Lukman La Bassy
Unknown Affiliation

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT ASMA PADA PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS TANAH GOYANG KEC.HUAMUAL KAB.SERAM BAGIAN Lukman La Bassy; Epi Dusra; Rosnia Rosnia
2-TRIK: TUNAS-TUNAS RISET KESEHATAN Vol 7 (2017): Nomor Khusus Hari Kesehatan Nasional
Publisher : FORUM ILMIAH KESEHATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (206.497 KB)

Abstract

Asma merupakan penyakit heterogen yang biasanya ditandai oleh peradangankronik pada saluran napas dengan riwayat gejala pernapasan seperti mengi, sesak napas, danbatuk yang dapat terjadi pada semua kelompok usia.penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit asma pada pasien rawat jalan di puskesmas tanah goyang kecamatan huamual kabupaten seram bagaian barat.desain penelitian yang di gunakan adalah survey crossectional.berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kategori Genetik yag ada yaitu sebanyak 7 orang (25,9%),dengan uji person chi-square di mana df:1,nilai kemaknaan a =0,005 diperoleh nilai p=0,001 dan faktor Lingkungan yang buruk sebanyak 20 orang (74,1%), dengan uji person chi-square di mana df:1,nilai kemaknaan a =0,005 diperoleh nilai p=0,011 maka.dapat di tarik kesimpulan H0 ditolak dan H1 diterimah yang artinya ada hubungan bermakna antara penyakit asma dengan lingkungan di puskesmas tanah goyan kec.huamual.kab.seram bagian barat Kata kunci: Penyekit Asma, Lingkungan, Genetik
Penyuluhan Mengenai Penyakit-Penyakit Yang Dapat Menyerang Sistem Imun Di Desa Seiht Lukman La Bassy
Jurnal Pengabdian Ilmu Kesehatan Vol. 1 No. 3 (2021): November: Jurnal Pengabdian Ilmu Kesehatan
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jpikes.v1i3.1413

Abstract

Sistem imun bekerja untuk melindungi tubuh dari infeksi oleh mikroorganisme, membantu proses penyembuhan dalam tubuh, dan membuang atau memperbaiki sel yang rusak apabila terjadi infeksi atau cedera, Pada individu normal sebagian besar infeksi berlangsung dalam jangka waktu terbatas dan menyebabkan sedikit sekali kerusakan permanen karena sistem immun melawan agen infeksi dengan mengendalikan atau menghancurkanny. Sistem imun adalah sistem pertahanan tubuh yang terdiri dari sel atau gabungan sel, molekul-molekul, dan atau jaringan yang berperan dalam penolakan mikroorganisme penyebab infeksi. Sistem imun berguna sebagai perlindungan terhadap infeksi molekul lain seperti virus, bakteri, protozoa dan parasite. Kondisi stres dan pola hidup modern serta polusi, diet tidak seimbang dan kelelahan menurunkan daya tahan tubuh sehingga menurunkan kecukupan antibodi. Gejala menurunnya daya tahan tubuh seringkali terabaikan sehingga timbul berbagai penyakit infeksi, penuaan dini pada usia dini. Gangguan atau penyakit pada sistem imun dapat berupa imunodefisiensi, penyakit autoimun , penyakit inflamasi, dan kanker. Imunodefisiensi dapat terjadi ketika sistem imun kurang aktif sehingga dapat menimbulkan infeksi berulang dan dapat mengancam jiwa. Pada manusia, imunodefisiensi dapat disebabkan karena faktor genetik seperti pada penyakit defisiensi imunitas kombinasi serta kondisi dapatan seperti sindrom defisiensi imun dapatan (AIDS) yang disebabkan oleh retrovirus HIV. crosssectional, menggunakan instrumen berupa kuesioner. Pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan pelaksanaan pretest, edukasi, dan posttest.. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa pengetahuan awal peserta yang rendah terlihat dari pre test yang dilakukan dan terjadi peningkatan pengetahuan yang signifikan setelah dilakukan edukasi post test . Berdasarkan hasil dari Pengabdian masyarakat ini, dapat disimpulkan bahwa kegiatan edukasi dan penyuluhan tentang penyakit- penyakit yang dapat menyerang sisten imun dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat di Desa Seiht, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah
FORMULASI DAN UJI STABILITAS SEDIAAN OBAT KUMUR DARI EKSTRAK ETANOL DAUN PANDAN WANGI (PANDANUSAMARYLLIFOLIUS ROXB) Ira Pufaijah Ely; Lukman La Bassy
Jurnal Rumpun Ilmu Kesehatan Vol. 2 No. 1 (2022): Maret: Jurnal Rumpun Ilmu Kesehatan
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1316.995 KB) | DOI: 10.55606/jrik.v2i1.605

