Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

KAJIAN PENERAPAN DESAIN UNIVERSAL PADA RUANG KULIAH BAGI DISABILITAS PENDENGARAN DI PERGURUAN TINGGI (Studi kasus : Ruang Kuliah Gedung CADL di ITB) Rachmita Maun Harahap; Imam Santosa; Deddy Wahjudi; Widjaja Martokusumo
Narada : Jurnal Desain dan Seni Vol 6, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/narada.2019.v6.i1.001

Abstract

Hambatan arsitektural bagi  disabilitas  pendengaran terhadap desain universal yang diaplikasikan  dalam kebutuhan jauh lebih jelas dan biasanya melibatkan informasi. Padahal disabilitas  pendengaran memiliki kebutuhan ruang yang bersifat lebih spesifik. Penelitian bertujuan berusaha untuk memperbaiki konsep desain asli dengan membuat perguruan tinggi  lebih universal dan mengintegrasikan penerapan desain universal dengan  desain  Deaf Space di ruang kuliah. Ruang kuliah berfungsi sebagai tempat kegiatan belajar mengajar bagi  mahasiswa disabilitas  pendengaran dan strategi untuk mengatasinya. Studi kasus di ruang kuliah gedung CADL di ITB, kemudian dilakukan eksperimen  simulasi ruang kuliah bagi  responden  mahasiswa aktif/alumni/drop out  disabilitas pendengaran dan informan kunci yang memahami regulasi desain universal. Guna memecahkan masalah tersebut, mendesain sebuah konsepsi desain Deaf Space kemudian dijelaskan penerapan konsep desain universal yang terkait aspek elemen interior.  Metode penelitian adalah kualitatif deskriptif dan metode survei dengan teknik wawancara untuk mendapatkan data kebutuhan dari subjek penelitian. Penelitian juga bersifat evaluatif, yaitu menganalisis aspek elemen interior, yaitu area sirkulasi, tata letak furnitur, pencahayaan, warna dan akustik. Hasil penelitian menunjukkan aspe elemen interior tersebut di ruang kuliah belum memenuhi standar desain universal dan desain Deaf Space
Peran Perempuan dalam Tradisi Makan Bajamba pada Rumah Gadang Minangkabau Rosalinda Wiemar; Yasraf Amir Piliang; Deddy Wahjudi; Ruly Darmawan
Ideas: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Budaya Vol 8 No 3 (2022): Ideas: Pendidikan, Sosial, dan Budaya (Agustus)
Publisher : Ideas Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32884/ideas.v8i3.943

Abstract

Minangkabau is an ethnic group in West Sumatra with a matrilineal ideology. The tradition of eating bajamba is an activity that has many meanings and is closely related to the role of women. For this reason, this research was conducted to find out how the role of women and the meaning implied in the tradition of eating bajamba in the rumah gadang. The ethnographic research method was used to obtain literature and field data with a qualitative research approach and descriptive analysis. From the results of the study, it was found that the role of women greatly influenced the process and layout of the area when eating bajamba at the rumah gadang. Research findings can be used as a guide and preserve the implementation of Bajamba eating activities so that they are not eroded by time. Minangkabau adalah kelompok suku-suku di Sumatera Barat yang berpaham matrilineal. Tradisi makan bajamba merupakan kegiatan yang memiliki banyak makna dan sangat berkaitan dengan peran perempuan, karenanya penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana peran perempuan dan makna yang tersirat dalam tradisi makan bajamba di rumah gadang. Metode penelitian etnografi digunakan untuk memperoleh data literatur dan lapangan dengan pendekatan penelitian kualitatif serta analisis deskriptif. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa peran perempuan sangat mempengaruhi proses dan tata letak area pada saat makan bajamba di rumah gadang. Temuan penelitian dapat dijadikan panduan serta melestarikan pelaksanakan kegiatan makan bajamba agar tidak tergerus oleh zaman.
ACHIEVEMENT OF MONUMENTALITY INDICATORS AND PREFERENCES OF TWO GENERATIONS GROUPS ON HISTORICAL MONUMENTS IN JAKARTA Aghastya Wiyoso; Wegig Murwonugroho; Deddy Wahjudi
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol. 6 No. 2 (2022): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v6i2.18879.2022

