Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Hubungan Faktor Internal dengan Perilaku Seksual Berisiko pada Remaja (Analisis SKAP Provinsi Bengkulu 2019) Betty Yosephin Simanjuntak; Desri Suryani; Meriwati Mahyudin; Agus Supardi; Frensi Riastuti
Jurnal Kesehatan Vokasional Vol 6, No 4 (2021): November
Publisher : Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkesvo.65849

Abstract

Latar Belakang: Perilaku seksual berisiko pada remaja semakin mengkhawatirkan, biasanya diawali dengan meraba, berpegang tangan hingga berciuman. Ada beberapa faktor yang memungkinkan terjadinya perilaku seksual ini baik internal maupun eksternal.Tujuan: Menganalisis faktor internal yang berkaitan dengan perilaku seksual berisiko remaja di Provinsi Bengkulu.Metode: Penelitian bersifat kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross-sectional pada 301 keluarga yang memiliki remaja berusia 10—24 tahun di wilayah Provinsi Bengkulu. Analisis data dilakukan secara deskriptif (univariat) dan bivariat dengan menggunakan uji chi square.Hasil: Perilaku seksual berisiko pada remaja diawali dengan adanya perilaku berpegangan tangan (83,4%), berpelukan (34,2%), ciuman bibir (15,6%), dan meraba/merangsang (3,3%), sebagian besar berusia 15—19 tahun dengan tingkat pendidikan SLTA, serta mayoritas tinggal di pedesaan. Faktor risiko umur berpengaruh terhadap perilaku berpegangan tangan (p=0,018), berpelukan (p<0,001) dan ciuman bibir (p<0,001). Jenis kelamin berpengaruh terhadap perilaku berpelukan (p<0,001), ciuman bibir (p=0,010) dan meraba atau merangsang (p=0,008). Pendidikan berpengaruh terhadap perilaku berpegangan tangan (p<0,001) dan ciuman bibir (p=0,010), sedangkan faktor risiko tempat tinggal diketahui berpengaruh terhadap perilaku ciuman bibir (p=0,030).Kesimpulan: Umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan serta tempat tinggal menjadi faktor risiko terjadinya perilaku seksual remaja khususnya berpegangan tangan, berciuman, berpelukan, dan meraba/merangsang. Oleh karena itu, perlu dikembangkan media informasi tentang pentingnya kesehatan reproduksi dan faktor risiko perilaku seksual kepada remaja.
PERILAKU KEPATUHAN IBU HAMIL MENGONSUMSI TABLET ZAT BESI (FE) PADA MASA PANDEMI COVID 19 Maya Zulya; Tri Krianto Karjoso; Yessi Harnani; Mitra Mitra; Meriwati Mahyudin
Jurnal Kesmas (Kesehatan Masyarakat) Khatulistiwa Vol 9, No 2 (2022): JURNAL KESMAS (KESEHATAN MASYARAKAT) KHATULISTIWA
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/jkmk.v9i2.3303

