Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Model Moderasi Beragama di Desa Sidodadi Kecamatan Garum Kabupaten Blitar Nanang Zamroji; Zainal Rosyadi; Umi Nahdiyah; Mayang Rohma Widiastuti
Jurnal Pendidikan : Riset dan Konseptual Vol 5 No 4 (2021): Volume 5, Nomor 4, Oktober 2021
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Nahdlatul Ulama Blitar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.259 KB) | DOI: 10.28926/riset_konseptual.v5i4.413

Abstract

Di negara Indonesia kemajemukan etnis, budaya, bahasa, dan agama adalah merupakan kenyataan dan realitas. Pluralitas pada hakikatnya merupakan realitas kehidupan itu sendiri, yang tidak bisa dihindari dan ditolak. Karena pluralitas merupakan sunatullah, maka eksistensi atau keberadaannya harus diakui oleh setiap manusia. Dalam konteks hubungan antar kelompok, agama memang dapat menjadi unsur perekat dan dapat juga menjadi unsur pemecah, tergantung pada bagaimana pemeluknya memposisikan agama yang dipeluknya itu bagi acuan berfikir, bersikap dan berperilaku dalam hubungan dengan kelompok lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk : (1) Mendeskripsikan pola Interaksi Sosial Dalam Membangun Moderasi Umat beragama Di Desa Sidodadi Kecamatan Garum Kabupaten Blitar. (2). Mendeskripsikan bentuk-bentuk Moderasi Umat beragama Di Desa Sidodadi Kecamatan Garum Kabupaten Blitar. Untuk mencapai tujuan tersebut, digunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis fenomenologi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa : (1) Bentuk pola interaksi sosial di Desa Sidodadi bersifat asosiatif yang mengarah pada bentuk hubungan seperti : kerjasama, akomodasi, dan asimilasi. Dalam hal interaksi sosial, masyarakat desa Sidodadi tidak terhalang oleh latar belakang agama yang mereka imani. mereka berinteraksi secara moderat. Dengan adanya pluralisme agama di desa Sidodadi membentuk nilai-nilai seperti nilai agama, dan nilai kebudayaan yang tentunya bisa membentuk moderasi antar umat beragama seperti, penerapan nilai-nilai agama dalam kehidupan masyarakat dapat menciptakan keteraturan sosial. Yang mana masing masing agama mengajarkan pentingnya berkehidupan sosial sesama umat manusia. (2). Dari hasil observasi di lapangan, ada tiga kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat desa Sidodadi yaitu Kegiatan agama, Kegiatan Desa, dan kegiatan kesenian. Yang secara turun temurun yang menyebabkan mereka bisa hidup moderat dan dinamis. Salah satu indikatornya bahwa dalam waktu yang sangat lama hampir tidak pernah terjadi ada benturan horizontal antar umat sehingga mengganggu hubungan keduanya. Hal mendasar yang menjadi penyebab harmonisnya hubungan keduanya adalah adanya saling pengertian dan toleransi di antara mereka
PENGUATAN GENERASI MODERAT SISWA SMAN SUTOJAYAN DAN SMAN 4 KOTA BLITAR Nanang Zamroji; Umi Nahdiyah; Adi Tri Atmaja; Fathul Niam; Awaludin Jamil; Ana Safitri; Chairumin Alfin; Redhitya wempi Ansori; Agus Yulianto; Zainal Rosyadi; Siti Uswatun Kasanah; Khoirul Wafa
Jurnal Padamu Negeri Vol. 2 No. 2 (2025): April : Jurnal Padamu Negeri (JPN)
Publisher : CV. Denasya Smart Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69714/pt31jf26

Abstract

Indonesia is a country characterized by a diversity of religions and beliefs. All elements of society are needed to achieve a harmonious life. Intolerant and extreme behavior not only targets the general public in the real and virtual worlds, but has now spread to educational institutions. Activities such as halaqah (Islamic religious gatherings) and other closed religious studies that are not accompanied by a moderate understanding of religious teachers can encourage the emergence of exclusivist, exploitative, and intolerant attitudes in educational institutions. Strengthening moderate attitudes must be carried out in a structured manner in various aspects of community life, including educational institutions, because they play a strategic role in fostering moderate understanding and can even serve as laboratories for religious moderation. If the strengthening of moderate attitudes in educational institutions is not optimized, they will certainly become easy targets for the infiltration of splinter and intolerant ideologies. Therefore, educational institutions are a highly effective medium for strengthening the character of students who are broad-minded, open, and tolerant in the dynamics of life as a diverse nation and state.
Pembelajaran Fikih dalam Kitab Matan Al-Ghayah wa At-Taqrib karya Abu Suja’ Siti Uswatun Kasanah; Zainal Rosyadi; Muh. Mirwan Hariri; Arif Muzayin Shofwan
Sujud: Jurnal Agama, Sosial dan Budaya Vol. 1 No. 2 (2025): MEI 2025
Publisher : Indo Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu Kitab Matan Al-Ghayah wa At-Taqrib karya Syaikh Al-Qadli Abu Suja’ Ahmad bin Al-Husain bin Ahmad Al-Isfahan merupakan kitab fikih bermadzab Syafii yang popular di pesantren. Penelitian kualitatif dengan studi kepustakaan ini membahas isi pembelajaran dalam kitab tersebut. Teknik analisa datanya menggunakan analisis isi dengan memilah-milah hal-hal yang sesuai dengan fokus dan tujuan penelitian. Penelitian ini menghasilkan temuan sebagaimana berikut. Pertama, Kitab Matan Al-Ghayah wa At-Taqrib merupakan kitab yang enak dibaca dan mudah dicerna bagi penuntut ilmu yang baru mengenal dan memulai belajar fikih. Kedua, Kitab Matan Al-Ghayah wa At-Taqrib memuat 17 kitab, antara lain: hukum bersuci; hukum shalat; hukum zakat; hukum puasa; hukum haji; hukum jual beli, tansaksi kontrak kerja, dan lainnya: hukum waris dan wasiat; hukum perkawinan dan hal-hal yang berkaitan dengannya; hukum tindakan kriminal; macam-macam hukuman; hukum perang di jalan Allah; hukum binatang buruan dan sembelihan; hukum lomba balap dan memanah; hukum sumpah dan nadzar; hukum peradilan dan kesaksian; hukum memerdekakan hamba sahaya; dan hukum berbagai macam najis dan hukum-hukumnya.