Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

A STUDY OF TEACHER TALK IN A CLASSROOM INTERACTION AT A SENIOR HIGH SCHOOL Raden Panji Hartono; Slamet Setiawan; Maria Mintowati
Jurnal Education and Development Vol 9 No 1 (2021): Vol.9.No.1.2021
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.04 KB)

Abstract

Studi ini menganalisa bagaimana interactional features yang diusulkan oleh Walsh (2006) diterapkan oleh seorang guru Bahasa Inggris, sehingga fitur-fitur yang digunakan membantu guru untuk mencapai objektif pembelajaran. Metode deskriptif kualitatif digunakan untuk menggambarkan dan mendiskusikan bagaimana talk yang disampaikan memicu terjadinya interaksi guru-siswa. Pengambilan data melibatkan 13 siswa laki-laki dan 15 siswi perempuan dengan menggunakan audio, video recorder, dan juga field note. Wawancara kepada guru juga dilakukan guna untuk mengkonfirmasi kejadian interaksi yang tercakup dalam interactional features. Hasilnya menunjukkan bahwa sebanyak sebelas dari empat belas fitur ditemukan dan digunakan dalam interaksi guru dan siswa, yakni; scaffolding, extended wait-time, seeking clarification, confirmation check, extended learner-turn, teacher echo, teacher interruption, extended teacher-turn, turn completion, display question, form focused feedback. Sedangkan tiga fitur yang tidak ditemukan dan digunakan adalah direct repair, content feedback, dan referential question. Kesebelas fitur yang diusulkan oleh Walsh (2006) dan diterapkan oleh guru membantu dalam pencapaian objek pembelajaran dikelas.
PENGEMBANGAN BUKU SISWA TEKS BIOGRAFI DENGAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK PESERTA DIDIK KELAS X Agnes Saptawati Dongoran; Maria Mintowati; Tengsoe Tjahjono
Jurnal Education and Development Vol 9 No 3 (2021): Vol.9.No.3.2021
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (195.104 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui (1) mengembangkan buku siswa teks biografi model discovery learning untuk peserta didik kelas X (2) mengetahui kualitas produk buku siswa teks biografi dengan model discovery learning untuk peserta didik kelas X; (3) menguji keefektifan hasil belajar teks biografi dengan pengembangan buku siswa dengan model discovery learning untuk peserta didik kelas X. Metode yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini adalah model 4-D (Four-D) yang diciptakan oleh Thiagarajan, yaitu devine, design, develop,dan desseninate. Model ini kemudian disederhanakan menjadi model pengembangan 3-P, yaitu pendefinisian, perancangan, dan pengembangan. Pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, metode angket dan tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa buku siswa teks biografi dilihat dari kualitas produk memenuhi kriteria kevalidan (materi, isi, dan kepraktisan) dengan rata-rata skor 3,73 (sangat baik). Buku siswa dinyatakan memenuhi keefektifan rata-rata nilai pre-tes adalah 57 dan pos-tes adalah 80. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pada kelas uji coba memenuhi standar KKM. Selanjutnya hasil menulis teks biografi, rata-rata menulis teks biografi adalah 85. Berdasarkan hasil pengisian angket secara keseluruhan rata-rata respon peserta didik terhadap buku siswa adalah 3,61 dengan kategori sangat baik. Dari data respon peserta didik terhadap pelaksanaan model discovery learning materi teks biografi diperoleh rata-rata 3.52 dengan kategori baik.
PEMEROLEHAN KALIMAT TANYA BAHASA INDONESIA ANAK PRASEKOLAH USIA 5—6 TAHUN Ziyadatur Rohmah; Bambang Yulianto; Maria Mintowati
Belajar Bahasa Vol 4, No 2 (2019): BELAJAR BAHASA
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/bb.v4i2.2122