Abstract

ABSTRAKKepatuhan mengonsumsi tablet zat besi (Fe) merupakan ketaatan ibu hamil dalam melaksanakan anjuran petugas kesehatan mengonsumsi tablet zat besi sebagai salah satu upaya dalam menanggulangi anemia. Capaian konsumsi tablet Fe ibu hamil di Puskesmas Rumbai Bukit Kota Pekanbaru tahun 2020 sebesar 41,0%, sementara mencapai target Renstra tahun 2019 sebesar 95%. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor yang berhubungan dengan perilaku kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi tablet zat besi (Fe). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan yaitu pengetahuan, sikap, dukungan keluarga, dukungan petugas kesehatan, efek samping, kecemasan, paritas dan keteraturan kunjungan ANC. Desain penelitian yaitu analytic cross sectional study. Populasi pada penelitian ini berjumlah 385 orang sedangkan sampel pada penelitian ini ibu bersalin yang melahirkan periode Januari-Juni 2021 berjumlah 161 orang dan dilaksanakan pada bulan Agustus 2021. Teknik sampling menggunakan systematic random sampling dengan bantuan kuesioner dalam pengumpulan data. Analisis didahului dengan deskripsi masing-masing faktor, hubungan antar variabel dengan uji chi-square dan uji regresi logistic. Hasil penelitian terdapat hubungan yang signifikan antara sikap (p-value 0,020 POR: 2,702), dukungan keluarga (p-value 0,001 POR: 4,557), dan keteraturan kunjungan Antenatal Care (p-value 0,015 POR: 2,763) dengan kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi tablet Fe. Ibu hamil dengan dukungan keluarga kurang mendukung berpeluang tidak patuh dalam  mengonsumsi tablet Fe dibandingkan dengan ibu hamil yang keluarga mendukung. Tenaga kesehatan melakukan konseling dan sosialisasi manfaat tablet Fe kepada ibu hamil serta menunjuk pengawas minum obat. Kata Kunci : Kepatuhan, Tablet Fe, pandemi covid, ibu hamil
Peningkatan Perilaku Ibu dalam Pemenuhan Kebutuhan Gizi Baduta Berisiko Stunting melalui Pemberdayaan Kader Demsa Simbolon; Meriwati Mahyuddin; Yenni Okfrianti; Ayu Pravita Sari
Empowerment: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 4 (2022): JULI 2022
Publisher : Pusat Riset Manajemen dan Publikasi Ilmiah Serta Pengembangan Sumber Daya Manusia Sinergi Cendikia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55983/empjcs.v1i4.167

Abstract

Cadres are spearheading the success of monitoring the nutritional status of children under-two. Improving the knowledge, attitudes and actions of cadres through training, coaching and mentoring mothers in fulfilling the nutritional intake of under-two using the Nutrition Education Module has an impact on the success of the nutritional status monitoring function. Community service activities (PkM) are aimed at optimizing the role of cadres and families in fulfilling the New Normal Period undernutrition in Riak Siabun Village, Seluma Regency. The target audience is 10 posyandu and KPM cadres and 30 families with children aged 0-24 months. The activity is carried out with the stages of forming family companion cadres, training and coaching, as well as mentoring mothers of baduta. Evaluation of activities is carried out by measuring the knowledge, attitudes, and actions of cadres and mothers of baduta. The activity was carried out in January-November 2021. The data were analyzed by comparing the results of the pre-test and post-test. The results of community service activities showed that there was an increase in the score of knowledge, attitudes, cadres as well as the knowledge, attitudes, and actions of the mother under two for 3 months of mentoring. The results of the activity showed an increase in the average score of knowledge and attitudes before and after the training. The mentoring of 30 mothers of under-two showed an increase in the average score of mother's knowledge and attitudes about the fulfillment of nutrition for under-fives, mother's actions were still the focus of mentoring. Regulations in the form of policies and programs need to be improved to support cadre activities in assisting mothers of children under-two in the village.
Peningkatan Kemampuan Kader Dalam Deteksi Risiko Stunting di Desa Riak Siabun Kabupaten Seluma Bengkulu Demsa Simbolon; Meriwati Meriwati; Yenni Okfrianti; Ayu Pravita Sari; Putri Yuniarti
Kontribusi: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2023): Mei 2023
Publisher : Cipta Media Harmoni