Abstract

ABSTRACT Monumentality is the quality of buildings and monuments, the achievements of which help shape the identity of the place they exist. As a landmark, the object is indicated monumental through several potentials it has. One historical monument in Jakarta, the National Monument (Monas), which have an important historical record in the development of Jakarta City during the Soekarno’s era and has survived to this day, is significant to study how to fulfill their monumentality indicators not only to strengthen and build public perception of their monumental achievements but also to support strategic plans that can be carried out in the future. The research applies a combined method; qualitative and quantitative approaches. Qualitative research was carried out with theoretical testing regarding the fulfillment of the old and new monumentality indicators on this monument, strengthened through interviews with experts. Quantitative research was conducted to measure the preferences of respondents who were categorized as millennial and pre-millennial groups towards the object of research based on their recall potential or memorability. The potential for remembrance was chosen because it is the perennial essence of monumentality. The results of the study show that the achievement of indicators of monumentality and respondent's preference for the research object, the highest is occupied by Monas, surpasses the achievements of other monuments within the same category and is also well recognized by the Millenials, not much different from the older generation (pre millenial).   There are several points of monumentality indicators that have not been met, especially from the new paradigm, but looking at the facts of the overall achievements of Monas, it can be affirmed that the indications of devaluation of monuments that fail to respond to the needs of their time and society are not proven.       
Analisa Uses & Activities pada Placemaking Gedung Filateli Jakarta Tsara Dhinna Mawardini; Deddy Wahjudi; Gregorius Prasetyo Adhitama
Jurnal Desain Interior Vol 8, No 1 (2023)
Publisher : Pusat Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j12345678.v8i1.16272

Abstract

Bangunan cagar budaya memuat identitas budaya dan merupakan saksi perkembangan peradaban. Namun pada tatanan kehidupan modern bangunan cagar budaya tidak lagi memiliki fungsi yang sama dengan mulanya. Adanya perbedaan fungsi tersebut merupakan salah satu upaya untuk mempertahankan keberadaan bangunan tersebut melalui melahirkan fungsi baru yang menyesuaikan dengan kebutuhan kehidupan sosial budaya saat ini. Siasat tersebut juga merupakan salah satu upaya melaksanakan pembangunan minim emisi dengan cara mengoptimalkan fungsi dari bangunan yang sudah ada. Prinsip yang erat kaitannya dengan praktik optimasilasi bangunan cagar budaya dikenal dengan adaptive reuse. Pada objek bangunan cagar budaya strategi adaptive reuse dijalankan dengan pendekatan placemaking. Gedung Filateli merupakan bangunan cagar budaya yang direvitalisasi dengan pendekatan placemaking. Artikel ini bertujuan untuk mengidentifikasi indikator uses dan activities pada placemaking fase I  Gedung Filateli, khususnya area great hall. Identifikasi indikator uses dan activitiy bertujuan untuk mengetahui terpenuhi atau tidaknya kebutuhan masyarakat melalui pendekatan placemaking yang dilakukan pada Gedung Filateli.  Metoda yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah observasi dan deskriptif. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada placemaking Gedung Filateli khususnya area great hall , area tersebut berhasil mewadahi beragam aktivitas dan program kegiatan sehingga indikator uses dan activities sudah teridentifikasi  dan terpenuhi. 
SEMIOTIKA ROLAND BARTHES SEBAGAI PENDEKATAN UNTUK MENGKAJI LOGO KANTOR POS Ahmad Riyadi Swandhani; Deddy Wahjudi; Lukitaningsih Lukitaningsih
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 12, No 1 (2023): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v12i1.43650