Abstract

Perkembangan bahasa anak merupakan proses yang unik. Perkembangan tersebut  berkaitan dengan perkembangan fisik dan otak anak. Masa perkembangan bahasa yang mendekati sempurna adalah prasekolah (5—6 tahun) karena anak telah memahami gramatikal dan memproduksi bahasa pertamanya. Pada masa ini, anak telah menyampaikan berbagai kalimat, misalnya  kalimat tanya. Oleh sebab itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pemerolehan kalimat tanya pada anak prasekolah 5—6 tahun. Jenis penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif. Data yang diharapkan adalah kalimat tanya yang disampaikan anak. Data dikumpulkan dengan teknik simak dan dianalisis dengan teknik padan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Anak prasekolah berusia lima dan enam tahun telah memperoleh kalimat tanya bahasa Indonesia. Anak prasekolah yang berusia 5 tahun telah mampu menyusun kalimat tanya biasa dengan struktur penggantian unsur kalimat berita dengan kata tanya apa, mana, dan kok serta kalimat tanya konfirmatif dengan kata iyakan yang disampaikan dengan intonasi tanya. Namun jumlahnya tidak banyak. Pemerolehan kalimat tanya pada anak usia enam tahun lebih bervariatif dibanding anak usia limat tahun. Untuk kalimat tanya biasa, anak menggunakan kata tanya apa, siapa, kenapa, dan kok serta kalimat tanya konfirmasi dengan struktur kalimat berita berintonasi tanya. Selain itu, anak juga menggunakan kata ganti apa (kah) untuk kalimat konfirmasi tersebut.
The Implementation of Self Evaluation Teacher Talk (SETT) in Teaching English: A Case Study Raden Panji Hartono; Slamet Setiawan; Maria Mintowati
IJET (Indonesian Journal of English Teaching) Vol. 10 No. 2 (2021): December
Publisher : Department of English Language Education, UIN Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.993 KB) | DOI: 10.15642/ijet2.2021.10.2.216-227

Abstract

Abstract. This study analyzed the implementation of SETT (Self Evaluation Teacher Talk) (Walsh, 2011) by an English teacher in a senior high school in Surabaya. A descriptive analysis was conducted towards the talk used by teacher in delivering the material. As the law, the teacher regulated the students to speak the target language anyhow. On the other hand, the teacher applied a classroom interaction in English. There are four modes available based on the SETT criteria; managerial mode, material mode, skill and system mode, classroom context mode. The result shown that the teacher mostly applied two mode, namely managerial mode and skill and system mode, and was followed by classroom context mode, then material mode.
MAKNA CHENGYU 成语:KAJIAN PRAGMASEMANTIK, Teddy Kusworo; Kisyani Laksono; Maria Mintowati
Jurnal Education and Development Vol 10 No 3 (2022): Vol.10. No.3 2022
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (762.139 KB)

Abstract

Chéngyǔ成语merupakan idiom dalam bahasa Mandarin, telah ada sejak ribuan tahun dalam sejarah bangsa Tiongkok. Sebagai ungkapan beku, mempunyai makna kias yang holistik dan mendalam. Tujuanpenelitian ini adalah mendeskripsikan maknakonotatifchéngyǔdantindak tuturan ilokusi.Penelitian ini menggunakan metodedeskriptif kualitatif dan teknik pengumpulan data baca dan catat. Sumber data diperoleh dari buku, 100 CommonChineseIdioms and Set Phrases, berupa teks ceritaterbentuknyachéngyǔ.Penelitian iniberfokus pada teks sejarah dan dianalisis dengan teori Dell Hymes.Hasil penelitian pada 30 chéngyǔteks sejarahmemiliki makna konotasi yang mengandung nilai rasa positif maupun negatif. Dalampenelitian iniditemukanmakna konotasi positif dan negatif makna konotasi dengan jumlah hampir samabanyaknya, yaitu 14 konotasi positif, 15 konotasi negatif, 1 konotasi netral.Makna dan maksud dalam chéngyǔ saling berkaitan,maksud tuturanberfungsi sebagai nasihat, pujian, sindiran, dan diplomasi. Tindak tutur ilokusiyang ditemukan beragamtuturanyang dapat menumbuhkan pengaruh sesuai teori Searle, yaitu 12 asertif, 5 direktif, 8 ekspresif, 4 komisif, dan 1 deklarasi.Dalam penelitian ini, tindak tutur ilokusi asertif merupakan terbanyak, hal ini sejalan dengan teks sejarah yang terikat oleh kebenaran dari proposisi yang diungkapkan baik kebenaran positif maupun negatif.
ANALISIS MUATAN TEMATIK DALAM KONSTRUKSI PEMBELAJARAN MENULIS PENTIGRAF PADA KOMUNITAS SASTRA 3 INDONESIA Ardi Wina Saputra; Kisyani Laksono .; Maria Mintowati; Didik Nurhadi
KLAUSA (Kajian Linguistik, Pembelajaran Bahasa, dan Sastra) Vol 6 No 1 (2022): KLAUSA Vol 6 No 1 Year 2022
Publisher : Ma Chung Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (955.076 KB) | DOI: 10.33479/klausa.v6i01.488