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53624/kontribusi.v3i2.192

Abstract

Pada kegiatan posyandu sering kali tidak terpantau panjang badan anak, karena keterbatasan alat ukur, kader kurang mampu menginterpretasikan hasil ukur. Tujuan pengabdian kepada masyarakat (PKM) untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan kader dalam deteksi risiko stunting di Desa Riak Siabun Kabupaten Seluma, Bengkulu. Sasaran kegiatan adalah 7 kader posyandu dan 3 kader pembangunan masyarakat (KPM) serta 30 ibu yang memiliki anak berisiko stunting usia 0-24 bulan. Kegiatan PKM menggunakan metode pemberdayaan kader mulai dari pembentukan kader pendamping, pelatihan kader, dan pendampingan ibu baduta. Evaluasi kegiatan dengan mengukur perilaku kader dan ibu baduta. Kegiatan PKM pada bulan Agustus-Desember 2021. Analisis data dengan membandingkan hasil pre-test dan post-test. Hasil PKM menunjukkan bahwa pelatihan dan pembinaan kader dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan kader dalam deteksi risiko stunting. Pendampingan kader selama 4 bulan terhadap ibu baduta bulan dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan tindakan ibu dalam pencegahan dan penanggulangan stunting.
The Pengaruh Modifikasi Buah dan Sayur Terhadap Konsumsi Buah dan Sayur Pada Anak Sekolah Dasar Pangkalan Kerinci Nurwahidah Nurwahidah; Tri Krianto Karjoso; Yesica Devis; Meriwati Mahyuddin; Mitra Mitra
Jurnal Kesehatan Komunitas Vol 9 No 2 (2023): Jurnal Kesehatan Komunitas
Publisher : LPPM Hang Tuah Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25311/keskom.Vol9.Iss2.1363

Abstract

Efforts to increase fruit and vegetable consumption in school-age children are carried out by providing training to parents and providing video tutorials on fruit and vegetable modification on social media (WA Group) through the intermediary of teachers. The low coverage of Clean and Healthy Lifestyle Behavior (PHBS) on fruit and vegetable consumption indicators in Pelalawan Regency and the results of the initial survey which showed the low frequency of bringing fruit and vegetable supplies to school children were the reasons behind this research. This study aims to determine the effect of the amount of fruit and vegetable consumption in elementary school children in Pangkalan Kerinci. This study uses a quasi-experimental research design with pre test-post test non-equivalent control group design. The study was conducted in July – August 2022 with a sample of 100 students (50 in the treatment group and 50 in the control group). Data analysis was carried out univariate and bivariate using the Wilcoxon test and 1 sample T-test. The results found the highest significant average of fruit and vegetable consumption after the intervention was 63.1 grams and 134.1 grams in the treatment group and 63.9 grams and 128.8 grams in the control group. The conclusion of this study shows that there is a difference between the frequency of consumption of fruits and vegetables before and after the intervention. Suggestions in this study is that it is recommended for schools to make an appeal letter related to the fruit and vegetable consumption program once a week and expected to the Health office for increasing teachers education related to fruit and vegetable consumption in primary school children. Keywords : Fruits and Vegetabels, Elementary School, Modification.
Analysis of Indonesia's Nutritional Status Survey Results 2021–2022: Trend of Stunting Prevalence Rates in the Provinces of South Sumatera and Bengkulu Towards a National Target of 14% in 2024 Muhammad Ridho Nugroho; Erwin Armeidi; Meriwati Mahyuddin
Indonesian Journal of Health Research and Development Vol. 1 No. 1 (2023): Indonesian Journal of Health Research and Development (June)
Publisher : CV Media Inti Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58723/ijhrd.v1i1.26

Abstract

This paper aims to examine the development trend of the prevalence of stunting in the provinces of South Sumatra and Bengkulu between 2021-2022, by exploring the PB/U and TB/U indicators to see trends in the prevalence of stunting in regencies and cities in the two provinces. The study method uses a secondary data analysis approach to the results of the Indonesian Nutrition Status Survey which will be conducted from 2021 to 2022, using descriptive statistical analysis. The sample studied was the results of a nutritional status survey in the Provinces of South Sumatra and Bengkulu in 27 urban districts. The results of the study in general show that there has been a decline in the stunting prevalence rate from 2021-2022 in the South Sumatra Province by 6.2% and the Bengkulu Province by 2.3%. However, if we look at the figures per district/city, there is one district in South Sumatra Province which has experienced an increase in the prevalence of stunting, namely Banyu Asin by 2.8% and there are five districts in Bengkulu Province which have also experienced an increase in the prevalence of stunting, namely Kepahiang by 2%, South Bengkulu 2.4%, North Bengkulu 2.1%, Mukomuko 0.1%, Kaur 1.1%. Based on the results above, it can be concluded that the prevalence of stunting in the provinces of South Sumatra and Bengkulu in general has decreased, but there are 6 districts in the two provinces that are still experiencing an increase in the prevalence of stunting. It is suggested to the competent authorities in the 6 regencies to improve specific nutrition interventions and sensitive nutrition interventions by means of convergence between regional apparatus organizations (OPD) through the Team for the Acceleration of Stunting Reduction (TPPS) in each city-district.
Asal Dan Frekuensi Pembelian Bahan Makanan Pada Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Gizi di Indonesia Selama Pandemi: Asal Makanan, Covid-19, Frekuensi Pembelian, Himpunan Mahasiswa Gizi Akbar Wijaya Kusuma Akbar; Arie Krisnasary; Kusdalinah; Meriwati; Okdi Natan
HARENA : Jurnal Gizi Vol 3 No 2 (2023): HARENA: Jurnal Gizi (April 2023)
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/harena.v3i2.3772