Abstract

Fragrant pandanus is a type of monocot plant from the pandanaceae family. Fragrant pandan leaves have various ingredients and can be used as antibacterial ingredients and are safe to use, which have been known empirically by the Indonesian people. There are many benefits to the fragrant pandan leaf plant (Pandanus amaryllifolius Roxb), namely as an analgesic (toothache medicine) and antibacterial. The purpose of this study was to determine the chemical content, formulation and stability test in mouthwash preparations. In this study, the maceration method is used which is used to filter simplicia containing chemical components that are easily soluble in liquid. The results of this study indicate that in the phytochemical screening test there are chemical compounds which include flavonoids, alkaloids, saponins, and tannins, which are thought to have contributed to bacterial activity. Research has also been carried out on the formulation and stability test of mouthwash preparations from the ethanol extract of pandan fragrant leaves (Pandanus amaryllifolius roxb) where the results show that the formulation can be used as mouthwash of fragrant pandan leaves (Pandanus amaryllifolius roxb) with different concentrations in formulation I. as much as 15.5%, in formulation II as much as 16.5%, and in formulation III 17.5%. And the physical quality test of the mouthwash includes an organoleptic test which has a distinctive smell of fragrant pandan leaves and menthol and the pH test has a stable pH of 5. The results obtained basically produce mouthwash with good physical quality.
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Cacing Laut (PerinereisAlbuhitensis) Dari Desa Negeri Kabauw Kec. Pulau Haruku Dalam Menghambat Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Lukman La Bassy; Amelia Niwelle; Sri Astuti Ripamole
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Indonesia Vol. 2 No. 2 (2022): JULI : Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Indonesia
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jikki.v2i2.1151

Abstract

Cacing laut (Perinereis albuhitensis) sangat berpotensi sebagai bahan obat antibakteri, antifungi baru karena memeliki kandungan metabolit sekunder yaitu : Saponin dan Flavanoid, terpenoid, alkalaod tanin yang bekerja sebagai anti bakteri dan antifungi. Tujuan daripenelitian ini adalah untuk mengidentifikasi daya hambat antibakteri ekstrak cacing laut (Perinereis albuhitensis) yang diekstraksi menggunakan pelarut etanol 96% terhadappertumbuhan bakteri Staphylococcua aureus Pengujian aktivitas antibakteri ini menggunakan metode difusi agar dengan menggunakan beberapa konsentrasi 1,5%, 10%, 20%, dan 30%. Kontrol positif menggunakan Amoxicillin dan kontrol negatif yaitu aquadest steril. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa ekstraksi cacing laut menggunakan etanol 96% mampu menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus pada konsentrasi 10%, 20%, dan 30%.
Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder dan Penetapan Kadar Total Flavonoid Ekstrak Etanol Daun Gatal (Laportea Stimulans) Cut Bidara Panita Umar; Lukman La Bassy; Syamsudin Kelutur
Protein : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan.  Vol. 2 No. 3 (2024): Juli : Protein: Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan
Publisher : Asosiasi Riset Ilmu Kesehatan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61132/protein.v2i3.728