Abstract

Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang perlu diajarkan untuk mengembangkan pola pikir kritis dan kreatif. Belajar menulis tidak hanya dilakukan pada ranah pendidikan formal, tapi juga bisa dilakukan pada ranah pendidikan non formal seperti komunitas sastra. Seiring dengan perkembangan zaman, komunitas sastra bertransformasi menjadi komunitas sastra digital. Dalam komunitas sastra digital, terdapat pembelajaran menulis kreatif. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan konstruksi pembelelajaran menulis pentigraf pada Komunitas Sastra 3 Indonesia melalui analisis muatan tematik. Lokus dalam penelitian ini adalah Komunitas Sastra 3 Indonesia. Metode penelitian adalah metode cyberpragmatic. Sumber data dalam penelitian ini adalah percakapan dalam Whats App Group Komunitas Sastra Digital “Sastra 3 Indonesia”. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik simak. Analisis data yang digunakan adalah analisis muatan tematik dan analisis cyberpragmatic. Penelitian ini menghasilkan lima poin yang mengontsruksi pembelajaran menulis pentigraf, yaitu (1) konstruksi pembelajaran menulis pentigraf dimulai dari pembuatan misi bersama yaitu proyek kitab pentigraf, (2) adanya motivasi untuk menyelesaikan misi bersama tersebut, (3) pemberian contoh dari pengajar, dalam hal ini ketua komunitas, (4) adanya keberanian untuk mencoba menulis pentigraf dari pentigrafis, dan (5) adanya masukan berupa komentar untuk merespons pentigraf yang telah ditulis.
Content and Language Integrated Learning (CLIL) dalam Kurikulum ABEKA Sekolah Internasional Nardiansyah Kamumu; Kisyani Laksono; Maria Mintowati; Didik Nurhadi; Djodjok Soepardjo; Roni Roni
Gema Wiralodra Vol. 13 No. 2 (2022): Gema Wiralodra
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/gw.v13i2.228

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pendekatan CLIL (Content and Language Integrated Learning) dalam kurikulum ABEKA Sekolah Internasional. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif menggunakan metode pengumpulan data library research (penelitian kepustakaan). Pengumpulan data penelitian kepustakaan diarahkan kepada pencarian data atau informasi melalui dokumen, foto, gambar, serta dokumen elektronik yang dapat diakses melalui website dan sumber studi literatur dari informan yang memiliki pengetahuan yang relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui pendekatan CLIL pada kurikulum ABEKA sekolah internasional, guru mata pelajaran Science misalnya, mengajar Science menggunakan bahasa Inggris. Proses belajar, penugasan/project, hingga Mid Term/UTS, dan Final Test/UAS menggunakan bahasa Inggris. Soal-soal pada mata pelajaran Science dikaitkan dengan cerita Alkitab, sebab kurikulum ABEKA berorientasi pada Alkitab sebagai kitab suci agama Kristen. Dalam pendekatan CLIL yang digunakan pada kurikulum ABEKA di Kalimantan Christian School, para siswa lebih terlatih berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dibandingkan dengan berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia. Pada sisi lain, penggunaan bahasa Indonesia oleh para siswa sangat minim. Bahasa Indonesia hanya digunakan pada beberapa mata pelajaran yang menggunakan kurikulum nasional di tingkat SD dan SMP, salah satunya mata pelajaran bahasa Indonesia.
Chinese Aesthetics of Situational Language Variety: A Study of 李薇 Character Studies in Drama 聊聊日常 (New Life Begins) 2022 Endah Putri Dewi; Nawang Putri Nastiti; Wahyu Suryana; Maria Mintowati; Yogi Bagus Adhimas
Journal of Maobi Vol 2, No 1 (2024): Journal of Maobi
Publisher : Confucius Institute Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/maobi.v2i1.84499

Abstract

In social life, communication is needed to be able to interact with each other using various ways, one of which is by speaking using existing languages.  In language activities, there is a language phenomenon, namely the variety of languages according to the situation. Researchers decided to examine the drama 聊聊日常 (New Life Begins) (2022) because there are many data found on the variety of languages according to the situation used by the character 李薇 Lǐ Wēi. In this study, this author analyzes how the various forms of language used by 李薇 Lǐ Wēi characters according to the situation that is happening in the drama 聊聊日常 (New Life Begins) using the theory of Martin Joos (1967). Research data were obtained from various dialogues of 李薇 Lǐ Wēi characters with other characters contained in the drama 聊聊日常 (New Life Begins) with a descriptive qualitative approach. The results of the analysis showed that in episodes one to five of the drama 聊聊日常 (New Life Begins) Lǐ Wēi's character used all kinds of language according to the situation based on the level of formality according to Martin Joos (1967), namely frozen variety, official variety (formal), business variety (consultative), casual variety (casual), and familiar variety (intimate). However, it was found that Lǐ Wēi characters mostly use casual varieties.