjadi pada perlakuan A (1,16 ± 0,04) cm. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan perlakuan C merupakan perlakuan terbaik.
Penambahan Tepung Kunyit dalam Pakan Buatan Terhadap Pertumbuhan Ikan Kerapu Cantang (Epinephelus fuscogutattus x Epinephelus lanceolatus) Sanda Guntara Sanda; Shavika Miranti; Dwi Septiani Putri
Intek Akuakultur Vol. 6 No. 1 (2022): Intek Akuakultur
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (378.78 KB)

Abstract

This research was carried out from April to June 2021 in Madong Village, Bugis Village, Tanjungpinang City. The purpose of this study was to determine the effect of adding turmeric flour to feed on the growth of cantang grouper. This study used a completely randomized design method with 4 treatments with each treatment repeated 3 times, namely treatment K (without the addition of turmeric flour), treatment A (addition of 10 g of turmeric flour to 1 kg of feed), treatment B ( addition of 15 g of turmeric flour to 1 kg of feed), treatment C (addition of 20 g of turmeric to 1 kg). The results showed that treatment B (addition of turmeric flour 15 g to 1 kg of feed) was the highest treatment for all parameters which included absolute weight growth value of 53.37 g, daily growth rate of 1.19gr/day, feed efficiency 71.48%. However, it was not significantly different from treatment A (addition of 10 g of turmeric flour to 1 kg of feed) which included an absolute weight growth value of 51.66 g, daily growth rate of 1.15 g/day, feed efficiency 65.55%. So, the addition of 10 g of turmeric flour to 1 kg of feed was effective for the growth of Epinephelus foscoguttatus x Epinephelus lanceolatus grouper.
KUALITAS FISIK DAN KIMIA PAKAN IKAN MENGGUNAKAN TEPUNG KULIT UDANG YANG DIFERMENTASI Dwi Septiani Putri; Shavika Miranti; Daud Siswandi
Marinade Vol 7 No 01 (2024): Marinade
Publisher : Fisheries Product Technology Department, Faculty of Marine Science and Fisheries, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/marinade.v7i01.6307

Abstract

Ketersediaan pakan baik dari segi kualitas maupun kuantitas mutlak diperlukan untuk menunjang keberhasilan kegiatan budidaya. Namun, pakan yang berkualitas dibanderol dengan harga yang cukup tinggi. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah mencari alternatif bahan baku lokal pengganti tepung ikan, dengan kualitas yang hampir sama. Salah satu bahan yang dapat digunakan adalah tepung kulit udang. Tujuan dari penelitian ini adalah menguji secara fisik maupun kimia pakan ikan yang diproduksi menggunakan bahan baku hasil fermentasi. Perlakuan pada penelitian ini adalah penggunaan tepung kulit udang yang difermentasi dengan persentasi yang berbeda (0%, 15%, 20% dan 25% dalam pakan). Parameter fisika pakan yang diuji adalah daya apung, homogenitas dan kecepatan pecah pakan. Sedangkan parameter kimia yang diukur adalah kandungan air, protein, lemak, karbohidrat, dan kadar abu pakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan tepung kulit udang yang difermentasi berpengaruh terhadap daya apung pakan, dan tidak berpengaruh terhadap kandungan kimia pakan. Perlu adanya penggunaan teknologi dalam pembuatan pakan untuk membuat pakan dapat mengapung dalam waktu yang lebih lama.
Control of marine leeches infecting hybrid grouper Epinephelus fuscoguttatus >< E. lanceolatus with garlic Allium sativum powder Aminatul Zahra; Dwi Septiani Putri
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 22 No. 1 (2023): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19027/jai.22.1.12-17

Abstract

Grouper has a large market demand and to meet this, the intensification of grouper cultivation is being carried out more massively. This situation increases the spread of diseases, one of which is sea leeches. This study aimed to obtain the concentration and duration of immersion garlic powder for the control of leeches that infects hybrid grouper (Epinephelus fuscoguttatus >< E. lanceolatus). This study used a factorial randomized design (concentration factor and garlic soaking time factor) with nine treatments and three replications. The treatment in this study was a combination of 0 g/L 0,375 g/L, and 0,750 g/L garlic powder concentration and immersion times of 20 minutes, 40 minutes, and 60 minutes. The results showed that concentrations of 0.375 g/L and 0.750 g/L were able to significantly reduce the intensity of leeches infecting hybrid grouper, namely 7.43% and 13.29%, respectively. The interaction between concentration and duration of immersion garlic powder on the percentage decrease in intensity was not significantly different. Immersion of garlic powder for 60 minutes was able to reduce the intensity of the leech by 9.56% and the results were significantly different with the immersion time of 20 and 40 minutes. However, the concentration and duration of soaking garlic powder were not able to reduce the prevalence of hybrid grouper infected with leeches. The R2 value of 0.748 means that there is a relationship between garlic powder concentration and the decrease in leech intensity in hybrid grouper. Powder garlic concentration of 0.750 g/L and immersion time of 60 minutes was able to reduce the intensity of leeches in hybrid grouper, but it was not effective in reducing the prevalence of fish infected with leeches. Keyword: garlic, hybrid grouper, sea leech ABSTRAK Ikan kerapu memiliki permintaan pasar yang besar dan untuk memenuhi hal tersebut, maka intensifikasi budidaya ikan kerapu perlu dilakukan secara lebih masif. Keadaan ini meningkatkan penyebaran penyakit, salah satunya lintah laut. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi dan lama perendaman tepung bawang putih untuk pengendalian lintah yang menginfeksi ikan kerapu hibrida (Epinephelus fuscoguttatus >< E. lanceolatus). Penelitian ini menggunakan rancangan acak faktorial (faktor konsentrasi dan faktor lama perendaman bawang putih) dengan sembilan perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan di dalam penelitian ini adalah kombinasi antara konsentrasi tepung bawang putih 0%, 3%, 6%, dan lama perendaman 20 menit, 40 menit, dan 60 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi 0,375 mg/L dan 0,750 mg/L mampu menurunkan intensitas lintah yang menginfeksi ikan kerapu cantang secara signifikan, yaitu sebesar 7,43% dan 13,29%. Interaksi antara konsentrasi dan lama perendaman bubuk bawang putih tidak berbeda signifikan terhadap penurunan intensitas lintah. Perendaman bawang putih selama 60 menit mampu menurunkan intensitas lintah sebesar 9,56% dan hasilnya berbeda signifikan dengan lama perendaman 20 dan 40 menit. Namun konsentrasi dan lama perendaman bawang putih tidak mampu menurunkan angka prevalensi kerapu cantang yang terinfeksi lintah. Nilai R2 sebesar 0,748 menunjukkan hubungan antara konsentrasi bubuk bawang putih dan penurunan intensitas lintah pada ikan kerapu cantang. Konsentrasi bawang putih 0,750 g/L dan waktu perendaman 60 menit mampu menurunkan intensitas serangan lintah pada kerapu hibrida, namun tidak efektif menurunkan prevalensi ikan terinfeksi lintah. Kata kunci: bawang putih, ikan kerapu cantang, lintah laut