Abstract

Semiotics is a language of signs, semiotics is widely used as a tool to translate something, one of which is the post office logo, the purpose of this study is to see how the semiotic language developed by Roland Barthes can represent the post office logo in the form of a bird and lines and colors. unified, Roland Barthes theorized semiotics is between signs and signs, besides that there are also levels in the meaning of this semiotic theory, this research approach is Semiotic analysis is a qualitative data analysis technique whose goal is to find or systematically analyze symbols or signs in a text , from the results of this study there is a distortion of myth, as a marker is a dove which has a meaning or a sign that a bird has a strong myth as a means of sending letters in historical times, so that the use of Roland Barthes' semiotics can analyze the semiotic language of a h the post office logo, the thing that must be emphasized is the important role of the reader, in the sense that the meaning of a work depends on the person who is of course influenced by many factors both internal and external.Keywords: semiotics, roland barthes, post office. AbstrakSemiotika merupakan Bahasa tanda, semiotika banyak digunakan sebagai alat untuk menerjemahkan sesuatu, salah satunya ialah logo kantor pos, tujuan penelitian ini ialah melihat bagaimana Bahasa semiotika yang di kembangkan oleh roland barthes ini, dapat merepresentasikkan logo kantor pos yang berupa burung dan garis Tarik serta warna yang tersatukkan , roland barthes berteori semiotika ialah antara tanda dan pertanda, disamping itu juga ada tingkatan dalam pemaknaan dari teori semiotika ini, pendekatan penelitian ini ialah Analisis semiotika adalah teknik analisis data kualitatif yang tujuannya untuk menemukan atau menganalisis secara sistematis simbol atau tanda dalam sebuah teks, dari hasil peneltian ini terdapat distorsi pada mitos, sebagai penanda ialah burung merpati yang memiliki makna  atau pertanda burung memiliki mitos yang kuat ikatannya sebagai alat pengiriman surat pada zaman sejarah, sehingga penggunaan semiotika roland barthes dapat menganalisis Bahasa semiotika dari sebuah logo kantor pos, hal yag harus ditekankan ialah pentingnya peran dari pembaca, dalam artian pemaknaan suatu karya tergantung dari personal yang tentunya dipengaruhi oleh banyak faktor baik internal ataupun eksternal.Kata Kunci: semiotika, roland barthes, kantor pos. Authors:Ahmad Riyadi Swandhani : Institut Teknologi BandungDeddy Wahjudi : Institut Teknologi BandungLukitaningsih : Universitas Negeri MedanReferences:Aulia, F., Afriawan, H., & Faisal, D. (2022). Konsistensi Logo Dalam Membangun Sistem Indentitas. Gorga: Jurnal Seni Rupa,11(2), 439-444.Barthes, R. (1964). Rhetoric of the Image. Communication 4, 40-51.Barthes, R. (1967). Element of Semiology. New York: Hill & Wang.Barthes, R. (1972). Mytholgies: New York The Noonday Press Cooper, J.C (2013). An Illustrated Encyclopedia of Traditional Symbols. London: Thames & Hudson.Barthes, R. (2010). Membedah Mitos-Mitos Budaya Massa. Yogyakarta: Jalasutra.Saussure, F. D. (1988). Course in General Linguistics. Yogyakarta: Gajah Mada Univesity Press.Direktorat Jendral Pos dan Telekomunikasi. (1980). Sejarah Pos dan Telekomunikasi di Indonesia Jilid IV Masa Demokrasi Terpimpin. Jakarta: Cahaya Makmur.Gunalan, S., & Hasbullah, H. (2020). Analisis pemaknaan semiotika pada karya iklan layanan masyarakat. Jurnal Nawala Visual, 2(2), 44-51. https://doi.org/10.35886/nawalavisual.v2i2.117.Gunalan, S., Haryono, H., & Yasa, I. N. M. (2022). Analisis Pemaknaan dan Tanda Pada Desain Logo GP Mandalika Series. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 11(1), 212-219. https://doi.org/10.24114/gr.v11i1.34285Hartoko, D. (1991). Manusia dan Seni. Jakarta: Kansius.Khairi, A. I., & Hafiz, A. (2022). Kajian Estetika Lukisan Realis Kontemporer Drs. Irwan, M. Sn. yang Berjudul di Ujung Tanduk. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 11(1), 138-146. https://doi.org/10.24114/gr.v11i2.39802.Liliweri, A. (2003). Dasar-Dasar Komunikasi Antar Budaya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.Linschoten, J., & Mansyur. (1983). Pengantar Ilmu Jiwa. Bandung: Jemmars.Miswar, M., Rian, R., Muler, Y., & Rajudin, R. Studi Warna Dan Gaya Pada Karya Yazid. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 11(2), 370-378. https://doi.org/10.24114/gr.v11i2.38384.Mudjiyanto, B., & Nur, E. (2013). Semiotics In Research Method of Communication [Semiotika Dalam Metode Penelitian Komunikasi]. Jurnal Pekommas, 16(1), 73-82. https://doi.org/10.30818/jpkm.2013.1160108.Piliang, Y. A. (2004). Semiotika Teks: Sebuah Pendekatan Analisis Teks. Mediator: Jurnal Komunikasi, 5(2), 189-198. https://doi.org/10.29313/mediator.v5i2.1156.Prang, L. (1876). The Theory of Colour. Boston: Massachusetts.Purbasari, M., & Jakti, R. A. (2014). Warna Dingin Si Pemberi Nyaman. Humaniora 5(1), 357. https://doi.org/10.29313/mediator.v5i2.1156.Richards, J., Platt, J., & Weber , H. (1985). Longman Dictionary of Applied Linguistics. Harlow: Longman.Rustan, S. (2009). Mendesain Logo. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.Tinarbuko, & Sumbo. (2008). Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta: Jalasutra.Zakiy, R. A. (2020). Analisis Semiotika Iklan Cetak LA Lights "Jangan mau diadu" Versi Ayam. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 9(2), 232-235. https://doi.org/10.24114/gr.v9i2.19551. 
KAJIAN POLA KONTROL PRIVASI PENGHUNI TERHADAP PENERAPAN KONSEP SOHO (SMALL OFFICE HOME OFFICE) PADA RUMAH TINGGAL DI KOTA BANDUNG TODDY HENDRAWAN YUPARDHI; DEDDY WAHJUDI; BAGUS HANDOKO
Serat Rupa: Journal of Design Vol 1 No 1 (2016): SRJD-JANUARY
Publisher : Faculty of Humanities and Creative Industries, Maranatha Christian University (formerly Faculty of Fine Arts and Design)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28932/srjd.v1i1.445

Abstract

The effect of various urban problems and the increasing of advanced information technology, leading the concept of SOHO (Small Office Home Office) as an alternative solution in operating small- to medium-scale home-based business are set to have significant application in recent years in Indonesia. Yet the context of residential home as a private space for activity of a family live is resulting in chances of privacy conflicts when it is matched to concept of SOHO application inclining to have social and open-ended characteristics for the public. Therefore, the privacy control is necessary for maintaining dweller’s privacy and homeostatic condition in residential home.The aim of this research was to understand how was the pattern of privacy control by means of visual, audio, and olfactory interaction that take place in 10 residential home units chosen for object of study. This research is a qualitative study which delivered descriptively through interpretative analysis using theory of Behavior Setting approach, and such supporting theories as dwelling theory, theory of adaptation and adjustment, theory of privacy, territorial, and personal space. The results of the research shown that the privacy control pattern is more intomanaging visual interaction related to privacy by means of privacy artifact control, differentiation of floor level or using verbal language. Overall results of analysis of privacy control variable are then proposed as tendency of dweller privacy control design to apply concept of SOHO to residential home. Keywords: control; home, office; privacy; SOHO