Abstract

Covid-19 telah menyebabkan perubahan di berbagai sektor dan dilakukan pembatasan, sehingga pola kebiasaan sehari-hari harus menyesuaikan dengan keadaan pandemi. Kondisi pandemi mempengaruhi manusia dalam menjaga pola makan sehat yang bervariasi, dengan akses terbatas untuk membeli bahan makanan segar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran asal usul bahan pangan dan frekuensi pembelian bahan pangan pada himpunan mahasiswa jurusan gizi (hmj) di Indonesia selama pandemi tahun 2022. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan desain cross sectional. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling dengan total 464 responden mahasiswa HMJ Manajemen Gizi di Indonesia, penelitian ini dilakukan dalam survei online, pendataan dengan analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa asal bahan pangan yang diperoleh manajemen Gizi HMJ di wilayah Sumatera berasal dari pasar (40%), wilayah Jawa-Bali (39,1%), wilayah Kalimantan (30%) berasal dari daring, dan wilayah Sumapua berasal dari sayuran keliling (25,2%). Frekuensi pembelian bahan pangan pokok tinggi di wilayah Kalimantan (76%), pembelian mie instan tinggi di wilayah Sumatera (65%), pembelian protein hewani (ikan) tinggi di wilayah Sumatera (64,8%), pembelian telur meningkat selama pandemi, pembelian buah meningkat lebih banyak daripada sayuran, dan pembelian air minum tinggi di wilayah Kalimantan (72%). Berdasarkan hasil penelitian asal bahan pangan untuk pengelolaan Gizi HMJ di wilayah Sumatera dari pasar, di wilayah Jawa-Bali dan wilayah Kalimantan dari online shop, di wilayah Sumatera dari sayuran keliling. Frekuensi pembelian beras, gula, garam dan air minum tinggi di wilayah Kalimantan, pembelian mie instan tinggi di wilayah Sumatera, pembelian ikan tinggi di wilayah Sumatera, pembelian telur meningkat selama pandemi, pembelian buah-buahan lebih meningkat daripada sayuran.
Potensi ikan bleberan (Thryssa sp.) sebagai sumber zat gizi balita tengkes: The potential of Bleberan fish (Thryssa sp.) as nutritional source for toddler stunting Meriwati Mahyuddin; Tetes Wahyu Witradharma; Eko Risdianto
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 26 No 3 (2023): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 26 (3)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v26i3.44005

Abstract

Toddler nutritional problems are directly influenced by nutritional intake and infectious diseases. Protein, as an important intake, is indispensable for the growth of toddlers. Indonesia has merged with a maritime country rich in marine products, but its use is not typical. This study aimed to explore the potential of local fish populations in Bengkulu Province as a protein source for stunting toddlers. In general, fish are only fried or cooked with coconut milk in the family, so toddlers are never given it, considering that fish spines can harm the digestive system. This study uses a quality approach to determine the habit of toddler mothers to use fish on the menu of the place of residence. After obtaining an overview of the types of local fish that are easily accessible, namely Thryssa sp., the laboratory analysis of nutrients was continued. Protein and iron can only be obtained from expensive foods, which is not always true. Every 100 g of Thryssa sp. groundfish contains 153 kcal of energy, 18.75 g of protein, 1.13 g of fat, 0.19 g of carbohydrates, and 1.71 mg of Fe.
Perbedaan Asupan Serat Berdasarkan Status Gizi Pada Anak SD Negeri 05 Kota Bengkulu Tahun 2023 Dwi Permata Sari; Meriwati Meriwati; Desri Suryani
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol 12 No 06 (2023): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : UIMA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33221/jikm.v12i06.2675