Abstract

Determination of total flavonoid levels is calculated based on the linear regression equation based on the calibration curve of the quercetin standard solution from the reading results of the UV-Vis spectrophotometry tool. The absorbance value (ppm) is entered into the linear regression formula as the y value, while the x value is the concentration of flavonoids in the working sample solution. The results are stated in triplicate and the flavonoid content is stated with the equivalence of flavonoid standards using quercetin standard standards, qualitative and quantitative research methods to determine metabolite compounds and determination of levels using UV-vis spectrophotometry. Qualitative testing is carried out by taking a thick extract and adding reagents according to the identified compounds. Based on the results of the tests carried out, it shows that alkaloid, flavonoid, steroid, triterpenoid, tannin, and saponin compounds show positive results while quinone compounds show negative results. Quantitative testing From the results of this study, the total flavonoid content of the ethanol extract of itching leaves (Laportea stimulans) was 175.961%. Based on the results of qualitative tests, it shows that the ethanol extract of itchy leaves (Laportea stimulants) positively contains several compounds including alkaloids, flavonoids, steroids, terpenoids, tannins, and saponins which are indicated by changes in color. Based on the results of quantitative tests, it shows that the determination of the content of 95% ethanol extract of itchy leaves (Laportea stimulants) spectrophotometrically at a wavelength of 430 nm has an average total flavonoid content of 0.2999%.
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Cacing Laut (PerinereisAlbuhitensis) Dari Desa Negeri Kabauw Kec. Pulau Haruku Dalam Menghambat Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Lukman La Bassy; Amelia Niwelle; Sri Astuti Ripamole
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Indonesia Vol. 2 No. 2 (2022): JULI : Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Indonesia
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jikki.v2i2.1151

Abstract

Cacing laut (Perinereis albuhitensis) sangat berpotensi sebagai bahan obat antibakteri, antifungi baru karena memeliki kandungan metabolit sekunder yaitu : Saponin dan Flavanoid, terpenoid, alkalaod tanin yang bekerja sebagai anti bakteri dan antifungi. Tujuan daripenelitian ini adalah untuk mengidentifikasi daya hambat antibakteri ekstrak cacing laut (Perinereis albuhitensis) yang diekstraksi menggunakan pelarut etanol 96% terhadappertumbuhan bakteri Staphylococcua aureus Pengujian aktivitas antibakteri ini menggunakan metode difusi agar dengan menggunakan beberapa konsentrasi 1,5%, 10%, 20%, dan 30%. Kontrol positif menggunakan Amoxicillin dan kontrol negatif yaitu aquadest steril. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa ekstraksi cacing laut menggunakan etanol 96% mampu menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus pada konsentrasi 10%, 20%, dan 30%.
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL MENTIMUN (Cucumis sativus L) ASAL DESA WAIMITAL TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Propionibacterium acnes DENGAN METODE DIFUSI SUMURAN Lukman La Bassy; Risman Tunny; Sri Wulandari Sahari
Termometer: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Vol. 1 No. 2 (2023): April : Termometer: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan dan Kedokteran
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/termometer.v1i2.1326

Abstract

Salah satu tumbuhan yang dapat digunakan sebagai obat tradisional yaitu buah mentimun. Buah mentimun (Cucumis sativus L) merupakan bahan alami yang dapat digunakan sebagai pengobatan. Kandungan senyawa kimia yang dimiliki buah tersebut seperti flavonoid, saponin, dan alkaloid memiliki sifat antimikroba. Maka diperlukan suatu terapi alternatif alami sebagai antibiotik dengan menggunakan ekstrak mentimun. Senyawa antimikroba yang terkandung didalam buah mentimun dapat menghambat pertumbuhan jerawat yang disebabkan oleh bakteri propionibacterium acnes. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat senyawa antimikroba dalam ektrak etanol buah mentimun (Cucumis sativus L) yang memiliki aktivitas antibakteri sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri propionibacterium acnes. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium dengan menggunakan metode difusi sumuran dengan variasi konsentrasi 55%, 70%, 90% dan 100%, dengan Eritromisin sebagai control positif dan aquades sebagai control negatif. Hasil dari penelitian ini adalah ekstrak mentimun (Cucumis sativus L) memiliki aktivitas antibakteri dengan adanya daya hambat sekitar sumuran dari masing-masing konsentrasi ekstrak. Kesimpulan pada konsentrasi ekstrak 55% memiliki diameter daya hambat 19 mm, 70% diameter daya hambat 22 mm, 90% diameter daya hambat 24 mm dan 100% memiliki diameter daya hambat 29 mm, dan control positif eritromisin diameter daya hambat 23 mm sedangkan control negatif tidak memiliki zona hambat terhadap pertumbuhan bakteri propionibakterium acnes sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstrak mentimun (Cucumis sativus L) memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri propionibacterium acnes.