Abstract

Konsumsi serat yang rendah bisa berkontribusi pada kenaikan status gizi, karena mereka sering kali berlebihan mengkonsumsi makanan berlemak yang lebih gampang dicerna dibanding dengan serat. Anak sekolah dasar memiliki karakteristik suka mengkonsumsi makanan tinggi kalori serta rendah serat sehinggal mengakibatkan perbedaan status gizi pada anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pola konsumsi sayur, buah dan asupan serat berdasarkan status gizi IMT/U pada anak SD Negeri 05 Kota Bengkulu. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Desain penelitian ini adalah cross sectional, sampel penelitian ini adalah anak kelas 2 di SD Negeri 05 Kota Bengkulu sebanyak 94 responden. Pola konsumsi sayur, buah, dan asupan serat dihitung menggunakan food frequency questionnaire semi kuantitatifkan, dan status gizi menggunakan timbangan digital dan microtoice. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 04 Januari-04 Februari 2023. Analisis data menggunakan uji one way anova. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada perbedaan asupan serat sayur berdasarkan status gizi (p=0,199), dan ada perbedaan asupan serat buah berdasarkan status gizi (p=0,020). Kata Kunci: Asupan serat, status gizi, anak sekolah.
Hubungan Konsumsi Sayur dan Buah dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) pada Mahasiswa Jurusan Gizi di Poltekkes Kemenkes Bengkulu Indah Meliana; Meriwati Mahyuddin; Jumiyati Jumiyati
Jurnal Sains Kesehatan Vol 31, No 2 (2024)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Tri Mandiri Sakti Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37638/jsk.31.2.103-113

Abstract

Berdasarkan WHO dan Kemenkes RI, status gizi merupakan suatu keadaan dimana disebabkan oleh keseimbangan asupan zat gizi dari makanan yang dikonsumsi dengan kebutuhan nutrisi yang diperlukan tubuh untuk metabolisme. Selain itu Status gizi juga disebabkan oleh zat gizi dan penyakit infeksi. Untuk menilai status gizi yaitu dengan mengukur antropometri. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi status gizi, yaitu faktor primer (asupan gizi) dan faktor sekunder (zat gizi tidak mencukupi). Faktor ini sangat mempengaruhi status gizi pada remaja dan faktor ini juga yang menentukan status gizi normal atau tidaknya berdasarkan asupan yang kita konsumsi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan konsumsi buah dan konsumsi sayur dengan indeks massa tubuh (IMT) pada mahasiswa Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Bengkulu. Penelitian ini merupakan Deskriptif Analitik dengan menggunakan rancangan Cross Sectional. Sampel pada penelitian ini sebanyak 92 mahasiswa. Pengambilan sampel dilakukan pada bulan April–Mei tahun 2024 dengan teknik pengambilan Proportionate Stratified Random Sampling. Analisis data pada penelitian ini menggunakan uji statistik  Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan hubungan konsumsi sayur dengan indeks masa tubuh dengan hasil p-value 0,035 dan hubungan konsumsi buah denganIMT dengan p-value=0,036. Ada hubungan antara konsumsi sayur dan konsumsi buah dengan IMT. Disarankan kepada pihak dosen memberikan informasi dalam bentuk pembelajaran ataupun sosialisasi kepada mahasiswa tentang konsumsi sayur dan konsumsi buah terhadap IMT.Kata Kunci: konsumsi buah, konsumsi sayur,  indeks massa tubuh (IMT), mahasiswa